Disampaikan dalam Seminar Kelas Mata Kuliah Metode Tarjamah Indonesia Arab
Oleh;
Raodhatul Jannah
NIM. 80100322089
Dosen Pengampu:
Dr. H. Kamaluddin Abu Nawas, M.Ag
Dr. H. Andi Abdul Hamzah, Lc., M.Ag
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang dibangun. Bahasa–bahasa yang biasa digunakan dalam karya sastra yang mampu
membangun aspek keindahan adalah bahasa kiasan, idiom, slang, dan peribahasa.
Penerjemahan karya sastra seperti novel, kumpulan puisi, cerpen dan drama banyak
pengalihan pesan dari bahasa sumber harus sesuai dan luwes dalam bahasa sasaran
karena karya sastra mempunyai fungsi estetis tersendiri, sehingga penerjemah karya
sastra perlu mempunyai pengetahuan yang luas tentang latar belakang sosiokultural
yang mumpuni.
Oleh sebab itu, dalam penerjemahan karya sastra, penerjemah tidak hanya
dalamnya termasuk nilai moral dan budayanya. Selain itu pendapat lain
mengemukakan bahwa penerjemah karya sastra harus memiliki pengetahuan luas dan
menguasai dua bahasa. Hal tersebut dimaksudkan agar terjemahan yang dihasilkan
akurat dan berterima dalam dalam bahasa sasaran.
karya terjemahan yang dianggap bagus dan bagaimanakah karya terjemahan yang
dianggap gagal. Selain itu penilaian kualitas terjemahan dilakukan karena dengan
penilaian ini, hubungan antara teori dan praktek terjemahan bisa diterapkan.
Indonesia, maupun sebaliknya masih sangat sulit dilakukan dan mendapatkan banyak
tantangan dalam prosesnya. Oleh karena itu, penulis berusaha untuk memperkenalkan
metode penerjemahan sastra, dalam hal ini adalah karya sastra bahasa Arab ke dalam
bahasa Indonesia.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana metode penerjemahan sastra?
2. Bagaimana contoh penerjemahan sastra?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian metode penerjemahan sastra.
2. Untuk melihat dan mengkaji contoh metode penerjemahan sastra.
BAB II
PEMBAHASAN
penerjemahan adalah proses pemindahan atau penyalinan gagasan, ide, pikiran, pesan
atau informasi lainnya dalam suatu bahasa ke dalam bahasa lain. Menurut pendapat
mengalihkan ide, pesan, makna, dan maksud dari bahasa sumber ke dalam bahasa
sasaran.1
adalah memindahkan gagasan, ide atau pikiran dari satu bahasa (bahasa asli atau
source language atau al-Lughah al-Manqul minha atau al-Lughah al-Matn) ke dalam
bahasa lain (bahasa sasarn atau target language atau al-Lughah al-Manqul ilaiha atau
al-Lughah al-Syarh).
1
Louis Ma’luf, al-Munjid fi al-Lughah wa al-A’lam (Beirut: Dar al-Masyriq, 1986), h. 60.
2
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Gramedia, 2008), h. 1047.
Terjemah adalah seni, karena di dalamnya terdapat hubungan yang sangat kuat
antara bahasa penerjemah dan rasa bahasa penulis teks asli. Rasa adalah wilayah seni
dan juga sastra. “Terjemah itu seni” adalah pendapat Cary yang merupakan
mampu memahami teks, ia juga haru memiliki jiwa seni. Karena bahasa bukan sekedar
Persepsi ucapan adalah peristiwa di mana telinga menangkap suara, yang bisa
berupa nada lepas, kata atau kalimat.4 Tentu saja, jika Anda tidak dapat mendengar
suara dengan jelas, Anda tidak akan mengerti artinya, apalagi jika suara tersebut
berbentuk kalimat dan orang tersebut tidak mengerti bahasa yang digunakan dalam
disebabkan oleh beberapa hal, yaitu organ pendengaran yang tidak sempurna dan
yang dibangun. Bahasa – bahasa yang biasa digunakan dalam karya sastra yang
mampu membangun aspek keindahan adalah bahasa kiasan, idiom, slang, dan
3
Virginia, Ali Audah dan Metode Penerjemahannya, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2011),
h. 12.
Su’udi, “Pengantar Psikolinguistik bagi Pembelajar Bahasa Perancis” (Semarang: Widya Karya,
4
2011), h. 19.
peribahasa. Penerjemahan karya sastra seperti novel, kumpulan puisi, cerpen dan
drama banyak dilakukan ke dalam bahasa Indonesia. Penerjemahan karya sastra ini
dilakukan untuk mengenalkan karya sastra klasik dunia kepada masyarakan Indonesia.
Adapun pengertian sastra, para sastrawan sepakat bahwa bahasa adalah seni
ungkapan kata yang indah. Sebagaimana yang diungkapkan oleh al-Hasyim berikut:
mempertahankan citra dasar dan isi karya sastra yang diterjemahkan. Menurut
moral dari penulis, kendala budaya BSu, idiolek, gaya penulisan seseorang dan nilai
mementingkan makna, pesan dan kemudian gaya. Kendala yang harus diperhatikan
dalam menerjemahkan karya sastra adalah konvensi kesusastraan pada saat cerita
tersebut ditulis.6
khususnya prosa fiksi harus meperhatikan enam aturan yaitu (1) mempertimbangkan
5
Wildana Wagadanita, “Sastra Arab”, (UIN-Maliki Press, 2018), h. 19.
