Anda di halaman 1dari 7

RELEVANSI SERAT LAMPAHING AGESANG DALAM KEHIDUPAN

MASA KINI

Disusun untuk memenuhi Tugas Naskah dan Aksara Jawa

Dosen : Rina Andriani Hidayat M.A

Disusun oleh :

Rachmad Fauzi

Kiki Larasati

Ilham Al-Fauzan

Suci Rohma Ayu Sholihah

JURUSAN SEJARAH PERADABAN ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN, ADAB DAN HUMANIORA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara yang kaya akan peninggalan masa lampau.


Naskah kuno salah satunya, didalam naskah kuno menyimpan atau
terkandung berbagai ungkapan pikiran dan perasaan sebagai hasil budaya
bangsa masa lampau (Barried, 1985:54). Dilihat dari isinya naskah lama
memiliki kandungan yang sangat penting dan kompleks. Karena didalam
naskah tersebut tersurat dan tersirat berbagai macam ilmu pengetahuan,
seperti agama, filsafat, sastra, hukum, adat istiadat, atau pranata masyarakat
dan sejarah. Atas kandungan yang terdapat dalam naskah kuno mempunyai
manfaat dan berguna bagi kehidupan, maka dalam tulisan ini akan
mengangkat naskah sebagai penelitian. 1

Salah satunya ialah Serat Lampahing Agesang, serat yang ditulis oleh
Pakubuwono IV Salam seri serat bendhel warna-warni yang diterbitkan
tahun 1990. Serat ini berisi nasihat dan cara laku hidup , nasihat-nasihat ini
tentunya ditujukan untuk masyarakat atau bahkan bagi penulis sebagi
pengingat diri untuk tidak hanya fokus pada masalah material atau
keduniawian.

Nilai-nilai moral maupun ajaran-ajaran hidup, disampaikan melalui


perumpamaan-perumpamaan yang digambarkan seperti halnya bertapa
(tapa badan, tapa hati, tapa nafsu, tapa nyawa, tapa rahsa, tapa cahya dan
tapa atma). Hal-hal yang harus dijalankan oleh badan (tapa telinga, tapa

1
Sugeng Tribowo, Nilai Pendidikan Moral dalam Serat Pamoring Kawula Gusti dan Relevansinya
dalam Kehidupan Sekarang, Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa Jawa dan Sastra Universitas
Muhamadiyah Purworejo, , Vol./06/no. 2/April 2015
hidung, tapa lisan, tapa tangan, tapa zakar dan tapa kaki), dan hal-hal yang
tidak baik bagi jiwa dan raga2.

Ajaran-ajaran hidup dan nilai moral yang disampaikan pada serat ini
tentu masih sangat relevan dengan kondisi masa kini, oleh sebab itu, penting
untuk dilakukan penelitian untuk memahami Relevansi Serat Lampahing
Agesang bagi kehidupan masa kini.

B. Batasan dan Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka akan ditulis rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimanakah nilai moral yang terkandung dalam serat Lampahing
Agesang ?
2. Bagaimanakah relevansi serat Lampahing Agesang dengan kehidupan
masa kini ?

Untuk membatasi penelitian agar tidak melebar, maka penelitian ini


dibatasi hanya membahas di dalam teks.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan bagaimana nilai moral


yang terkandung dalam serat Lampahing Agesang serta menjelaskan relevansi
serat Lampahing Agesang dengan kehidupan masa kini.

Adapun manfaat penulisan adalah manfaat praktis dan teoritis, manfaat


praktis dalam penulisan penelitian ini adalah sebagai bahan pengetahuan umum dan
dibidang sejarah khususnya, serta diharapkan menambah khasanah keilmuan
sejarah tentang serat Lampahing Agesang. Adapun manfaat teortisnya adalah,
mendeskripsikan mengenai serat Lampahing Agesang yang dimungkinkan bisa
dimanfaatkan sebagai sumber penelitian selanjutnya.

2
https://sastra.org>lampahingagesang diakses pada Selasa 26 November 2019 pukul 19:55
D. Kajian Pustaka

Untuk mengetahui penelitian-penelitian sejenis yang terkait naskah sudah


banyak dilakukan, diantaranya adalah sebagai berikut:

Penelitian yang dilakukan oleh Nurwakhid Muliyono dalam Jurnal yang


berjudul “Relevansi Ajaran Hidup Sastra Wulangreh Pada Etnis Jawa Mataram
Kepanjen Kabupaten Malang” yang merupakan Mahasiswa IKIP Budi Utomo
Malang Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa. Dalam jurnalnya,
Nurwakhid memaparkan nilai-nilai yang terkandung dalam serat Wulangreh
dan praktiknya sebagai filsafat dan ajaran hidup dalam kehidupan pribadi
maupun bermasyarakat.

Penelitian dari Kusnul Kotimah yang berjudul “Nilai Moral dan


Relevansinya dalam Serat Jaladara Rabi Karya Ki Reditanaya” yang merupakan
Mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Universitas
Muhammadiyah Purworejo. Penelitian ini lebih dititik fokuskan kepada nilai
moral yang terdapat dalam serta tersebut seperti hubungan manusia dengan diri
sendiri,hubungan dengan sesama,hubungan manusia dengan alam,dan
hubungan manusia dengan TuhanNya.

E. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan yaitu metode penelitian


sejarah untuk membantu penulis dalam menemukan fakta historis dari
penelitian yang dilakukan, sehingga dapat diambil kesimpulan dan manfaat
yang terkandung dalam naskah yang penulis teliti. Adapun tahap-tahap metode
sejarah dalam penelitian ini di antaranya yaitu terdiri dari tahap heuristik, tahap
kritik, tahap interpretasi, dan tahap historiografi. Berikut uraiannya:

1. Heuristik
Tahap Heuristik merupakan kegiatan mencari sumber untuk
mendapatkan data-data atau materi sejarah, atau evidensi sejarah. Pada
tahapan ini, kegiatan diarahkan pada penjajakan, pencarian, dan
pengumpulan sumbe-rsumber yang akan diteliti, baik yang terdapat di
lokasi penelitian, temuan benda maupun sumber lisan.3 Adapun sumber ini
dibagi dua, yaitu:

a. Sumber Primer

Sumber primer adalah sumber yang berasal dari pelaku sejarah atau
kesaksian dari seorang saksi dengan mata-kepala sendiri yang
menyaksikan suatu peristiwa sejarah, dan sumber yang didapat dari
seorang yang hidup sezaman dengan peristiwa yang didapatkan.4

1) Sumber Tertulis

Sumber tertulis yang peneliti gunakan adalah Naskah


Lampahing Agesang.

b. Sumber Sekunder

Buku-buku, Jurnal-jurnal dan artikel-artikel terkait, yang


menjelaskan relevansi naskah dan tingkah laku kehidupan. Kemudian
skripsi-skripsi yang sudah ditulis oleh para peneliti-peneliti sebelumnya
yang membahas nilai moral.

2. Interpretasi

Interpretasi adalah penafsiran data atau disebut juga analisis


sejarah, yaitu penggabungan atas sejumlah fakta yang telah diperoleh.5 Pada
tahap ini atau disebut dengan Interpretasi, bisa dilakukan dengan dua cara,
yaitu sintesis dan analisis. Interpretasi sering disebut sebagai biangnya

3
Sulasman, Metodologi Penelitian Sejarah, (Bandung: Pustaka Setia, 2014), hlm 93
4
Gottschalk, Louis, Mengerti Sejarah, (Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press), 1985), Cetakan
keempat, hlm. 35.
5
Ibid,., hlm 107
subjektivitas karena dalam proses ini masuk pemikiran-pemikiran penulis
atau suatu fakta sejarah. Fakta-fakta tersebut kemudian dirangkai menjadi
suatu rentetan tak terputus dari suatu peristiwa. Dalam penulisan sejarah
subjektifitas itu diakui, namun subjektifitas itu tetap harus dihindari.

Dalam penelitian ini, peneliti juga melakukan transliterasi atau


pengalihan huruf demi huruf dari abjad satu ke abjad yang lain. Yaitu
dengan mentransliterasikan naskah aksara jawa ke huruf latin. Dalam
melakukan ini, maka perlu pedoman yang berhubungan dengan pemisahan,
pengelompokan kata serta ejaan.

Selain itu, peneliti juga melakukan suntingan teks. Hal ini dilakukan
untuk memperhatikan pedoman ejaan yang berlaku, pemakaian huruf
kapital, tanda-tanda baca, penyusunan alenia, dan perangkaian cerita.ini
dilakukan untuk memudahkan pembca dalam membaca dan memahami
teks. Ketika melakukan suntingan, peneliti juga melakukan usaha perbaikan
dan pengoreksian naskah agar tidak terjadi kekeliruan.

Setelah itu, maka penulis melakukan tranlasi atau alih bahasa. Teks
yang ditranslasikan adalah teks berhuruf latin kemudian diartikan kedalam
bahasa indonesia agar lebih mudah dipahami dan dimengerti. Sehingga
maknanya dapat terungkap dengan jelas.

3. Historiografi

Historiografi adalah proses penyusunan fakta sejarah dari berbagai


sumber yang telah diseleksi dalam bentuk penulisan sejarah.6 Dalam tahap
historiografi ini yaitu mencakup cara penulisan, pemaparan, atau laporan
hasil penelitian sejarah yang telah dilakukan. Pada tahap ini, peneliti harus
menyajikan dengan bahasa yang baik dan mudah dipahami. Dalam hal ini,

6
Ibid,., hlm. 147
peneliti akan melakukan penelitian dengan judul “ Relevansi Serat
Lampahing Agesang dalam kehidupan saat ini”

F. Sistematika Penelitian
Dalam rangka memudahkan pembacar dalam rangka melihat secara
keseluruhan penelitian ini dan supaya literatur dalam penulisan, maka
penelti membuat sistematika sebagai berikut:
BAB I berisi tentang pendahuluan yang menjelaskan tentang Latar
Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat
Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan.

BAB II Berisi tentang biografi penulis Lampahing Agesang yakni


Pakubuwono IV.

BAB III Menjelaskan interpretasi naskah Lampahing Agesang serta


relevansinya terhadap kehidupan saat ini.

BAB IV merupakan BAB akhir dari penelitian yang berisi Penutup yang di
dalamnya terdapat Kesimpulan dan Saran terhadap penelitian terkait. Dan
sebagian pemuat penelitian ini berisi Daftar Pustaka dan lampiran-lampiran

Anda mungkin juga menyukai