Motivasi Belajar
Pada bagian ini dijelaskan lima hal, yaitu (a) pengertian motivasi belajar; (b)
kebutuhan motivasi dalam belajar; (c) fungsi motivasi belajar; (d) upaya menumbuhkan
Pengertian motivasi dalam KBBI (2008:756), yaitu (1) dorongan yang timbul pada
diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan
tertentu, (2) usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok tertentu tergerak
melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat
kepuasan dengan perbuatannya. Sementara itu, Winkel (1996:151) menjelaskan bahwa istilah
motivasi berasal dari kata motif yang berarti daya penggerak dalam diri seseorang untuk
melakukan aktivitas demi mencapai tujuan tertentu. Dengan demikian, motivasi merupakan
dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah
motivasi berasal dari kata motif yang mengandung arti sebagai daya upaya yang mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari
dalam diri subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan.
Berawal dari kata motif, motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi
aktif pada saat-saat tertentu, terutama apabila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat
dirasakan mendesak. Keberadaan motivasi seperti ini yang membuat seseorang menjadi mau
Pendapat senada juga disampaikan oleh Uno (2011:1), motivasi adalah dorongan
dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri
seseorang yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam
dirinya. Oleh karena itu, perbuatan seseorang yang didasarkan motivasi tertentu mengandung
tema sesuai dengan motivasi yang mendasarinya. Motivasi juga dapat dikatakan sebagai
perbedaan antara dapat melaksanakan dan mau melaksanakan. Motivasi lebih dekat pada mau
melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan. Motivasi adalah kekuatan, baik dari dalam
maupun dari luar yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah
ditetapkan sebelumnya.
terkandung dalam stimulasi tindakan ke arah tujuan tertentu yang sebelumnya tidak ada
gerakan menuju ke arah tujuan tersebut. Motivasi dapat berupa dorongan dasar atau internal
dan intensif di luar diri individu. Selanjutnya, McDonal (dalam Hamalik, 2000:173)
arousal and anticipatory goal reactions. Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam
pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif dan reaksi untuk mencapai tujuan.
Perumusan ini mengandung tiga unsur yang saling berkaitan, yaitu sebagai berikut.
(1) Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi. Perubahan-perubahan
dalam organisme manusia, misalnya adanya perubahan dalam sistem pencernaan akan
menimbulkan motif lapar. (2) Motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan (affective
arousal). Mula-mula merupakan ketegangan psikologis dan menjadi suasana emosi. Suasana
emosi ini menimbulkan kelakuan yang bermotif. (3) Motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi
untuk mencapai tujuan. Pribadi yang memiliki motivasi mengadakan respon-respon yang
fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk
melakukan aktivitas tertentu untuk mencapai suatu tujuan (kebutuhan). Senada dengan
pendapat tersebut, Sobur (2003:268) menyatakan bahwa motivasi merupakan suatu kondisi
seseorang yang mendorong untuk mencapai tujuan tertentu. Kedua pendapat tersebut
melakukan perbuatan atau tindakan sesuai dengan yang motif atau tujuan tertentu.
Terkait dengan belajar, pada prinsipnya belajar adalah berbuat untuk merubah tingkah
laku. Hal ini senada dengan pendapat Sardiman (2007:20) bahwa belajar merupakan
perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
subjek belajar itu sendiri. Belajar akan membawa suatu perubahan pada individu-individu
yang belajar. Selanjutnya, Syah (2012:59) menjelaskan bahwa belajar sebagai perubahan
tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian tertentu, misalnya dengan membaca,
(2011:15) juga memaparkan bahwa belajar merupakan pemerolehan pengalaman baru oleh
seseorang dalam bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap sebagai akibat adanya
proses dalam bentuk interaksi belajar terhadap suatu objek (pengetahuan) atau melalui suatu
penguatan (reinforcement) dalam bentuk pengalaman terhadap suatu objek yang ada dalam
lingkungan belajar.
