Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS PSIKOLOGIS SASTRA DALAM NOVEL GOAH KARYA LISANTIKA

NUR ASYIAH

PROPOSAL PENELITIAN

diajukan untuk memenuhi mata kuliah Seminar Proposal Penelitian yang diampu oleh
Dr. H. Didin Sahidin, M. Pd., dan Dr. H. Agus Hamdani, M. Pd

Oleh
HALIM AMRULOH
1721317

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU SOSIAL, BAHASA, DAN SASTRA
INSTITUT PENDIDIKAN INDONESIA
2020
A. Latar Belakang Masalah
Karya sastra merupakan hasil ciptaan rekaan manusia bukan hanya memberikan
hiburan tapi juga memberi nila, baik itu nilai keindahan maupun nilai-nilai ajaran hidup
moral. Sastra juga merupakan suatu bentuk hail pekerjaan yang suatu objeknya adalah
manusia dan kehidupanya, dengan bahasaa sebagai mediumnya. Dari hasil karya itu
seorang pengarang dapat mengekspresikan perasaan dirinya kedalam sebuah bentuk
tulisan sebagai media dalam suatu bentuk yang lebih nyata.
Secara umum sastra terdiri dari tiga jenis, yaitu puisi, prosa, dan drama. Puisi
merupakan jenis sastra yang bentuknya dipilih dan ditata dengan cermat sehingga
mampu mempertajam kesadaran orang akan seuatu pemahaman khusus baik itu
memlaui bunyi, irama, dan makna khusus. Puisi mencangkup seperti sajak, pantun, dan
balada. Prosa termasuk jenis sastra yang dibedakan dari puisi karena tidak terikat oleh
irama, rima, atau bunyi. Bahasa prosa dekat dengan bahasa sehari-hari yang dimiliki
manusia. Yang termasuk prosa, antara lain cerita pendek, novel, novelet, esai dan
roman.
Novel merupakan karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita
kehidupan seseorang dengan orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan
sifat pelaku. Dalam novel juga terdapat beberapa jenis salah satunya adalah Novelet.
Novelet merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa naratif yang panjang,
berisikan rangkaian cerita kehidupan dengan menonjolkan watak dan sifat tertentu
dalam setiap kisah yang diceritakan. Bentuk Novelet juga biasanya lebih panjang dari
cerpen dan lebih pendek dari novel, pada kisah dan adegan yang ditampilkan pada
novelet dalam tempo sedang, bertahap, dan sedikit melompat.
Novel juga memiliki unsur-unsur didalamnya. Unsur-unsur ini terdiri dari unsur
instrinsik dan ekstrinsik. Unsur-unsur intrinsik membangun karya dari dalam seperti
alur, tema, plot, tokoh, latar, penokohan, gaya bahasa dan amanat. Unsur ekstrinsik
merupakan unsur-unsur yang membangun sastra dari luar seperti pendidikan, agama,
ekonomi, filsafat, psikologi, moral, sosial, dan latar belakang pengarang.
Menurut Wellek dan Werren (dalam Nurgiyantoro, 1995, Hlm. 23-24) novel
dibagi atas dua unsur ada unsur intrinsik dan ekstrinsik. Kedua unsur ini berpengaruh
dalam sebuah karya sastra dan saling berhubungan dalam membangun unsur novel.
Unsur ekstrinsik seperti psikologi berpengaruh ketika seorang pengarang akan
menggambarkan kepribadian tokoh. Pengarang juga dapat menuangkan pikiran bahkan
imajinasi yang dekat dengan kehidupan manusia melewati tokoh. Tokoh tersebut
merupakan kepribadian manusia, baik itu melalui emosi, watak bahkan juga konflik,
baik itu konflik dari dalam diri sendiri atau konflik batin dan konflik antar tokoh.
Novel yang akan diteliti adalah GOAH merupakan sebuah novelet yang ditulis
oleh Lisantika Nur Asyiah pada tahun 2020. Peneliti memiliki beberapa alasan dalam
memilih novelet ini, novel menjadi novel best seller dan penulis terbaik dalam genre
horor di penerbit Sinar Pena Amala. Oleh karena itu tentu saja novel ini memiliki
banyak penggemar dikalangan pembaca dan penulis buku. Dilihat dari para tokoh dan
segi bahan cerita novel ini memiliki isi cerita yang mengajar dan menghibur, jadi
memiliki daya tarik ketika seseorang ingin membaca dan meneliti lebih jauh.

