Dosen Pengampuh:
Prof. Dr. Hj. Amrah Kasim, MA
Dr. Hj. Darmawati, M.Ag
Oleh:
Nur Fadilah Amin
NIM: 80100322033
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI DIRASAH ISLAMIYAH
KONSENTRASI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2023 M/1444 H
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Ruang lingkup psikolinguistik sebagaimana kita ketahui terdiri dari tiga cakupan
utama; pemerolehan bahasa, persepsi ujaran dan produksi ujaran. Pemerolehan bahasa
merupakan proses yang berlangsung di dalam otak seorang anak ketika dia memperoleh
bahasa pertamanya atau bahasa ibunya1. Persepsi ujaran merupakan sebuah proses dimana
sebuah ujaran dimaknai dan ditafsirkan oleh seseorang2 dan produksi ujaran merupakan
sebuah proses ketika seseorang menghasilkan ujaran sebagai hasil dari pemikiran dalam
antara ilmu psikologi dan linguistik menjadi suatu hal yang urgen untuk dipelajari oleh
pengajar dan pembelajar bahasa, karena ilmu ini membahas tentang bagaimana bahasa
diproduksi, dipersepsi dan diperoleh, tujuannya tidak lain untuk dapat diterapkan dalam
Pengajaran bahasa berarti sebuah proses mengajarkan bahasa kepada orang lain.
Pengajaran sendiri dapat diartikan sebagai serangkaian kegiatan yang terpadu yang
yang berarti pengajaran bahasa merupakan suatu rangkaian kegiatan yang sistematis dan
meningkatkan potensi berbahasa siswa, sehingga dalam pengajaran bahasa Arab berarti
1
Abdul Chaer, Psikolinguistik Kajian Teoretik (Jakarta: Rineka Cipta, 2009).
2
Irham Irham, “Persepsi Ujaran Dalam Konteks Psikolinguistik,” GUIDING WORLD (BIMBINGAN DAN
KONSELING) 2, no. 1 (2019). Hal 2
2
Dalam pengajaran bahasa ada dua faktor penting yang menjadi pertimbangan, yang
pertama hakikat bahan pelajaran yang akan diajarkan dan yang kedua hakikat proses
belajar bahasa. Dimana siswa dijadikan sebagai subjek kegiatan dan bahasa dijadikan
dibahas dalam tulisan ini terkait dengan konsep atau teori-teori pengajaran bahasa dan
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian sebelumnya, dapat kita batasi permasalahan pokok dalam tulisan
ini yaitu:
C. Tujuan Pembahasan
3
BAB II
PEMBAHASAN
psikolinguistik, objek kajian psikolinguistik, teori pemerolehan dan belajar bahasa dalam
psikologi. Penulis merasa perlu untuk menguraikan beberapa hal tersebut karena untuk
1. Teori Psikolinguistik
ilmu yang berbeda, yaitu Psikologi dan linguistik. Psikologi secara harfiah diartikan
sebagai ilmu jiwa yaitu studi ilmiah mengenai perilaku manusia dan proses-proses
yang berkaitan dengan perilaku tersebut, baik perilaku individual maupun perilaku
sosial, sedangkan linguistik secara harfiah diartikan sebagai ilmu bahasa yaitu ilmu
yang mengkaji, menelaah atau mempelajari bahasa secara umum, yang mencakup
penggabungan kedua disiplin ilmu ini sebenarnya merupakan salah satu upaya untuk
menemukan satu teori yang tepat tentang bagaimana sebuah bahasa bisa diterima
3
M Syahrun Effendi, “Linguistik Sebagai Ilmu Bahasa,” Jurnal Perspektif Pendidikan 5, no. 1 (2012).