Lebih lanjut, Uno (2011:16) menjelaskan beberapa ciri yang tampak dari seseorang
yang mempelajari suatu objek (pengetahuan) tertentu, yaitu (1) adanya objek (pengetahuan);
(2) terjadinya proses, berupa interaksi antara seseorang dengan lingkungannya atau sumber
belajar dapat berupa orang, media, dan sebagainya, baik melalui pengalaman langsung atau
belajar berpartisipasi dengan berbuat sesuatu maupun pengalaman pengganti; (3) terjadinya
perubahan perilaku baru sebagai akibat mempelajari suatu objek (pengetahuan) tertentu. Jadi,
belajar sebagai perubahan tingkah laku yang terjadi setelah siswa mengikuti atau mengalami
suatu kegiatan belajar mengajar, yaitu hasil belajar dalam bentuk penguasaan kemampuan
belajar merupakan keseluruhan daya di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar
untuk mencapai hasil yang diinginkan. Sementara itu, Uno (2009:23) menjelaskan bahwa
motivasi belajar berupa hasrat dan keinginan berhasil dalam belajar sehingga seseorang
berkeinginan untuk melakukan aktivitas belajar yang lebih giat dan semangat. Motivasi
tersebut mengarahkan siswa belajar untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai. Jadi,
motivasi belajar adalah suatu dorongan (motif) dan harapan yang mengarahkan siswa belajar
Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas terlihat bahwa untuk mencapai tujuan
sekolah. Motivasi belajar adalah suatu dorongan yang mengarahkan siswa belajar untuk
memperoleh hasil belajar yang diharapkan. Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang
berperan dalam hal menumbuhkan gairah, rasa senang, dan semangat belajar. Selain itu,
motivasi belajar juga dapat diartikan sebagai perubahan energi dalam diri seseorang yang
ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Indikator adalah siswa ingin memperoleh prestasi yang lebih baik, ingin mencapai tujuan
pembelajaran atau ingin mendapatkan penghargaan dari orang tua dan sekolah.
hidup manusia yang mendasari munculnya motivasi, yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan
keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan akan harga diri, dan kebutuhan aktualisasi diri.
belajarnya.
Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan pokok yang harus dipenuhinya dengan segera
seperti keperluan untuk makan, minum, berpakaian dan tempat tinggal. Kebutuhan ini harus
dapat terpenuhi dengan baik. Jika kebutuhan ini terpuaskan dengan baik, maka kebutuhan-
kebutuhan berikutnya akan menjadi pendorong yang kuat. Oleh karena itu, kebutuhan
Artinya, proses belajar siswa dapat terganggu karena tidak terpenuhinya kebutuhan fisiologis.
hidup dan kehidupan dengan segala aspeknya. Setiap individu selalu berusaha untuk
menyelamatkan dirinya. Dorongan untuk menyelamatkan diri dari segala ancaman akan kuat
Perlu diperhatikan, pada siswa atau anak-anak terdapat kebutuhan yang rutin, yaitu
belajar. Guru maupun orang tua harus membimbing siswa untuk mendapatkan kebutuhan
tersebut sehingga siswa akan merasa nyaman jika kebutuhannya telah terpenuhi. Slameto
Kebutuhan sosial adalah kebutuhan seseorang untuk diterima dan dicintai, disukai dan
menyukai, bergaul, berkelompok, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Ali dan Asrori
(2004:155) menjelaskan bahwa setiap insan sangat membutuhkan rasa memiliki dan dimiliki
dalam lingkungannya. Lebih lanjut Ali dan Asrori menjelaskan bahwa kebutuhan sosial ini
sangat diperlukan sejak lahir sampai tua. Oleh karena itu, seseorang yang kurang
mendapatkan rasa cinta dan kasih sayang tentu ia akan membutuhkan rasa cinta dan kasih
sayang itu.
Seseorang yang telah mendapatkan rasa cinta dan kasih sayang, selanjutnya ia ingin
diterima dikelompoknya untuk dapat bersosialisasi dan berperan dengan baik. Keadaan ini
menuntut adanya persamaan derajat, saling toleransi, dan saling membantu antarsesama
dalam mencapai kebutuhan sosial. Seseorang yang tidak mendapatkan kebutuhan sosialnya
dengan baik atau terganggu, maka dapat berpengaruh terhadap motivasinya dalam
Proses pergaulan yang terjadi di sekolah memungkinkan banyak siswa yang merasa
kurang beruntung dari temannya atau kurang berhasil dalam belajar. Peran guru, orang tua,
maupun pihak sekolah umumnya sebagai teman siswa hendaknya dapat menciptakan
lingkungan belajar yang nyaman, memberikan bimbingan, arahan, maupun pujian sebagai
bentuk penghargaan dalam belajar. Pujian diberikan supaya siswa selalu bersemangat dalam
belajar dan merasa dihargai dalam bergaul atau saat berinteraksi antarsesama.
