Anda di halaman 1dari 12

NILAI-NILAI MORAL DALAM TOKOH UTAMA PADA NOVEL SATIN MERAH

KARYA BRAHMANTO ANINDITO DAN RIE YANTI

Risman Iye, Harziko


Universitas Iqra Buru
Jl. Prof. Dr. H. A.R. Basalamah No. 20, Telp. (0913) 21909, Namlea-Kab. Buru
Pos-el: rismaniye@gmail.com

Abstrak
Karya sastra diciptakan selain untuk memberikan hiburan atau kesenangan, juga menjadi sarana
penanaman nilai moral. Keberadaan nilai moral dalam sastra diharapkan mampu memunculkan nilai-
nilai positif bagi pembaca, sehingga mereka peka terhadap masalah yang berkaitan dengan kehidupan
sosial dan mendorong untuk berperilaku baik. Penelitian ini bertujuan menganalisis nilai-nilai moral
dalam kajian sosial budaya tokoh utama pada novel Satin Merah karya Brahmanto Anindito dan Rie
Yanti. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kepustakaan.. Data penelitian ini berupa novel yang
berjudul Satin Merah karya Brahmanto Anindito dan Rie Yanti. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil data secara keseluruhan, peneliti
menemukan empat macam moral yakni, (1) moral murni dalam nasehat sosial pada tokoh utama; (2)
moral terapan dalam pendidikan padah tokoh utama; (3) moral terapan dalam nasehat pendidikan pada
tokoh utama; dan (4) moral terapan dalam pendidikan pada tokoh utama.
Kata kunci: moral, novel, Satin Merah

Moral Values in Main Characters in


Satin Merin Novel Brahmanto Anindito and Rie Yanti
Abstract
Literary works collected in addition to providing entertainment or pleasure, also become a means of
obtaining moral values. Moral added value in literature is expected to be able to bring up positive
benefits for readers so that they are sensitive to problems related to social life and encourage good
behavior. This study aims to analyze moral values in the social studies of the main characters in the
Satin Merah novel by Brahmanto Anindito and Rie Yanti. This research is a type of library research.
The research data are in the form of a novel entitled Satin Merah by Brahmanto Anindito and Rie
Yanti. The method used in this research is the descriptive qualitative method. Based on the overall
data results, the researcher found four types of morals namely, (1) pure morals in social advice to the
main character; (2) applied morals in education of the main characters; (3) used morals in
educational information to the main character; and (4) applied morals in knowledge of the main
character.
Keywords: moral, novel, Satin Merah

PENDAHULUAN
Nilai merupakan realitas abstrak yang buruk. Adapun (Suseno, 1987:120)
dapat dirasakan dalam diri manusia mengemukakan bahwa kata moral selalu
masing-masing sebagai daya pendorong mengacu pada baik buruknya manusia
atau prinsip-prinsip yang menjadi pedoman sebagai manusia. Hal ini sejalan dengan
dalam hidup. Nilai yang bersifat abstrak ini pendapat Bartens (2003: 74), nilai moral
dapat diketahui dari tiga realitas, yaitu pola menyangkut tindakan manusia sebagai
tingkah laku, pola berpikir, dan sikap-sikap manusia. Dengan demikian, nilai moral
seorang pribadi atau kelompok (Kaswardi mencakup pengertian tentang baik
dalam Murti dan Maryani, 2014: 120). buruknya perbuatan manusia berdasarkan
Moral menurut Poespoprojo, (1986: norma-norma yang berlaku dalam
102) adalah kualitas dalam perbuatan masyarakat.
manusia yang bersifat normatif, yang dapat Karya sastra diciptakan selain untuk
dikatakan bahwa perbuatan itu baik atau memberikan hiburan atau kesenangan, juga

