Anda di halaman 1dari 8

Nilai Moral yang Terkandung dalam Teks Djaka Tarub

DOSEN PEMBIMBING
Drs. Danang Susena M.Hum.

DISUSUN OLEH
Arini Saptaningrum
2011100007

PROGAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS WIDYA
DHARMA KLATEN
2022
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Karya sastra merupakan salah satu hasil karya manusia. Pencipta karya sastra
disebut juga dengan pengarang. Karya sastra adalah salah satu media untuk mengungkapkan
pikiran pengarang. Sebuah karya sastra tidak terlepas dari gambaran kehidupan manusia,
khususnya kehidupan pengarang itu sendiri. Karya sastra adalah gambaran tentang manusia,
sehingga diharapkan akan memperluas citra kemanusiaan pembaca, Endraswara (dalam
Marwiah, 2005: 7). Hasil karya sastra yaitu berupa tulisan yang menggunakan bahasa untuk
menggambarkan kehidupan nyata manusia.
Folklor adalah sebagian dari kebudayaan yang telah disebarkan dan diwariskan secara
turun menurun dan menyebar dengan luas, dengan bentuk yang berbeda – beda baik secara
lisan maupun dengan alat bantu pengingat yang berasal dari; tutur, gerak anggota tubuh, dan
alat bantu lain. Folklor merupakan bagian dari kebudayaan yang bersifat tradisional, tidak
resmi dan nasional (Yadnya dalam Endraswara, 2013:2). Folklor tidak akan behenti menjadi
folklor jika telah diterbitkan dalam bentuk cetakan ataupun rekaman. Suatu folklor akan tetap
menjadi suatu identitas folklornya, jika kita tahu bahwa foklor berasal dari peredaran lisan.
pada hakikatnya folklor merupakan sebagian dari kebudayaan yang peredarannya pada
umumnya melalui kata atau lisan. Sebagian orang menyebut folklor sama dengan tradisi
lisan.
Karya sastra sangat erat berhubungan dengan moralitas sastra mengandung penerapan
moral dalam setiap sikap dan tingkah laku para tokohnya melalui cerita, sikap, dan tingkah
laku tokoh-tokoh itulah pembaca diharapkan dapat mengambil hikmah dan pesan-pesan
moral yang disampaikan. Karya sastra senantiasa menawarkan pesan moral yang
berhubungan dengan sifat-sifat Luhur kemanusiaan memperjuangkan hak dan martabat
manusia (Nurgiantoro, 2005:321)
Istilah moral berasal dari bahasa latin mores yang berarti tata cara dalam kehidupan,
adat istiadat dan kebiasaan (Sunartodan Agung, 2008:18). Dalam pengertiannya nilai moral
dijelaskan sebagai sebuah kesatuan yang harus dimiliki dalam diri seseorang. Moral
diklasifikasikan menjadi beberapa sifat diantaranya adalah: 1) bersifat sabar, 2) bersifat
benar, 3) bersifat memelihara amanah, 4) bersifat adil, 5) bersifat kasih sayang, 6) bersifat
hemat, 7) bersifat berani, 8) bersifat malu, 9) bersifat memelihara kesucian diri, 10) bersifat
menepati janji (Burhanuddin Salam, 2000:168-198). Menurut Poespoprodjo (1986:137-142),
faktor - faktor penentu moralitas antara lain: 1) Perbuatan sendiri atau apa yang dikerjakan
oleh seseorang, dan kausalitas perbuatan seseorang dapat dilihat berdasarkan perbuatan itu
sendiri, 2) Motif, atau mengapa ia mengerjakan hal itu; 3) Keadaan atau bagaimana, dimana,
kapan, dan lain - lain ia mengerjakan hal itu.
Moral merupakan kondisi pikiran, perasaan ucapan dan perilaku manusia yang terkait
dengan nilai-nilai baik dan buruk nilai moral adalah suatu hal yang berhubungan dengan
proses sosialisasi individu tanpa moral manusia tidak bisa melakukan proses sosialisasi.
Penilaian terhadap moral diukur dari kebudayaan masyarakat setempat. Seseorang perlu
memiliki dan memahami nilai moral, antara lain nilai moral yang menyangkut dengan
perbuatan, tingkah laku maupun ucapan seorang dalam berinteraksi dengan manusia lainnya
titik Apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai moral yang berlaku di
masyarakat tersebut dan dapat diterima serta sesuai dengan lingkungan masyarakatnya, orang
itu dinilai memahami dan memiliki nilai moral yang baik titik moral adalah sesuatu yang
lahir dari budaya dan agama. Setiap budaya memiliki standar moral yang berbeda-beda sesuai
dengan sistem nilai yang berlaku dan telah terbangun sejak lama. Nilai moral dapat juga
diartikan sebagai sikap, perilaku, tindakan, kelakuan yang dilakukan seseorang pada saat
mencoba melakukan sesuatu berdasarkan pengalaman, tafsiran, suara hati, serta nasihat dan
lain-lain. Dengan memahami pentingnya nilai moral seseorang akan dapat menempatkan diri
pada hal, situasi masyarakat, keadaan masyarakat aturan dan sistem masyarakat yang tepat.
Teks Djaka Tarub merupakan sebuah legenda yang berbentuk folklore yang kemudian
dieksplor dan dituliskan atau dibuat sebagai naskah. Objek penelitian yang dipakai peneliti
adalah teks Djaka Tarub dan Teks tersebut berasal dari cerita lisan.
Adapun alasan peneliti memilih teks Djaka Tarub, penulis ingin mendalami nilai –
nilai moral apa yang terkandung dalam teks tersebut. Untuk memotivasi manusia agar
bersikap dan bertindak dengan penuh kebaikan dan kebajikan yang didasari atas kesadaran
kewajiban yang dilandasi moral. Untuk menjaga keharmonisan hubungan sosial antar
manusia, karena moral menjadi landasan rasa percaya terhadap sesama. .Nilai moral
dijadikan patokan atau aturan oleh manusia tentang baik atau buruknya, yang seharusnya dan
larangannya yang dilakukan oleh manusia dalam kehidupan sosial bermasyarakat.