timbul apabila terjadi hubungan dengan orang lain. Seorang merasa dihargai jika dirinya
dianggap penting. Ali dan Asrori (2004:156) menjelaskan bahwa seseorang yang tidak cukup
memiliki harga diri cenderung merasa rendah diri, tidak percaya diri bahkan dapat
Tugas guru dalam menghadapi siswa yang kurang atau tidak percaya diri, yaitu
mencari dan menemukan sesuatu yang berarti dari diri siswa. Hal ini dilakukan untuk
membuat siswa merasa berarti keberadaannya, khususnya ketika belajar bahasa Indonesia,
kebanggaan, kekaguman, dan kemasyhuran sebagai pribadi yang mampu dan berhasil
mewujudkan potensi bakatnya. Setiap siswa memiliki potensi dan bakatnya masing-masing
dalam mengaktualisasi diri. Siswa yang mempunyai bakat dalam belajar (khususnya bahasa
Indonesia), tentu akan lebih mudah mempelajari bahasa Indonesia dibandingkan dengan
dengan bakat dan minatnya, maka ia akan belajar dengan kehendaknya sendiri tanpa
dimotivasi oleh orang lain. Semakin dimotivasi siswa yang berbakat dalam belajar bahasa
Indonesia, apalagi menulis maka dapat memicu dan meningkatkan kualifikasinya. Siswa
yang tidak mendapatkan dorongan dapat menghambat aktualisasi dirinya dalam belajar
bahasa Indonesia.
Semua kebutuhan yang dikemukakan oleh Maslow menjadi pemicu bagi seorang
siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Apabila kebutuhan tersebut
tidak terpenuhi, maka dapat mempengaruhi motivasi belajarnya, bahkan siswa dapat gagal
atau kurang optimal dalam mencapai tujuan pembelajarans. Oleh sebab itu, segala kebutuhan
yang diharapkan dapat dipenuhi dengan baik agar hasil belajarnya dapat dicapai dengan baik
pula.
Motivasi mempunyai fungsi yang penting dalam belajar karena motivasi akan
menentukan intensitas usaha belajar yang dilakukan siswa. Motivasi dapat berfungsi sebagai
pendorong usaha-usaha pencapaian prestasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan
menunjukkan hasil yang baik pula. Fungsi motivasi menurut Sardiman (2007:85), yaitu (1)
mendorong manusia untuk berbuat, dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap
kegiatan; (2) menentukan arah perbuatan, yaitu ke arah tujuan yang hendak dicapai; dan (3)
pengarah atau mengarahkan perbuatan kepada pencapaian tujuan yang dilakukan dan
diinginkan sebagai penggerak. Kuat lemahnya motivasi, cepat atau lambatnya suatu
pekerjaan, motivasi dapat mendorong siswa untuk melakukan aktivitas tertentu yang
berhubungan dengan kegiatan belajar. Motivasi dapat memberikan semangat kepada siswa
dalam belajarnya dan memberikan petunjuk atau perbuatan yang dilakukan. Selain itu,
motivasi juga dapat membantu dalam memahami dan menjelaskan perilaku individu
motivasi dalam proses pembelajaran, yaitu (1) memberikan semangat dan mengaktifkan
peserta didik supaya tetap berminat dan siaga; (2) memudahkan perhatian peserta didik pada
tugas-tugas tertentu yang berhubungan dengan pencapaian tujuan belajar; dan (3) membantu
Fungsi motivasi belajar juga dipaparkan oleh Uno. Menurut Uno (2011-27-29) peran
penting motivasi dalam belajar dan pembelajaran, yaitu sebagai berikut. (1) Motivasi
menentukan penguatan belajar. Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila
seorang anak yang belajar maka diharapkan pada suatu masalah yang memerlukan
pemecahan dan hanya dapat dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang pernah dilaluinya. (2)
Motivasi memperjelas tujuan belajar. Hal ini erat kaitannya dengan kemaknaan belajar. Anak
akan tertarik untuk belajar sesuatu, jika yang dipelajarinya itu setidaknya sudah diketahui
atau dinikmati manfaatnya bagi anak. (3) Motivasi menentukan ketekunan belajar. Seorang
anak yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu akan berusaha mempelajarinya dengan baik
penting dalam belajar karena motivasi akan menentukan intensitas usaha belajar yang
dilakukan siswa. Siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi hasil belajarnya akan
lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memiliki motivasi belajar rendah. Hal ini
disebabkan oleh motivasi belajar merupakan daya penggerak yang terdapat pada diri
Pada prinsipnya, guru hendaknya selalu memperhatikan prinsip belajar dalam rangka
mengupayakan agar motivasi belajar siswa tinggi. Guru harus memandang bahwa kehadiran
siswa di kelas merupakan suatu motivasi belajar yang datang dari siswa, sehingga dengan
adanya prinsip tersebut ia akan menganggap siswa sebagai seorang siswa yang harus dihargai
dan dihormati. Perlakuan seperti itu akan memberi makna terhadap pelajaran yang
dihadapinya.
motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah, yaitu memberi angka, hadiah, saingan/
untuk belajar, minat, dan tujuan yang diakui. Pendapat senada diungkapkan Hamalik
berbagai cara, yaitu memberi angka, pujian, hadiah, kerja kelompok, persaingan, tujuan,
strategi untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa, yaitu menjelaskan tujuan belajar ke
kepada peserta didik untuk belajar, membentuk kebiasaan belajar yang baik, membantu
kelompok belajar peserta didik, baik secara individual maupun komunal (kelompok),
motivasi belajar siswa, yaitu menjelaskan tujuan belajar kepada peserta didik, memberikan
dorongan kepada peserta didik untuk belajar. membentuk kebiasaan belajar yang baik,
membantu kesulitan belajar peserta didik, baik secara individual maupun komunal
(kelompok), menggunakan metode yang bervariasi, dan menggunakan media yang baik serta
tujuan pembelajaran. Berdasarkan pemaparan di atas, dapat diketahui bahwa motivasi belajar
dapat ditingkatkan dengan memberikan reinforcement (penguatan) bagi tingkah laku yang
menunjukkan motif dan menciptakan lingkungan kelas yang dapat mengembangkan curiosity
Individu yang memiliki motivasi belajar tinggi akan terlihat dari perilakunya dalam
belajar. Sardiman (2007:83) mengemukakan ciri-ciri individu yang memiliki motivasi belajar,
yaitu (1) tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu yang lama, tidak
pernah berhenti sebelum selesai; (2) ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa); (3)
menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah; (4) lebih senang bekerja mandiri;
(5) cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang
begitu saja, sehingga kurang kreatif; (6) dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah
yakin akan sesuatu); (7) tidak mudah melepaskan hal yang diyakini, dan (8) senang mencari
Apabila seseorang memiliki ciri-ciri seperti di atas, berarti orang tersebut selalu
memiliki motivasi yang cukup kuat. Ciri-ciri motivasi tersebut sangat penting dalam kegiatan
belajar-mengajar. Semua ciri-ciri motivasi harus dipahami oleh guru. Hal tersebut diharuskan
agar interaksi antara siswa dengan guru dapat memberikan motivasi yang tepat dan optimal.
Jika itu semua terwujud, maka tujuan dalam proses belajar-mengajar akan tercapai.
Menurut Uno (2011:23) hakikat dan indikator motivasi adalah dorongan internal dan
eksternal yang diperoleh siswa sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku.
Pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Hal itu mempunyai
peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Indikator motivasi belajar dapat
diklasifikasikan sebagai berikut. (1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil. (2) Adanya
dorongan dan kebutuhan dalam belajar. (3) Adanya harapan dan cita-cita masa depan. (4)
Adanya sumber belajar. (5) Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga
motivasi belajar yang tinggi memiliki karakteristik sebagai berikut. (1) individu tersebut
menyukai situasi atau tugas yang menuntut tanggung jawab terhadap hasil-hasil yang
diperoleh dan bukan atas dasar untung-untungan, nasib, atau faktor kebetulan. (2) Cenderung
memilih tujuan yang realistis tetapi menantang dari tujuan yang terlalu mudah dicapai atau
terlalu besar resikonya. (3) Mencari situasi atau pekerjaan di mana ia memperoleh umpan
balik dengan segera dan nyata untuk menentukan baik tidaknya hasil pekerjaannya. (4)
Senang bekerja sendiri dan bersaing untuk mengungguli orang lain. (5) Mampu
menangguhkan pemuasan keinginannya demi masa depan yang lebih baik. (6) Selalu
Jadi, motivasi dalam kegiatan belajar dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan dan memberikan arah kegiatan belajar,
sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Dikatakan keseluruhan karena ada beberapa
motif yang secara bersama-sama menggerakkan siswa untuk belajar. Peranannya yang khas
adalah dalam hal menumbuhkan gairah, merasa senang, dan semangat untuk belajar. Siswa
yang memilki motivasi tinggi akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan
belajar.
Teori yang dikemukakan oleh ahli di atas, menjadi landasan dalam menentukan
indikator pengukuran tingkat motivasi belajar. Berdasarkan beberapa teori yang dikemukakan
di atas, indikator yang digunakan untuk mengukur motivasi belajar, yaitu (1) ketekunan
dalam belajar, (2) keuletan dalam menghadapi kesulitan, (3) perhatian dalam belajar, (4)
keinginan untuk berprestasi, dan (5) kemandirian dalam belajar. Untuk lebih jelasnya dapat
No Indikator
1. Ketekunan dalam belajar
2. Keuletan menghadapi kesulitan
3. Perhatian dalam belajar
4. Keinginan untuk berprestasi
5. Kemandirian dalam belajar
(Disarikan dari Sardiman, 2007:83)