195
Telaga Bahasa Vol. 7, No. 2, Desember 2019: 195--206

menjadi sarana penanaman nilai moral. Pemilihan novel Satin Merah dalam
Keberadaan nilai moral dalam sastra penelitian ini karena di dalamnya sarat
diharapkan mampu memunculkan nilai- dengan nilai-nilai kehidupan. Selain itu,
nilai positif bagi pembaca, sehingga novel ini menampilkan banyak nilai moral
mereka peka terhadap masalah yang mengenai nilai-nilai keteladanan dalam
berkaitan dengan kehidupan sosial dan berperilaku sehingga dapat dijadikan
mendorong untuk berperilaku baik. panutan atau masukan bagi pembaca.
Nilai moral yang disampaikan dalam Cerita anak sekolah yang menampilkan
karya sastra pada dasarnya adalah nilai kegigihan dalam mencari ilmu sehingga
yang disampaikan pengarang dalam rangka bisa berprestasi. Hal itulah yang mendasari
mendidik manusia dalam seluruh aspek peneliti memilih novel Satin Merah dan
atau persoalan hidup dan kehidupannya memfokuskan kajian tentang nilai moral
agar manusia dapat mengatur tingkah dalam penelitian ini.
lakunya untuk menjadi manusia yang baik. Dengan demikian, tujuan penelitian
Jenis dan wujud nilai moral dalam karya ini adalah menganalisis nilai-nilai moral
sastra sangat beragam. Hal ini tergantung dalam kajian sosial budaya tokoh utama
pada keinginan, keyakinan, dan interes pada novel Satin Merah karya Brahmanto
pengarangnya sehingga jenis dan wujud Anindito dan Rie Yanti.
nilai-nilai moral tersebut dapat mencakup Unsur Pembangun Novel
seluruh persoalan hidup dan kehidupan; Langkah awal dalam sebuah
baik moral tentang hubungan manusia penelitian karya sastra adalah dengan
dengan Tuhannya, hubungan manusia menggunakan analisis struktural. Abrams
dengan sesama manusia, maupun dalam Nurgiyantoro (2015: 86),
hubungan manusia dengan lingkungan menjelaskan bahwa struktur karya sastra
alamnya (Nurgiyantoro, 1998: 120). dapat diartikan sebagai susunan, penegasan
Adapun penelitian yang relevan dan gambaran semua bahan dan bagian
dengan penelitian ini yakni penelitian Sri yang menjadi komponennya yang secara
Murti dan Siti Maryam, 2014 (“Analisis bersama membentuk kebulatan yang indah.
Nilai moral Novel Bulan Jingga dalam Analisis struktural merupakan salah
Kepala Karya M. Fadjroel Rahman”). satu kajian kesusastraan yang
Dalam penelitian tersebut, banyak menitikberatkan pada hubungan antarunsur
ditemukan nilai moral, tetapi yang paling pembangun karya sastra. Struktur yang
menonjol adalah nilai moral hubungan membentuk karya sastra tersebut yaitu
manusia dan pencipta. penokohan, alur, pusat pengisahan, latar,
Kemudian, penelitian Fajar Briyanta tema, dan sebagainya. Struktur novel yang
Hari Nugraha, 2014 (“Nilai Moral Dalam hadir di hadapan pembaca merupakan
Novel Pulang Karya Leila S Chudori”) sebuah totalitas. Novel yang dibangun dari
yang mengkaji nilai moral murni yang sejumlah unsur akan saling berhubungan
memfokuskan hubungan manusia dengan secara saling menentukan sehingga
sang pencipta. menyebabkan novel tersebut menjadi
Adapun perbedaan dengan kedua sebuah karya yang bermakna hidup.
penelitian di atas yakni sama-sama Adapun struktur pembangun karya sastra
mengkaji tentang nilai moral dengan objek yang dimaksud dan akan diteliti meliputi
novel. Sementara itu, perbedaan dari unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.
penelitian ini yakni kajian pada novel Satin Unsur Intrinsik
Merah membagi dua nilai moral yakni Unsur instrinsik merupakan unsur-
moral murni dan moral terapan sedangkan unsur yang membangun karya sastra itu
kedua penelitian di atas lebih terfokus sendiri. unsur-unsur inilah yang
moral murni yang terdapat dalam karya menyebabkan karya sastra hadir sebagai
sastra. karya sastra, unsur-unsur yang secara

196
Risman Iye, Harziko: Nilai-Nilai Moral dalam Tokoh Utama pada Novel Satin Merah Karya Brahmanto
Anindito dan Rie Yanti

faktual akan dijumpai jika orang membaca religius, sosial, budaya juga akan
karya sastra. Unsur instrinsik sebuah novel berpengaruh terhadap karya sastra, dan hal
adalah unsur-unsur yang secara langsung itu merupakan unsur ekstrinsik pula
turut serta membangun cerita. (Nurgiyantoro, 2015: 87).
Kepaduan antarunsur instrinsik inilah Nilai Moral
yang membuat sebuah novel berwujud. Menurut (Sumantri, 2000: 12), nilai
Hal-hal yang terkandung di dalam unsur merupakan hal yang terkandung dalam hati
inatrinsik sangat berkaitan erat dengan jiwa nurani manusia yang lebih memberi dasar
serta batin para sastrawan. Hal ini dan prinsif akhlak yang merupakan standar
merupakan kungkungan yang akhirnya dari keindahan dan efisiensi atau keutuhan
akan mengalami peledakan spontan yang kata hati (potensi). Menurut Fraenkel
akan dituangkan dalam karya sastra itu. (dalam Susiati dan Iye, 2018: 17) Nilai
Hal-hal semacam itu memengaruhi adalah idea atau konsep yang bersifat
pengarang atau sastrawan dalam abstrak tentang apa yang dipikirkan
perwujudan imajinasinya. seseorang atau dianggap penting oleh
Jika dilihat dari sudut pembaca, seseorang.
unsur-unsur cerita inilah yang akan Sejalan dengan pendapat tersebut
dijumpai ketika membaca sebuah novel. Ambroise (dalam Mulyana, 2004: 65)
Unsur yang dimaksud untuk menyebut mengungkapkan bahwa nilai sebagai
sebagian saja, misalnya, peristiwa, cerita, realitas abstrak, nilai dirasakan dalam diri
plot, penokohan, tema, latar, sudut seseorang sebagai pendorong dan prinsip
pandang penceritaan, bahasa atau gaya hidup. Oleh karena itu, nilai menduduki
bahasa, dan lain-lain. tempat yang penting dalam kehidupan
Unsur Ekstrinsik seseorang, sampai pada suatu tingkat
Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur ketika seseorang lebih baik mengorbankan
yang berada di luar karya sastra itu, tetapi hidupnya ketimbang mengorbankan nilai.
secara tidak langsung mempengaruhi Nilai yang menjadi sesuatu yang abstrak
bangunan-bangunan atau sistem dapat dilacak dari tiga realitas, yaitu: pola
organisme karya sastra. Secara lebih tingkah laku, pola berfikir, dan sikap.
khusus ia dapat dikatakan sebagai unsur- Untuk mengetahui nilai, ketiga realitas
unsur yang memengaruhi bangun cerita tersebut tidak dapat dipisahkan satupun
sebuah karya sastra, tetapi sendiri tidak dari ketiga realitas itu.
ikut menjadi bagian di dalamnnya. Moral menurut Salam (2000: 24)
Walaupun demikian, unsur ekstrinsik adalah ilmu yang mencari keselarasan
cukup barpengaruh terhadap totalitas perbuatan-perbuatan manusia (tindakan
bangun cerita yang dihasilkan. insani) dengan dasar-dasar yang sedalam-
Pemahaman unsur ekstrinsik suatu karya, dalamnya yang diperoleh dengan akal budi
bagaimanapun, akan membantu dalam hal manusia.
pemahaman makna karya itu mengingat Adapun moral secara umum
bahwa karya sastra tak muncul dari situasi mengarah pada pengertian ajaran tentang
kekosongan budaya. baik buruk yang diterima mengenai
Sebagaimana halnya unsur instrinsik, perbuatan, sikap, kewajiban, budi pekerti,
unsur ekstrinsik juga terdiri dari sejumlah dan sebagainya. Remaja dikatakan
unsur. Unsur-unsur yang dimaksud antara bermoral jika mereka memiliki kesadaran
lain adalah keadaan subjektivitas individu moral yaitu dapat menilai hal-hal yang
yang memiliki sikap, keyakinan, baik dan buruk, hal-hal yang boleh
pandangan hidup yang kesemuanya itu dilakukan dan tidak boleh dilakukan serta
akan mempengaruhi karya yang ditulisnya. hal-hal yang etis dan tidak etis. Remaja
Unsur ekstrinsik berikutnya adalah yang bermoral dengan sendirinya akan
keadaan di lingkungan pengarang seperti tampak dalam penilaian atau penalaran

