Anda di halaman 1dari 22

PROPOSAL SKRIPSI

REPRODUKSI TERJEMAHAN ACHMAD ZAIDUN PADA KITAB KIFAYATUL


AKHYAR’ KARYA IMAM TAQIYYUDIN ABU BAKAR MUHAMMAD AL HUSAINI
(Metode Komunikatif)

Dosen Pengampu:
Dr. Rizqi Handayani, M.A

Disusun Oleh:
Muhammad Fahmi Akbar: 11210240000066

PRODI TARJAMAH
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kitab Kifayatul Akhyar adalah salah satu karya ulama besar dalam tradisi
keilmuan Islam yang memberikan panduan praktis dalam menjalani kehidupan sehari-
hari sesuai dengan ajaran agama. Kitab ini banyak dihormati sebagai sumber referensi
utama bagi umat Islam dalam memahami tata cara ibadah, etika, dan tuntunan hidup
lainnya, apalagi dikalangan pesantren salafi kitab kifayatul akhyar merupakan salah
satu pengajaran formal yang diberikan dengan terjemah syarah.1

Pentingnya Kitab Kifayatul Akhyar telah menginspirasi berbagai upaya


terjemahan agar ajaran yang terkandung di dalamnya dapat diakses oleh lebih banyak
pembaca yang memiliki pemahaman beragam. Terjemahan menjadi sarana untuk
menyampaikan nilai-nilai dan petunjuk yang terdapat dalam kitab ini kepada komunitas
yang berbicara dalam bahasa yang berbeda.2

Namun, dalam upaya menyebarkan dan mengakses Kitab Kifayatul Akhyar


melalui terjemahan, muncul tantangan dan pertanyaan terkait dengan akurasi,
keberlanjutan, dan ketepatan reproduksi isi kitab tersebut. Meskipun telah banyak
terjemahan yang tersedia, belum ada kajian mendalam yang mengeksplorasi aspek
reproduksi terjemahan pada Kitab Kifayatul Akhyar.

Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi dan menganalisis
reproduksi terjemahan pada Kitab Kifayatul Akhyar, dengan fokus pada bagaimana
terjemahan tersebut mempertahankan makna asli kitab dan bagaimana pengaruh
konteks sosial, budaya, dan linguistik memengaruhi reproduksi teks ini dalam bahasa
yang berbeda.

Dengan menggali lebih dalam mengenai reproduksi terjemahan pada Kitab


Kifayatul Akhyar, diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi pada
pemahaman kita tentang dinamika terjemahan kitab-kitab keislaman dan membuka
ruang untuk pemikiran kritis terhadap pendekatan yang digunakan dalam melakukan

1
Brown J.A.C, 2012 Terjemahan Kifayat Akhyar, Panduan Hukum Klasik Hanbali oleh Ibn
Hubayrah. (Surabaya: PT Kurnia Renjana,) h.12
2
Amin,Kamaruddin dkk. 2018. Ensiklopedia Islam Nusantara.Jakarta:Kementrian Agama. Hal 10
terjemahan, sehingga kitab ini dapat tetap menjadi sumber inspirasi dan pedoman hidup
yang autentik bagi umat Islam di berbagai konteks budaya dan linguistik.

Pada kitab Kifayatul Akhyar penerjemahan yang digunakan para Santri dan
Kyai di Pesantren salafi dengan metode kata demi kata secara literal, mengakibatkan
kurangnya kemampuan para santri dalam menggunakan Bahasa Indinesia secara baik
dan benar. Karena penerjemahan yang dilakukan bukanlah mengalihkan ide atau pesan
Bahasa sumber ke Bahasa saasaran, hal ini menjadikan para santri sedikit banyak
melakukan dan kurang perhatianya terhadap struktur atau susunan kata dalam suatu
kalimat.3

Hasil terjemahan yang baik adalah terjemahan yang seluruh makna di dalam
teks sumber seolah-olah teralihkan secara sempurna ke dalam Bahasa sasaran. Kalimat
terjemahan benar – benar dan mudah dipahami Ketika dibaca atau didengar pembaca
teks sasaran, senyaman apabila teks sumber membaca atau mendengar naskah aslinya.4

Hal itu merupakan keberhasilan seorang penerjemah dalam menjalankan


fungsinya sebagai perantara komunikasi antara dua pihak yang hasil bahasanya itu
berbeda. 5 Namun sebagai karya hasil terjemahan kita perlu menganalisis apakah
terjemahan itu sudah benar sesuai dengan kaidah penerjemahan.6

Kitab Kifayatul Akhyar, yang telah di terjemahkan oleh Achmad Zaidun dan
kalangan pelajar maupun guru. Kitab ini menjadi menjadi penting dan menjadi salah
satu bacaan dipondok pesantren salafi. Kitab Kifayatul Akhyar merupakan kitab yang
banyak dikaji disebagian pesantren yang ada ditanah air Indonesia.7

Pada penerjemahan kitab Kifayatul Akhyar peneliti menemukan permasalahan


yaitu masih ada terjemahan yang mana maknanya belum tersampaikan, salah satu yang
harus dikuasai oleh seorang penerjemah ialah selain menguasai bahasa sumber (Bsu)
juga harus menguasai bahasa sasaran (Bsa) yaitu bahasa Indonesia, karena untuk

