Maguna Eliastuti
Universitas Indraprasta PGRI, Jl. Nangka No.58 C Tanjung Barat Kec. Jagakarsa Jakarta Selatan, E-mail:
magunaeliastuti@gmail.com
Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkap nilai-nilai moral dalam novel “Kembang Turi”
dan penulis berharap agar pembaca dapat memahami isi dari novel tersebu. Metode yang digunakan dalam
menganalisis novel ini adalah dengan menggunakan metode kepustakaan yang memuat dua unsur nilai novel,
yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik. Selain itu, penulis juga menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan
moral. Setelah penulis menganalisis novel “Kembang Turi” ditinjau dari aspek moral, penulis dapat menarik
kesimpulan bahwa terdapat aspek positif dan negatif pada tokoh utama, Dirman, Marni dan Manaf. Untuk aspek
negatif disarankan untuk tidak diteladani akan tetapi untuk pengetahuan kita dalam kehidupan bermasyarakat.
PENDAHULUAN
Karya sastra adalah sebuah struktur yang Sastra menyajikan kehidupan manusia,
sangat komplek. Dalam hubungannya dengan dan kehidupan itu sebagian besar berhubungan
kehidupan, sastra adalah ekspresi kehidupan dengan kenyataan sosial dan nilai moral dalam
manusia yang tidak terlepas dari akar masyarakat. Sastra merupakan gambaran dari
masyarakatnya. Kehidupan yang dituangkan usaha manusia untuk menyesuaikan diri dan
dalam karya sastra mencakup hubungan usahanya untuk mengubah masyarakat itu.
manusia dengan lingkungan dan masyarakat, Menurut Semi (1990: 1), karya sastra tidak
hubungan sesama manusia, hubungan manusia hanya dinilai sebagai karya seni yang memiliki
dengan dirinya, dan hubungan manusia dengan budi, imajinasi, dan emosi, tetapi telah
Tuhan. Meskipun demikian, sastra tetap diakui dianggap suatu karya kreatif yang dimanfatkan
sebagai sebuah ilusi atau khayalan dari sebagai konsumsi intelektual di samping
kenyataan. Sastra tidak akan semata-mata konsumsi emosi.
menyodorkan fakta secara mentah. Sastra Ajaran moral dalam karya sastra
bukan sekedar tiruan kenyataan, melainkan seringkali tidak secara langsung disampaikan,
kenyataan yang telah ditafsirkan oleh tetapi melalui hal-hal yang sifatnya amoral
pengarang dari kehidupan yang ada dulu. Hal ini sesuai apa yang dikenal dengan
disekitarnya. Jadi, karya sastra adalah tahap katarsis pada pembaca karya sastra.
pengejawantahan kehidupan hasil pengamatan Meskipun sebelum mengalami katartis,
sastrawan atas kehidupan sekitarnya. pembaca atau penonton dipersilahkan untuk
menikmati dan menyaksikan peristiwa-
40
GENTA MULIA,
Volume VIII No. 1, Januari 2017 ISSN: 2301-6671
peristiwa yang sebetulnya tidak dibenarkan tertarik untuk mengkaji nilai moral dalam novel
secara moral, yaitu adegan semacam Kembang Turi karya Budi Sardjono.
pembunuhan atau banjir darah yang Adapun tujuan penulis melakukan
menyebabkan penonton atau pembaca senang penelitian ini adalah untuk mengetahui analisis
tetapi juga muak. Jadi untuk menuju moral, nilai moral dalam novel Kembang Turi karya
seringkali penonton harus melalui proses Budi Sardjono serta untuk mengetahui dan
menyaksikan adegan yang tidak sejalan dengan menganalisis bentuk-bentuk nilai moral yang
kepentingan moral. terkandung di dalam novel Kembang Turi karya
Kelebihan novel Kembang Turi adalah Budi Sardjono dalam kaitannya dengan konteks
mengangkat hakikat hidup yang paling kehidupan nyata.
menakutkan dalam konteks kemiskinan Analisa atau analisis dapat diartikan atau
struktural dan pertaruhan nasib. Novel didefinisikan sebagian sebuah kajian yang
Kembang Turi mengangkat kisah kehidupan dilaksanakan atau dilakukan kepada sebuah
dua anak asal Gunung Kidul, Sumarni atau bahasa yang digunakan untuk meneliti struktur
Marni dan adiknya Dirman atau Sudirman yang bahasa tersebut secara detail dan tepat.
sangat keras mengarungi kehidupan di Kota Sedangkan dalam bentuk laboratorium. Analisa
Yogyakarta, Semarang, dan Jakarta. Dalam atau analisis mengandung pengertian yaitu
novel ini terdapat nilai-nilai moral yang suatu kegiatan yang dilaksanakan pada
berkaitan dengan kehidupan manusia dalam laboraturium untuk memeriksa kandungan yang
suatu masyarakat, tentang nilai kejujuran, ada pada suatu zat dalam sampel tersebut.
kesucian, kemanusiaan, pertaruhan harga diri, Moral berasal dari bahasa latin yakni
dan kehormatan keluarga. Semua nilai tersebut mores kata jamak dari mos yang berarti adat
mengalami pergulatan hebat antara dua kebiasaan (Bertens, 1997:3). Sedangkan dalam
kekuatan atau dua malaikat. bahasa Indonesia moral diartikan dengan susila.