197
Telaga Bahasa Vol. 7, No. 2, Desember 2019: 195--206

moralnya serta pada perilakunya yang tidak memperjuangkan kebenaran. Dalam


baik, benar, dan sesuai dengan etika (Selly kenyataan, ukuran kebenaran merupakan
Tokan dalam Siswanto, 2008: 24). ukuran yang sering digunakan dalam
Dalam Kamus Besar Bahasa menilai suatu karya sastra. Pembaca sering
Indonesia bahwa moral merupakan ajaran mempertanyakan tentang sesuatu yang
tentang baik buruk perbuatan dan kelakuan diungkapkan pengarang itu mempunyai
mengenai akhlak, budi pekerti, kewajiban, hubungan dengan kebenaran. Nilai-nilai
dan sebagainya (Ana, 2009: 12). moral atau lainnya dalam kehidupan
Moral menurut Darajat (dalam sehari-hari, sikap dan tingkah laku tokoh
Ratna, 2003: 17) kelakuan yang sesuai tersebut hanyalah model-model atau sosok
ukuran (nilai-nilai) masyarakat yang yang sengaja ditampilkan pengarang
timbul dari hati dan bukan paksaan dari sebagai sikap dan tingkah laku yang baik
luar, yang disertai pula oleh rasa tanggung atau diikuti minimal dicenderungi oleh
jawab atas kelakuan (tindakan) tersebut. pembaca.
Tindakan ini haruslah mendahulukan Dengan demikian, aspek moral
kepentingan umum daripada kepentingan adalah segala aspek yang menyangkut baik
pribadi. buruknya suatu perbuatan. Dalam hal ini,
Moral merupakan pengetahuan yang mengenai sikap, kewajiban, akhlak, budi
menyangkut budi pekerti manusia yang pekerti, dan susila.
beradab. Moral juga berarti ajaran yang Kajian Sosial Budaya
baik dan buruk perbuatan, dan kelakuan Aspek kepengarangan merupakan
(akhlak). Demoralisasi berarti kerusakan salah satu faktor dalam menangkap
moral. Moral juga dapat dibedakan kenyataan kehidupan melalui berbagai
menjadi dua macam (Hartoko, 1984: 123), permasalahannya. Dalam hal ini, termasuk
yaitu: kehidupan pengarangnya. Aspek sosial
a. Moral murni, yaitu moral yang karya sastra menyangkut latar belakang
terdapat pada setiap manusia, sebagai masyarakat pada saat karya sastra itu
suatu pengejawantahan dari pancaran diciptakan. Nilai-nilai dalam karya sastra
ilahi. Moral murni disebut juga hati merupakan hasil ekspresi dan kreasi estetik
nurani. sastrawan yang ditimba dari kebudayaan
b. Moral terapan, adalah moral yang masyarakatnya. Nilai-nilai ini merupakan
didapat dari kehidupan manusia, yang nilai intrinsik sastra dan nilai ekstrinsik
menggambarkan sifat dan tingkah sastra (Sumardjo, 1999: 120).
laku. Unsur intrinsik ini meliputi alur
Kata moral selalu mengacu kepada cerita (plot), penokohan, latar (setting),
baik buruk manusia. Sikap moral disebut permasalahan, suasana cerita dan
juga moralitas yaitu sikap hati seseorang sebagainya. Adapun unsur ekstrinsiknya
yang terungkap dalam tindakan lahiriah. berupa gagasan sastrawan akibat reaksi dan
Moralitas adalah sikap dan perbuatan baik tanggapan terhadap hidup lingkungan
yang betul-betul tanpa pamrih dan hanya sosial dan budaya. Dalam aspek ini, unsur
moralitaslah yang dapat bernilai secara intrinsik mengandung nilai-nilai kognitif
moral. konteks budayanya, dan nilai-nilai ideal
Nilai moral dapat diperoleh di kehidupan pribadinya (Sumardjo, 1999:
dalam nilai moralitas. Moralitas adalah 97).
kesesuaian sikap dan perbuatan dengan Objek kajian Sosiologi Sastra
hukum atau norma batiniah, yakni merupakan bagian yang tak terpisahkan
dipandang sebagai kewajiban. Apabila dari perkembangan budaya suatu
dikatakan bahwa karya sastra itu semata- komunitas yang memiliki kehidupan sosial
mata tiruan alam, dengan sendirinya sastra (Hadi, 2003: 56). Adapun kajian analisis
itu bisa dipandang sebagai sesuatu yang