3
Al Ghazali. 2019, Perencanaan Belajar Kifayatul Akhyar, ( Jawa Tengah,Pesantren Tebu Ireng)
h.25
4
Akmaliyah, "Model dan Teknik Penerjemahan Kalimat Bahasa Arab ke Dalam Bahasa Indonesia",
(Al-Tsaqafa: Jurnal Ilmiah Peradaban Islam, 2016)
5
Moch Syarif Hidayatullah, Seluk Beluk Penerjemahan Arab-Indonesia Kontemporer, Tanggerang
Selatan: Al-Kitabah, 2014) h16.
6
Rochayah Machali, Pedoman Bagi Pergrjemah(Bandung: Kaifa, 2009) h13.
7
Ma'ruf Asrori, Etika Belajar Bagi Penuntut Ilmu"Terjemahan Kifayatul Akhyar, (Surabaya: al-Mifta,
1996) h. 9
menghasilkan terjemahan yang baik dan mudah dipahami oleh pembaca yaitu salah
satunya dari pemilihan dan penggunaan diksi yang tepat. Esesnsi penerjemahan yang
sesungguhnya adalah menyampaikan amanat dari bahasa sumber kedalam bahasa
sasaran.8

Bagi seorang penerjemah ketidakjelasan arti kata, ide dan makna merupakan
kendala yang sering dihadapi Ketika melakukan kegiatan penerjemahan. Apalagi bila
satu kata memiliki arti lebih dari satu kata akan memberikan dampak pada pemahaman
pembaca.

Sebelum melakukan analisis, penerjemah terlebih dahulu harus mengkaji


konteks budaya teks sumber. Pesan ini kemudian direkontruksikan kedalam bahasa
target dengan memakai konteks budaya bahasa target. Proses ini memakai dua fase
yaitu: 1. Telaah materi teks sumber, 2. Pengalihan isi yang terkandung dalam teks
9
sepadan bahasa target dengan menggunakan metode komunikatif. Dalam
penerjemahan kitab Kifayatul Akhyar peneliti akan melakukan mengenai ketepatan
makna terhadap terjemahan kitab Kifayatul Akhyar karya Imam Taqiyyudin.10

Maka Dengan demikian, setelah melakukan berbagai pengamatan yang


mendalam, akhirnya peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terkait reproduksi
terjemahan dengan judul “Reproduksi Terjemahan Achmad Zaidun Pada Kitab
Kifayatul Akhyar Karya Imam Taqiyyudin Abu Bakar Muhammad Al- Husni.”
Adapun dalam penelitian ini, peneliti akan mengkaji mengenai penerapan metode
komunikatif yang digunakan dalam penerjemahannya.

8
Moch Syarif Hidayatullah, Cakrawala Linguistik Arab(Jakarta: AIK itabah, 2012) h154
9
M. zaka Al Farsi, Pedoman Penerjemahan Arab-Indonesia, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya,
2011) h. 4.
10
Abdul Chaer, Pengantar Semantik Bahasa Indonesia, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009) h. 12
B. Batasan dan Rumusan Masalah

Agar pokok permasalahannya tidak meluas, maka dalam hal ini peneliti merasa
perlu untuk memberikan batasan dan perumusan masalah. Peneliti hanya akan meneliti
metode penerjemahan komunikatif dan juga strategi yang dipakai dalam kitab Kifayatul
Akhyar.

1. Bagaimana penerapan metode penerjemahan komunikatif yang digunakan kitab


Kifayatul Akhyar karya Imam Taqiyyudin?

2. Bagaimana strategi penerjemahan yang dipakai dalam menerjemahkan kitab


Kifayatul Akhyar karya Imam Taqiyyudin?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini bertujuan untuk:


1. Untuk mengetahui penerjemahan kitab Kifayatul Akhyar karya Imam
Taqiyyudin dengan menggunakan metode komunikatif
2. Untuk Mengetahui reptoduksi penerjemahan kitab Kifayatul Akhyar karya
Imam Taqiyyudin dengan menggunakan strategi penerjemahan.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini mempunyai beberapa manfaat, diantaranya:


Teoristis
Manfaat dari penelitian ini dapat menjadi landasan dalam pembelajaran kitab
Kifayatul Akhyar dalam menerjemahkan yang baik dan benar, selain itu juga menjadi
sebuah nilai tambah pengetahuan dalam menerjemahkan yang baik dan benar dalam
bidang penerjemahan di Indonesia, khususnya untuk para pelajar dan santri.
Praktis
Secara praktis penelitian ini dapat bermanfaat bagi santri atau siswa yaitu dapat
meningkatkan dalam pembelajaran penerjemahan kitab Kifayatul Akhyar karya Imam
Taqiyyudin. Penggunaan pendekatan pembelajaran yang dapat memberikan
pembelajaran bermakna dalam menerjemahkan kitab Kifayatul Akhyar.
E. Penelitian Terdahulu

Setelah mencari berbagai literatur sebagai bahan perbandingan atau rujukan


penelitian, peneliti menemukan beberapa penelitian tentang penerjemahan kitab, seperti
apa yang telah diteliti oleh mahasiswa sebelumnya:

