Indonesia
Kamis, 09 Januari 2014
Psikolinguistik
PSIKOLINGUISTIK
Karangan : Abdul Chaer
Di Susun Oleh
AMBARWATI
11011A0009
DAFTAR ISI
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
Bab II Sejarah Perkembangan psikolinguistik
Bab III Bahasa dan Berbahasa
Bab IV Hubungan Berbahasa, Berpikir, dan Berbudaya
Bab V Teori-teori Linguistik
Bab VI Teori Pembelajaran dalam Psikologi
Bab VII Aspek Neurologi Bahasa
Bab VIII Gangguan Berbahasa
Bab IX Pemerolehan Bahasa: Beberapa Hipotesis
Bab X Pemerolehan Sintaksis
Bab XI Pemerolehan Semantik
Bab XII Pemerolehan Fonologi
Bab XIII Perkembangan Bahasa Anak
Bab XIV Pembelajaran Bahasa
Bab XV Aspek Makna Ujaran
BAB I
PENDAHULUAN
A. Psikologi
Secara etimologi kata psikologi berasal dari bahasa yunani kuno psyche dan logos.kata
psikologi secara harfiah berarti ilmu jiwaatau ilmu yang objek kajiannya adalah jiwa.
B. Linguistik
Secara umum linguistik lazim diartikan sebagai ilmu bahasa atau ilmu yang mengambil
linguis dalam bahasa inggris juga berartiorang yang mahir menggunakan beberapa
dengan tujuan utama untuk mahair menggunakan bahasa itu,melainkan untuk mengetahui
secara mendalam mengenai kaidah-kaidah struktur bahasa,beserta dengan berbagai aspek dan
C. Psikolinguistik
Secara etimilogi sudah di singgung bahwa kata psikolinguistik terbentuk dari kata psikologi
dan kata linguistik,yakni dua bidang ilmu yang berbeda,yang masing-masing berdiri sendiri
psikolinguistik,diantaranya Sbb:
1. Psikolinguistik teoritis
2. Psikolinguistik perkembanagan
3. Psikolinguistik sosial
4. Psikolinguistik pendidikan
5. Psikolinguistik-neurologi (neuropsikolinguistik)
6. Psikolinguistik eksperimen
berpendapat,psikolinguistik berinduk pada psikologi karena istilah itu merupakan nama baru
dari psikologi bahasa (psychology of language) yang telah di kenal beberapa waktu
sebelomnya
Didalam kurikulum pendidikan bahasa pada lembaga pendidikan tenaga kependidikan mata
BAB II
SEJARAH BERKEMBANGNYA
PSIKOLINGUISTIK
Pada abad awal yang silam terdapat dua aliran filsafat yang saling bertentangan dan yang
emperisme yang erat kaitannya dengan psikologi asosiasi. Aliran empirisme malakukan
kajian terhadap data empiris atau objek yang dapat diobservasi dengan cara menganalisis
unsur-unsur pembentukannya sampai yang sekecil-kecilnya. Oleh karena itu, aliran ini
disebut bersifat atomestik, dan lazim dikaitkan dengan asosianisme dan positivisme.
diantaranya:
Von Humboldt (1767-1835), pakar linguistik berkebangsaan jerman, telah mencoba mengkaji
Edward Safir (1884-1939), pakar linguistik dan antropologi bangsa Amerika, telah
Dalam sejarah perkembangan psikologi ada sejumlah pakar psikologi yang menaruh
Jhon Dewey (1859-1952), pakar psikologi berkebangsaan Amerika seorang empirisme murni.
Beliau telah mengkaji bahasa dan perkembangannya dengan cara menafsirkan analisis
mengembangkan secara sistematis teori mentalistik bahasa. Beliau menyatakan bahwa bahasa
Kerja sama secara langsung antara disiplin linguistik dan psikologi sebenarnya dimulai sejak
1860, yaitu oleh Heyman Steinthal, seorang ahli psikologi yang beralih menjadi ahli
linguistik, dan Moritz Lazarus seorang ahli linguistik yang beralih menjadi ahli psikologi
dengan menertbitkan sebuah jurnal yang khusus membicarakan masalah psikologi bahasa
Secara formal kelahiran psikolinguistik ditandai dengan dibukanya satu program khusus
psikolinguistik pada tahun 1953 oleh R. Brown. Sarjana pertama (Ph.D.) yang dihasilkan oleh
program ini adalah Eric Lenneberg, yang kemudian sangat besar peranannya dalam bidang
psikolinguistik.
Menurut Mehler dan Noizet, psikolinguistik generasi kedua telah dpat mengatasi
berpendapat bahwa dalam proses berbahasa bukanlah butir-butir bahasa yang diperoleh,
Kedua keterlepasan mereka dari kerangka psikolinguistik kalimat dan keterlibatan dalam
Ketiga adanya satu pergeseran dari analisis mengenai proses ujaran yang abstrak
1. Hakikat bahasa
sistem lambang bunyi yang bersifat arbitrer, yang kemudian lazim ditambah dengan yang
bahwa bahasa itu berasal dari teriakkan-teriakan dan gerak-gerik badan yang bersifat naluri
Menurut pendapat Von schlegel, seorang ahli filsafat bangsa jerman, berpendapat
bahwa bahasa-bahasa yang ada di dunia ini tidak mungkin bersumber satu bahasa. asal-usul
bahasa itu sangat berlainan tergantungan pada faktor-faktor yang mengatur tumbuhnya
bahasa itu. Ada bahasa yang lahir dari onomatope, ada yang lahir dari kesadaran manusia dan
sebagainya.
3. Fungsi-fungsi bahasa
Ada lima fungsi bahasa menurut Kinneavy disebut fungsi ekspresi, fungsi informasi,fungsi
4. Struktur bahasa
a. Tata bahasa
Menurut teori linguistik generatif-transformasi setiap tata bahasa suatu bahasa terdiri dari tiga
Struktur dalam adalah struktur kalimat itu secara abstrak yang berada didalam otak penutur
Struktur luar adalah struktur kalimat itu ketika diucapkan yang dapat kita dengar. Jadi
bersifat kongkrit.
1. Komponen sintaksis
Menurut teori ini sintaksis merupakan komponen komponen sentral dalam pembentukan
2. Komponen semantik
Teori linguistik generatif transformasi standar mengakui bahwa makna suatu kalimat sangat
tergantung pada beberapa faktor yang saling berkaitan dengan lainnya. Antara lain (a) makna
leksikal kata yang membentuk kalimat, (b) urutan kata dalam organisasi kalimat, (c) intonasi,
cara kalimat diucapkan atau dituliskan, (d) konteks situasi tempat kalimat itu diucapkan, (e)
kalimat sebelum dan sesudah yang menyertai kalimat itu, dan (f) faktor-faktor lain.
3. Komponen fonologi
Komponen fonologi adalah sistem bunyi suatu bahasa. Komponen fonolgi ini, sebagai
komponen ketiga dalam tata bahasa generatif transformasi memiliki rumus-rumus fonologi
yang bertugas mengubah struktur-luar sintaksis menjadi representasi fonetik yaitu bunyi-
pemikiran manusia pada bahasa.maksudnya ,pandangan hidup dan budaya suatu masyarakat
Mengatakan bahwa manusia hidup didunia ini di bawah belas kasihbahasanya yang telah
Berbeda dengan pendapat sapir dan whorf, piaget, sarjana perancis, berpendapat justru
pikiranlah yang membentuk bahasa.tanpa pikiran bahasa tidak akan ada.pikiran yang
sebelom adanya fikiran.dan adanya satu tahap perkembangan pikiran sebelom adanya bahasa.
Mengenai hubungan bahasa dan pemikiran noam chomsky mengajukan kembali teori klsik
Berkenan dengan masalah hubungan bahasa dan pemikiran,eric lennerberg mengajukan teori
7. Teori brune
yang di sebut teori instrumentalisme,menurut teori ini bahasa adalah alat pada manusia untuk
bertentangan.