Dengan hal ini peneliti akan meneliti dengan teknik deskriptif kualitatif dengan
pendekatan psikologi sastra. Peneliti juga menggunakan teori psikoanalisa Sigmund
Freud, yang secara langusng berbicara tentang proses penciptaan seni sebagai akibat
tekanan dan timbuhan masalah di alam bawah sadar yang kemudian disublimasi ke
dalam bentuk penciptaanya karya seni. Dalam teori Sigmund Freud terdapat id, ego,
dan superego dalam diri manusia yang menyebabkan manusia selalu berada dalam
keadaan dalam dirinya, resah, gelisah, tertekan, dan lain-lain. Namun, bila ketiganya
bekerja dengan seimbang, akan memperlihatnkan watak yang wajar (Endraswara, 2003,
Hlm. 196-197).
Alasan peneliti memakai psikologi sastra, karena tokoh utama dalam novelet ini
memiliki kepribadian yang unik. Ia adalah seorang anak gadis kecil Sejak berumur 7
tahun, Sita selalu memiliki rasa penasaran yang tinggi. Rumah neneknya yang antik
menjadi salah satu hal yang paling dia ingin cari tahu. Terutama sebuah ruangan unik
yang sering dijauhkan Sukaesih, Nini Sita. Tempat itu disebut dengan Goah. Goah
adalah tempat orang sunda penyimpanan padi atau gudang. Orang jaman dulu kadang
menggunakannya sebagai tempat menyimpan sajen. Anak-anak selalu dilarang untuk
mendekati, apalagi masuk ke dalam Goah, karena konon tempat yang sakral.
Rasa ingin tahu, membuat Sita nekad mendekati Goah. Ketika hendak
memasuki Goah Sita dikagetkan oleh sosok Buta yang menjaga pintu masuknya. 10
tahun kemudian, Sita masih merasa penasaran dengan Goah yang dikeramatkan
keluarganya. Hal itu mendorong Sita untuk melanggar pantangan dan masuk ke dalam.
Sita melakukan lintas dimensi dan masuk ke alam ghaib. Di alam ghaib itu dia bertemu
dengan Niskala, seorang pemuda tampan yang memikat hatinya. Namun sesuatu yang
telah Sita pantang mengantarkannya pada sesuatu yang tidak disangka-sangka. Sebuah
rahasia yang tersingkap.
Berdasarkan latar belakang ini, penulis Menyusun skripsi dengan judul
“ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA DALAM NOVEL GOAH KARYA
LISANTIKA NUR ASYIAH”

B. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, agar tetap terfokus dan tidak melebar melewati fokus
permasalahan perlu adanya pembatasan masalah. Dalam penelitian ini, penulis
menggunakan teori psikoanalisa dari Sigmund Freud, yaitu Id, Ego, dan Superego.
1. Id adalah system kepribadian yang paling dasar, system yang berada di dalam naluri
bawaan.
2. Ego adalah system kepribadian yang bertindak sebagai pengarah individu kepada
objek dari kenyataan dan menjalankan fungsinya berdasarkan relalitas.
3. Superego adalah sistem kepribadian yang berisikan nilai atau aturan yang bersifat
evaluatif (menyangkut baik dan buruk).

Jadi aspek psikologi yang dimaksud dalam skripsi ini yaitu Id, ego, superego yang
terdapat pada tokoh utama dalam Novelet GOAH karya Lisantika Nurasyiah.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan batasan masalah, rumusan masalah
dalam sripsi ini dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana aspek psikologi tokoh utama dalam novelet Goah berdasarkan teori
psikoanalisa Sigmeund Freud ?
2. Bagaimanakah unsur intrinsik dan ekstrinsik pada novelet Goah Karya Lisantika ?