Pertama, skripsi saudara Faisal Abdurrahman, Mahasiswa Universitas Negeri


Syarif Hidayatullah Jakarta, Jurusan Tarjamah, tahun 2016 dengan judul “Reproduksi
Terjemahan A. Hassan dalam Kitab Bulughul Maram” karya Ibnu Hajaar Al-Asqalam.
Dalam penelitian Faisal Abdurrahman ada kesamaan yaitu dengan menggunakan
ketepatan kata pada kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), namun perbedaan peneliti
hanya menggunakan kamus cetak Arab-Indonesia.
Kedua, skripsi saudari Yani Nuraeni, Mahasiswa Universitas Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, Jurusan Tarjamah tahun 2018 dengan judul Reproduksi
Terjemahan H. Salim Basyarahil dalam Kitab Jil al-Nasr al-Mansyud karya Dr. Yusuf
al-Qardhawi. Dalam penelitian ini Yani Nuraeni menggunakan metode penerjemahan
bebas.
Ketiga, skripsi saudara Acmad Fauzi, Mahasiswa Universitas Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, Jurusan Tarjamah tahun 2019 dengan judul “Reproduksi
Terjemahan Kitab Ta’lim Muta’alim Karya Abdul Kadir Al-Jufri”. Dalam penelitian
ini ada kesamaan yaitu menggunakan ketetapan kata pada kamus besar bahasa
Indoneia (KBBI) dan juga menggunakan metode komunikatif.
Keempat, Jurnal saudara Ainun Naja Mahasiswa Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, Jurusan Tarjamah dengan judul “Reproduksi Diksi Kitab
Bidayat Al Hidayah Karya Abdul Hamid Muhammad Bin Muhammad Al Ghazali
Terjemahan Yahya Al Mutamakin” ada kesamaan dalam jurnal ini sama-sama meneliti
pertanggung jawaban dari Bsu yaitu Bahasa Arab ke Bahasa Indonesia dengan
menggunakan strategi penerjemahan.
Kelima, skripsi saudari Citra Harun Mahasiswa IAIN Ambon Jurusan
Pendidikan dan Biologi tahun 2021 dengan judul” Reproduksi Manusia Ditinjau Dari
Al Qur’an surat Al Mu’minun Ayat 12-14 dan Ilmu Sains” dalam penelitian ini ada
kesamaan yaitu ingin mengetahui reproduksi dengan ketetapan makna, namun
perbedaannya saudari Citra Harun tidak menggunakan strategi penerjemahan.
F. Sistematika Penulisan

Hasil Penelitian ini terdiri dari lima bab, agar penulisan tidak keluar dari
pembahasan yang telah dicantumkan, oleh karena itu peneliti memaparkan sistematika
penulisannya sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan, bab ini terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan dan
perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penelitian terdahulu, dan
sistematika penulisan.
Bab II adalah kerangka teori. Bab ini merupakan landasan teori yang digunakan,
yaitu terdiri dari definisi reproduksi penerjemahan, strategi penerjemahan, dan metode
komunikatif.
Bab III adalah Gambaran umum korpus penelitian. Bagian ini membahas
sekilas tentang Kitab Kifayatul Akhyar, biografi pengarang Kitab Kifayatul Akhyar
yakni Imam Taqiyyudin Abu Bakar Muhammad Al Husaini dan biografi Penerjemah
kitab Kifayatul Akhyar yakni Achmad Zaidun.
Bab IV adalah Reproduksi terjemahan Kitab Kifayatul Akhyar menggunakan
metode komunikatif, teori dan strategi penerjemahan dan deskripsi penerjemahannya.
Bab V adalah Penutup. Pada bagian ini, ada dua hal yang perlu dikemukakan
berupa kesimpulan dan saran.
BAB II

KERANGKA TEORI
Pada bab ini, peneliti akan menjelaskan sekaligus memaparkan teori-teori yang
bersangkutan dengan penelitian. Pada intinya, teori ini bukanlah, solusi dalam
penyelesaian dalam suatu permasalahan penelitian. Akan tetapi, teori ini hanya sebagai
penguat dasar dari permasalahan inti penelitian untuk mengambil keputusan dalam
memecahkan masalah penelitianya.

1. Teks Keagamaan

Teks keagamaan dan kitab suci yang berusia ribuan tahun menjadikannya
sebuah karya yang sarat dengan kesusasteraan bahasa dan elemen kebudayaan.
Kekayaan ciri sastera dan budaya ini menjadi pemangkin utama genre ini terus
mendapat pemerhatian di kalangan sarjana bahasa, tambahan lagi faktor rasa
kebertanggungjawaban penganutnya dalam menyebarkan mesej yang terkandung
didalamnya. Keperluan yang mendesak tersebut mendorong timbulnya perdebatan
hebat tentang kemungkinan terjemahan serta legitimasi kesan daripadanya.11

Berbeda dengan sebahagian teks keagamaan lain, teks Bible dan al-Quran tidak
terbatas kepada mana-mana bangsa mahupun geografi tertentu. Teks Bible terkandung
di dalamnya dua buah kitab, iaitu Perjanjian Lama (Old Testament) dan Perjanjian Baru
(New Testament). Bahasa asal kitab Perjanjian Lama adalah bahasa Ibrani (Hebrew)
dan Aramia. Manakala seluruh kitab Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Yunani
(Greek).

2. Kitab Kuning

Kitab merupakan istilah khusus dalam bahasa arab yang digunakan untuk
menyebut karya tulis dibidang keagamaan maupun non keagamaan yang bertuliskan
huruf arab. Ini istilah yang membedakan dengan karya tulis selain bertuliskan bahasa
arab yang sering disebut buku. Pada umumnya kitab yang dijadikan sebagai sumber
belajar di pondok pesantren adalah kitab kuning.12

11
Leal, A., & Snell-Hornby, M. (2013). Book Review: Lynne Long (ed.) Translation and
Religion:Holy Untranslatable? Across Languages and Cultures, 14(1), 149–154.
12
Putri Dewi Indah W, ”Implementasi Pembelajaran Kitab Kuning Sebagai Upaya Meningkatkan
Religiusitas Peserta Didik” Skripsi, (Yogyakarta: UII, 2018), h. 23
Dalam pesantren, kitab kuning menjadi salah satu sumber pembelajaran. Para
santri belajar membaca, memahami, dan menghafal kitab kuning untuk mendalami ilmu
agama Islam. Mereka mempelajari berbagai aspek agama dan ilmu pengetahuan yang
terkandung dalam kitab kuning, mulai dari tafsir Al-Qur'an hingga fikih. Dilansir dari
situs Kmenterian Agama Republik Indonesia, kitab kuning adalah istilah yang
digunakan untuk merujuk pada koleksi buku dan naskah keislaman yang digunakan
dalam tradisi pesantren di Indonesia. Kitab ini mencakup berbagai bidang keilmuan,
temasuk tafsir, hadits, dan fiqih dan berbagai disiplin lainya. Kitab kuning bukanlah
satu buku tunggal, melainkan sekumpulan buku yang memiliki nilai ilmiah dan
keagamaan yang tinggi. Dalam lingkungan pesantren, kitab kuning bukan hanya
sekedar buku Pelajaran, melainkan juga merupakan identitas dan tanda khas yang
melekat erat. Sebagai pusat pengembangan dan penelitian ilmu-ilmu keislaman,
pesantren menjadikan kitab kuning sebagai elemen yang mendefinisikan karakter
pesantren. Abudin Nata menambahkan bahwa kitab kuning adalah hasil karya tulis
yang disusun oleh cendekiawan Muslim pada masa pertengahan, kira-kira pada abad
ke-16 hingga abad ke-18.