Di antara teori atau hipotesis diatas, barang kali hipotesis Safir-Whorf lah yang
paling kontroversial. Hipotesis ini yang menyatakan bahwa jalan pikiran dan kebudayaan
suatu masyrakat di tentukan atau dipengaruhi oleh struktur bahasanya, banyak menimbilkan
kritik dan reaksi hebat dari para ahli filsafat, linguistik, psikologi, psikolinguistik,
terhadap sejumlah wanita Jepang yang menikah dengan orang Amerika dan tinggal di
Fransisco, Amerika. Dari penelititan itu, Farb menarik kesimpulan bahwa bahasa bukan
tersebut. Bahasa jepang menceminkan kebudayaan Jepang, dan bahasa Inggris mencerminkan
kebudyaan Inggris.
Mengenai hubungan bahasa dan kebudayaan, dalam teori-teori diatas kiranya
memang tampak kurang dibicarakan. Hal ini karena adanya pendapat umum di anatara
Suatu permasalaha lagi dari persoalan hubungan bahasa, pemikiran, dan kebudayaan
ini adalah apa bedanya kebudayaan dengan pemikiran atau pemandangan hidup
(Weltanschaung). Bukankah kebudayaan itu sama dengan pandangan hidup? Masalah ini
sukar dijawab; para sarjanapun berbeda pendapat mengenai hal ini. Namun, satu hal yang
tidak dapat disanggah oleh siapapun, bahwa kebudayaan adalah milik suatu masyarakat,
TEORI-TEORI LINGUISTIK
Ada empat teori atau aliran linguistik yang sedikit banyak punya kaitan dengan masalah
psikologi, baik kognitif maupun behavioristik, dengan para tokohnya agar kita mempunyai
gambaran yang lebih menyeluruh dan komprehensif, dan bisa memahami masalah
Ferdinand De Saussure (1858-1913) adalah seorang linguis Swiss yang sering disebut-
sebut sebagai bapak atau pelopor Linguistik Modern karena pandangan-pandangannya yang
De Saussure menjelaskan bahwa perilaku bertutur atau tindak tutur sebagai satu rangkaian
hubungan antara dua orang tau lebih, seperti antara A dan B. Perilaku ini terdiri dari dua
kegiatan yaitu bagian luar dan bagian dalam. Bagian luar dibatasi oleh mulut dan telinga
sedangkan bagian dalam oleh jiwa atau akal yang terdapat dalam otak pembicara dan
pendengar.
Menurut De Saussure linguistik murni mengkaji langue, bukan parole maupun langage.
1. Langue bersifat sosial sedangkan parole bersifat individual. Kedua sifat ini saling
bertentangan. Langue berada di dalam otak. Belajar langue bersifat sosial dalam pengertian
2. Langue itu bersifat abstrak dan tersembunyi di dalam otak sedangkan parole selalu
Jadi, menurut De Saussure linguistik haruslah mengkaji langue karena adalah fakta sosial
sedangkan parole merupakan perlakuan individual, dan hanya merupakan embrio dari
langage.
Tanda linguistik seperti yang disebutkan dalam definisi di atas mempersatukan sebuah
konsep dengan sebuah imaji bunyi. Jadi, bukan mempersatukan nama dengan benda seperti
aliran behaviorisme dari Watson dan Swiss, adalah penganut paham mentalisme yang sejalan
dengan teori psikologi Wundt. Kemudian beliau menentang mentalisme dan mengikuti aliran
Menurut Bloomfield bahasa itu terdiri dari sejumlah isyarat atau tanda berupa unsur-unsur
vokal (bunyi) yang dinamakan bentuk-bentuk linguistik. Setiap bentuk adalah sebuah
Fonem adalah satuan bunyi terkecil dan distingtif dalam leksikon suatu bahasa seperti
bunyi [u] pada kata bahasa indonesia [bakul] karena kedua kata itu [bakul] dan [bakal]. Di
Frase adalah unit yang tidak minimum yang terdiri dari dua bentuk bebas atau lebih.
Umpanya dalam kalimat adik saya sudah mandi terdapat dua frase yaitu frase adik saya
Kata adalah bentuk bebas yang minimum yang terdiri dari satu bentuk bebas dan ditambah
bentuk-bentuk yang tidak bebas. Misalnya, pukul, pemukul dan pukulan adalah kata,
sedangkan pe-, dan -an bukan kata; tetapi semuanya adalah morfem.
Kalimat adalah ujaran yang tidak merupakan bagian dari ujaran lain dan merupakan satu
John Rupert Firth (1890-1960) adalah seorang linguis inggris yang pada tahu 1944
mendirikan linguistik deskriptif di London. Menurut Firth dalam kajian linguistik yang paling
penting adalah konteks. Tiap-tiap konteks mempunyai peranan sebagai lingkungan untuk
unsur-unsur
Sebagai linguis Firth dikenal juga sebagai tokoh analisi prosodi atau fonologi prosodi.
Menurutnya analisi prosodi dapat digunakan untuk menganalisis bahasa dan membuat
pernyataan-pernyataan yang sistematis dari analisis ini yang didasarkan pada penelitian yang
mendalam terhadap data bahasa serta menggunakan istilah-istilah dan kategori-kategori yang
sesuai.
Secara singkat bisa disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan prosodi menurut teori Firth
adalah struktur kata beserta ciri-ciri khas lagu kata itu sebagai sifat-sifat abstraksi tersendiri
dalam keseluruhan fonologi bahasa itu. Jadi, yang termasuk kedalam fitur-fitur prosodi satu
kata adalah:
(8) Ciri-ciri hakiki lagu suku kata dan juga potongan kalimat tempat kata itu terdapat
Menurut Teori Chomsky untuk dapat menyusun tat bahasa dari suatu bahasa yang masih
hidup (masih digunakan dan ada penuturnya) haruslah ada teori umum mengenai apa yang
membentuk tata bahasa itu. Teori umum itu adalah satu teori ilmiah yang disusun
berdasarkan satu korpus ujaran yang dihasilkan oleh para bahasawan asli bahasa itu. Dengan
korpus ujaran itu dapat di tarik kesimpulan-kesimpulan umum atau kaidah-kaidah umum tata
bahasa yang dapat digunakan untuk memprediksikan semua ujaran yang daapt dihasilkan
Teori-teori pembelajaran yang berkembang pada abad ke-20 ini, yang tampaknya saling
bertentangan dan saling melengkapi pada dasarnya dapat dibagi dalam dua kelompok besar.
Disebut teori stimulus-respons karena teori ini memiliki dasar pandangan bahwa perilaku
itu, termasuk perilaku berbahasa, bermula dengan adanya stimulus (ransangan, aksi) yang
Teori pembiasaan klasik ini merupakan teori pertama dalam kelompok teori stimulus-
respons. Teori ini ditemukan secara kebetulan oleh Ivan P. Pavlov (1848-1936) seorang ahli
fisiologi bangsa Rusia. Sewaktu beliau mengkaji proses pencernaan hewan, dia mendapati
bahwa sebelum seekor anjing mulai memakan makanan, air liurnya telah telah lebih dahulu
keluar. Setiap anjing yang diamati melihat makanan, air liur anjing selalu keluar. Maka
Pavlov ingin melatih anjing itu untuk mengeluarkan air liurnya sekalipun makanan tidak
diberikan.
psikologi berkebangsaan Amerika. Teori ini dimulai dengan sebuah eksperimen yang disebut
trial and error. Dalam eksperimen itu Thorndike menempatkan seekor kucing di dalam
sebuah sangkar besar. Sangkar itu dapat dibuka dari dalam dengan menekan sebuah engsel.
Dalam usahanya untuk keluar kucing itu mencakar-cakar kesana kemari; lalu secara
kebetulan kakinya menginjak engsel sehingga pintu sangkarpun terbuka dan dia bisa keluar.