Hal 1
4
Sehingga objek kajian psikolinguistik yaitu proses manusia berbahasa yang melibatkan
proses psikologis atau proses kognitif atau proses neurologis di dalamnya. Jadi
walaupun psikolingustik berkaitan dengan bahasa akan tetapi bahasa tidak dipelajari
sebagai satu sistem kesatuan, akan tetapi bahasa dipahami sebagai alat berpikir (fungsi
Menurut Porat Antonius objek kajian psikolinguistik yaitu aspek psikologis dan
perkembangan bahasa, pemahaman atau memori bahasa, dan proses produksi bahasa
bahasa sabagai satu sistem perilaku, baik perilaku personal maupun interpersonal.
Artinya bahasa merupakan sebuah proses yang melibatkan perilaku mental meliputi
bersamaan dengan dengan keingintahuan para pakar di setiap disiplin ilmu untuk
mengetahui titik temu antara linguistik dengan psikologi atau psikologi dengan
Saussure, Edward Sapir, Leonard Bloomfield dan Otto Jespersen, sedangkan dari
pakar psikologi ada John Dewey, Karl Buchler, Wundt, Watson dan Weiss.5
tahun 1953, para pakar tidak lagi merasa ahli linguistik atau ahli psikologi melainkan
4
Porat Antonius, Psikolinguistik Memahami Aspek Mental Dan Neurologis Berbahasa (Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 2018). Hal 11
5
Chaer, Psikolinguistik Kajian Teoretik. Hal 12-13
5
Sebagai gambaran bagaimana teori psikolinguistik berkembang, dapat dibagi
Pada generasi pertama dapat disebut beberapa nama seperti Osgood dan
Leonard Bloomfield
•Bahasa adalah salah satu bentuk perilaku. dimana bahasa dapat ditangkap
melalui pancaindera yaitu indra pendengaran. Berperilaku
(Berperi=berkata, laku=perbuatan) atau bahasa adalah verbal behavior
B.F Skinner
• Berbahasa haruslah diartikan sebagai suatu runtunan respons operan
terkondisikan terhadap stimulus tersembunyi yang internal dan ekstrenal
• Dianggap sebagai tokoh utama psikolinguistik generasi pertama
Secara garis besar, psikolinguistik generasi pertama ini lebih didominasi oleh
aliran behaviorisme yang memandang bahwa bahasa merupakan salah satu wujud
tingkah laku manusia yang dinyatakan secara verbal dan semua proses berbahasa
terkait proses berbahasa dan masalah berbahasa. Pakar utamanya yaitu Noam Chomsky
dan George Miller. Noam Chomsky dikenal sebagai tokoh penganut aliran kognitif
kedua memandang bahwa proses berbahasa itu bukanlah butir-butir bahasa yang
6
diperoleh melainkan kaidah dan sistem kaidahlah yang diperoleh. Sehingga ada
pendapata yang mengatakan bahwa generasi kedua ini adalah anti psikologi, mengapa?
Karena yang dijelaskan tidak fokus pada proses-proses psikologi akan tetapi lebih
Dalam komunikasi verbal, tidak semua ciri-ciri fisiknya jelas dan terang,
dan tidak semua ciri-ciri yang terang dalam ujarannya mempunyai
representasi fisik
6
Chaer, Psikolinguistik Kajian Teoretik. Hal 23-24
7
Dapat dikatakan bahwa psikolinguistik generasi kedua ini lebih menekankan
pada aspek linguistik, Noam Chomsky lebih banyak membahas tentang proses
Pada generasi ketiga ini, dilakukan perbaikan-perbaikan terhadap apa yang ada
pada psikolinguistik generasi kedua. Dalam bukunya Two Problems for the New
psikolinguistik baru, yang kemudian menjadi penciri dari teori psikolinguistik generasi
ketiga:7
G.