3. Teori Reproduksi

Kata reproduksi berasal dari bahasa Inggris yaitu reproduction ata reproduksi
berasal dari bahasa Inggris yaitu reproduction. Kata reproduction terdiri dari dua
suku kata, yaitu re- yang bermakna "kembali", sedangkan production yang bermakna
"pembuatan, hasil, produksi". Dengan demikian makna reproduction secara
keseluruhan berarti sesuatu yang disalin atau baring tiruan.13 Kata reproduksi sudah
menjadi kata serapan bahasa Indonesia Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
reproduksi adalah pengembangbiakan, tiruan, hasil ulang dan kata mereproduksi adalah
melakukan (membuat) reproduksi, menghasilkan (memproduksi) ulang, menghasilkan
(mengeluarkan) kembali.
Dibidang penerjemahan, kata reproduksi (reproduction) dikenal dengan istilah
retranslation, di dalam kamus Oxford Dictionary of English retranslation atau
retranslate yang mempunyai istilah "terjemahan ulang".14 Sebagaimana dikutip dalam
encyclopedia of translation istilah “penerjemahan ulang” merupakan Tindakan

13
Jhon M. Echols, Hasan Shadily, An English Indonesia Dictionary(Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama, 2010) h. 479.
14
Angus Stevenson, Oxford Dictionary of English. (Oxford University Press, 2010) h. 1518.
menerjemahkan sebuah karya yang sebelumnya telah diterjemahkan ke dalam bahasa
yang sama.15

4. Strategi Penerjemahan

Ada beberapa strategi yang bisa dimanfaatkan oleh seorang penerjemah dalam
menghadapi Tsu. Strategi ini diperlukan saat seorang penerjemah menghadapi
perbedaan konstruksi dan pemaknaan antar Tsu dan Tsa. Beberapa strategi yang dapat
dimanfaatkan oleh seorang penerjemah:

a. Mengedepankan dan Mengakhirkan (Taqdim dan Taqhir)


Strategi ini mengedepankan kata dalam Bsu yang diakhirkan dalam Bsa dan
mengakhirkan kata dalam Bsu yang dikedepankan dalam Bsa.
b. Menambahkan (Ziyadah)
Strategi ini untuk menambahkan kata dalam Bsu yang disebut dalam Bsa.
c. Membuang (Hadzf)
Strategi ini untuk membuang kata dalam Bsa yang disebut dalam Bsu.
d. Mengganti (Tabdil)
Strategi ini mengharuskan seorang penerjemah untuk mengganti struktur kata
dalam Bsu dengan memperhatikan makna dalam Bsa.

Secara garis besar strategi penerjemahan dibagi menjadi dua yaitu, strategi
structural dan semantis. Strategi structural berkenaan dengan struktur kata atau kalimat
yang meliputi dari peneliti yang sudah di sebutkan yaitu, penambahan, pengurangan,
transposisi.
Sedangkan strategi semantis atau strategi yang dilakukan karena pertimbangan
makna meliputi:16
1. Peminjaman (borrowing)
Pungutan ini merupakan strategi penerjemahan yang membawa kata Bsu
ke dalam Bsa. Penerjemah sekedar menerjemahkan penerjemahan yang ada,
karena strategi ini dinamakan peminjaman kata. Salah satu alasan mengapa

15
Mona Baker, Gabriela Saldanha "Retranslation" Knowlage Encyclopedia of Translation Studies,
(New York, Knowlage, 2009) h.233.
16
Suryawinata, Zuchridin dan Sugeng Hariyanto, Translation: Bahasa Teori dan Penuntun Praktis
Menerjemahkan, (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2003) h. 67-76S
strategi ini digunakan adalah untuk menunjukan penghargaan terhadap kata-
kata tersebut. Alasan lain, karena belum ditemukannya padanan di dalam Bsa.
Peminjaman kata ini terjadi dari mencakup transliterasi atau
naturalisasiTransliterasi adalah strategi penerjemahan yang mempertahankan
kata-kata Bsu tersebut secara utuh, baik bunyi maupun tulisannya ke dalam Bsa.
Sedangkan naturlisasi sudah terjadi adaptasi atau penyesuaian kata dari Bsu ke
Bsa. Strategi peminjaman ini biasa digunakan untuk kata atau fase yang
berhubungan dengan nama orang, tempat, majalah, jurnal, Lembaga dan istilah-
istlah pengetahuan yang belum ada pada kosakata Bsa.
2. Padanan Budaya
Strategi ini mengganti kata-kata khas dalam Bsu ke dalam kata- kata
khas Bsa. Karena budaya antara Bsu dan Bsa mungkin berbeda, maka
kemungkinan strategi ini tidak bisa menjaga ketepatan maknaWalaupun
demikian strategi ini bisa membuat kalmiat dalam Bsa menjadi mulus dan enak
dibaca. Contohnya, istilah "Jaksa Agung" dalam Bsa diterjemahkan menjadi
"Attorney General" dan bukan "Great Attorney". Hal tersebut karena dalam
budaya Bsa, istilah "Jaksa Agung" memang dikenal dengan "Attorney General'.
3. Padanan Deskriptif dan analisis komponensial
Strategi ini berusaha mendeskripsikan makna atau fungsi dari kata Bsu.
Menurut Newmark, strategi ini dilakukan karena kata Bsu sangat terkait dengan
budaya khas Bsu dan penggunaan padanan budaya dirasa tidak bisa
memberikan derajat ketepatan yang dihendaki. Sebagai contoh, kata "samurai"
dalam bahasa jepang tidak bisa diterjemahkan dengan kaum bangsawan saja
bila teks yang bersangkutan adalah teks menerangkan budaya jepang.
Sedangkan analisis komponensial digunakan untuk menerjemahkan kata-kata
umum.
4. Sinonim
Dalam menerjemahkan, penerjemah bisa menggunakan kata Bsa yang
kurang lebih sama maknanya untuk kata Bsu yang bersifat umum apabila
penerjemah ingin menggunakan analisis komponensial sepertinya menggangu
alur kalimat Bsa.
5. Terjemahan Resmi
Strategi ini merupakan terjemahan resmi telah dilakukan. Penerjemahan
yang mengajarkan naskah dari bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia perlu
memiliki pedoman yang dikeluarkan oleh pusat Pengembangan Bahasa.
Dengan menggunakan strategi ini, penerjemah bisa menghemat waktu dalam
menerjemah.
6. Modulasi
Strategi ini digunakan untuk menerjemahkan frase, klausa, atau kalimat.
Penerjemah memandang pesan dalam kalimat Bsu dari sudut yang berbeda atau
cara pikir yang berbeda, strategi ini digunakan jika penerjemahan kata-kata
dengan makna literal tidak menghasilkan terjemahan yang wajar.