Eksperimen ini diulang oleh Thorndike dan kucing itu berperangai yang sama. Setelah
eksperimen itu beberapa kali dilakukan berturut-turut jumlah waktu yang diperlukan oleh
kucing untuk membuka pintu sangkar itu semakin sedikit dan akhirnya dia dapat membuka
pintu sangkar itu dengan segera tanpa harus mencakar dulu ke sana ke mari.
prinsip pembelajaran barunya berdasarkan teori stimulus-respons yang juga dalam persaingan
dengan teori struktualisme dan mentalisme Wundt. Menurut behaviorisme yang dianut oleh
Watson tujuan utama psikologi adalah membuat prediksi dan pengendalian terhadap perilaku;
Teori kesadaran atau kedekatan (dalam bahasa Inggris Lazim disebut temporal
diperkenalkan oleh B. F. Skinner seorang ahli psikologi Amerika yang dikenal sebagai tokoh
utama aliran neobehaviorisme. Teori ini pun dikenal sebagai aliran neobehaviorisme karena
Teori pengurangan dorongan atau ketegangan yang termasuk kelompok teori S-R,
diperkenalkan oleh Clark Hull (1952) yang dibentuk berdasarkan teori Pavlov. Yang
dimaksud dengan teori dorongan adalah keadaan tegang sementara yang dialami oleh
keperluan-keperluan fisik seperti keadaan lapar atau haus. Teori ini mempunyai empat
peringkat pembelajaran; (a) variabel bebas yang dapat berdiri sendiri, (b) peringkat kedua dan
Teori mediasi diperkenalkan oleh Osgood (1953, 1962). Teori mediasi ini telah
merintis lahirnya teori-teori kognitif kerena mengakui adanya mediasi atau penengah diantara
Teori ini yang masih termasuk golongan teori S- R diperkenalkan oleh D. Hobart
Mouwer (1960). Teori ini disebut teori dua faktor yang disempurnakan karena menurut
Mouwer ada dua jenis pengukuhan, padahal teori sebelumnya hanay menganggap ada satu
2. Teori-teori kognitif
Yang dimaksud teori kognitif ialah pengkajaian bagaimana caranya persepsi mempengaruhi
perilaku dan bagaimana caranya pengalaman mempengaruhi persepsi. Dengan kata lain, teori
kognitif mencoba mangkaji proses-proses akal atau mental yang berlaku pada waktu proses
pembelajaran berlangsung.
Ada beberapa teori yang dikembangkan oleh masing-masing ahli sebagai berikut:
Dalam menjelaskan persepsi ini teori gestalt memperkenalkan lima buah hukum organisasi
sebagai berikut:
Hukum pragnanz
Hukum kesamaan
Hukum penutupan
Piaget telah mendefinisikan setiap peringkat sebagai satu struktur dari satu keseluruhan;
setiap peringkat dapat diintegrasikan oleh peringkat sebelumnya. Menurut Piaget ada empat
buah peringkat penting dalam perkembangan kecerdasan keempat peringkat itu adalah
berikut.
Tahap deria-motor
Tahap praoperasi
Untuk lebih memperkuat teorinya atau hipotesisnya Chomsky mengajukan hal-hal berikut.
Proses pemerolehan bahasa juga tidak dipengaruhi oleh motivasi dan emosi kanak-kanak.
Tata bahasa yang dihasilkan oleh semua kanak-kanak boleh dikatakan sama.
BAB VII
Otak adalah satu komponen dalam system ssunan saraf manusia. Komponen lainnya adlah
Otak seorang bayi kerika baru dilahirkan beratnya hanyalah kira-kira 40% dari berat otak
orang dewasa.
Perbedaan otak manusia dengan makhluk lain seperti kera dan simpanse bukan hanay terletak
pada beratnya saja, melainkan struktur dan fungsinya. Pada otak manusia ada bagian-bagan
pendengaran, ujaran, dan sebagaunya. Pada otak makhluk lain tidak ada bagiab-bagian yang
berkenaan dengan ujaran itu. Sebaliknya, pada otak makhlik lain banyak bagian-bagian yang
berhubungan dengan insting; sedangkan pada otak manusia tiadak banyak. Ini berarti
perbuatan makhluk lain lebih banyak dikendalikan oleh insting: dan perbuatan manusia
Sudah dikemikakan bahwa fungsi kedua hemisfer otak mempunyai peranan yang berbeda
bagi fungsi kortikal. Fungsi bicara bahasa dipusatkan pada hemisfer kiri bagi orang yang
tidak kidal. Humosfer kiri ini disebut juga hemisfer dominan bagi bahasa, dan korteksnya
dinamakan korteks bahasa. Hemisfer dominan lebih berat lebih besar girusnya dan lebih
panjang.
Pada tahun 1848 phineas gage seorang pekerja jalan kereta api di Negara vermount, amerika
serikat, akibat ledakan bagian depan kepalanya terkena lemparan balok bantalan rel, dan
mencederainya (fromkin dan rodmanm 1974). Saat itu gage yang terkena lemparan balok itu
tidak sembuh. Namun sebulan kemudian ternyata dia sembuh dan dapat bekerja kembali dan
tidak terdapat kerusakan pada indra penglihatan maupun pengucapannya. Dia tetap dapat
berbicara dengan lancer. Berdasarkan kejadian ini dapat disimpulkan bahwa daerah
kemampuan berbahasa tidak terletak dibagian depan otak. Hal ini membantah franx josep gall
(1758-1828) yang mengatakan bahwa kemampuan memori verbal mempunyai pusat dibagian
Hasil penelitian tentang kerusakan otak mengarah paad kesimpulan bahwa hemisfer kiri
dilibatkan dalam hubungannya dengan fungsi bahasa. Krashen mengemukakan lima alasan
yang mendasari kesimpulan itu, kelima alasan itu adalah berikut ini;
1. Hilangnya kemapuan berbahasa akibat otak lebih sering disebabkan oleh kerusakan jaringan
2. Ketika hemisfer kiri dianestesia kemampuan berbahasa menjadi hilang; tetpi hemisfer kanan
3. Sewaktu bersaing ketika menerima masukan bahasa secara bersamadalam tes dikotik,
ternyata telinga kanan lebih unggul dalam ketepatan dan kecepatan pemahaman daripada
telinga kiri.
4. Ketika materi bahasa diberikan melalui penglihatan mata kanan dan mata kiri, maka ternyata
penglihatan mata kanan lebih cepat dan lebih tepat dalam menangkap materi bahasa itu
5. Pada waktu melakukan kegiatan berbahasa baik secara terbuka maupun tertutup, hemisfer
kiri menunjukkan kegiatan elektris lebih hebat daripaad hemisfer kanan. Hal ini diketahui
3. Teori lateralisasi
Banyak pakar psikologi yang meragukan teori lateralisasi, bahwa pusat-pusat bahasa dan
ucapan berada dalam hemisfer kiri. Mereka berpendapat seluruh otak bertanggung jawab dan
terlibat dalam proses pemahaman dan produksi bahasa. Namun demikian dari bukti-bukti
eksperimen yang dilakukan terhadap otak yang normal (bukan otak yang seperti yang
dilakukan broca dan wernicke), kebenaran teori lateralisasi iitu bisa dipertimbangkan. Berikut
dikemukakan eksperimen yang pernah dilakukan untuk menyokong teori lateralisasi itu.
d. Tes wada
4. Teori lokalisasi
Teori lokalisasi atau lazim disebut juga disebut pandangan lokalisasi berpendapat bahwa
pusat-pusat bahasa dan ucapan beraad didaerah broca dan daerah wernicke seperti sudah
disebut-sebut sebelumnya.
Adapun beberapa cara lain untuk menunjukkan teori lokalisasi ini. Antara lain sebagai
nerikut:
korteks dengan aliran listrik, seperti yang telah dilakukan dua ahli bedah saraf.
Mereka menemukan hanya pada tiga bagian saja yang terdapat kelainan-kelainan-kelainan
2. Bagian atau medan temporo parietal posterior, yaitu yang sekarang disebut sebagai daerah
wernicke.
3. Medan motor suplementer yang terdapat pada permukaan tengah belah korteks sebelah kiri,
Dalam berbagai literature mengenai teori lokalisasi muncul satu pertanyaan jika pusat-pusat
bahasa hanya berada pada hemisfer kiri, tentu kedua henisfer itu kiri dan kanan tidak
semetris, hemisfer kiri tentu lebih besar daripada hemisfer kanan. Benarkah?