Permasalahan
Dalam karya sastra terdapat nilai – nilai yang mengandung hal – hal dimana dapat
dijadikan acuan dalam kehidupan sehari – hari, yang juga dapat diambil dari masing – masing
peran dalam tokoh karya sastra tersebut. Nilai – nilai tersebut antara lain:
1. Nilai Moral
Sebuah karya sastra secara umum membawa pesan atau amanat titik pesan moral
dapat disampaikan secara langsung maupun tidak langsung oleh pengarang. Pesan moral
dapat diketahui dari pelaku tokoh-tokohnya atau komentar langsung pengarangnya lewat
hasil karya sastranya.
2. Nilai Estetis
Selain pesan moral, nilai estetis merupakan nilai keindahan yang melekat pada karya
sastra tersebut. Nilai keindahan itu dapat diketahui dari bentuk rima, diksi, atau gaya
bahasanya.
3. Nilai Budaya
Nilai budaya dan sosial tidak tidak terlepas dari karya sastra tersebut bercerita tentang
daerah tertentu. Aspek sosial budaya tersebut dapat diketahui dari bentuk latar atau setting
tokoh corak masyarakat, kesenian ataupun budayanya
Hal yang menarik dari kutipan cerpen tersebut digambarkan terdapat beberapa nilai
moral yang terkandung di dalam cerpen tersebut dan juga terdapat tradisi-tradisi budaya
Jawa, maka dari itu peneliti tertarik untuk menganalisis nilai-nilai moral yang terkandung
dalam teks Jaka Tarub yang bertujuan sebagai pelajaran kehidupan manusia untuk
kedepannya.
Rumusan Masalah
Dalam perumusan masalah yang telah diuraikan diatas maka rumusan masalah dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Apa saja pesan moral yang terkandung dalam teks djaka tarub?
Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan ini adalah mendeskripsikan nilai moral yang terdapat pada teks Djaka
Tarub
Manfaat Penulisan
Manfaat dari penelitian yaitu, mempunyai tujuan dan kegunaan tertentu.
Secara umum tujuan penelitian ada tiga macam yaitu yang bersifat penemuan,
pembuktian dan pengembangan (Sugiyono, 2017:3).
Manfaat dalam penelitian terbagi menjadi dua:
1. Manfaat Teoritis
a. Sebagai bahan tambahan wawasan sastra.
b. Membantu memperbaiki mutu sastra.
c. Membantu pengembangan teori sastra dan teori penelitian sastra.
2. Manfaat Praktis
a. Sebagaai masukan yang membangun guna meningkatkan kualitas pendidkan
sastra.
b. Sebagai bahan pertimbangan untukdijadikan pengajaran sastra.
c. Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan atau dikembangkan lebih
lanjut, serta referensi terhadap penelitian sastra berikutnya.
Metode
Metode penelitian merupakan salah satu syarat utama dalam suatu penelitian. Metode
penelitian juga merupakan salah satu syarat penelitian agar penelitian menjadi karya ilmiah.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Menurut
Arikunto (2003:309) penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk
mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala
menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan.