5. Metode Penerjemahan Komunikatif

Metode penerjemahan komunikatif merupakan metode penerjamahan yang


berorientasi pada bahasa sasaran. Metode penerjemahan komunikatif ini
mengupayakan reproduksi makna kontekstual teks bahasa sumber sedemikian rupa ke
dalam teks bahasa sasaran, baik aspek kebahasaan maupun aspek isinya yang langsung
dimengerti oleh pembaca dan bahasa sasarannya langsung bisa diterima dan dipahami
ataupun dimengerti. Metode komunikatif dapat memberikan variasi penerjemahan yang
disesuaikan dengan prinsip-prinsip komunikasi.17

Metode penerjemahan komunikatif dilakukan dengan pemahaman berbahasa


pembaca dan pesan yang disampaikan. Penerjemahan metode komunikatif di atas dapat
direncanakan melalui tahapan-tahapan dalam proses penerjemahannya, yaitu:18

Tahap 1: Membaca

Pada tahap ini, penerjemah diharuskan untuk mebaca agar bisa mendapatkan
informasi atau pesan yang disampaikan oleh bahasa sumber.

Tahap 2: Analisis

Pada tahap ini penerjemah menganalisis kalimat-kalimat teks sumber.

17
Swain, M. (1980). Dasar Teoritis Pendekatan Komunikatif dalam Pengajaran dan Pengujian
Bahasa Kedua. Linguistik Terapan, 1(1), 1-47.
18
Savignon, S. J. (1997). Kompetensi Komunikatif: Teori dan Praktik Kelas. Addison-Wesley.
Tahap 3: Pengalihan

Dalam tahap ini penerjemah melakukan pengalihan dengan tujuan mempertahankan


informasi atau pesan yang sudah disederhanakan bahasanya tanpa mengurangi maksud penulis
teks bahasa sumber.

Tahap 4: Penyerasaian

Dalam proses sebelumnya yaitu proses pengalihan, penerjemah diharapkan


untuk mengabaikan kesepadanaan bentuk dan bila dianggap perlu diajukan untuk
mengubah susunan kalimat untuk mendapatkan pesan yang utuh. Namun dalam tahap
penyeserasian ini, penerjemah membandingkan teks bahasa sumber dan teks hasil
terjemahan untuk melihat penggunaan ragam yang sesuai dan gaya bahasa yang wajar.
Penyeserasian ini dilakukan secara berulang untuk mendapatkan terejmahan yang
sesuai dan dipahami oleh pembaca.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN DAN GAMBARAN UMUM KORPUS

A. Metodologi Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dan deskriptif, kualitatif


yaitu penyesuaian metode kualitatif yang lebih mudah dibandingkan dengan kenyataan
yang kompleks, menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dengan
objek yang lebih peka dapat menyesuaikan diri dengan penajaman pengaruh Bersama
terhadap pola nilai yang dihadapi, sedangkang deskriptif yaitu metode penelitian yang
menganalisis data-data dalam bentuk skripsi dan gejala yang diamati kemudian
mendeskripsikan ke dalam hasil penelitian.

Ada beberapa metode untuk penelitian, antara lain:

1. Metode Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif.
Metode ini menghasilkan data berupa kata-kata dan kalimat, bukan angka-angka. Data
yang dikumpulkan berupa terjemahan kitab Fathul Mu’in dari bahasa Sunda ke bahasa
Indonesia. Data tersebut kemudian dihimpun, diklasifikasikan, dan dianalisis untuk
menemukan permasalahan yang ada. Selanjutnya, peneliti mereproduksi terjemahan
tersebut dengan memperbaiki kata-kata yang sulit dipahami dan memberikan inovasi
baru jika diperlukan.

2. Fokus Penelitian
Penelitian ini berfokus pada produksi terjemahan milik Achmad Zaidun dari
kitab Kifayatul Akhyar yang dikarang oleh Imam Taqiyyudin bin Abu Bakar
Muhammad Al Husaini. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan
metode penerjemahan komunikatif yang digunakan oleh peneliti saat mereproduksi
kitab tersebut dari bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia. Hasil reproduksi tersebut
kemudian akan dibandingkan dengan terjemahan yang sudah ada yang dilakukan oleh
Imam Taqiyyudin.