Untuk menjawab pertanyaan ini dua orng tokoh telah menganalisis secaar terperinci 100 otak
manusia normal setelah mereka meninggal. Keduanya menemukan bahwa planun temporate
yaitu daearh dibelakang girus jauh lebih besar daripad hemisfer kiri. Bahkan perbedaan ini
Dengan PET kita melihat bagian-bagian otak, terutama bagian-bagian korteks, pada waktu
bagian-bagain itu sedang berfungsi. Caranya, setengah jam sebelum kepala pasien
dimasukkan ke PET . cairan glukosa beradioaktif diinjeksikan kelengannya. Jika suatu bagian
otak bekerja aktif dia memerlukan glukosa yang banyak. Maka dengan pertolongan glukosa
ini proses-proses pemikiran yang bekerja dan memersinarerlukan glukosa akan tampak
dilontarkan Yule (1985), Whitaker (1977), san krasen (1977) sebagai akibat dari
Kritik terhadap teori lateralisasi dan lokalisasi sebagai hasil penelitian lebih lanjut berujung
pada lahirnya hipotesis adanya hemisferr yang dominan yang mungki pada hemisfer kiri dan
6. Otak wanita
Majalah femina telah menurunkan artikel berjudul otak kita, keunggulan kita dan yang
dimaksud dengan kita disisni adalah wanita. Telah dibuktikan bahwa otak wanita berfungsi
secara berbeda dengan otak pria, dan dalam beberapa hal perbedaan itu membuat wanita lebih
Menurut diane Alexander lambannya kecepatan membaca dan minimnya daya ingat
seseorang terhadap yang dibacanya adalah karena tidak terfokusnya mata pada apa yang
dibacanya. Seringkali ketika menghadapi sebuaha halaamn buku, mata lari kederetan kata
diseluruh halaman dan bukan pada satu deretan kalimat yang dibaca.
8. Pemberbahasaan hewan
Mengerti bahasa dan dapat berbahasa merupakan dua hal yang berbeda. Hewan-hewan yang
dilatih seperti dalam sirkus, memang mengerti bahasa karena dia dapat melakukan perbuatan
yang diperintah kan kepadanya, namun kemengertiannya itu sebenarnya bukanlah karena ia
Meskipun demikian banyak pakar yang telah mencoba mengajarkan bahasa manusia kepada
hewan primate (hewan yang secara organis dekat dengan manusia), yakni simpanse. Di antara
Manusia yang normal fungsi otaknya tentu dapat berbahasa dengan baik. Namun, mereka
yang memiliki kelainan fungsi otak dan alat bicaranya tentu mempunyai kesulitan dalam
Secar medis menurut sidharta (1984) gangguan berbahasa itu dapat dibedakan atas
1. Gangguan berbicara
Nerbicara merupakan aktivitas motorik yang mengandung modalitas psikis. Oleh karena itu
Mekanisme berbicara`adalah suatu proses produksi ucapan (perkataan) oleh kegiatan terpadu
dari pita suara, lidah,otot-otot yang membentuk rongga mulut serta kerongkongan dan paru-
paru.
Gangguan pada pita suara dapat menyebabkan suara yang dihasilakn menjadi serak atau
Lidah yang sariawan atau terluka akan terasa pedih kalau digerakkan. Dalam keadaan seperti
orang sumbing misalnay, suaranya menjadi bersengau karena rongga mulut dan rongga
hidung yang digunakan untu berkomunikasi melalui defek dilangit-langit keras, sehingga
Gangguan akibat multifaktorial atau berbagai factor bisa menyebabkan terjadinya berbagai
Berbicara serempangan atau semberono adalh berbicara dengan cepat sekali, dengan
artikulasi yang rusak, ditambah dengan menelan sejumlah suku kata, sehingga apa yang
Berbicara propulsive biasanya terdapat pada para penderita penyakit Parkinson (kerusakan
Penderita gangguan mutisme ini tidak berbicara sama sekali. Sebagian dari mereka mungkin
masih dapat dianggap membisu, yakni memang sengaja tidak mau berbicara.
Gangguan berbicara psikogenik ini sebenarnya tidak bisa disebut sebagai suatu gangguan
Disebut berbicara manja karena ada kesan anak (orang) yang melakukannya meminta
Berbicara kemayu (istilah dari sidharta, 1989) berkaitan dengan perangai kewanitaan yang
berlebihan.
Gagap adalah berbicara yang kacau karena sering tersendat-sendat, mendadak berhenti, lalu
mengulang-ulang suku kata pertama, kata-kata berikutnya, dan setelah berhasil mengucapkan
Latah sering disamakan dengan ekolalla, yaitu perbuatan membeo, atau menirukan apa yang
dikatakan orang lain; tetapi sebenarnya latah adalah sindrom yang tediri atas curah verbal
repetitive yang brsufat jorok dan gangguan lokomotorik yang dapat dipancing.
2. Gangguan berbahasa
berbahasa dikuasai manusia, berkaitan erat dan sejalan dengan perkembangan manusia yang
bar lahir itu. Kanak-kanak yang lahir dengan alat artikulasi yang normal akan dapat
mendengar kata-kata dengan telinganya dengan baik dan juga akan dapat menirukan kata-
kata itu. Pada mulanya ucapan tiruan itu Cuma mirip, tetapi lambat lau akan menjadi tegas
dan jelas. Proses memproduksi kata itu berlangsung sejalan dengan proses pengembangan
3. Gangguan berpikir
Dalam sosiolinguistik ada dikatakan bahwa setiap orang mempunyai kecendrungan untuk
bagi dirinya. Hal ini dalam sosiolinguistik disebut idiolek atau ragam bahasa perseorangan.
Dalam memilih dan menunakan unsure leksikal, sintaksis, dan semantic tertentu seseorang
menyiratkan afeksi dan nilai pribadinyapada kata-kata dan kalimat-kalimat yang dibuatnya.
Hal ini berarti memproyeksikan kepribadiannya terhadap gaya bahasanya. Oleh karena itu,
bisa disimpulkan bahwa ekspresi verbal yang terganggu bersumber dn disebabkan oleh
pikiran yang terganggu. Gangguan ekspresi verbal sebagai akibat dari gangguan pikiran dapat
Penyebab pikunini antara lain karena terganggunya fungsi otak dalam jumlah besar, termasuk
(b) Sisofrenik
(c) Depresi
Orang yang tertekan jiwanya memproyeksikan penderitaanya pada gaya bahasa dan makna
depresi.
Yang dimaksud dengan akibat factor lingkungan adalah seorang anak manusia, yang aspek
Dalam sejarah tercatat sejumlah kasus anak terasing baik yang diasuh oleh hewan (serigala)
Ketika baru ditemukan kamala diperkirakan berumur 8 tahun, dan adiknya berumur 2 tahun.
Kamala masih bisa hidup sampai berumur 9 tahun kemudian sedangkan adiknya tak lama
setelah ditemukan meninggal. Karena hidup ditengah serigala, ia sangat mirip dengan
serigala. Ia berlari cepat sekali dengan kaki dan tangan; mengaum-aum; lebih sering bergaul
dengan serigala, tidak bercakap satu patah katapun; dan tidak terlihat adanya mimik wajah
emosi.
Ketika ditemukan tahun 1970, genie berada dalam kondisi yang sangat kurang terlibat social,
primitive, terganggu secara emosional, dan tak dapat berbicara. Dia dikirik kerumah anak-
anak Los Angeles dengan diagnosis awal sebagai anak yang menderita kurang gizi yang
parah.
Ketika pertama kali mendapat perawatan genie tidak mampu menggunakan bahasa. Namun,
dari evaluasi perawatan bulan-bulan pertama didapat kesimpulan bahwa genie adalah anak
yang terbelakang dan perilakunya tidak seperti anak-anak lemah mental. Meskipun dia
mengalami gangguan secar emosional tetapi dia tidak mengalami gangguan fisik atau mental
PEMEROLEHAN BAHASA:
BEBERAPA HIPOTESIS
1. Hipotesis Nurani
Hipotesi nurani lahir dari beberapa pengamatan yang dilakukan para pakar terhadap
a. Semua kanak-kanak yang normal akan memperoleh bahasa ibunya, asal saja diperkenalkan
pada bahasa ibunya itu. Maksudnya tidak diasingkan dari kehidupan ibunya (keluarganya).
b. Pemerolehan bahasa tidak ada hubungannya dengan kecerdasan kanak-kanak. Artinya baik
anak-anak yang cerdas maupun yang tidak cerdas akan memperoleh bahasa itu.