198
Risman Iye, Harziko: Nilai-Nilai Moral dalam Tokoh Utama pada Novel Satin Merah Karya Brahmanto
Anindito dan Rie Yanti

sosial budaya yaitu pendidikan dan nasihat struktur sosial yang menghasilkannya.
sosial. Mekanisme tersebut seolah-olah bersifat
a. Nilai Pendidikan imperatif, tetapi tidak dalam pengertian
Nilai Pendidikan adalah usaha sadar yang negatif. Artinya, antarhubungan yang
dan terencana untuk mewujudkan terjadi tidak merugikan secara sepihak.
suasana belajar dan proses Sebaliknya, antarhubungan akan
pembelajaran agar peserta didik menghasilkan proses regulasi dalam
secara aktif mengembangkan potensi sistemnya masing-masing (Ratna, 2003:
dirinya untuk memiliki kekuatan 60).
spiritual keagamaan, pengendalian Jadi, karya sastra hampir mencakup
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak seluruh aspek kehidupan manusia
mulia, serta keterampilan yang sehingga karya sastra sangat dekat dengan
diperlukan dirinya dan masyarakat. aspirasi masyarakat. Karya sastra yang
Pendidikan ini merupakan sebuah dihasilkan pengarang di dalamnya memuat
nilai yang memberikan sumbangsih masalah yang terdapat dalam masyarakat.
terhadap semua elemen masyarakat. Dalam hubungan inilah, pengarang
Nilai pendidikan sangat urgen merupakan wakil dari masyarakat. Oleh
dalam segala hal, termasuk juga karena itu, penelitian terhadap karya sastra
dalam karya sastra. Karya sastra yang pada dasarnya identik dengan meneliti
baik adalah karya sastra yang seluruh aspek kehidupan masyarakat.
memiliki nilai, termasuk di dalamnya Sebagaimana pendapat Luxemburg dalam
nilai pendidikan (edukatif). Menurut (Susiati dan Iye, 2018: 6) yang membuat
Uhbiyati (1999: 64) bahwa nilai hubungan antara sastra dan masyarakat
dalam sastra dapat menuntun segala dapat diteliti dengan berbagai cara.
kekuatan kodrat yang ada pada anak- a. Yang diteliti ialah faktor-faktor di
anak, agar mereka sebagai manusia luar teks sendiri, gejala konteks
dan sebagai anggota masyarakat dapat sastra, sedangkan teks sastra itu tidak
mencapai keselamatan dan ditinjau. Misalnya, dengan meneliti
kebahagiaan setinggi-tingginya. kedudukan pengarang di dalam
b. Nasihat Sosial masyarakat, sidang pembaca,
Nasihat sosial merupakan sesuatu penerbitan, dan seterusnya.
yang ingin disampaikan pengarang b. Yang diteliti ialah hubungan antara
kepada pembaca, merupakan makna aspek-aspek teks sastra dan susunan
yang terkandung dalam karya sastra, masyarakat. Penilaian tidak hanya
makna yang disaratkan lewat cerita. berdasarkan norma-norma estetik,
Nasehat dapat dipandang sebagai tetapi juga norma-norma politik dan
tema dalam bentuk yang sederhana. etik.
Menurut Nurgiyantoro (2015: 100) Peneliti tidak menentukan bagaimana
nasihat yang terkandung dalam pengarang menampilkan jaringan sosial
karya sastra bertujuan mendidik budaya dalam karyanya, tetapi juga
manusia, sehingga tercipta suatu menilai pandangan pengarang.
tatanan hubungan manusia dalam Berdasarkan pendapat (Luxemburg,
masyarakat yang dianggap baik, 1992:12) di atas, penelitian ini akan
serasi, dan bermanfaat. digunakan untuk menganalisis konteks
Analisis sosilogi sastra memberikan eksternal yang meliputi: aspek
perhatian yang besar terhadap fungsi- kepengarangan novel Satin Merah (riwayat
fungsi sastra, karya sastra sebagai produk hidup pengarang, pandangan dunia
masyarakat tertentu. Konsekuensinya, pengarang terhadap permasalahan novel
sebagai timbal balik, karya sastra mesti Satin Merah). Nilai-nilai moral dalam
memberikan masukan, manfaat, terhadap kajian sosial budaya dalam proses