3. Sumber Data
Sumber data penelitian ini adalah kitab Kifayatul Akhyar karya Imam
Taqiyyudin dari penerbit Pustaka Azzam Jakarta tahun 2016. Buku terjemahan
Kifayatul Akhyar memang sudah banyak minat pembacanya, peneliti tertarik untuk
membahas penelitian dengan kitab ini karena peneliti ingin mengetahui bagaimana
cara penerjemahanya dalam menerjemahkan buku ini sebab menerjemahkan bukan
hanya memindahkan kata tetapi juga harus mempertahankan apa maksud dari bahasa
sumber hingga sampailah maknanya ke dalam bahasa sasaran.

4. Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data merupakan cara teknis yang dilakukan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data-data penelitian. Beberapa tahapan yang peneliti lakukan adalah:
a. Mencari buku atau data-data terjemahan sampai akhirnya peneliti menemukan
buku atau data terjemahan Kifayatul Akhyar.
b. Membaca buku atau data terjemahan Kifayatul Akhyar untuk mengetahui
terjemahan apa saja yang akan peneliti reproduksi.
c. Menganalisis dan memproduksi serta mempertanggung jawabkan teks
terjemahan Kifayatul Akhyar sesuai dengan ketetapan makna.
d. Mencari buku-buku liguistik, komunikatif dan teori-teori penerjemahan.

Mencari buku atau Membaca buku atau


data-data terjemahan data terjemahan kitab
kitab Kifayatul Kifayatul Akhyar
Akhyar

Menganalisis dan
Mencari buku-buku
memproduksi serta
liguistik, komunikatif
dan teori-teori mempertanggung
jawabkan terjemahan
penerjemahan
Kifayatul Akhyar
5. Teknik Analisis data
Teknik analisis data dilakukan peneliti supaya penelitian dapat berjalan lancar
dan sistematis serta mengembangkan data-data yang telah terkumpul, seperti tahapan
berikut:
a. Peneliti membaca serta menganalisis kata per kata pada terjemahan kitab
Kifayatul Akhyar yang telah diterjemahkan oleh Imam Taqiyyudin.
b. Peneliti mencari kata terjemahan yang kurang tepat pada terjemahan kitab
Kifayatul Akhyar karya Imam Taqiyyudin.
c. Peneliti berusaha mencari kata (mufrodat) yang kurang akurat.
d. Dalam Proses ini, peneliti menetapkan padanan yang lebih tepat untuk
terjemahan yang kurang makna pemilihan kata, dan kecocokan pilihan kata.
e. Selanjutnya peneliti melakukan reproduksi kata yang kurang tepat,
menggantinya dengan kata yang sesuai dan tepat dengan menggunakan metode
penerjemahan komunikatif. Adapun sumber yang digunakan dalam proses ini
yaitu Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Al-Maany, dan berbagai pedoman
lainya yang telah sering digunakan.

Membaca serta Mencari kata terjemahan


menganalisis kata per yang kurang tepat pada
kata pada terjemahan terjemahan kitab
kitab Kifayatul Akhyar Kifayatul Akhyar

Mencari kata
Menetapkan padanan
(mufrodat) yang
yang lebih tepat untuk
kurang akurat.
terjemahan yang
kurang makna
pemilihan kata

Melakukan reproduksi kata


yang kurang tepat,
menggantinya dengan kata yang
sesuai dan tepat dengan
menggunakan metode
penerjemahan komunikatif
B. Gambaran Umum Korpus Penelitian dan Biografi Singkat Penerjemah

1. Ringkasan Singkat Kitab Kifayatul Akhyar


Buku kifayatul akhyar merupakan buku fiqih ringkas namun sudah dilengkapi
dalil-dalil yang cukup. Kitab tersebut juga merupakan salah satu buku tua ilmu fiqih
yang melengkapi semua lika-liku permasalahanya, waktu zaman dulu dinobatkan
sebagai buku teks atau buku pegangan pelajat-pelajar agama di merata dunia Islam.
Buku tersebut disusun oleh Al-Qadhi Abu Syuja Ahmad bin Al-husain ibn Ahmad Al-
Isfahani, kemudian disyarahkan oleh tokoh terkenal yaitu Imam Taqiyyudin Abu Bakar
Al husaini. Pada masa ini buku ini digunakan oleh orang-orang yang ingin mempelajari
seluk beluk syariat Islam.19

2. Biografi Syekh Imam Taqiyyudin bin Muhammad Al Husaini


Kifayatul akhyar merupakan kitab fikih mazhab Syafi'i yang sangat terkenal.
Telah berulang kali dicetak dan disebarkan ke seluruh penjuru dunia Islam. Penulisnya
adalah Imam Abu Bakar bin Muhammad bin 'Abdul Mu`Min bin Hariz bin Mu`Alla
bin Musa bin Hariz bin Sa'id bin Dawud bin Qaasim bin 'Ali bin `Alawi bin Naasyib
bin Jawhar bin 'Ali bin Abi Al-Qaasim bin Saalin Saalim bin Abdullah bin 'Umar bin
Musa bin Yahya bin 'Ali al-Ashghar bin Muhammad At-Taqi bin Hasan Al-`Askari bin
`Ali al-`Askari bin Muhammad al-Jawaad bin 'Ali ar-Ridha bin Musa al-Kaadhzim bin
Ja'far ash-Shoodiq bin Muhammad al-Baaqir bin Zainal Abidin `Ali bin al-Husain bin
`Ali bin Abi Tholib at-Taqiy al-Husaini al-Hisni. Beliau yang lebih dikenal sebagai
Imam At-Taqiy. Taqiyuddin al-Hishni adalah seorang ulama besar dan ahli sufi
bermazhab syafi'i serta berpegang pada itiqad Imam Abul Hasan Ali Al-Asyari.
Seorang yang zahid dan senantiasa menyeru kepada kebaikan dan mencegah
kemungkaran tanpa takut kepada siapapun hingga para pemerintah dan penguasa.20
Beliau dilahirkan pada tahun 752H di kota al-Hishn di negri Syam kemudian
berpindah ke kota dimasq dimana beliau meneruskan pengajiannya. Diantara guru-
gurunya ialah:
1. Syaikh Abul Abbas Najmuddin Ahmad bi 'Utsman bin `Isa al-Jaabi
2. Syaikh Syamsuddin Muhammad bin Sulaiman ash- Sharkhadi

