MASA KINI
Disusun oleh :
Rachmad Fauzi
Kiki Larasati
Ilham Al-Fauzan
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satunya ialah Serat Lampahing Agesang, serat yang ditulis oleh
Pakubuwono IV Salam seri serat bendhel warna-warni yang diterbitkan
tahun 1990. Serat ini berisi nasihat dan cara laku hidup , nasihat-nasihat ini
tentunya ditujukan untuk masyarakat atau bahkan bagi penulis sebagi
pengingat diri untuk tidak hanya fokus pada masalah material atau
keduniawian.
1
Sugeng Tribowo, Nilai Pendidikan Moral dalam Serat Pamoring Kawula Gusti dan Relevansinya
dalam Kehidupan Sekarang, Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa Jawa dan Sastra Universitas
Muhamadiyah Purworejo, , Vol./06/no. 2/April 2015
hidung, tapa lisan, tapa tangan, tapa zakar dan tapa kaki), dan hal-hal yang
tidak baik bagi jiwa dan raga2.
Ajaran-ajaran hidup dan nilai moral yang disampaikan pada serat ini
tentu masih sangat relevan dengan kondisi masa kini, oleh sebab itu, penting
untuk dilakukan penelitian untuk memahami Relevansi Serat Lampahing
Agesang bagi kehidupan masa kini.
2
https://sastra.org>lampahingagesang diakses pada Selasa 26 November 2019 pukul 19:55
D. Kajian Pustaka
E. Metode Penelitian
1. Heuristik
Tahap Heuristik merupakan kegiatan mencari sumber untuk
mendapatkan data-data atau materi sejarah, atau evidensi sejarah. Pada
tahapan ini, kegiatan diarahkan pada penjajakan, pencarian, dan
pengumpulan sumbe-rsumber yang akan diteliti, baik yang terdapat di
lokasi penelitian, temuan benda maupun sumber lisan.3 Adapun sumber ini
dibagi dua, yaitu:
a. Sumber Primer
Sumber primer adalah sumber yang berasal dari pelaku sejarah atau
kesaksian dari seorang saksi dengan mata-kepala sendiri yang
menyaksikan suatu peristiwa sejarah, dan sumber yang didapat dari
seorang yang hidup sezaman dengan peristiwa yang didapatkan.4
1) Sumber Tertulis
b. Sumber Sekunder
2. Interpretasi
3
Sulasman, Metodologi Penelitian Sejarah, (Bandung: Pustaka Setia, 2014), hlm 93
4
Gottschalk, Louis, Mengerti Sejarah, (Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press), 1985), Cetakan
keempat, hlm. 35.
5
Ibid,., hlm 107
subjektivitas karena dalam proses ini masuk pemikiran-pemikiran penulis
atau suatu fakta sejarah. Fakta-fakta tersebut kemudian dirangkai menjadi
suatu rentetan tak terputus dari suatu peristiwa. Dalam penulisan sejarah
subjektifitas itu diakui, namun subjektifitas itu tetap harus dihindari.
Selain itu, peneliti juga melakukan suntingan teks. Hal ini dilakukan
untuk memperhatikan pedoman ejaan yang berlaku, pemakaian huruf
kapital, tanda-tanda baca, penyusunan alenia, dan perangkaian cerita.ini
dilakukan untuk memudahkan pembca dalam membaca dan memahami
teks. Ketika melakukan suntingan, peneliti juga melakukan usaha perbaikan
dan pengoreksian naskah agar tidak terjadi kekeliruan.
Setelah itu, maka penulis melakukan tranlasi atau alih bahasa. Teks
yang ditranslasikan adalah teks berhuruf latin kemudian diartikan kedalam
bahasa indonesia agar lebih mudah dipahami dan dimengerti. Sehingga
maknanya dapat terungkap dengan jelas.
3. Historiografi
6
Ibid,., hlm. 147
peneliti akan melakukan penelitian dengan judul “ Relevansi Serat
Lampahing Agesang dalam kehidupan saat ini”
F. Sistematika Penelitian
Dalam rangka memudahkan pembacar dalam rangka melihat secara
keseluruhan penelitian ini dan supaya literatur dalam penulisan, maka
penelti membuat sistematika sebagai berikut:
BAB I berisi tentang pendahuluan yang menjelaskan tentang Latar
Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat
Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan.
BAB IV merupakan BAB akhir dari penelitian yang berisi Penutup yang di
dalamnya terdapat Kesimpulan dan Saran terhadap penelitian terkait. Dan
sebagian pemuat penelitian ini berisi Daftar Pustaka dan lampiran-lampiran