D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui aspek spikologi tokoh utama dalam novelet Goah berdasarkan teori
psikoanlisa Sigmeund Freud.
2. Mengetahui unsur intrinsik dan ekstrinsik pada novelet Goah Karya Lisantika Nur
Asyiah.
E. Manfaat Penelitian
Pada hakikatnya penelitian ini dilakukan untuk mendapat suatu manfaat.
Manfaat dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yakni manfaat teoritis dan manfaat
praktis. Adapun kedua manfaat tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Manfaat secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan dan memperkaya
khazanah ilmu pengetahuan yaitu pemahaman unsur pembangun karya sastra yang
berhubungan dengan aspek psikologis, untuk mengungkap sebuah kepribadian
dalam sebuah karya sastra.

2. Manfaat Praktis
Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat membantu pemahaman
tentan psikologi sastra dalam novelet Goah Karya lisantika Nur Asyiah, serta
penelitian ini diharapkan menjadi bahan bacaan dan bahan pertimbangan untuk
memotivasi idea atau gagasan baru yang lebih kreatif dan inovatif di masa yang
akan datang.

F. Anggapan Dasar
Beberapa asumsi yang dapat penulis ungkapkan mengenai penelitian yang akan
penulis lakukan adalah mengenai Analisis sastra merupakan telaah terhadap suatu
karya sastra dengan menggunakan unsur-unsur pembangunan atau pembentuknya
serta pertalian anatara unsur-unsur tersebut. Pendekatan psikologi juga merupakan
pendekatan yang bertolak dari asumsi bahwa karya sastra selalu saja membahas tetang
peristiwa kehidupan manusia.

G. Kajian Teori
1. Hakikat Novel dan Novelet
a. Novel berasal dari kata Latin novellus yang diturunkan pula dari kata novies
yang berarti “baru”. Dikatakan baru karena kalau dibandingkan dengan jenis-
jenis sastra lainya seperti puisi, drama, dan lain-lain, maka jenis novel ini
muncul kemudian (Henry Guntur, 1993, Hlm. 164). Jadi, dari pengertian para
ahli dapat disimpulkan bahwa novel adalah cerita dalam bentuk prosa dalam
ukuran luas yang merupakan pengungkapan dari fragmen kehidupan manusia
berupa suasana cerita yang beragam, terjadinya konflik-konflik yang akhirnya
menyebabkan terjadinya perubahan jalan hidup terhadap para pelakunya.

b. Novelet merupakan salah satu karya sastra berbentu prosa fiksi yang ukurannya
lebih kecil dari novel dan lebih besar dari cerpen. Ukuran yang dimaksudkan
bukanlah dari segi bentuknya, tetapi dari isi di dalamnya yang biasanya lebih
tebal dari cerpen tetapi tidak lebih tebal dari novel. Akan tetapi, di Eropa novelet
lah yang mempengaruhi cerpen dan novel hingga berkembang sebaik sekarang.
Dibeberapa bahasa di Eropa, novelet adalah gendre sastra yang umum. Namun,
di dalam bahasa Inggris novelet masih cukup minim. Para penulis fiksi ilmiah
dan fantasi Amerika mendefinisikan ukuran pada novelet yakni antara 17.500-
40.000 kata.