Proses pemerolehan bahasa oleh kanak-kanak dimana[un sesuai dengan jadwal yangberat
2. Hipotesis Tabularasa
Tabularasa secara harfiah berarti kertas kosong dalam arti belum ditulis apa-apa. Lalu
hipotesis tabularasa ini menyatakan bahwa otak bayi pada waktu dilahirkan sama seperti
kertas kosong yang nanti akan ditulis atau diisi dengan pengalaman-pengalaman.
Dalam hal ini menurut hipotesis tabularasa semua pengetahuan dalam bahasa manusia yang
tampak dalam perilaku berbahasa adalah merupaakn hasil dari integrasi peristiwa-peristiwa
Dalam kognitifisme hipotesis kesemestaan kognitif yang diperkenalkan oleh piaget telah
Dari penjelasan diatas bisa dilihat hipotesis kesemestaan kognitif dalam psikologi sana
dengan hipotesis nurani mekanisme dalam linguistic. Perbedaannya terletak hanya pada
namanya saja karena dikemukakan oleh dua disiplin ilmu berbeda yang saling
Dewasa ini seperti juga dalam linguistic dalam kognitifisme perhatian juga lebihditujukan
PEMEROLEHAN SINTAKSIS
ketika kanak-kanak mulai dapat menggabungkan dua buah kata atau lebih (lebih kurang
ketika berusia 2:0 tahun). Karena itu, mereka menganggap tahap holoprasis tidak berkaitan
Jika kanak-kanak telah mencapai tahap dua atau lebih, icapan-ucapan nya juga menjadi
semakin banyak, dan mudah ditafsirkan. Oleh karena itulah penyelidik lebih cendrung untuk
Kajian mengenai pemerolehan sintaksis oleh kanak-kanak dimulai oleh braine (1963), bellugi
(1964), brown dan fraser (1964) dan miller dan erwin (1964). Menurut kajian awal ini ucapan
dua kaat kanak-kanak ini terdiri dua jenis kata menurut posisi dan frekuensi munculnya kata-
kata itu dalam kalimat. Kedua jenis kata ini dikenal dengan nama kelas pivot dan kelas
terbuka.
Sejalan dengan teori-teori hubungan bahasa nurani ini (simanjuntak 1987) menyaran kan satu
teori pemerolehan sintaksis yang ditentukan oleh system generative transformasi yang telah
Sehubungan dengan teori hubungan tatabahasa, blomm (1970) mengatakan bahwa hubungan-
hubungan tata bahasa tanpa merujuk pada informasi situasi (konteks) belumlah mencukupi
menganalisis ucapan bahasa kanak-kanak. Maka untuk dapat ucapan kanak-kanak itu
informasi situasi ini perlu diperhatikan. Brown (1973) juga memperkuat pendapat bloom ini.
Teori ini dikemukakan oleh Brown (1973) berdasarkan data yang dikumpulkannya.
kompleks semantic morfem dan komulatif kompleks tata bahasa yang sedang diperoleh itu.
Jadi sama sekali tidak ditentukan oleh frekuensi morfem atau kata-kata didalam ucapa orang
dewasa.
Salah satu teori tata bahasa yang didasarkan pada komponen semantic diperkenalkan oleh
Fillmore (1968) yang dikenal dengan nama tata bahasa kasus. Teori ini telah digunakan oleh
bowerman (1973) dan brown (1973) sebagai dasar untuk menganalisa data-data
tata bahasa tidak diatur oleh rumus-rumus sintksis, melainkan oleh hubungan semantic yang
Perbedaan antara pendekatan semantic ini dengan teori hubungan tata bahasa nurani adalah
bahwa kalau teori tata bahasa nurani menerapkan hubungan sintaksis dalam menganalisa
struktur ucapan kanak-kanak, maka teori pendekatan semantic menemukan struktur ucaapn
itu berdasarkan hubungan-hubungan semantic. Jadi, teori hubungan tata bahasa nurani
PEMEROLEHAN SEMANTIK
kata dengan cara menguasai fitur-fitur semantic. Data itu satu demi satu sampai semua fitur
a. Fitur-fitur makna yang di gunakan kanak-kanak dianggap sama dengan beberapa fitur makna
b. Karena pengalaman kanak-kanak mengenai dunia ini dan mengenai bahasa masih sangat
terbatas bila dibandingkan dengan pengalaman orang dewasa, maka kanak-kanak hanya akan
menggunakan dua atau tiga fitur makna saja sebagai masukan leksikon.
Teori hipotesis hubungan-hubungan gramatikal ini diperkenalkan oleh Mc. Neil (1970).
Oleh karena itu, kanak-kanak pada awal proses pemerolehan bahasanya telah berusaha
membentuk satu kamus makna kalimat yaitu setiap butir leksikal dicantumkan dengan
semua hubungan gramatikal yang digunakan secara lengkap pada tahap holoprasis.
Teori ini mula-mula diperkenalkan oleh postal (1966), lalu dikembangkan oleh bierwisch
semantic ini mewakili kategori-kategori atau prinsip-prinsip yang sudah ada sejak awal yang
PEMEROLEHAN FONOLOGI
Berikut ini akan dikemukakan beberapa teori mengenai pemerolehan fonologi oleh
Teori structural universal ini dikemukakan oleh jakobson (1968). Oleh karena iu sering juga
disebut teori jakobson. Pada intinya teori ini mencoba menjelaskan pemerolehan fonologi
Menurut jakobson, seringnya sesuatu bunyi diucapkan seorang dewasa terhadap kanak-kanak
tidak menentukan munculnya bunyi tersebut dalam ucapan kanak-kanak. Yang menetukan
urutan munculnya bunyi-bunyi adalah seringnya bunyi-bunyi itu muncul dalam bahasa-
bahasa dunia. Jika bunyi-bunyi sering muncul dalam bahasa dunia, maka bunyi-bunyi itu
akan lebih dulu muncul dalam ucapan kanak-kanak, meskipun itu jarang muncul dalam data
Teori structural universal yang diperkenalkan oleh jakobson diatas telah diperluas oleh
diperkenalkan oleh Chomsky dan halle (1968) yang paling menonjol adalah penemuan
konsep daan pembentukan hipotesis berupa rumus-rumus yang dibentuk oleh kanak-kanak
berdasarkan data linguistic utama (DLU). Yaitu kata-kata dan kalimat yang didengarnya
seharihari.
3. Reori proses fonologi alamiah
Teori ini diperkenalkan oleh david stampe (1972, 1973),yakni satu teori yang disusun
berdasarkan teori fonologi alamiah yang juga telah diperkenalkan sejak 1965. Menurut
stampe proses fonologi alamiah kanak-kanak bersifat nurani yang harus mengalami
orang dewasa.
4. Teori prosodi-akustik
Tori ini diperkenalkan oleh waterson (1976) sesudah dia merasa tidak puas dengan
berdasarkan fonem, sehingga banyak bahan fonetik yang berkaitan telah dikesampingkan.
Karena kelemahan tersebut maka waterson (1971) menggunakan pendekatan non segmental,
yaitu pendekatan prosodi yang dianggap lebih berhasil. Pendekatan ini diperkuat dengan
analisis akustik sebab analisis prososdi hanya melihat dari analisis artikulasi.
Teori ini diperkenalkan oleh ingram (1974, 1979) yakni suatu teoriyang menggabungkan
bagian-bagian penting dari teori jakobson dengan bagian-bagian penting dari teori stampe;
ingram, kanak-kanak memperoleh system fonologi orang dewasa dengan cara menciptakan
strukturnya sendiri; dan kemudian mengubah struktur ini jika pengetahuannya mengenai
system orang dewasa semakin baik. Perkembangan fonologi ini melalui asimilasi dan
akomodasi yang terus menerus; mengubah struktur untuk menyelaraskan dengan kenyataan.