6
Virginia, Ali Audah dan Metode Penerjemahannya, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2011),
h. 12.
menjadi ‘maksud’, (4) memperhatikan struktur dalam bahasa sumber dan bahasa
sasaran, (5) menerjemahkan makna dengan tegas dan (6) tidak menambahkan cerita
Penerjemahan sastra adalah proses yang penuh tekanan, sulit dan sangat
penting sebagai suatu jenis penerjemahan, dan kepentingannya itu disebabkan oleh
sebagai berikut:
mereka.
teks Internasional.
7
M. Nababan dkk, “Pengembangan model penilaian kualitas terjemahan. Kajian Linguistik Dan
Sastra” (24(1), 2012), 39–57. Diakses dari situs resmi UMS
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/2220/4. MANGATUR
NABABAN.pdf;sequence=1 (5 April 2023)
mempelajarinya.8
Penerjemahan sastra adalah salah satu jenis penerjemahan yang terbaik dan
tersulit. Hal ini disebabkan oleh sifat penerjemahan tersebut. Penerjemahan ini
berfokus kepada penyaluran warisan artistik, budaya, dan naratif dari bahasa lain.
perumusan kalimat, dan pada saat yang sama juga menyampaikan perasaan penulis,
danmembuat pembaca hidup berdampingan dengannya. Sehingga hal ini hanya dapat
mencakup pengalihan setiap produk sastra, baik itu puisi, prosa, cerita, atau seni
apapun, dari bahasa Arab, atau sebaliknya. Sebagaimana yang telah dijelaskan
adalah ciri-ciri atau kualifikasi yang harus dimiliki oleh penerjemah sastra:
d. Menguasai aturan tata bahasa dari dua bahasa yang akan diterjemahkan
penerjemah sastra, harus mahir dalam tata bahasa sumber dan sasaran.
8
Manaraa, “Terjemahan Sastra dan Ketentuannya”, diakses dari situr resmi manaraa
https://www.manaraa.com/post/4717/%D8%A7%D9%84%D8%AA%D8%B1%D8%AC%D9%85%D
8%A9-%D8%A7%D9%84%D8%A3%D8%AF%D8%A8%D9%8A%D8%A9-
%D9%88%D8%B4%D8%B1%D9%88%D8%B7%D9%87%D8%A7-
[%D9%85%D8%AD%D8%AF%D8%AB]
Banyak penerjemah sastra tidak memperdulikan hal ini, sehingga
estetika yang ada di dalamnya, dan hal tersebut nantinya akan tercermin
yang berbeda.9
9
BTS-Academy, “Terjemahan Sastra”, diakses dari situs resmi BTS-Academy https://www.bts-
academy.com/blog_det.php?page=1573&title=%D8%A7%D9%84%D8%AA%D8%B1%D8%AC%D
9%85%D8%A9_%D8%A7%D9%84%D8%A3%D8%AF%D8%A8%D9%8A%D8%A9
serangkaian masalah yang harus diatasi. Diantaranya adalah sebagai berikut:
indera musik untuk dapat mentransfer ritme puisi dari suatu bahasa ke
menerjemahkan emosi secara akurat, karena hal-hal ini dapat memiliki arti
yang berbeda.
apakah teks yang dipegang bersifat serius atau lucu, agar namanya sesuai
dengan teks.
Dengan demikian, kita dapat melihat bahwa karya sastra bukanlah pekerjaan
yang mudah, melainkan memerlukan beberapa syarat yang harus dipatuhi penerjemah.
Diantara yang paling menonjol adalah ketelitian dan kejujuran, tidak mengubah makna
teks yang ia terjemahkan, dan memiliki latar budaya pada subjek yang diterjemahkan,
serta memiliki bakat sastra yang diperlukan untuk merumuskan teks dengan cara yang
khas.
1. Penerjemahan pidato
Berikut contoh pidato Abu Bakar ash-Shiddiq ketika diangkat menjadi khalifah:
2. Penerjemahan puisi/syair
َ ش ْي ٍئ أ َ ْح
سنَه َ فَاتَّخِ ذْ مِ ْن كُ ِ ّل إِنَّ َما العلم َكبَ ْح ٍر َزاخِ ٍر
10
Wildana Wagadanita, “Sastra Arab”, (UIN-Maliki Press, 2018), h. 263.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penerjemahan adalah memindahkan gagasan, ide atau pikiran dari satu bahasa
(bahasa asli atau source language atau al-Lughah al-Manqul minha atau al-Lughah
al-Matn) ke dalam bahasa lain (bahasa sasarn atau target language atau al-Lughah al-
mencakup pengalihan setiap produk sastra, baik itu puisi, prosa, cerita, atau seni
memerlukan beberapa syarat yang harus dipatuhi penerjemah. Diantara yang paling
menonjol adalah ketelitian dan kejujuran, tidak mengubah makna teks yang ia
terjemahkan, dan memiliki latar budaya pada subjek yang diterjemahkan, serta
memiliki bakat sastra yang diperlukan untuk merumuskan teks dengan cara yang khas.
DAFTAR PUSTAKA