Oleh:
JAKARTA
2017
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
dikomunikasikan dalam bahasa sumber ke dalam bahasa target sesuai dengan makna
yang dikandung dalam bahasa sumber tersebut. Penerjemahan juga dapat diartikan
sebagai upaya mengungkapkan makna dan maksud yang terdapat dalam bahasa
sumber dengan padanan yang paling akurat, jelas dan wajar di dalam bahasa target.
juga tergantung “untuk siapa” dan “untuk tujuan apa” penerjemahan itu dilakukan. 2
estetika teks bahasa sumber dengan mengkompromikan makna selama masih dalam
batas kewajaran.3 Metode semantik juga berusaha menciptakan rasa yang tepat dan
nada yang asli: kata-kata yang ‘sakral’, bukan karena kata-kata lebih penting daripada
1
M. Zaka Al Farisi, Pedoman Penerjemahan Arab-Indonesia, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2014), h.
24.
2
Frans Sayogie, Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia, (Jakarta: Lembaga Penelitian
UIN Syarif Hidayatullah, 2008), h. 7.
3
Ibid, h. 85.
4
Emzir, Teori Pengajaran Penerjemahan, (Jakarta : Rajawali Press, 2015), h. 59.
3
Alasan peneliti menerjemahkan kitab 50 Qishah Qashirah lil-Athfal ini adalah
membanjirnya sastra versi terjemahan di pasaran yang laris. Bukan tanpa sebab,
dalam sastra anak asing memiliki struktur yang apik, rupa-rupanya, menjadi daya
tarik melebihi alasan yang lain.5 Dalam kitab 50 Qishah Qashirah lil-Athfal ini berisi
tentang nilai-nilai berharga, bimbingan moral serta agama bagi anak-anak. Peneliti
akhirnya mencoba menerjemahkan cerita pendek berbahasa Arab yang diambil dari
merupakan penulis buku anak-anak Arab yang paling terkenal. Ia juga telah menulis
sejumlah besar penelitian, studi media dan cerita untuk anak-anak dan orang dewasa.
Beberapa karya telah diterjemahkan ke bahasa Prancis, Inggris, Rusia, Kurdi dan
Bulgaria.
Batasan penelitian ini adalah bagian kedua dalam kitab 50 Qishah Qashirah lil-
Athfal yaitu cerita pendek. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
5
Sugihastuti, Teori Apresiasi Sastra, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2002), h. 73.
4
1. Mengetahui penerjemahan kitab kitab 50 Qishah Qashirah lil-Athfal karya Tariq
berikut:
1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan peneliti, pembaca serta para
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam melaksanakan penelitian ini, ada beberapa literature yang dijadikan penulis
sebagai acuan dan tinjauan pustaka. Tinjauna pustaka untuk perbandiangan dan
“Tarjamah Kitab 'Isa 'Alaihi Al-Salam Fi Qisas Al Anbiya’ Li Hilmi 'Ali Sya’ban Wa
DALALIYAH)” yang berisi tentang biografi dan kisah perjalanan hidup seorang nabi
yakni Isa putra Maryam, yang mana kisah dan perjalanannya melukiskan model
panutan dan teladan yang ideal bagi kita dan generasi selanjutnya serta metode yang
Relevansi dalam penelitian ini adalah sama-sama menejemahkan teks Arab. Namun,
semantik.
Amir Sa’id A-Zaibari”. Dalam bahasa Arab ada fi'il madi, fi'il mudari, masdar, dan
isim fa'il yang artinya berubah tergantung huruf atau kata yang mengikuti. Istilah
dalam bahasa Arab adalah at-Ta'birat al-Ishtilahiyah sedang dalam bahasa Indonesia
6
adalah Idiom. Penulis membahas bagaimana penerjemahan kata idiom dalam buku
Kalimat Lailahaillallah, berupa gabungan kata kerja dan huruf saja. Idiom dari
gabungan kata kerja dan huruf mempunyai beragam penerjemahan atau arti serta
bagaimana cara menerjemahkan kata idiom yang benar dan juga sesuai dengan
kontekstual.
Relenvasi dalam penulisan ini adalah sama-sama penerjemahkan, namun objek dan
Dengan judul “ Penerjemahan Buku al-Qirâ’ah al-Rasyîdah Karya Abul Hasan Ali
Kesamaan dalam penelitian ini adalah sama-sama menerjemahkan teks sastra Arab,
metode semantik.
Anis Fida’ (2016), UIN Kalijaga Yogyakarta. Dengan judul “Qissah li al-Atfal
yaitu metode terjemah secara harfiyah dan tafsiriyah. Metode harfiyah merupakan
metode yang melingkupi terjemahan secara setia terhadap teks sumber adapun metode
7
bahasa dari bahasa sumber. Kelebihan skripsi ini adalah peneliti menfokuskan susunan
idhafi sebagai kajian penelitiannya dan peneliti menguunakan metode harfiyah dan
harfiyah dan tafsiriyah sebagai metode terjemahannya. Kekurangan skripsi ini adalah
peneliti tidak memaparkan metode yang peneliti gunakan, karena peneliti hanya
A. Kerangka Teori
umumnya, yang semuanya diungkapkan dengan cara dan bahasa yang khas.6
Menurut Davis, sastra anak adalah sastra terbaik yang mereka baca dengan
karateristik berbagai ragam, tema dan format. Dilihat dari temanya, karya sastra
anak amat beragam. Segala tema yang berkaitan dengan kehidupan anak, ada
anak, pengalaman dan pengetahuan yang dapat dijangkau dan dipahami oleh
anak, pengalaman dan pengetahuan anak yang sesuai dengan dunia anaksesuai
tentang apa saja, bahkan yang menurut ukuran dewasa tidak masuk akal.