199
Telaga Bahasa Vol. 7, No. 2, Desember 2019: 195--206

kreatifnya, pengarang mempunyai Penelitian ini tergolong penelitian


beberapa kemungkinan di balik karya deskriptif kualitatif. Oleh kerena itu,
sastra yang diciptakannya. Kemungkinan- teknik yang digunakan dalam
kemungkinan tersebut merupakan wujud pengumpulan data yaitu: (a) teknik baca,
nyata pemikiran pengarang yang tertuang yaitu teknik yang dilakukan seseorang
dalam hasil karyanya. untuk melihat, mendengar,
memperhatikan, mempelajari, serta
METODE PENELITIAN memahami isi dari apa yang tertulis dan
Metode yang digunakan dalam yang diucapkan orang; (b) teknik catat,
penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu teknik yang digunakan untuk
kualitatif. Endaswara (2004: 60) membuat mencatat data yang ditemukan melalui
definisi bahwa, penelitian kualitatif adalah teknik baca.
penelitian yang dilakukan dengan tidak Setelah data terkumpul, langkah yang
mengutamakan angka-angka, tetapi ditempuh selanjutnya adalah menganalisis
mengutamakan kedalaman penghayatan data tersebut berdasarkan prinsip-prinsip
terhadap interaksi antarkonsep yang analisis data kualitatif. Dalam menganalisis
sedang dikaji secara empiris. Penelitian ini data penelitian ini, pendekatan yang
menggunakan metode kualitatif, karena digunakan adalah metode analisis isi.
penelitian kualitatif adalah penelitian yang Metode analisis isi terdiri atas dua
paling cocok dengan fenomena sastra. Hal macam, yaitu: isi laten dan isi komunikasi.
ini perlu dipahami, sebab karya sastra Isi laten adalah isi yang terkandung dalam
adalah dunia kata dan simbol yang penuh dokumen dan naskah, sedangkan isi
makna sehingga perlu ditafsirkan komunikasi adalah tranformasi bahasa
maknanya agar mudah dimengerti dan daerah. Isi laten adalah isi sebagaimana
dipahami. dimaksudkan oleh penulis, sedangkan isi
Jenis penelitian ini adalah jenis komunikasi adalah isi sebagai terwujud
penelitian kepustakaan. Dalam penelitian dalam hubungan naskah dengan konsumen,
ini peneliti menggunakan berbagai dimaksudkan agar pembaca lebih mudah
referensi dan data-data pustaka yang memahami sebuah karya sastra.
menunjang masalah penelitian tentang Teknik analisis data yang digunakan
struktur novel Satin Merah (penokohan, peneliti adalah: (a) membaca secara
alur, latar, tema dan amanat), konteks keseluruhan dan berulang-ulang novel
eksternal novel Satin Merah yang meliputi: yang dijadikan sebagai objek penelitian;
aspek kepengarangan novel Satin Merah (b) mengidentifikasi bagian-bagian cerita
(riwayat hidup pengarang dan pandangan dalam novel yang dijadikan sebagai objek
dunia pengarang), nilai-nilai moral dalam penelitian; (c) mengidentifikasi data pada
kajian sosial budaya tokoh utama. kelompok data yang sesuai dengan tujuan
Sumber data dalam penelitian ini penelitian yakni moral murdi dan moral
adalah sumber data tertulis, yaitu novel terapan (d) mendeskripsikan
Satin Merah karya Brahmanto Anindito (menggambarkan) data-data yang telah
dan Rie Yanti. (Anindito, 2010). diklasifikasi; (e) menyeleksi data sesuai
Data yang dimaksud dalam penelitian dengan tujuan yang telah ditetapkan
ini adalah struktur novel Satin Merah yang sebagai hasil penelitian; (f) menyajikan
meliputi: unsur penokohan, alur, latar, data yang telah ditransformasikan dengan
tema dan amanat dan nilai-nilai moral metode analisis isi dan isi komunikasi.
(moral murni dan moral terapan) dalam
kajian Sosial Budaya pada tokoh utama
dalam novel Satin Merah karya Brahmanto
Anindito dan Rie Yanti.

200
Risman Iye, Harziko: Nilai-Nilai Moral dalam Tokoh Utama pada Novel Satin Merah Karya Brahmanto
Anindito dan Rie Yanti

Hasil dan Pembahasan dalam nasihat pendidikan pada tokoh


Seperti telah dijelaskan bahwa tujuan utama; dan (4) moral terapan dalam
penelitian ini adalah menganalisis nilai- pendidikan pada tokoh utama.
nilai moral dalam kajian sosial budaya Dalam novel Satin Merah ini,
tokoh utama pada novel Satin Merah karya ditemukan frekuensi tentang moral murni
Brahmanto Anindito dan Rie Yanti. dalam nasehat sosial pada tokoh utama
Setelah dianalisis dan dideskripsikan terdapat 5 kutipan, moral terapan dalam
sesuai dengan analisis data dalam pendidikan padah tokoh utama terdapat 3
penelitian ini, terlihat nilai-nilai moral kutipan, moral terapan dalam nasehat
dalam kajian sosial budaya pada tokoh pendidikan pada tokoh utama terdapat 3
utama dalam novel Satin Merah karya kutipan, dan moral terapan dalam
Brahmanto Anindito dan Rie Yanti sangat pendidikan pada tokoh utama terdapat 12
bervariasi dan kreatif . kutipan.
Isi novel Satin Merah secara
keseluruhan berjumlah 313 halaman. Moral Murni dalam Nasihat Sosial
Adapun frekuensi penggunaan nilai-nilai Moral murni dalam nasihat sosial
moral dalam kajian sosial budaya tokoh merupakan sesuatu yang ingin
utama sebanyak 26 kutipan. Pada novel disampaikan pengarang kepada pembaca,
Satin Merah ini terdapat empat kelompok berupa makna yang terkandung dalam
aspek nilai moral dalam kajian sosial karya sastra atau yang disaratkan lewat
budaya tokoh utama, yakni (1) moral cerita.
murni dalam nasehat sosial pada tokoh Adapun data moral murni dalam
utama; (2) moral terapan dalam pendidikan nasihat sosial pada tokoh utama
padah tokoh utama; (3) moral terapan dideskripsikan pada Tabel 1 berikut.

Tabel 1.
Data Moral Murni dalam Nasihat Sosial
NO. DATA MORAL MURNI HALAMAN FREKUENSI
DALAM NASIHAT SOSIAL
1 Nandya pun tak memperdulikan tatkala ruangan 56 5
berangsur-angsur menggelap, seolah-olah Tuhan
sedang meredupkan lampu teater kehidupan besutan-
Nya.
2 Nadya menarik napas menatap lubang yang dia gali. 107
Dengan susah payah, dia menarik tubuh Yahya menuju
lubang itu. Mulutnya beromat kamit, seperti orang
berzikir,”Maafin saya, Pak. Maafin saya…”
3 Gadis itu menutup ritualnya dengan menimbun 107
kembali liang lahat Yahya, membuatnya tampak
sealami mungkin. Nadya bersimpuh. Dengan kaki
yang terasa lemas, dia memanjatkan do’a di samping
pusaran Yahya.
4 Membunuh orang adalah dosa besar. Di negeri ini, 111
pidana semacam ini memungkinkan pelakunya diseret
ke depan regu tembak.
5 Nadya mulai tercerahkan. Sesuatu yang selama ini 212
dianggpnya anugrah ajaib dari Tuhan ternyata bisa
diperjelaskan secara logika.