BAB XIII
Penelitian yang dilakukan terhadap perkembangan bahasa anak tentunya tidak terlepas dari
pandangan, hipotesis atai teori psikologi yang dianut. Dalam hal ini sejarah telah mencata
a. Pandangan nativisme
sedikit demi sedikit membuka kemampuan lingualnya yang secara genetis telah
b. Pandangan behaviorisme
Menurut kaumbehavioris kemampuan berbicara dan memahami bahasa oleh anak diperolah
melalui rangsangan dari lingkungannya. Anak dianggap sebagai penerima pasif dari tekanan
lingkungannya, tidak memiliki peranan yang aktif di dalam proses perkembangan perilaku
verbalnya. Kaum behavioris tidak hanya mengakui peranan aktif si anak dalam proses
pemerolehan bahasa, malah juga tidak mengakui kematangan si anak itu. Proses
c. Pandangan kognitivisme
Chomsky pernah menyinggung masalah kognitivisme dari piaget ini. Beliau menyatakan
bahwa mekanisme umum dari perkembangan kognitif tidak dapt menjelaskan struktur bahasa
yang kompleks, abstrak dank has itu. Begtiu juga limgkungan berbahasa tidak dapat
menjelaskan struktur yang muncul di dalam bahasa anak. Oleh karena itu menurut Chomsky
2. Perkembangan motorik
Perkembangan motorik merupakan perkembangan bayi sejak lahir yang paling tamapk, yakni
Motor berarti gerak dua. Dua kemampuan bergerak yang paling banyak diperhatiakn para
pakar adalah berjalan dan penggunaan tangan sebagai alat. Baik berjalan maupun
Sesungguhnya semenjak lahir bayi sudah disetel secara biologis untuk berkomunikasi; dia
akan tanggap terhadap kejadian yang ditimbulkan oleh orang disekitarnya (terutama ibunya),
daya lihat bayi yang paling baik berada pada jarak kira-kira 20 cm (8 inci) yakni jarak yang
terjadi pada waktu interaksi rutin terjadi antara bayi dan ibu, kurang lebih 70% dari waktu
menyusui sangibu memandangi bayinya dalam jarak 20 cm itu. Oleh karena itu byi akan
membalas tatapan ibunya dengan melihat mata sang ibu yang menarik perhatiannya.
Kemudian bayi juga belajar bahwa sewaktu terajadi saling tatap mata berarti ada komunikasi
4. Perkembangan kognitif
Istilah kognisi berkaitan dengan peristiwa mental yang terlibat dalam proses pengenalan
tentang dunia, yang sedikit banyak melibatkan pikiran atau berpikir. Oleh karena itu, secara
umum kata kognisi bisa dianggap bersinonim dengan kata berpikir atau pikiran.
Dari sekian banyak kajian tentang proses berpikir pada anak-anak dalam usia yang berbeda-
beda. Piaget menyatakan adanya beberapa tahap perkembangan kognitif anak. Tahap-tahap
a. Tahap sensomotorik
b. Tahap praoperasional
PEMBELAJARAN BAHASA
Istilah pembelajaran bahasa digunakan untuk mengacu pada penguasaan bahasa, baik
yang dilakukan secar formal maupun non formal didalam masyarakat sekitar kehidupan si
pembelajar. Tampaknya pembelajaran bahasa ini lebih mengacu pada pendidikan formal.
Tipe yang pertama yakni naturalistic bersifat alamiah tanpa guru dan tanpa kesengajaan.
Tipe ke dua yakni bersifat formal berlangsung di dalam kelas dengan guru, materi, dan
alat-alat belajar bantu yang sudah dipersiapkan. Seharusnya hasil yang diperoleh secaar
formal dalam kelas ini jauh lebih baik daripada hasil secara naturalistic.
berarti dalam arti pandangan dan adanya inovasi baru dimulai tahun 1880.
Pada tahap ini terjadi rekonstruksi bentuk-bentuk metode langsung yang pernah digunakan
Pada tahun 1970-1980 merupakan periode yang paling inovatif dalam pmbelajaran bahasa
kedua. Konsep dannhakikat belajar bahasa dirumuskan kembali; kemudian diarahkan kepada
pengembangan sebuah model pembelajaran yang efektif dan efesien yang dilandasi oleh teori
yang kokoh.
mantap bisa disebut sebagai teori karena belum teruji dengan mantap. Oleh karena itu masih
lebih umum disebut sebagai hipotesis. Di antara hipotesis-hipotesis itu yng perlu
diketengahkan adalah:
b. Hipotesis kontrastif
c. Hipotesis krashen
Hipotesis monitor
hipotesis masukan
hipotesis afektif
hipotesis pembawaan
d. hipotesis bahasa-antara
e. hipotesis pijinisasi
kedua merupakan hal atau proses yang cukup rumit. Berbagai factor, variable dan kendala
menetukan berhasil tidaknya pembelajaran bahasa kedua itu, diantara factor itu adalah
sebagai berikut:
a. Factor motivasi
b. Factor usia
Berbicara tentang makna, pertama perlu diingat adanya dua budang kajian tentang makna,
yaitu semantic dan semiotic. Bedanya kalau semantic khusus mengkaji makna bahasa sebagai
alat komunikasi verbal manusia, sedangkan semiotic mengkaji semua makna yang ada dalam
kehidupan manusia sebagai makna-makna yang dikandung oleh berbagai tanda dan lambing
2. Makna leksikal
Makna leksikal adalah bentuk adjektifa nomina leksikon, yang berasal dari leksem. Dalam
kajian morfologi leksem lazim diartikan sebagai bentuk dasar setelah mengalami proses
gramatikalisasi akan menjadi kata. Sedangkan dalam kajian semantic leksem lazim diartiakn
sebagai satuan bahasa yang memiliki satu makna atau satu pengertian.
Ada sejumlah kasus didalam semantic yang menyangkut makna leksikal itu. Kasus-kasus itu
adalah:
a. Kasus kesinoniman
b. Kasus keantoniman
c. Kasus kehomoniman
d. Kasus kehiponiman
3. Makna gramatikal
Tampaknya makna-makna gramatikal yang dihasilkan dalam proses gramatikal ini berkaitan
erat dengan fitur makna yang dimiliki setiap butir leksikal dasar. Oleh karena itu, kita harus
a. Fitur makna
e. Kasus kepoliseman
4. Makna kontekstual
Memahami makna leksikal dan makna gramatikal belum cukup untuk memahami makan
suatu ujaran, sebab untuk dapat memahami makna suatu ujaran harus juga perlu diketahui
konteks dari terjadinya ujaran itu, atau tempat terjadinya ujaran itu. Konteks ujaran ini beruoa
konteks intra kalimat, antarkalimat, bidang ujaram, atau juga situasi ujaran
5. Ujaran taksa
a. Kekurangan konteks
Ketidakcermatan struktur gramatikal meliputi dtruktur frase, klausa, kalimat, dan wacana.
Ketaksaan disini selain karena ketidakcermaatn konstruksi gramatikal bisa juga terjadi pada
konstruksi yang sttruktur gramatikalnya berterima tetapi berbagai kendali semantic telah
ragam tulis tidak mempunyai intonasi yang diperlukan dalam bahasa lisa.