2. Jenis-jenis Novel dan Novelet


Jenis novel dan novelet dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu:
1. Berdasarkan kejadian nyata dan tidak nyata
Fiksi merupakan jenis novel atau novelet yang di dalamnya berisikan kejadian-
kejadian yang tidak ada di dunia. Novel ini juga sering disebut sebagai novel
fantasi, di dalamnya berisikan tentang imajinasi dan fiktif pengarang saja.
Contohnya: Harry Potter karya J. K. Rowling, Serial Matahari, Bumi, Bulan,
Bintang, Komet karya Tere Liye, The Hunger Games karya Suzzane Collins ,
dan lain-lain.
Non-fiksi merupakan jenis novel yang ditulis sesuai dengan pengalaman
pribadi sang penulis. Bentuk tulisan ini juga diartikan sebagai cerita yang ilmiah
atau pernah ada sebelumnya. Contohnya seperti: Laskar Pelangi karya Andrea
Hirata, Sematkan Rinduku di Dadamu karya Mira W, Dilan 1990 karya Pidi
Baiq, dan lain-lain.
2. Berdasarkan Gendre Cerita
Romantis, merupakan jenis novel dan novelet yang di dalamnya berisikan kasih
sayang dan rasa cinta. Contohnya: Ayat-ayat Cinta karya Habibburahman El
Shirazy dan masih banyak lagi.
Horor, merupakan jenis novel dan novelet yang berisikan kisah-kisah
menyeramkan, betopik pada pembahasan tentang cerita hantu dan terkesan
menakutkan. Contohnya: Danur karya Risa Saraswati.
Misteri merupakan kisah yang mengisahkan tentang hal-hal yang membuat
penasaran pembaca dan tentang misteri. Contohnya: Murder on the Orient
Express karya Agatha Christie.
Komedi merupakan kisah berisikan tentang komedi atau hal-hal yang bisa
membuat tertawa dan menghibur. Contohnya Kambing Jantan karya Raditya
Dika.
Inspiratif merupakan merupakan kisah-kisah yang membahas tentang cerita
Misalnya: Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi.
3. Berdasarkan Isi dan Tokoh
Teenlit, merupakan kisah yang berisi tentang cerita remaja.
Chicklit, merupakan kisah yang ebrisi tentang perempuan muda dan permasalahan
yang dihadapi.
Songlit, merupakan kisah yang ditulis berdasarkan cerita lagi lagu.
Dewasa, merupakan kisah yang berisi tentang cerita orang dewasa.

3. Unsur-unsur Novel dan Novelet


Terdapat dua unsur yang membangun cerpen, yakni unsur intrinsik dan ekstrinsik:
a. Unsur Intrinsik
Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun dari dalam karya sastra, diantanya
yaitu:
• Tema
Tema merupakan pokok pikiran yang mendasari jalannya cerita. Juga dapat
diartikan sebagai gagasan pokok yang menjalin persoalan, peristiwa-peristiwa
yang terjadi pada suatu cerpen. Tema bersifat general yang bisa diadopsi dari
lingkungan sekitar, imajinasi maupun kish pribadi penulis, permasalahan
dimasyarakat, sejarah, perjuangan, dan lain-lain.
• Alur/Plot
Alur merupakan rangkaian pristiwa yang terdapat di dalam cerita. Rangkaian
cerita ini memiliki hubungan sebab-akibat sehingga dapat membentuk suatu
kesatuan. Tahapan alur termasuk ke dalam struktur dari cerpen yaitu, abstrak,
orientasi, resolusi, komplikasi, pencapaian konflik, puncak konflik, resolusi,
koda.
• Latar:
Latar berisikan tempat, waktu, lingkungan dan keadaan budaya serta sosial
yang melatarbelakangi terjadinya kisah di dalam cerpen.
Latar yang dibahas di dalm cerpen umunya ada tiga bagian, yaitu:

1.Latar waktu; keterangan kapan terjadinya peristiwa.


2. Latar tempat; keterangan dimana terjadinya pristiwa.
3. Latar suasana; keterangan bagaiamana gambaran pristiwa/suasana.
• Tokoh dan Penokohan

Tokoh merupakan pemain atau seseorang yang bertindak di dalam cerita.


Tokoh ini sangat berperan penting di dalam cerita sebab sikap dan perannya
berfungsi dalam membentuk cerita. Sedangkan penokohan adalah karakter
atau watak dari tokoh yang diceritakan dalam cerpen.
Penokohan dalam cerita terdiri atas 3, yaitu:

1. Protagonis; tokoh berwatak baik yang menjadi pemeran utama.


2. Antagonis; tokoh penentang pemeran utama.
3. Tritagonis; tokoh pembantu, atau penengah dari tokoh antagonis dan
protagonis.
• Sudut Pandang
Sudut pandang berhubungan dengan pandangan utama yang merupakan
strategi pengarang dalam menyampaikan ceritanya.
Sudut pandang terdiri atas 2, yakni:
1. Sudut pandang orang pertama: pengarang terlibat langsung dalam cerita.
Kata ganti yang digunakan yakni orang pertama yakni, “aku, saya, dan
sebagainya.”
2. Sudut pandang orang ketiga: pengarang tidak terlibat langsung. Kata ganti
yang digunakan orang ketiga, yakni “dia, mereka, dan sebagianya” yang
terbagi atas orang ketiga terarah dan orang ketiga serba tahu..
• Amanat