Kutipan contoh pada tabel no. 1 di berangsur-angsur menggelap, seolah-olah


atas ditandai pada kalimat Nadya pun tak Tuhan sedang meredupkan lampu teater
memperdulikan tatkala ruangan kehidupan besutan-Nya, karena tokoh

201
Telaga Bahasa Vol. 7, No. 2, Desember 2019: 195--206

utama (Nadya) merasa Tuhan seakan- sebab tuturan itu muncul dari dalam diri
seakan melelapkan kehidupan manusia. tokoh utama sebagai pancaran dari Tuhan
Moral murni tersebut muncul sebagai dan nasihat sosial yang terdapat pada
akibat dari tindakan tokoh utama sehingga contoh di atas adalah pengarang
ia berpikir bahwa tuhan telah menghukum mewujudkan tokoh utama sebagai orang
dirinya atas pebuatanya. Kalimat tersebut yang telah melakukan kesalahan dan wajib
menjelaskan moral murni dalam nasehat untuk meminta maaf.
sosial yang merupakan sesuatu Moral Murni dalam Pendidikan
penyampaian pengarang kepada pembaca. pada Tokoh Utama
Hal ini dipertegas pula pada Moral murni dalam pendidikan pada
kutipan no. 2, yaitu Mulutnya berkomat tokoh utama adalah usaha sadar dan
kamit, seperti orang berzikir,”Maafin terencana untuk mewujudkan suasana
saya, Pak. Maafin saya, kalimat tersebut belajar dan proses pembelajaran agar
menjelaskan tokoh utama (Nadya) ingin peserta didik secara aktif mengembangkan
meminta maaf kepada Yahya. Kalimat ini potensi dirinya, serta keterampilan yang
muncul pada diri pengarang atas kesalahan diperlukan dirinya untu masyarakat.
yang ia lakukan yang dianggapnya salah Adapun data moral murni dalam
menurut agama sehingga ia berusaha pendidikan pada tokoh utama
meminta maaf kepada orang lain. Contoh dideskripsikan pada Tabel 2 berikut.
di atas merupakan bentuk moral murni
Tabel 2.
Data Moral Murni dalam Pendidikan

NO DATA MORAL MURNI DALAM PENDIDIKAN HALAMAN FREKUENSI


1 Nadya sengaja mampir ke sekolah SMP-nya dulu. 26 3
Hari ini, kelasnya bubar lebih cepat karena Bu Hera
guru Bahasa Indonesia hanya memberi soal-soal
latihan dan Nadya mampu mengerjakannya dengan
cepat. Nadya mengalihkan pandangan ke halaman
sekolah. Dia menunggu Pak Guntur, salah satu guru
bahasa Sunda di SMP ini.
2 Nadya sangat ingin mengatakan, “Pak Didi, terima 122
kasih atas ilmu yang Bapak berikan. Semoga Tuhan
dapat membalasnya.Tapi saya berhenti di sini,
soalnya kegiatan sekolah tambah padat.”
3 Nadya mulai tercerahkan. Sesuatu yang selama ini 212
dianggpnya anugrah ajaib dari Tuhan ternyata bisa
diperjelaskan secara logika.
Kutipan No. 1 di atas ditandai pada keinginannya bisa dikabulkan. Contoh
kalimat Ya… Tuhan mudah-mudahan tersebut merupakan usaha sadar dan
adikku bisa menghasilan pialah untuk terencana Nadya untuk mewujudkan
sekolah ini, karena kalimat tersebut proses pembelajaran agar adiknya bisa
menjelaskan tokoh utama (Nadya) berdo’a mengembangkan potensi dirinya, serta
agar adiknya mendapatkan prestasi dalam keterampilan yang diperlukan untuk
dunia pendidikan. Tuturan di atas berprestasi di sekolah.
menjelaskan moral murni dalam Hal ini ditegaskan pula pada contoh
pendidikan sebab kalimat tersebut muncul No. 2 kutipan di atas, yang ditandai pada
dari dalam diri tokoh utama (Nadya) kalimat “Pak Didi, terima kasih atas ilmu
sebagai harapan kepada Tuhan agar yang Bapak berikan. Semoga Tuhan dapat

202
Risman Iye, Harziko: Nilai-Nilai Moral dalam Tokoh Utama pada Novel Satin Merah Karya Brahmanto
Anindito dan Rie Yanti

membalasnya, contoh tersebut menjelaskan keterampilan yang diperlukan dirinya dan


tokoh utama (Nadya) berdoa pada Tuhan masyarakat.
dan berterima kasih kepada gurunya karena
telah memberikan pengetahuan. Tuturan di Moral Terapan dalam Nasihat Sosial
atas merupakan tuturan yang mengandung pada Tokoh Utama
moral murni dalam pendidikan sebab Moral terapan dalam nasihat sosial
munculnya tuturan Nadya murni dari pada tokoh utama merupakan sesuatuyang
dalam dirinya sebagai bagian rasa terima ingin disampaikan pengarang kepada
kasihnya terhadap gurunya. Jadi, contoh di pembaca, makna yang disaratkan lewat
atas menjelaskan moral murni dalam cerita. Nasehat dapat dipandang sebagai
pendidikan sebab adanya usaha sadar dan tema dalam bentuk yang sederhana.
terencana Nadya untuk mewujudkan Adapun data moral terapan dalam
proses pembelajarannya secara aktif untuk nasehat sosial pada tokoh utama
mengembangkan potensi dirinya, serta dideskripsikan pada Tabel 3 berikut.