Hal ini dikatakan sebagaimana adanya karena penelitian ini mengungkapkan apa yang
sebenarnya terjadi tanpa ada rekayasa apapun. Berdasarkan paparan di atas, penelitian ini
bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematis data tertulis berupa kata-kata, kalimat,
maupun paragraf yang mengidikasikan tentang kandungan bentuk nilai moral dan bentuk
penyampaiaan nilai moral dalam cerpen Djaka Tarub. Penelitian ini mengkaji nilai-nilai
moral yang terkandung di dalamnya dengan tinjauan sosiologi sastra.
Teknik Penulisan
Teknik analisis data pada penelitian ini terdiri atas beberapa tahap antara lain.
1) Tahap Pembacaan
Menurut Nurgiantoro (2003:46) membaca mempunyai dua tahap yaitu heuristik dan
membaca hermeneutik. Membaca heuristik merupakan membaca dengan hati-hati, tajam
terpercaya menafsirkan sesuai dengan konteks sosial. Tahap membaca heuristik dilakukan
ketika mengumpulkan data. Tahap membaca ini bertujuan untuk mencari makna tersurat yang
terkandung dalam cerpen Djaka Tarub. Membaca hermeneutik merupakan peneliti mencoba
menafsirkan secara terus-menerus sesuai simbol bahasa, simbol sosial, dikaitkan degan
konteks serta pengaruh historis (Endrawara, 2003:105). Membaca hermeutik dilakukan pada
saat mencari makna sersirat dalam cerpen Djaka Tarub. Tahap pembacaan ini dilakukan
bertujuan untuk menganalisis kandungan bentuk nilai moral dan bentuk penyampaian nilai
moral dalam cerpen Djaka Tarub.
2) Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses pemilihan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan,
dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan tertulis di lapangan (Miles dan
Humberman, 1992: 16). Dalam hal ini untuk memudahkan peneliti dalam menggolongkan
data sehingga mudah untuk ditarik kesimpulan.
3) Penyajian Data
Penyajian data merupakan susunan informasi dan adanya kesimpulan dan pengambilan
tindakan. Penyajian data ini berupa analisis data yang berbentuk teks. Pada penelitian ini
penyajian data yang dilakukan berupa teks yang berisi deskripsi dari kata, kalimat dan
paragraf yang mengindikasikan brntuk nilai moral dan bentuk penyampaian nilai moral yang
terkandung dalam cerpen Bertarung dalam Sarung karya Alfian Dippahatang.
4) Analisis Data
Analisis Data merupakan tahap menguraikan data yang telah ditemukan. Pada tahap ini
peneliti mencari makna dalam karya sastra. Endaswara (2013:164) analisis data merupakan
analisis meliputi penyajian data dan pembahasan dilakukan secara konseptual. Analisis data
selalu dihubungkan dengan konteks dan konstruk analisis.
5) Penarikan Kesimpulan
Tahap ini merupakan tahap akhir terhadap data-data yang telah ditemukan. Verifikasi data
ini didasarkan pada tahap-tahap sebelumnya. Hasil dari tahapan ini adalah kesimpulan
mengenai brntuk nilai moral dan urntuk penyampaian nilai moral dalam cerpen Djaka Tarub
menggunakan tinjauan sosiologi sastra.