Werstch
7
Suci Sundusiah, “Sejarah Perkembangan Psikolinguistik” (Bandung: UPI, n.d.),
http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/SUCI_SUNDU
SIAH/artikel_ilmiah/SEJARAH_PERKEMBANGAN_PSIKOLINGUISTI1.pdf. Hal 9
8
Dari penjelasan ketiga generasi teori psikolinguistik tersebut di atas dapat
diambil kesimpulan bahwa manusia dalam berbahasa itu berkaitan dengan beberapa
hal:
b. Bahasa diproduksi melalui proses yang panjang dan melibatkan banyak unsur
c. Dalam berbahasa, proses linguistik dan psikologi terjadi secara bersamaan yang
penguasaan yang dilakukan oleh anak secara natural pada waktu ia belajar bahasa
ibunya atau bahasa pertamanya sedangkan istilah pembelajaran dipakai untuk padanan
kata learning yang berarti sebuah proses yang dilakukan di dalam kelas dalam sebuah
tatanan formal dan diajar oleh seorang guru.8 Merujuk pada literatur-literatur yang ada,
teori pemerolehan dan pembelajaran bahasa sangat banyak dan beraneka ragam, untuk
mendasarinya.
dapat dibagi menjadi dua kelompok, yang pertama yang mengikuti aliran psikologi
8
Soenjono Dardjowidjojo, Psikolinguistik; Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia, Yayasan Obor
Indonesia, 2003. Hal 225
9
Nazri Syakur, Proses Psikologik Dalam Pemerolehan Dan Belajar Bahasa (Seri Psikolinguistik)
(Yogyakarta, 2008).
9
• Teori Tabularasa
• Teori Perilaku verbal
Aliran • Teori Mediasi atau antara
Behaviorisme • Teori Perantaian Respons
• Teori Nativis
• Teori Fungsional atau kesemestaan
Aliran kognitif
Kognitifisme
Berikut gambaran teori belajar menurut pakar psikologi dalam buku yang ditulis
10
Syakur, Proses Psikologik Dalam Pemerolehan Dan Belajar Bahasa (Seri Psikolinguistik).
10
Sedangkan menurut Abdul Chaer dalam bukunya, ada dua proses yang
kompetensi dan performansi, kompetensi yaitu proses yang terjadi dengan tidak sadar,
sedangkan performansi merupakan hasil dari kompetensi yang terbentuk ketika kanak-
kanak mampu memahami dan memproduksi kalimatnya sendiri. Lanjutnya belum ada
teori pasti dalam pemerolehan bahasa, sehingga masih disebut sebagai hipotesis
Hipotesis Nurani
Hipotesis Tabularas
berikut:12
Teori Pembiasaan
Klasik Pavlov
Teori Kesegeraan
Guthrie Teori Medan Lewin
Teori Pembiasaan
Operan Skinner Teori Perkembangan
Kognitif Piaget
Teori Pengurangan
Dorongan Hull Teori Genetik Kognitif
Chomsky
Teori mediasi Osgood
11
Chaer, Psikolinguistik Kajian Teoretik.
12
Chaer, Psikolinguistik Kajian Teoretik.
11
Berikut akan dipaparkan secara singkat beberapa teori-teori tersebut, sebagai
behaviorisme:
13
Emy Dkk Sudarwati, Pengantar Psikolinguistik (Malang: Universitas Brawijaya Press, 2017). Hal 37-38
12
• Teori ini ditemukan secara kebetulan oleh Ivan Pavlov.
• Pavlov beranggapan bahwa pembelajaran merupakan
rangkaian panjang dari respons-respons yang dibiasakan.
• Kemampuan seseorang untuk membentuk respons-respons
Teori Belajar yang dibiasakan berhubungan erat dengan jenis sistem yang
Pengkondisian digunakan. Teori ini percaya adanya perbedaan-perbedaan
Klasik yang dibawa sejak lahir dalam kemampuan belajar.
Respons yang dibiasakan ini dapat diperkuat
denganulangan yang teratur dan intensif, maka bagi Pavlov
respons yang dibiasakan adalahunit dasar pembelajaran
yang paling baik. (S--R)
• Teori ini diperkenalkan oleh Burrhus Frederic Skinner.
• Skinner beranggapan bahwa perilaku sebagai hubungan
antara stimulus, respon dan penguatan (S--R--R)
Teori Belajar
Pengkondisian • Menurut Skinner perilaku berbahasa seseorang (manusia) d
Operan apat diprediksikan dan dikendalikan dengan cara
mengamati dan memanipulasi lingkungan fisiknya
sehingga perilaku berbahasa seseorang merupakan hasil
dari stimulus dari luar dan penguatan dari stimulus tersebut.