6
Burhan Nurgiyantoro, Sastra Anak Pengantar Pemahaman Dunia Anak, (yogyakarta: Gadjah MADA
University Press, 2013), h. 2.
7
Riris K. Toha-Sarumpaet, Pedoman Penelitian Sastra Anak,(Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia,
2010), h, 2.
8
Misalnya kisah binatang yang dapat berbicara, bertingkah laku, perpikir, dan
Satu hal yan tak boleh dilupakan dalam memahami dan bergaul dengan
sastra anak adalah pertama, bahwa kita berhadapan dengan karya sastra yang
lazim seperti sudut pandang, latar, watak, alur dan konflik, tema, gaya, dan nada.
Kedua, mendapat kesan mendalam dan serta merta yang ditemukan dalam
langsung, serta informasi yang memperluas wawasan. Itulah sastra anak: karya
dewasa.9
pada upaya mencari padanan kata yang sesuai dan tepat dari bahasa sumber untuk
8
Burhan Nurgiyantoro, Sastra Anak Pengantar Pemahaman Dunia Anak, (yogyakarta: Gadjah MADA
University Press, 2013), h. 6-7.
9
Riris K. Toha-Sarumpaet, Pedoman Penelitian Sastra Anak,(Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia,
2010), h, 3.
10
Matsna, Kajian Semantik Arab Klasik dan Kontemporer, (akarta: Prenada Media Grup, 2016), h. 190.
9
1.) Penerjemahan kata demi kata. Penerjemahan ini dianggap sebagai
sumber. Penerjemahan jenis ini berpegang teguh pada tujuan dan maksud
setia, karena harus lebih memperhitungkana unsur estetika teks bahasa sumber
bebas dan paling dekat ke bahasa sasaran. Penerjemahan jenis ini terutama
untuk drama dan puisi. Tema, karakter dan alurnya biasanya tetap
dipertahankan.
10
3.) Penerjemahan idiomatik. Dalam penerjemahan jenis ini pesan bahasa sumber
mengutamakan kosa kata sehari-hari dan idiom yang tidak ada di dalam
kontekstual dari bahasa smber sedemikian rupa, sehingga isi dan bahasanya
teks bahasa sumber dengan mengkompromikan makna selama masih dalam batas
kewajaran. Selain itu, kata ynag hanya sedikit mengandung muatan budaya dapat
BAB III
11
Moch. Syarif Hidayatullah, Seluk Beluk Penerjemahan Arab-Indonesia Kontemporer, ( Tangerang
Selatan: Alkitabah, 2014), h. 57.
12
Frans Sayogie, Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia, (Jakarta: Lembaga Penelitian
UIN Syarif Hidayatullah, 2008), h. 83-85.
11
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode
kualitatif, yang menekankan kualitas (ciri-ciri data yang alami) sesuai dengan
pemahaman deskriptif dan alamiyah itu sendiri. 13 Hal itu disebabkan oleh adanya
B. Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini adalah menganalisis hasil terjemahan 50 Qishah Qashirah lil-
Athfal karya Tariq al-Bakri. Hal-hal yang diasumsikan dapat menjadi objek penelitian
dalam kitab 50 Qishah Qashirah lil-Athfal karya Tariq al-Bakri adalah mendeskripsikan
metode penerjemahan yang digunakan saat menerjemahkan kitab 50 Qishah Qashirah lil-
Athfal karya Tariq al-Bakri dari bahasa Arab ke bahasa Indonesia serta menganalisis
13
Djajasudarma, T. Fatimah, Metode Linguistik Ancangan Metode Penelitian dan Kajian, (Bandung: PT
Refika Aditama, 2006), h. 14.
14
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), h. 11
12
C. Sumber Data
penelitian yang akurat. Agar lebih maksimal, peneliti menggunakan sumber data
sekunder yang merujuk pada kamus, buku, dan media lain yang berkaitan dengan
penelitian.
D. Rencana Analisis
berjalan secara sistematis dan bertahap. Adapun rencana analisis yang digunakan, sebagai
berikut:
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari lima Bab, yang akan dirincikan sebagai
berikut:
Bab I adalah pendahuluan. Bagian pendahuluan ini berisi satu bab tersendiri yang
terdiri dari enam sub-bab, yang meliputi latar belakang masalah, pembatasan dan
13
Bab II adalah kerangka teori. Bagian kerangka teori ini terdiri dari dua sub-bab yang
Bab III akan memaparkan korpus penelitian. Bagian ini akan membahas tentang
sekilas tentang kitab dan penulis, mendeskripsikan tentang biografi Tariq al-Bakri.
kitab 50 Qishah Qashirah lil-Athfal yang merupakan salah satu karya Tariq al-Bakri.
kitab tersebut.
14
DAFTAR PUSTAKA
Matsna, Kajian Semantik Arab Klasik dan Kontemporer. Jakarta: Prenada Media Grup,
2016.
Toha, Riris K. –Sarumpaet. Pedoman Penelitian Sastra Anak. Jakarta: Yayasan Pustaka
Obor Indonesia, 2010.
15