Tabel 3
Data Moral Terapan dalam Nasihat Sosial
NO. MORAL TERAPAN DALAM NASEHAT SOSIAL HALAMAN FREKUENSI
1 Membunuh orang adalah dosa besar. Di negeri ini, 111 3
pidana semacam ini memungkinkan pelakunya
diseret ke depan regu tembak.
2 Kalau saat ini dia mengeksekusi dirinya sendiri, 111
mungkin dosa membunuh Yahya Soemantri akan
diampuni Tuhan. Tak perlu sidang. Tak usah
minta maaf pada keluarga Yahya, toh laki-laki itu
hidup sebatang kara. Tak ada rasa bersalah dan
malu. Tak akan ada konsekuensi sosial.
3 Dengan susah payah, dia menarik tubuh Yahya 110
menuju lubang itu. Mulutnya berkomat kamit,
seperti orang berzikir,”Maafin saya, Pak. Maafin
saya…”

Pada contoh No. 1 di atas, ditandai konsekuensi sosial, karena kalimat tersebut
pada kalimat “Di negeri ini, pidana menjelaskan tokoh utama (Nadya)
semacam ini memungkinkan pelakunya berupaya menutupi dirinya dengan
diseret ke depan regu tembak. Contoh di kesalahan yang ia perbuat tanpa adanya
atas merupakan moral terapan sebab penyesalan. Jadi, kalimat tersebut
kalimat itu muncul pada diri tokoh utama menjelaskan moral terapan dalam nasihat
(Nadya) dengan menghubungkan pada sosial dan merupakan sesuatu
realita sosisal, yaitu ketika seseorang penyampaian pengarang kepada pembaca
melakukan kesalahan (membunuh) pasti bahwa ketika melakukan kesalahan,
hukumannya adalah pidana. Jadi, kalimat seseorang harus bertanggung jawab.
tersebut menjelaskan moral terapan dalam
nasehat sosial yang merupakan sesuatu Moral Terapan dalam Pendidikan pada
penyampaian pengarang kepada pembaca. Tokoh Utama
Contoh No. 2 di atas, pula ditandai Moral terapan dalam nilai pendidikan
pada kalimat “Tak perlu sidang. Tak usah pada tokoh utama adalah usaha sadar dan
minta maaf pada keluarga Yahya, toh laki- terencana untuk mewujudkan suasana
laki itu hidup sebatang kara. Tak ada rasa belajar dan proses pembelajaran agar
bersalah dan malu. Tak akan ada peserta didik secara aktif mengembangkan

203
Telaga Bahasa Vol. 7, No. 2, Desember 2019: 195--206

potensi dirinya untuk memiliki, Adapun data moral terapan dalam


pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, pendidikan pada tokoh utama
serta keterampilan yang diperlukan dirinya dideskripsikan pada Tabel 4 berikut.
dan masyarakat.

Tabel 4.
Data Moral Terapan dalam Pendidikan
NO. DATA MORAL TERAPAN DALAM PENDIDIKAN HALAMAN FREKUENSI
1 Seleksi tahap kedua, Dewan Guru bermusyawarah 5 12
menentukan 25 besar berdasarkan sikap dan
kepribadian sisiwa yang lolos tahap pertama selama
mereka bersekolah di SMA tersebut. Nadya pun akan
lolos pada tahap ini, siapa yang tega mengamputasi
jalannya? Anak ini tidak pernah berbuat neko-neko,
selalu datang tepat waktu, berseragam rapi, sopan
kepada guru, langganan juara kelas, pernah menang
ketika mewakili sekolah dalam lomba melukis di kelas
10.
2 Pada kompetensi ini, Nadya berencana habis-habisan 11
membanting tulang sampai remuk pun dia rela demi
sebuah pengakuan bahwa dirinya signifikan dan lebih
unggul dibandingkan dengan adiknya.
3 Dia merasa ada sesuatu yang bisa dia lakukan dengan 13
tema tersebut, bahasa Sunda ‘Bahasa tuh…budaya …
masyarakat … sosial… ah, abstrak susah diteliti ntar.’
4 Namun, Nadya memiliki keistimewaan unik. Begitu 22
gadis 17 tahun ini bertemu dan mengobrol dengan
pengarang buku yang dia baca, dia bisa segera
mengerti teori-teori di buku itu. Kemudian Nadya
akan bisa mengerjakan soal-soal apa pun berkaitan
dengan buku tersebut dengan sempurna. Jika hal itu
sudah terjadi, kecerdasan Alfi tak ada apa-apanya.
5 Nadya tercenung mencoba memahami penjelasan 41
Yahya, lalu Yahya menambahkan betapa keunggulan
sastra Sunda terletak pada kekayaan bahasanya, juga
juga deskripsi latar cerita. Itulah kenapa dari dulu
Yahya keukeuh dengan tulisan bergaya deskriptif.
6 “Tidak apa-apa. Saya malah senang ada anak yang 43
mau belajar menulis, apalagi bahasa Sunda. Tapi,
masalah bahasa nanti saja. Eneng punya kemauan
menulis itu saja sudah bagus.”
7 Pemikiran inilah yang membuat Nadya sang anggota 68
baru berani membuat topik diskusi baru. Topik itu dia
isi dengan puisinya. Nadya ingin membuat komentar.
Sebenarnya dia bisa meminta saran dan kritikan
berharga dari Yahya Soemantri, tapi sayangnya
Sastrawan itu sudah tak mungkin memberikan
komentar.

204
Risman Iye, Harziko: Nilai-Nilai Moral dalam Tokoh Utama pada Novel Satin Merah Karya Brahmanto
Anindito dan Rie Yanti

NO. DATA MORAL TERAPAN DALAM PENDIDIKAN HALAMAN FREKUENSI


8 Walaupun Nadya adalah siswa terpandai di mata Siti 120
di bidang Matematika, walaupun dia baru saja
menyuap donat, semua pasti setuju betapa kecil
peluang Nadya untuk lolos dari hukuman. Namun,
ternyata mereka salah. Hukuman paling ringan dari
seorang Siti, yakni “menutup pintu dari luar” alias
diusir dari kelas pun tidak perlu menimpa Nadya.
9 Hari ini dan kemarin lusa, Nadya memosting dua 138
cerpen Sunda bergenre kriminal. Banyak orang suka.
Nadya kembali menjadi bahan perbincangan di grup
sastra Sunda plus alias PSS+. Dia telah membuktikan
diri mampu membuat cerita dengan penokohan kuat.
Para kritikus yang tempo hari sadis menelanjangi puisi
Nadya, kini bungkam.
10 Sebagian besar anggota grup terkagum-kagum pada 138
kemampuan Nadya yang meningkat pesat, entah
dalam teknis menggambarkan tokoh maupun dalam
mengutak-atik kosakata Sunda. Yang masih
berkomentar sinis hanya satu-dua. Itu pun kritikannya
pendek-pendek saja.
11 Nadya manggut-manggut girang. Dia jadi teringat 156
teman-temanya di sekolah yang suka
mengerdilkannya. Dari dulu, aku merasa nggak
seharusnya bergaul sama mereka. Tapi baru sekarang
aku nemuin alasannya.
12 Kedua puluh lima siswa yang berhasil lolos pada 5
tahap ketiga ini harus membuat makalah setebal 30--
50 halaman, inilah seleksi ketiga, Tenggatnya tiga
bulan, tema yang diangkat bebas, termaksud Nadya.