Amanat merupakan pesan moral maupun ajaran positif yang disampaikan


penulis kepada pembaca. Pesan moral ini biasanya tidak dituliskan secara
langsung melainkan tersirat di dalam pemaknaan cerita yang dapat
disimpulkan oleh pembaca itu sendiri.
4. Unsur Ekstrinsik

Unsur ekstrinsik adalah unsur pembangun yang dipengaruhi dari luar karya
sastra.

• Latar Belakang Masyarakat

Berkaitan dengan faktor-faktor di dalam lingkungan masyarakat yang


mempengaruhi penulis dalam menulis karya cerpennya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi latar belakang masyarakat, yaitu:

1. Ideologi negara
2. Kondisi politik suatu negara
3. Kondisi ekonomi suatu negara
4. Kondisi sosial suatu negara
• Latar Belakang Penulis

Berkaitan dengan faktor yang mendorong dan memotivasi penulis dalam


membuat karya cerpen. Unsur ini juga sering dikenal sebagai unsur biografi
karena berkaitan erat dengan diri penulis
Faktor-faktor tersebut, meliputi:
1. Riwayat hidup penulis: berisikan biografi secara keseluruhan. Hal ini
berkaitan dengan sudut pandang tentang karya yang akan dihasilkan
berdasarkan pengalaman-pengalaman hidupnya. Sering kali, faktor ini
mempengaruhi gendre dan gaya bahasa yang akan dihasilkan seorang
penulis.
2. Kondisi psikologis: berisikan motivasi dan minat seorang penulis yang
dapat ikut mempengaruhi sesuatu yang dituliskannya, misalnya temaa yang
akan diangkat berhubungan dengan senang atau sdihnya.

• Nilai-nilai yang Terkandung

Nilai atau norma yang melatarbelakangi dibuatnya cerpen yaitu:

1. Nilai agama: hal-hal yang bisa dijadikan bahan pembelajaran kerelegiusan


yang terkandung di dalam cerpen.
2. Nilai sosial: nilai yang bisa dipetik dari interaksi-interaksi tokoh dengan
tokoh lain serta lingkungan dan masyarakat sekitar yang diceritakan dalam
cerpen.
3. Nilai moral: berkaitan dengan etika auapun akhlak yang di dalm masyarakat
yang dituliskan dalam suatu cerpen, nilai ini bisa berupa nilai baik dan nilai
buruk.
4. Nilai budaya: nilai ini beraitan dengan tradisi, kebiasa, dan adat istiadat
yang berlaku di dalam masyarakat.

5. Psikologi Sastra
Hubungan psikologi dan sastra
Manusia sebagai makhluk hidup juga merupakan objek dari filsafat yang
antara lain membicarakan soal hakekat manusia, tujuan hidup manusia dan
sebagainya. Sekalipun psikologi pada akhirnya memisahkan diri dari filsafat, karena
metode yang ditempuh sebagai salah satu sebabnya, tetapi psikologi masih tetap
mempunyai hubungan dengan filsafat, terutama mengenai hal-hal yang menyangkut
sifat hakekat serta tujuan dari ilmu pengetahuan itu. Sastra pada hakikatnya adalah
hasil kreativitas pengarang menggunakan media bahasa yang diabadikan untuk
kepentingan estetis. Yang berarti, di dalamnya ternuansakan suasana kejiwaan
pengarang, baik suasana piker maupun suasana rasa yang ditangkap dari gejala
kejiwaan orang lain (Roekhan dalam Endraswara,Hlm. 1990:91).
Antara sastra dan psikologi dapat bersimbiosis dalam perannya terhadap kehidupan,
apalagi keduanya memiliki persamaan fungsi bagi hidup ini. Keduanya
sama-sama berurusan dengan persoalan manusia sebagai makhluk individu maupun
sosial. Keduanya juga memanfaatkan landasan yang sama, yaitu menjadikan
pengalaman manusia sebagai bahan utama penelaahan. Itulah sebabnya, pendekatan
psikologi dianggap penting penggunaannya dalam penelitian dan kritik sastra. Dalam
konteks ini, psikologi dapat diberlakukan sebagai alat analisis, baik dalam bentuk
umum, seperti psikoanalisis yang diperkenalkan Freud (Endraswara,2008, Hlm. 15).