Kognitivisme:
13
• Tokoh-tokoh teori ini yaitu Max wertheimer, Wolfgang
Kohler, Kurt koffka dan Kurt Lewis
• Teori ini sebagai respon dari teori connectionisme
Thorndike
• Menurut teori ini disamping pengalaman, perlu juga
Teori Belajar adanya kemampuan melihat hubungan-hubungan
Insight/ Medan keseluruhan di antara elemen-elemen situasi , dan
Gestalt membentuk satu organisasi dari hubungan-hubungan
tersebut.
• Setiap keseluruhan lahir sebagai bentuk yang
menggambarkan satu latar belakang dan persepsi membuat
satu organisasi yang segera dari keduanya.
14
Dari penjelasan mengenai teori-teori pemerolehan bahasa dan pembelajaran bahasa
yang diuraikan di atas dapat kita lihat bahwa ada perbedaan yang signifikan antara
pertama sama dengan pemerolehan bahasa kedua sedangkan menurut aliran kognitivistime
memandang pemerolehan bahasa pertama agak berbeda dengan belajar bahasa kedua.
a. Di dalam pembelajaran bahasa, orang harus berlatih dan berlatih seperti seorang anak
kecil belajar bahasa pertamanya. Dia selalu mengulang sesuatu terus menerus. Dalam
tahap belajar bahasa, dia selalu mempraktikkan bahasa sepanjang waktu. Seperti itulah
b. Belajar bahasa utamanya adalah persoalan peniruan. Seseorang harus menjadi peniru,
kemudian kalimat. Inilah urutan alami karena hal itu benar-benar (dapat dilakukan)
berbicara. Pemahaman selalu mendahului pengungkapan. Oleh karena itu inilah urutan
e. Seorang anak kecil terus mendengar dan berbicara tapa seorang pun berpikir
membuatnya membaca atau menulis. Membaca dan menulis adalah tahap lanjut
perkembangan bahasa. Urutan alami pembelajaran bahasa pertama dan asing adalah
14
Syakur, Proses Psikologik Dalam Pemerolehan Dan Belajar Bahasa (Seri Psikolinguistik). Hal 54
15
f. Seseorang tidak pernah menerjemahkan ketika mash kecil. Jika ia sendiri mampu
belajar bahasa tapa penerjemahan, maka ia seharusnya juga mampu belajar bahasa
g. Seorang anak kecil hanya menggunakan bahasa. Dia tidak belajar kaidah. Seseorang
tidak memberitahunya tentang kata kerja dan kata benda, namun dia belajar bahasa
agak berbeda dengan belajar bahasa kedua/asing: Hal itu didasarkan pada hal-hal berikut:
belajar bahasa kedua/asing oleh remaja atau orang dewasa, merupakan kerja yang
kurang wajar dan terlalu menyederhanakan persoalan karena perbandingan mau tidak
man akan melibalkan dua peubal (dua manusia yang belajar dan dua situasi belajar)
kanak dengan orang dewasa di satu sisi, dan membandingkan pemerolehan bahasa
pertama oleh seorang anak dengan belajar bahasa kedua oleh seorang dewasa di sisi
lain. Hal ini melibalkan upaya menarik kias tidak saja antara situasi belajar bahasa
pertama dengan bahasa kedua. melainkan juga antara kanak-kanak dengan orang
dewasa dan yang demikian itu merupakan perbandingan yang tidak logis.
Perbedaan tersebut dapat dilihat dari segi biologik dan psikologik, dan
perbedaan kognisi dan afeksi antara anak-anak dan dewasa. Perbedaan yang tak
terbantahkan antara anak dan orang dewasa adalah perbedaan umur. Umur dalam
16
kaitannya dengan pemerolehan bahasa selalu meniadi bahan perbincangan menarik.