BAB I
PENDAHULUAN
Pembelajaran bahasa, sebagai salah satu masalah kompleks manusia, selain berkenaan
dengan masalah bahasa, juga berkenaan dengan masalah kegiatan berbahasa. Sedangkan
kegiatan berbahasa itu bukan hanya berlangsung secara makanistik, tetapi juga berlangsung
secara mentalistik. Artinya, kegiatan berbahasa itu berkaitan juga dengan proses atau
kegiatan mental (otak). Oleh karena itu, dalam kaitannya dengan pembelajaran bahasa, studi
linguistik perlu dilengkapi dengan studi antardisiplin antara linguistik dan psikologi, yang
A. Psikologi
Secara etimologi kata psikologi berasal dari bahasa Yunani Kuno psyche dan logos.
kata psyche berarti jiwa, roh, atau sukma, sedangkan kata logos berarti ilmu. Jadi, secara
harfiah berarti ilmu jiwa atau ilmu yang objek kajiannya adalah jiwa. dulu ketika psikologi
adalah ilmu yang mengkaji jiwa masih bisa dipertahankan. Dalam kepustakaan pada tahun
50an nama ilmu jiwa lazim digunakan sebagai padanan kata psikologi. Namun, kini istilah
ilmu jiwa tidak digunakan lagi karena bidang ilmu ini memang tidak meneliti jiwa, roh, atau
Dalam perkembangan lebih lanjut, psikologi lebih membahas atau mengkaji sisi sisi
manusia dari segi yang bisa diamati. Kareba jiwa itu bersifat abstrak, sehingga tidak dapat
diamati secara empiris, padahal objek kajian setiap ilmu harus dapat diobservasi secara
indrawi. Dalam hal ini jiwa atau keadaan jiwa hanya bisa diamati melalui gejala gejalanya
seperti orang yang sedih akan berlaku murung, dan orang yang gembira tampak dari gerak
geriknya yang riang atau dari wajahnya yang binar binar. Meskipun demikian, kita juga
sering mendapat kesulitan untuk mengetahui keadaan jiwa seseorang dengan hanya melihat
tingkah lakunya saja. Tidak jarang kita jumpai seseorang yang sebenarnya sedih tetapi tetap
tersenyum. Atau seseorang yang sebenarnya jengkel atau marah tetapi tetap tenang atau
malah tertawa.
Walaupun besar gerak gerik lahir seseorang belum tentu menggambarkan keadaan
jiwa yang sebanarnya, namun, secara tradisional, psikologi lazim diartikan sebagai satu
bidang ilmu yang mencoba mempelajari perilaku manusia. Caranya adalah dengan mengkaji
hakikat rangsangan, hakikat reaksi terhadap rangsangan itu dan mengkaji hakikat proses
proses akal yang berlaku sebelum reaksi itu terjadi. Para ahli psikologi belakangan ini juga
cenderung untuk menganggap psikologi sebagai suatu ilmu yang mecoba mengkaji proses
akal manusia dan segala manifestasinya yang mengatur perilaku manusia itu. Tujuan
pengkajian akal ini adalah untuk menjelaskan, memprediksikan, dan mengontrol perilaku
manusia.
Dalam perkembangannya, psikologi telah menjadi beberapa aliran sesuai dengan
paham filsafat yang dianut. Karena itulah dikenal adanya psikologi yang mentalistik, yang
Tujuan utama psikologi kesadaran adalah mencoba mengkaji proses proses akal manusia
dengan cara mengintrospeksi atau mengkaji diri. Oleh karena itu, psikologi kesadaran lazim
juga disebut psikologi introspeksionisme. Psikologi ini merupakan suatu proses akal dengan
Tujuan utama psikologo perilaku ini adalah mencoba mengkaji perilaku manusia yang berupa
reaksi apabila suatu rangsangan terjadi, dan selanjutnya bagaimana mengawasi dan
mengontrol perilaku itu. Para pakar psikologi behavioristik ini tidak berminat mengkaji
proses proses akal yang membangkitkan perilaku tersebut karena proses proses akal ini
tidak dapat diamati atau diobservasi secara langsung. Jadi, para pakar psikologi perilaku ini
tidak mengkaji ide ide, pengertian, kemauan, keinginan, maksud, pengharapan, dan segala
mekanisme fisiologi. Yang dikaji hanyalah peristiwa peristiwa yang dapat diamati, yang
Psikologi yang kognitifistik dan lazim disebut psikologi kognitif mencoba mengkaji
proses proses kognitif manusia secara ilmiah. Yang dimaksud kognitif adalah proses
proses akal (pikiran, berpikir) manusia yang bertanggung jawab mengatur pengalaman dan
perilaku manusia. Hal utama yang dikaji oleh psikologi kognitif adalah bagaimana cara
Perbedaannya dengan psikologi kesadaran adalah bahwa menurut paham mentalisme proses
proses akal itu berlangsung setelah terjadinya rangsangan. Sedangkan menurut psikologi
kognitif proses proses akal itu dapat terjadi karena adanya kekuatan dari dalam, tanpa
adanya rangsangan terlebih dahulu.kekuatan dari dalam, tanpa adanya rangsangan terlebih
dahulu. Perilaku yang muncul sebagai hasil proses akal seperti ini disebut perilaku atau
Psikologi sangat berkaitan erat dengan kehidupan manusia dalam segala kegiatannya
yang sangat luas. Oleh karena itu, muncullah berbagai cabang psikologi yang diberi nama
sesuai dengan penarapannya. Diantara cabang cabang itu adalah psikologi sosial, psikologi
B. Linguistik
Secara umum linguistik lazim diartikan sebagai ilmu bahasa atau ilmu yang
mengambil bahasa sebagai objek kajiannya. Pakar linguistik disebut lingui, dalam bahasa
inggris juga berarti orang yang mahir menggunakan beberapa bahasa, selain bermakna pakar
linguistik. Seseorang linguis mempelajari bahasa bukan dengan tujuan utama untuk mahir
menggunakan bahasa itu, melainkan untuk mengetahui secara mendalam mengenai kaidah
kaidah struktur bahasa, beserta dengan berbagai aspek dan segi yang menyangkut bahasa itu.
Andaikata si linguis ingin memahirkan penggunaan bahasa bahasa itu tentu juga tidak ada
salahnya. Bahkan akan menjadi lebih baik. Sebaiknya, seseorang yang mahir dan lancar
dalam menggunakan beberapa bahasa, belum tentu dia seorang linguis kalau dia tidak
mendalami teori tentang bahasa. Orang seperti ini lebih tepat disebut seorang poliglot
Kalau dikatakan bahwa linguistik atu adalah ilmu yang objek kajiannya adalah
bahaasa, sedangkan bahasa itu sendiri merupakan fenomena yang hadir dalam segala aktivitas
kehidupan manusia, maka linguistik itu pun menjadi sangat luas bidang kajiannya. Oleh
karena itu, kita bisa lihat adanya berbagai cabang linguistik yang dibuat berdasarkan berbagai
kriteria atau pandangan. Secara umum pembidangan linguistik itu adalah sebagai berikut :
1. Menurut objek kajian, linguistik dapat dibagi atas dua cabang besar, yaitu linguistik
mikro dan linguistik makro. Objek kajian linguistik mikro adalah struktur internal
bahasa itu sendiri, mencakup struktur fonologi, morfologi, sintaksis, dan leksikon.
Sedangkan objek kajian linguistik makro adlah bahasa dalam hubungannya dengan
faktor di luar bahasa seperti faktor sosiologis, psikologis, antropologi, dan neurologi.
Berkaitan dengan faktor faktor di luar bahasa itu muncullah bidang bidang seperti
bawahan.
2. Menurut tujuan kajiannya, linguistik dapat dibedakan atas dua bidang besaar yaitu
linguistik teoteris dan linguistik terapan. Kajian teoteris hanya ditujukan untuk
mencari atau menentukan teori teori linguistik. Hanya untuk membuat kaidah
3. Adanya yang disebut linguistik sejarah dan sejarah linguistik. Linguistik sejarah
mengkaji perkembangan dan perubahan suatu bahasa atau sejumlah bahasa, baik
ilmu linguistik, baik mengenai tokoh tokohnya, aliran aliran teorinya, maupun
Dalam kaitannya dengan psikologi, linguistik lazim diartikan sebagai ilmu yang
muncoba mempelajari hakikat bahasa, atruktur bahasa, bagaimana bahasa itu diperoleh,
bagaimana bahasa itu bekerja, dan bagaimana bahasa itu berkembang. Dalam konsep ini
tampak bahwa yang namanya psikolinguistik dianggap sebagai cabang dari linguistik,
C. Psikolinguistik
Psikolinguistik terbentuk dari kata psikologi dan kata linguistic, yakni dua bidang
ilmu yang berbeda, yang masing masing berdiri sendiri, dengan prosedur dan metode yang
berlainan. Namun, keduanya sama sama meneliti bahasa sebagai objek formalnya. Hanya
materinya yang berbeda, linguistik mengkaji struktur bahasa, sedangkan psikologi mengkaji
perilaku berbahasa atau proses berbahasa. Dengan demikian cara dan tujuannya juga berbeda.