Setelah melakukan pengkajian terhadap teks Djaka Tarub, penulis mencari data-data yang
berkaitan dengan nilai moral, selanjutnya dilakukan analisis sehingga mendapatkan hasil
penelitian, dan kemudian dilakukan pembahasan. Hasil penelitian dan pembahasan
dipaparkan sebagai berikut. Sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam
menganalisis teks Djaka Tarub, hasil penelitian nilai moral teks Djaka Tarub dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1) Merelakan
Merelakan adalah memberikan dengan ikhlas , melepaskan atau menyerahkan dengan tulus.
Merelakan adalah sikap ikhlas terhadap sesuatu yang bukan milik kita lagi. Ketika seseorang
sudah merelakan berarti ia harus bias tidak mengungkit-ungkit akan hal itu lagi.
Melakukan usaha semaksimal dan sebaik-baik mungkin, sedangkan hasilnya itu terserah
kepada Tuhan. Mau dibuat sesuai dengan harapan kita atau tidak, itu terserah oleh-Nya.
Itulah sikap ikhlas yang sesungguhnya. M. Asrori (2012: 9)
Hal tersebut dapat kita lihat dalam teks Jaka Tarub yang mengisahkan bahwa nawangwulan
harus pergi kembali ke Kahyangan meninggalkan Jaka Tarub dan juga anaknya Nawangsih.
2) Patuh
Patuh berarti suka menuruti perintah, taat kepada perintah atau aturan dan berdisiplin. Patuh
berarti tunduk pada ajaran dan aturan dan berdisiplin. Patuh merupakan perilaku positif.
Patuh kepada orang tua juga merupakan suatu nilai moral yang harus dijaga. Abu Ahmadi
(2009: 142)
Hal tersebut dapat kita lihat dalam teks Jaka Tarub pada adegan Jaka Tarub yang tidak
mematuhi pesan istrinya atau Nawang Wulan agar tidak membuka tutup nasi saat sedang
memasak nasi.
3) Perduli
Perduli adalah suatu tindakan yang didasari pada keprihatinan masalah orang lain. Peduli
merupakan salah satu bentuk tindakan nyata, yang dilakukan oleh individu dalam merespon
suatu permasalahan. Peduli juga merupakan partisipasi yakni keikutsertaan dengan manusia
pada umumnya, sebuah empati bagi setiap anggota manusia untuk membantu orang lain atau
sesama. Kata peduli memilki makna yang beragam, oleh karena itu kepedulian itu
menyangkut sebagi tugas, peran, dan hubungan. (M. Asrori, 2012)
Kasih sayang juga merupakan suatu hubungan, atau suatu sikap saling mengasihi dan
menghormati semua ciptaan Tuhan baik makhluk hidup maupun benda mati seperti
menyayangi diri sendiri berdasarkan hati nurani yang dalam. Kasinh sayang merupakan
pemberian rasa cinta yang diberikan oleh orang lainnya, atau kepada seluruh keluarganya,
kasih sayang juga tercipta karena ada rasa perhatian, penyayang, sehingga terciptalah rasa
kasih sayang kepada keluarga, sahabat, dan teman-teman. Memberikan perhatian dan kasih
sayang, sebagaimana layaknya orang tua memberikan perhatian dan kasih sayang kepada
anak kandungnya, umat islam juga perlu memberi perhatian dan kasih sayang kepada anak-
anak dalam mendidik anak
Hal tersebut dapat dilihat dalam teks Jaka Tarub di mana Jaka Tarub yang prihatin karena
Nawang Wulan tidak menemukan pakaiannya sehingga ia berinisiatif untuk mengajak
nawangwulan pulang ke rumahnya hingga akhirnya diperistri oleh Jaka Tarub kasih sayang
juga di gambarkan hingga akhirnya Nawang Wulan dan Jaka Tarub memiliki anak yang
bernama Nawangsih.
Daftar Pustaka
Muhammad. Asrori. 2012. Perkembangan PSikologi Remaja. Jakarta: Bumi
Aksara
Nurgiyantoro, Burhan. 2015. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada
Universitas Press.
Ocviyanti A. 2009. Nilai-nilai Eduktif dalam Novel Mengejar Matahari karya
Titein Wattimena: Tinjauan Sosiologi Sastra. Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Pradopo, R.D. (2007). Pengkajian Puisi. Jogjakarta: Gadjah Mada University
Press.
Pradopo, Rachmat Djoko. 2011. Prinsip-prinsip Kritik Sastra. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Rahman. 2013. Seluk Beluk Bahasa dan Sastra Indonesia. Surakarta: Romiz Aisy
Ratna, N.K. 2004. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Ratna, Nyoman Kutha. 2013. Paradigma Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Saini, KM (2008). Puisi dan Beberapa Masalahnya. Bandung, ITB.
Situmorang, BP (2009). Puisi dan Metodologi Pengajarannya. NTT: Nusa Indah.
Sumika Ayu D. 2018“Aspek Moral dalam Kumpulan Cerpen Yang Bertahan dan
Binasa Perlahan Karya Okky Madasari: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan
Implementasinya sebagai Bahan Ajar Di SMP”. Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Tarigan, H.G. 2015. Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa.
Teeuw. 1984. Sastra dan Ilmu Sastra: Pengantar Teori Sastra. Jakarta Dunia
Pustaka.
Tjanjung. 1988. Sastra Indonesia Pengantar Teori dan Apresiasi. Flores-NTT:
Nusa Indah.
Widyahebing, Evy Tri. Kajian Drama Teori dan Implementasi dengan
MetodeSosiodrama. Surakarta: Cakrawala Media.
Wellek, Rene & Warren, 2016. Teori Kesustraan. Terjemahan Melani Budianta.
Jakarta: PT. Gramedia.
Yefni. 2014. Pengembangan Masyarakat Islam. Yogyakarta: Pandiva Buku.

Anda mungkin juga menyukai