Kutipan No. 1 di atas ditandai pada rela demi sebuah pengakuan bahwa
kalimat “Nadya pun akan lolos pada tahap dirinya signifikan dan lebih unggul
ini, siapa yang tega mengamputasi dibandingkan dengan adiknya, karena
jalannya? Anak ini tidak pernah berbuat kalimat tersebut menjelaskan tokoh utama
neko-neko, selalu datang tepat waktu, (Nadya) yang memiliki kepribadian
berseragam rapi, sopan kepada guru, berprestasi yang siap bersaing. Jadi kalimat
langganan juara kelas, pernah menang tersebut menjelaskan moral terapan dalam
ketika mewakili sekolah dalam lomba pendidikan yang merupakan sesuatu
melukis di kelas 10, karena kalimat penyampaian pengarang kepada pembaca.
tersebut menjelaskan tokoh utama (Nadya) Kutipan di atas ditandai pada
yang memiliki kepribadian berprestasi dan kalimat “Dia merasa ada sesuatu yang
memiliki sifat sopan kepada guru. Jadi bisa dia lakukan dengan tema tersebut,
kalimat tersebut menjelaskan moral bahasa Sunda ‘Bahasa tuh…budaya
terapan dalam pendidikan dan merupakan …masyarakat …sosial…ah, abstrak susah
suatu penyampaian pengarang kepada diteliti ntar”, karena kalimat tersebut
pembaca. menjelaskan tokoh utama (Nadya) yang
Kutipan di atas ditandai pada memiliki kepribadian konsisten terhadap
kalimat “Nadya berencana habis-habisan sesuatu yang ia telah putuskan. Jadi,
membanting tulang sampai remuk pun dia kalimat tersebut menjelaskan moral

205
Telaga Bahasa Vol. 7, No. 2, Desember 2019: 195--206

terapan dalam pendidikan yang merupakan nasihat sosial, 2) moral murni tokoh utama
sesuatu penyampaian pengarang kepada dalam pendidikan, 3) moral terapan tokoh
pembaca. utama dalam nasehat sosial, dan 4) moral
terapan dalam pendidikan. Hasil penelitian
PENUTUP ditemukan frekuensi tentang moral murni
Simpulan dalam nasehat sosial pada tokoh utama
Bertolak dari hasil pembahasan terdapat lima kutipan, moral terapan dalam
sebelumnya, adapun simpulan yang pendidikan pada tokoh utama terdapat tiga
didapatkan dalam penelitian ini adalah kutipan, moral terapan dalam nasihat
bahwa nilai-nilai moral dalam kajian sosial pendidikan pada tokoh utama terdapat tiga
budaya tokoh utama pada novel Satin kutipan, dan moral terapan dalam
Merah karya Brahmanto Anindito dan Rie pendidikan pada tokoh utama terdapat
Yanti terdapat empat pembagian moral, duabelas kutipan.
yaitu 1) moral murni tokoh utama dalam

DAFTAR PUSTAKA Pembinaan Generasi Muda. Jakarta:


Universitas Terbuka.
Anindito, Brahmanto dan Rie Yanti. 2010. Sumardjo. 1999. Konteks Sosial Novel
Satin Merah. ed. Gagasmedia. Indonesia 1920--1977. Bandung:
Jakarta. Alumni.
Bartens, K. 2003. Etika. Jakarta: PT Susiati, Iye, Risman. 2018. “Nilai Edukatif
Gramedia. dalam Novel Sebait Cinta di Bawah
Endaswara, Suwardi. 2004. Metodologi Langit Kairo Karya Mahmud Jauhari
Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Ali" (Educative Values in Sebait
Pelajar. Cinta Di Bawah Langit Kairo by
Hartoko, Dick. 1984. Pengantar Ilmu Mahmud Jauhari Ali). Sirok Bastra,
Sastra. Jakarta: Gramedia. 6.(2), 185--191.
Luxemburg. 1992. Pengantar Ilmu Sastra. Uhbiyati, dan Ahmad. 1999. Filsafat
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Umum. Pendidikan Islam. Jakarta: Logos
Mulyana, Deddy. 2004. Kajian Wacana Ilmu.
Komunikasi Dan Budaya
Kontemporer. Bandung: PT Remaja.
Murti, Sri dan Siti Maryani. 2014.
“Analisis Nilai Moral Novel Bulan
Jingga dalam Kepala Karya M.
Fadjroel Rachman”.
Nurgiyantoro, Burhan. 1998. Teori
Pengkajian Fiksi. Yogyakarta:
Gajahmada University Pres.
———. 2015. “Teori Pengkajian Fiksi/
Burhan Nurgiyantoro.” In Teori
Pengkajian Fiksi.
Ratna. 2003. Sosiologi Sastra. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Salam, Burhanudin. 2000. Etika Individu
Pola Dasar Filsafat Moral. Jakarta:
Citra Adytia Bakti.
Siswanto, Wahyudi. 2008. Pengantar
Teori Sastra. Jakarta: Grasindo.
Sumantri, Endang. 2000. Materi Pokok

206

Anda mungkin juga menyukai