Perbincangan berpusat pada apakah memang ada yang disebut dengan masa emas
(critical periode) bagi pemerolehan bahasa, suatu masa hidup tertentu secara biologis
di mana bahasa dapat dipelajari dengan mudah dan selanjutnya akan secara bertahap
menjadi sulit. Hipotesis masa emas mengklaim adanya semacam daftar waktu
Selain bukti dari argumen-argumen Noam Chomsky dan Lenneberg seperti yang telah
dikemukakan pada tori nativis, bukti lain adalah temuan-temuan terakhir neuro-psiko-
linguistik dan biologi bahasa yang menunjukkan bahwa sewaktu lahir, kanak-kanak
telah dilengkapi dengan bagian otak yang khusus untuk bahasa dan berbahasa yang
sejalan dengan bertambahnya umur. Hal itu terjadi antara lain karena adanya
perkembangan pada otak dan sekaligus pada tugasnya yang berkaitan dengan
pemerolehan bahasa. Otak manusia adalah protoplasma yang paling kompleks yang
pernah dikenal di alam semesta ini. Inilah satu-satunya organ yang sangat berkembang
sehingga ia dapat mempelajari dirinya sendiri. Jika dirawat oleh tubuh yang shat dan
lingkungan yang menimbulkan rangsangan, otak dapat berfungsi aktif dan reaktif
selama lebih dari seratus tahun. Beratnya kurang dari 1.5 kg, tetapi selnya berjumlah
satu triliun, 10 % di antaranya atau seratus miliar merupakan sel aktif yang ada sejak
lahir. Bandingkan misalnya denga lalat yang memiliki seratus ribu sel otak aktif, tikus
15
Syakur, Proses Psikologik Dalam Pemerolehan Dan Belajar Bahasa (Seri Psikolinguistik). Hal 109-
110
17
3. Teori Pengajaran Bahasa
Menurut Hidayat ada dua faktor penting yang perlu dipertimbangkan dalam
pengajaran bahasa, yakni: hakikat bahan pelajaran yang akan diajarkan, dan hakikat
proses belajar bahasa. Artinya, pengajaran bahasa tersebut harus menjawab pertanyaan
“Apa bahan pelajaran yang akan diajarkan? Dan bagaimana proses pengajarannya?”.
itu diawali dengan merumuskan asumsi yang bersumber dari: (1) hakikat bahasa,
(2) hakikat belajar bahasa,dan (3) hakikat penggunaan bahasa. Hakikat tersebut
merujuk kepada sejumlah teori landasan yang relevan. Hal itu dijelaskan bahwa
hakikat bahasa, hakikat penggunaan bahasa dan hakikat belajar bahasa dapat
didasarkan kepada teori bahasa, teori penggunaan bahasa, teori belajar, dan teori
belajar bahasa, serta teori-teori yang lain, misalnya: teori psikologi, psikolinguistik,
16
Dian Indihadi, Teori Landasan Pengajaran Bahasa (Bandung, 2007).
18
Menurut model ini, pengajaran bahasa dikembangkan berdasarkan
pertimbangan (asumsi) dari sejumlah teori landasan. Untuk itu, tahap awal yang
kegiatan.
kegiatannya memiliki persamaan dengan model Sporsky namun model Ingran lebih
pengajaran di kelas, ada sejumlah tahap yang harus dilampaui. Kegiatan pengajaran
belajar bahasa serta mempertimbangkan teori landasan dari ilmu dasar, linguistik,
19
psikolinguistik, sosiolinguistik, psikologi dan sosiologi. Hubungan dan tahap
dilanjutkan pada perumusan kurikulum, metode, bahan ajar dan pengajaran. Untuk
metode dan bahan ajar serta kondisi masyarakat (sosiokultural). Hubungan masing-
masing komponen dalam pengajaran itu dapat dilihat dalam bagan berikut:
20
Bertolak dari model tersebut, pengajaran bahasa dapat dikembangkan sesuai
come to understand all the language of their surroundings and to speak the ones
they need to. Anak (siswa) lahir dalam masyarakat yang bilingual atau multilingual,
bahasa tersebut. Hal itu dapat terjadi karena, menurut Halliday, anak terlibat
21
d. Hubungan Psikolinguistik Dan Pengajaran Bahasa
pembelajaran dalam psikologi kita bisa melihat bawa dua aliran besar memberikan
linguistik.