6. Teori Kepribadian Sigmund Freud


Teori perkembangan (Psikoanalisis) Sigmund Freud mengemukakan
bahwa kehidupan jiwa memiliki tiga tingkat kesadaran. Yakni id, ego serta
Superego. Berikut ini penjelasan mengenai komponen struktural tingkat
kesadaran yang dikemukakan oleh Sigmund Freud, yaitu:

• Id adalah sistem kepribadian yang asli, dibawa sejak lahir. Dari id ini
kemudian akan muncul ego dan superego. Saat dilahirkan, id berisi semua
aspek psikologik yang diturunkan, seperti insting, impuls dan drives. Id
berada dan beroperasi dalam daerahunansdous, mewakili subjektivitas
yang tidak pemah disadari sepanjang usia. Id berhubungan erat dengan
proses fisik untuk mendapatkan energi psikis yang digunakan untuk
mengoperasikan sistem dari struktur kepribadian lainnya. Id beroperasi
berdasarkan prinsip kenikmatan (pleasure principle), yaitu berusaha
memperoleh kenikmatan dan menghindari rasa sakit.

• Ego berkembang dari id agar orang mampu menangani realita; sehingga


ego beroperasi mengikuti prinsip realita (reality principle); usaha
memperoleh kepuasan yang dituntut Id dengan mencegah terjadinya
tegangan baru atau menunda kenikmatan sampai ditemukan objek yang
nyata-nyata dapat memuaskan kebutuhan. Prinsip realita itu dikerjakan
melalui proses sekunder (secondary process), yakni berfikir realistik
menyusun rencana dan menguji apakah rencana itu menghasilkan objek
yang dimaksud. Proses pengujian itu disebut uji realita (reality test)
melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah difikirkan secara
realistik. Dari cara kerjanya dapat difahami sebagian besar daerah operasi
ego berada di kesadaran, namun ada sebagian kecil ego beroperasi di
daerah prasadar dan daerah tak sadar .Ego adalah eksekutif (pelaksana) dari
kepribadian, yang memiliki dua tugas utama; pertama, memilih stimuli
mana yang hendak direspon dan atau insting mana yang akan dipuaskan
sesuai dengan prioritas kebutuhan.

• Superego Superego adalah kekuatan moral dan etik dari kepribadian, yang
beroperasi memakai prinsip idealistik (idealisticprinciple) sebagai lawan
dari prinsip kepuasan Id dan prinsip realistik dari Ego. Superego
berkembang dari ego, dan seperti ego dia tidak mempunyai energi sendiri.
Sama dengan ego, superego beroperasi di tiga daerah kesadaran. Namun
berbeda dengan ego, dia tidak mempunyai kontak dengan dunia luar (sama
dengan Id) sehingga kebutuhan kesempurnaan yang diperjuangkannya
tidak realistik (Id tidak realistik dalam memperjuangkan kenikmatan).
H. Definisi Operasional
Definisi Operasional merupakan petunjuk atau pedoman yang memberikan arahan
terhadap istilah yang digunakan dalam penelitian. Hal tersebut dilakukan untuk
menghindari terjadinya ambiguitas. Penjelasan istilah-istilah yang berhubungan dengan
penlitian ini, sebagai berikut.
1) Pendekatan Psikologis merupakan pendekatan yang bertolak dari asumsi bahwa karya
sastra selalu saja membahas tentang peristiwa kehidupan manusia. Manusia senantiasa
memperlihatkan perilaku beragam. Berdasarkan kenyataan diatas maka untuk
mengenal dan memahami watak serta karakter manusia dalam karya sastra diperlukan
sebuah pendekatan psikologis. Para ahli sastra berusaha menguraikan kemungkinan
yang dapat dimanfaatkan bagi para penliti sastra untuk mengkaji karya secara
psikologis.
2) Novel adalah cerita dalam bentuk prosa dalam ukuran luas yang merupakan
pengungkapan dari fragmen kehidupan manusia berupa suasana cerita yang beragam,
terjadinya konflik-konflik yang akhirnya menyebabkan terjadinya perubahan jalan
hidup terhadap para pelkunya.
3) Novelet merupakan salah satu karya sastra berbentuk prosa diksi yang ukuranya lebih
kecil dari novel dan lebih besar dari cerpen.