19
Muhammad ibn Ali ibn Muhammad al Syaukani, Bustanul al Akhbar Muhtasar Nail al
Authar , Matba’ah as Salafiah, 1374, h.2161
20
Sayyid Sabiq, Fiqh sunnah, Beirut : Daar al Fath lil I’lam al ‘ arabi, juz 2, h. 197
3. Syaikh Syarafuddin Mahmud bin Muhammad bin Ahmad al-Bakri
4. Syaikh Syihaabuddin Ahmad bin Sholeh az-Zuhri.
5. Syaikh Badruddin Muhammad bin Ahmad bin `Isa.
6. Syaikh Syarafuddin 'Isa bin 'Utsman bin Isa al-Ghazi.
7. Syaikh Shadruddin Sulaiman bin Yusuf al- Yaasufi.

a) Perjalanan Hidupnya
Akhlak dan perilakunya yang tawadhu dan luhur menjadi tanda pengenal dia.
Dia seorang sufi, berakhlak mulia, dan tidak sombong. Ia terbiasa keluar bersama
muridnya, berkumpul dan bahkan bermain. Namun dengan tetap menjaga
kehormatannya sebagai guru. Ketika dia masih hidup, wilayah Damaskus pernah
mendapat cobaan berat. Diserang oleh tentara Tamarlenk, keturunan Jengis Khan.
Tentara ini sangat tamak, sebagaimana Jengis Khan, menumpahkan darah siapa saja
yang menghalangi dan berambisi menegakkan kerajaan dunia di bawah pimpinannya.
Namun, ia gagal. Mujahidin menghalau dia. Kondisi ini tidak menghalangi Syaikh Abu
Bakar al-Hushni untuk belajar dan mengajar. Setelah fitnah bangsa Tar Tar berhasil
dipadamkan, Syaikh al-Hishni menjadi pusat perhatian penuntut ilmu. Fitnah yang
dimaksud yaitu Imam Taqiyuddin dinilai sebagai seorang muslim Syi’ah yang fanatik
terhadap agamanya, banyak membunuh orang dan keras kepala. Dia mempunyai
keinginan yang sangat kuat, berupa keinginannya mendirikan Kerajaan Umum.
Diceritakan dia pernah berkata: “Tidak diperbolehkan di bumi ini terdapat dua raja atau
lebih seperti halnya tidak diperbolehkan di alam semesta ini terdapat dua Tuhan atau
lebih”. Setelah fitnah, bertambahlah kezuhudannya, menghadap kepada Allah SWT,
dan berkumpul (bersama murid-muridnya) menjauhi manusia. Jadilah dia mempunyai
pengikut, Namanya menjadi terkenal, menahan diri dari berbicara dengan banyak
orang, terlebih orang yang melihat tanda-tanda pada dirinya. Dan membiarkan lisannya
berbicara tentang qadli-qadli dan pemilik kekuasaan semacamnya. Terdapat banyak
cerita tentang kezuhudannya dan sedikit dalam harta dunia. Mungkin tidak ditemukan
cerita sebanyak itudari biografi wali-wali besar yang lain. Mereka tidak mendahulukan
dia karena ia berada pada zaman yang lebih dahulu. Walhasil, Imam Taqiyuddin al-
Hishni termasuk orang yang mengumpulkan antara ilmu dan amal.Imam Taqiyuddin al
Hishni terkenal karena ketinggian ilmunya, bahkan karena kewaliannya. Berbagai
karamah telah berlaku ke dia. Antaranya pernah diceritakan bahwa sewaktu para
mujahidin berperang di Cyprus, maka Imam Taqiyyuddin al Hushni telah dilihat
berjuang bersama-sama para mujahid tersebut sehingga mereka memperoleh
kemenangan.
b) Karya-Karya Imam Taqiyyudin Abu Bakar Muhammad Al Husni
Sebagai ulama tentunya Imam Taqiyuddin al-Hishni memiliki banyak karya di
berbagai bidang pengetahuan Islam. Beliau meninggalkan karya-karya dalam bidang
akidah, tafsir, hadis, fiqih, dan tasawuf. Inilah bukti akan produktivitasnya dalam
menulis. Di antara karya-karyanya yaitu:21
1. Dafu Syubahi Man Syabbaha Wa Tamarrada Wa Nasaba Dzalika Ila Asy-
Sayyid Al-Jalil Al-Imam Ahmad
2. Syarah Asmaullah Al-Husna
3. At-Tafsir
4. Syarah Shohih Muslim (3 Jilid)
5. Syarah Al-Arbain An-Nawawi
6. Ta'liq Ahadits Al-Ihya
7. Syarah Tanbih (5 Jilid)
8. Kifayatul Akhyar
9. Syarah An-Nihayah
10. Talkhish Al-Muhimmat (2 Jilid)
11. Syarah Al-Hidayah
12. Adab Al-Akl Wa Asy-Syarab
13. Kitab Al-Qawaa Id
14. Tanbihus Saalik
15. Qami`un Nufus
16. Siyarus Saalik
17. Siyarush Sholihaat
18. Al- Asbaabul Muhlkaat
19. Ahwal Al-Qubur
20. Al- Mawlid