Meskipun cara dan tujuan berbeda, tetapi banyak juga bagian bagian objeknya yang
dikaji dengan cara yang sama dan dengan tujuan yang sama, tetapi dengan teori yang
berlainan. Hasil kajian kedua disiplin ini pun banyak yang sama, meskipun tidak sedikit yang
berlainan. Oleh karena itulah, telah lama dirasakan perlu adanya kerja sama di antara kedua
disiplin ini untuk mengkaji bahasa dan hakikat bahasa. Dengan kerja sama kedua disiplin itu
diharapkan akan diperoleh hasil kajian yang lebih baik dan lebih bermanfaat.
Sebagai hasil kerjasama yang baik, lebih terarah, dan lebih sistematis diantara kedua
ilmu itu, lahirlah satu disiplin ilmu baru yang disebut psikolinguistik, sebagai ilmu
antardisiplin antara psikologi dan linguistik. Istilah psikolinguistik itu sendiri baru lahir tahun
1945, yakni tahun terbitnya buku psycholinguistics : A Survey of Theory and Reserch
Problems yang disunting oleh Charles E. Osgood dan Thomas A. sebeok, di Bloomington,
Amerika Serikat.
jika seseorang mengucapkan kalimat kalimat yang didengarnya pada waktu berkomunikasi,
dan bagaimana kemampuan berbahasa itu diperoleh oleh manusia (Slobin, 1974; Meller,
1964; Slama Cazahu, 1973). Maka secara teoteris tujuan utama psikolinguistik adalah
mencari satu teori bahasa yang secara linguistik bisa diterima dan secara psikologi dapat
mencoba menerangkan hakikat struktur bahasa, dan bagaimana struktur ini diperoleh,
digunakan pada waktu bertutur, dan pada waktu memahami kalimat kalimat dalam
linguistik dan psikologi pada masalah masalah seperti pengajaran dan pembelajaran bahasa,
penyakit bertutur seperti afasia, gagap, dan sebagainya; serta masalah masalah sosial lain
yang menyangkut bahasa, seperti bahasa dan pendidikan, bahasa dan pembangunan nusa dan
bangsa.
BAB II
PEMBAHASAN
Istilah psikolinguistik baru muncul pada tahun 1954 dalam buku Thomas A. Sebeok
dan Charles E. Osgood yang berjudul Pshycolinguiatics: A Survey of Theory and Research
Problems, namun sebenarnya sejak zaman panini, ahli bahasa dari India, dan Sokrates ahli
filsafat dari Yunani, pengkajian bahasa telah dilakukan orang. Kajian mereka tidak terlepas
dari paham/aliran filsafat yang mereka anut, karena filsafat merupakan induk dari semua
disiplin ilmu.
Pada abad yang lalu terdapat dua aliran filsafat yang saling bertentangan dan saling
empirisme yang erat kaitannya dengan psikologi asosiasi. Aliran empirisme melakukan kajian
terhadap data empiris atau objek yang dapat diobservasi dengan cara menganalisis unsur
unsur pembentukannya sampai yang sekecil kecilnya. Oleh karena itu, aliran ini disebut
bersifat atomistik, dan lazim dikaitkan dengan asosianisme dan positivisme. Aliran kedua
dikenal dengan nama rasionalisme. Aliran ini mengkaji akal sebagai satu keseluruhan dan
menyatakan bahwa faktor faktor yang ada dalam akal inilah yang patut diteliti untuk bisa
memahami perilaku manusia itu. Oleh karena itu, aliran ini disebut bersifat holistik, dan biasa
Dilanjutkan dengan adanya kerjasama antara pakar linguistik dan pakar psikologi,
Dalam sejarah linguistik ada sejumlah pakar linguistik yang menaruh perhatian
bahasa bahasa yang berlainan dengan tabiat tabiat bangsa bangsa penutur itu.
Von Humboldt sangat dipengaruhi oleh aliran rasionalisme. Dia menganggap bahasa
bukanlah sesuatu yang sudah siap untuk dipotong potong dan diklasifikasikan seperti
aliran empirisme. Menurut Von Humboldt bahasa itu merupakan satu kegiatan yang
telah berusaha menerangkan apa sebenarnya bahassa itu (linguistik) dan bagaimana
keadaan bahasa itu dalam otak (psikologi). Beliau memperkenalkan tiga istilah tentang
bahasa yaitu langage (bahasa pada umumnya yang bersifat abstrak), langue (bahasa
tertentu yang bersifat abstrak), dan parole (bahasa sebagai tuturan yang bersifat
konkret). Dia menegaskan objek kajian linguistik adalah langue., sedangkan objek
kajian psikologi adalah parole. Ini berarti, kalau ingin mengkaji bahasa secara lengkap,
maka kedua disiplin, yakni linguistik dan psikologi harus digunakan. Hal ini
dikatakannya karena dia menganggap segala sesuatu yang ada dalam bahasa itu pada
dapat memberikan dasar ilmiah yang kuat dalam pengkajian bahasa. Beliau juga
unsur yang menentukan struktur pemikiran manusia. Beliau juga menekankan bahwa
linguistik dapat memberikan sumbangan yang penting kepada psikologi Gestalt, dan
berkebangsaan Amerika, seorang empirisme murni. Beliau telah mengkaji bahasa dan
penggolongan psikologi akan kata kata yang diucapkan kanak kanak dilakukan
berdasarkan makna seperti yang dipahami kanak kanak, dan bukan seperti yang
dipahami orang dewasa dengan bentuk bentuk tata bahasa orang dewasa. Dengan
cara ini, maka berdassarkan prinsip prinsip psikologi akan dapat ditentukan
hubungan antara kata kata berkelas adverbia dan preposisi disatu pihak dengan kata
kata berkelas nomina dan adjektiva dipihak lain. Jadi, dengan pengkajian kelas kata
berdasarkan pemahaman kanak kanak kita akan dapat menentukan kecenderungan
linguistik. Pengkajian seperti ini, menurut Dewey, akan memberi bantuan yang besar
Beliau menempatkan perilaku atau kegiatan berbahasa sama dengan perilaku atau
kegiatan lainnya, seperti makan, berjalan, dan melompat. Pada mulanya Watson hanya
menghubungkan perilaku berbahasa yang implisit, yakni yang terjadi didalam pikiran,
dengan yang eksplisit, yakni yang berupa tuturan. Namun, kemudian dia menyamakan
perilaku berbahasa itu dengan teori stimulus-respons yang dikembangkan oleh Povlov.
Maka, penyamaan ini memperlakukan kata kata sama dengan benda benda lain
mental dalm bahasa. Namun, karena wujudnya tidak memiliki kekuatan bentuk fisik,
maka wujudnya itu sukar dikaji atau ditunjukkan. Oleh karena itu, Weiss lebih
cenderung mengatakan bahwa bahasa itu sebagai satu bentuk perilaku apabila
seorang tokoh yang terkemuka yang telah merintis jalan kearah lahirnya
psikolinguistik. Karena dialah yang telah berhasil mengubah Bloomfield dari penganut
mengemukakan sejumlah masalah yang harus dipecahkan oleh linguistik dan psikologi
yang dilihat dari sudut behaviorisme. Di antara masalah masalah itu adalah sebagai
berikut :
4. Bahasa dapat merupakan stimulus terhadap satu respons, atau merupakan satu
5. Respons bahasa sebagai satu stimul pengganti untuk benda dan keadaan yang
dimulai sejak 1860 yaitu, oleh Heyman Steintthal, seorang ahli psikologi yang beralih
menjadi ahli linguistik, dan Moriz Lazarus seorang ahli linguistik yang beralih menjadi
ahli psikologi dengan menrbitkan sebuah jurnal yang khusus membicarakan masalh
http://dewiku-makalahku.blogspot.com/2011/07/psikolinguistik.html