2. Dalam pengajaran bahasa berarti ada proses pemerolehan bahasa yang sedang
bahasa pertama.
bahasa, persepsi ujaran dan produksi ujaran, dimana ketiga tahapan tersebut
5. Pengajaran bahasa akan berhasil jika ada pengkondisian lingkungan yang didukung
oleh dorongan berbahasa dari pembelajar, baik dorongan bersifat internal maupun
eksternal.
6. Pelibatan proses psikologi dalam pengajaran bahasa, memiliki peran yang penting,
22
Pengajaran
Psikolinguistik
Bahasa
Psikologi Belajar
Teori Psikologi
bahasa
Teori
Teori linguistik
Bahasa/linguistik
pengkondisian. Pengajaran bahasa melalui proses formal di kelas merupakan suatu hal
yang kompleks karena melibatkan banyak unsur, ada pengetahuan tentang teori
psikologi, belajar, linguistik dan psikologi pembelajaran, psikologi bahasa dan lain-
lain. Dimana dalam pengajaran bahasa, seseorang harus bisa mempertimbangkan teori-
teori tersbeut untuk mengjarkan bahasa pada orang lain. misalnya dalam sebuah
pengajaran bahasa Arab formal di kelas, seorang guru dan siswa akan terikat dalam
sebuah sistem, dimana seorang guru harus mengetahui psikologi siswa sebelum
mengajar dan siswa harus dalam keadaan siap menerima proses pembelajaran agar
23
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Teori Psikolingusitik dibagi menjadi tiga generasi, Secara garis besar, psikolinguistik
generasi pertama ini lebih didominasi oleh aliran behaviorisme yang memandang
bahwa bahasa merupakan salah satu wujud tingkah laku manusia yang dinyatakan
secara verbal dan semua proses berbahasa manusia diperoleh melalui proses belajar.
Psikolinguistik generasi kedua ini lebih menekankan pada aspek linguistik, Noam
dalam berbahasa.
2. Teori pemerolehan dan pembelajaran bahasa dibagi kedalam dua kelompok yaitu
menurut aliran behaviorisme dan aliran kognitifisme. Menurut Nazri Syakur teori
verbal, 3) Teori Mediasi atau antara, 4) Teori Perantaian Respons, sedangkan teori
Aliran Kognitifisme yaitu 1) Teori Belajar Insight, 2) Teori Belajar Kognitif Piaget, 3)
Teori Belajar pemrosesan Informasi. Berbeda dengan Nazri Syakur, Abdul Chaer
dan Hipotesis Kesemestaan Kognitif sedangkan teori pembelajaran bahasa dari aliran
24
3) Teori Behaviorisme Watson, 4) Teori Kesegeraan Guthrie, 5) Teori Pembiasaan
Teori dua faktor Mouwer, sedangkan dari Aliran Kognitifisme yaitu: 1) Teori
3. Teori pengajaran bahasa terbagi tiga yaitu: 1) Pengajaran Bahasa Model Sporsky, 2)
bahasa ada pelibatan aspek-aspek psikologi dan linguistik. 2) Dalam pengajaran bahasa
berarti ada proses pemerolehan bahasa yang sedang terjadi, yaitu pemerolehan bahasa
kedua meliputi kompetensi dan performansi, seorang pembelajar bahasa akan melalui
akan mengalami tiga tahapan berbahasa, pemerolehan bahasa, persepsi ujaran dan
bahasa pertama. 5) Pengajaran bahasa akan berhasil jika ada pengkondisian lingkungan
yang didukung oleh dorongan berbahasa dari pembelajar, baik dorongan bersifat
25
DAFTAR PUSTAKA
Syakur, Nazri. Proses Psikologik Dalam Pemerolehan Dan Belajar Bahasa (Seri
Psikolinguistik). Yogyakarta, 2008.
26