Ia terkenal bukan hanya karena tinggi ilmunya, tetapi juga karena kewaliannya.
Beliau mengalami berbagai karamah, termasuk saat berperang di Cyprus bersama para
mujahidin, di mana mereka mencapai kemenangan. Para pejuang menceritakannya

21
Hasibuan, M. (2015). Biografi Imam Taqiyyudin Dan Ibnu Nujaim. Biografi Imam Suyuthi Dan
Ibnu Nujaim, hal.143
kepada murid-murid beliau, yang menyatakan bahwa beliau selalu bersama mereka di
Dimasq dan tidak pernah pergi. Beliau juga sering terlihat di Makkah dan Madinah saat
menjalankan ibadah haji, namun tetap berada di Dimasq. Beberapa keramatnya
disebutkan oleh Syaikh Yusuf bin Ismail An-Nabhani pada tahun 829 H, dan beliau
dimakamkan di Dimasq.22

c) Biografi Penerjemah Dan Karyanya


Achmad Zaidun
Achmad zaidun adalah seorang dosen bahasa Arab di Fakultas Adab IAIN
Surabaya. Ia lahir di Gresik, 19 juni 1958. Tahun 1970 ia menamatkan pendidikannya
pada MI Nurul Falah Banjar Sari Manyar, Gresik. Kemudian masuk MTS Yasmu Maya
Gresik. Tahun 1976 ia melanjutkan pendidikannya di PGA. Beliau meraih gelar sarjana
muda di Fakultas Adab IAIN Surabaya pada tahun 1980 dan meraih gelar sarjana
lengkap jurusan bahasa dan sastra Arab tahun 1986 di IAIN Surabaya.

Adapun buku-buku hasil terjemahannya antara lain yaitu: Tasri al-qulub wa


Tasri al-huruf, Mukhtashar shahih al-bukhari, Mukhtashar shahih al-Muslim, al-Mizan
al-Kubra, Kifayah al-Akhyar, arba`u Rasail fi shalati wa al-jama'ah dan terjemahan
Bidayah al-mujtahid wa Nihayah al-Muqtashid.

22
Abdul Rahman Ghazaly,Fiqh Muamalah, Kencana Prenada Media Group, Jakarta,
2012. Hlm. 70
DAFTAR PUSTAKA

Brown J.A.C, 2012 Terjemahan Kifayat Akhyar, Panduan Hukum Klasik Hanbali oleh Ibn
Hubayrah. (Surabaya: PT Kurnia Renjana,)

Amin,Kamaruddin dkk. 2018. Ensiklopedia Islam Nusantara.Jakarta:Kementrian Agama.

Al Ghazali. 2019, Perencanaan Belajar Kifayatul Akhyar, ( Jawa Tengah,Pesantren Tebu


Ireng)

Akmaliyah, "Model dan Teknik Penerjemahan Kalimat Bahasa Arab ke Dalam Bahasa
Indonesia", (Al-Tsaqafa: Jurnal Ilmiah Peradaban Islam, 2016)

Ibnu Burdah, Menjadi Penerjemah, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2004)

Moch Syarif Hidayatullah, Seluk Beluk Penerjemahan Arab-Indonesia Kontemporer,


Tanggerang Selatan: Al-Kitabah, 2014)

Rochayah Machali, Pedoman Bagi Pergrjemah(Bandung: Kaifa, 2009)

Ma'ruf Asrori, Etika Belajar Bagi Penuntut Ilmu"Terjemahan Kifayatul Akhyar, (Surabaya: al-
Mifta, 1996) h. 9

Moch Syarif Hidayatullah, Cakrawala Linguistik Arab(Jakarta: AIK itabah, 2012)

M. zaka Al Farsi, Pedoman Penerjemahan Arab-Indonesia, (Bandung: PT Remaja Rosda


Karya, 2011)

Abdul Chaer, Pengantar Semantik Bahasa Indonesia, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009)

Jhon M. Echols, Hasan Shadily, An English Indonesia Dictionary(Jakarta: PT Gramedia


Pustaka Utama, 2010)

Putri Dewi Indah W, ”Implementasi Pembelajaran Kitab Kuning Sebagai Upaya


Meningkatkan Religiusitas Peserta Didik” Skripsi, (Yogyakarta: UII, 2018),

Angus Stevenson, Oxford Dictionary of English. (Oxford University Press, 2010)

Mona Baker, Gabriela Saldanha "Retranslation" Knowlage Encyclopedia of Translation


Studies, (New York, Knowlage, 2009)

Leal, A., & Snell-Hornby, M. (2013). Book Review: Lynne Long (ed.) Translation and
Religion:Holy Untranslatable? Across Languages and Cultures, 14(1),

Suryawinata, Zuchridin dan Sugeng Hariyanto, Translation: Bahasa Teori dan Penuntun
Praktis Menerjemahkan, (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2003).
Swain, M. (1980). Dasar Teoritis Pendekatan Komunikatif dalam Pengajaran dan Pengujian
Bahasa Kedua. Linguistik Terapan, (Pusat Gramedia 2012)

Savignon, S. J. (1997). Kompetensi Komunikatif: Teori dan Praktik Kelas. Addison-Wesley.

Syaukani Ibn Ali ibn Muhammad al, Bustanul al Akhbar Muhtasar Nail al
Authar , Matba’ah as Salafiah, 1374

Sabiq Sayyid, Fiqh sunnah, Beirut : Daar al Fath lil I’lam al ‘ arabi, juz 2,

Hasibuan, M. (2015). Biografi Imam Taqiyyudin Dan Ibnu Nujaim. Biografi Imam Suyuthi Dan
Ibnu Nujaim,

Abdul Rahman Ghazaly,Fiqh Muamalah, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2012.

Anda mungkin juga menyukai