I. Metode dan Teknik Penelitian


Metode dan Teknik penelitian merupakan komponen yang paling penting dalam
penelitian. Metode dan Teknik penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kualitatif, yaitu mengungkapkan kepribadian tokoh utama dalam novelet Goah. Penelitian
kualitatif juga bertujuan untuk memperoleh gambaran seutuhnya mengenai suatu hal
menurut pandangan manusia yang diteliti. Penelitian kualitatif berhubungan dengan ide,
persepsi, pendapat, atau kepercayaan orang yang diteliti kesemuanya tidak dapat diukur
dengan angka (Sulistyo-Basuki, 2006, Hlm. 78).

J. Data dan Sumber Data


1) Data
Data pada hakikatnya adalah objek penelitian beserta dengan konteksnya. Data dari
penelitian ini adalah kalimat-kalimat yang menunjukan aspek psikologis pada tokoh
utama novelet Goah karya Lisantika Nur Asyiah.
2) Sumber Data
Menurut Sutopo (2006, Hlm.56-57), seumber data adalah tempat data diperoleh dengan
menggunakan metode tertentu baik berupa manusia, artefak, ataupun dokumen-
dokumen. Pada penelitian kali ini sumber data yang digunakan adalah buku Novelet
yang berjudul Goah Karya Lisantika Nur Asyiah.

K. Teknik Pengumpulan Data


Data merupakan bahan penting yang digunakan oleh peneliti untuk menjawab
pertanyaan atau menguji hipotesis dan mencapai tujuan penlitian. Teknik pengumpulan
data dalam penelitian ini adalah studi Pustaka. Maksudnya dengan cara membaca bacaan
yang menunjang dalam penyelesaian masalah, khusunya objek penelitian yang ada pada
buku novelet Goah karya Lisantika Nur Asyiah, yang dibaca dengan cermat dan sunguh-
sungguh guna dapat memperoleh pemahaman tetang isi novelet tersebut dan mencatat hal-
hal yang berhubungan dengan masalah penelitian ini yakni analisis sosiologi dan psikologi
sastra yang terdapat di dalam nobelet Goah karya Lisantika Nur Asyiah.

L. Teknik Analisis Data


Menurut Sugiono (2010, Hlm.335), teknik analisis data merupakan proses mencari
data, Menyusun data secara sistematis data yang diperoleh bisa dari hasil wawancara,
catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam
kategori.
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode analisis desriptif.
Metode ini bertujuan untuk mengkaji aspek psikologi tokoh utama dalam novelet Goah
karya LIsantika Nur Asyiah dengan pendekatan psikologi yang dikembangakan oleh
Sigmund Freud.

M. Jadwal Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian ini akan dilaksanakan dalam waktu 5 bulan terhitung
dari bulan Januari 2020 hingga bulan juni 2020.
No Kegiatan Bulan
Desember Januari Februari Maret April Mei
1 Penulisan v v
proposal
2 Pengumpulan v v
data
3 Analisis data v
4 Penulisan v
laporan
DAFTAR PUSTAKA

Sugiono. 2016. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Penerbit Alfabeta

Endawarsa, Suwardi.2003.Metodologi Penelitian Sastra. Jakarta:Pustaka Widyiatama

Endawarsa, Suwardi.2008.Metodologi Penelitian Psikologi Sastra. Yogyakarta: Media


Presindo
Freud, Sigmeund. Memperkenalkan Psikoanalisa. 1987. Jakarta :Gramedia

El-makarzi.2020. Perbedaan dan Persamaan Novel dan Novelet. Terdapat pada:


https://www.elmarkazi.com/apa-perbedaaan-novel-dengan-novelet/

Anda mungkin juga menyukai