Novel Kembang Turi merupakan salah Sedangkan moral adalah sesuai dengan ide-ide
satu karya sastra yang dihasilkan oleh Budi yang umum diterima tentang tindakan manusia,
Sardjono, lahir di Yogyakarta, 6 September mana yang baik dan mana yang wajar. Istilah
1953. Sebagai seorang penulis otodidak, moral senantiasa mengaku kepada baik
banyak karya sastra yang telah dilahirkan buruknya perbuatan manusia sebagai manusia.
melalui penanya. Memulai menulis karya-karya Inti pembicaraan tentang moral adalah
fiksi (cerpen, novelete, novel, naskah menyangkut bidang kehidupan manusia dinilai
sandiwara, dan sebagainya). Beberapa kali dari baik buruknya perbutaannya selaku
memenangkan sayembara mengarang, baik manusia. Norma moral dijadikan sebagai tolak
cerpen, novelete, dan lain-lain. Pernah ukur untuk menetapkan betul salahnya sikap
memenangkan sayembara mengarang naskah dan tindakan manusia, baik buruknya sebagai
sandiwara remaja oleh Dewan Kesenian manusia.
Jakarta. Sehubungan dengan hal di atas, penulis
41
GENTA MULIA,
Volume VIII No. 1, Januari 2017 ISSN: 2301-6671
Menurut Poespoprodjo (1999: 118), sesuatu yang bernilai. Hal ini memberikan fakta
moral dan moralitas didefinisikan sebagai sebagai dasar untuk mengambil keputusan
kualitas dalam perbuatan manusia yang tentang perilaku atau sikap yang mau diambil.
menunjukkan bahwa perbuatan itu benar atau b) Moral normatif, yaitu etika yang
salah, baik atau buruk. Sedangkan moralitas berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola
mencakup pengertian tentang baik-buruknya perilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh
perbuatan manusia. manusia. Moral normatif memberikan penilaian
Moral merupakan pengetahuan yang sekaligus memberi norma sebagai dasar dan
menyangkut budi pekerti manusia yang kerangka tindakan yang akan diputuskan.
beradab. Moral juga berarti ajaran yang baik Novel berasal dari bahasa Italia, novella
dan buruk perbuatan, dan kelakuan (akhlak). yang berarti “sebuah kisah, sepotong berita”.
Nilai moral dapat diperoleh di dalam Ada pula yang berpendapat bahwa Novel
nilai moralitas. Moralitas adalah kesesuaian berasal dari bahasa latin nonelis yang
sikap dan perbuatan dengan hukum atau norma diturunkan dari kata novels yang berarti bam.
batiniah, yakni dipandang sebagai kewajiban. Dikatakan baru sebab novel muncul belakangan
Bila dikatakan bahwa karya sastra itu dibanding dengan bentuk puisi dan drama.
semata-mata tiruan alam, maka dengan Unsur-unsur cerita seperti tokoh, alur, dan latar
sendirinya sastra itu bisa dipandang sebagai dipaparkan seolah-olah sesungguhnya terjadi
sesuatu yang tidak memperjuangkan kebenaran. dalam kehidupan nyata.
Dalam kenyataan ukuran kebenaran merupakan Dalam novel tidak dipergunakan unsur
ukuran yang sering digunakan dalam menilai keajaiban seperti layaknya dongeng atau
suatu karya sastra. Pembaea sering hikayat. Masih ada yang perlu dipertimbangkan
mempertanyakan tentang sesuatu yang dari pengertian tersebut yang mengatakan
diungkapkan pengarang itu mempunyai peristiwa rasional sebab dewasa ini, meski
hubungan dengan kebenaran. Nilai-nilai moral tidak banyak, ada novel yang mengisahkan
atau lainnya dalam kehidupan sehari-hari, sikap peristiwa-peristiwa yang justru tidak rasional.
dan tingkah laku tokoh tersebut hanyalah Hal ini karena bentuk-bentuk simbolik yang
model-model atau sosok yang sengaja mendominasi proses penciptaannya, sehingga
ditampilkan pengarang sebagai sikap dan cerita secara total merupakan cerita simbol dari
tingkah laku yang baik atau diikuti minimal kehidupan nyata. Mengenai hal ini barangkali
dicenderungi olehpembaca. lebih cocok dibicarakan dalam faham atau gaya
Menurut Magnis-Suseno (1989: 129), pencuat ide pengarang yang sering disebut
membagi moral ke dalam dua dimensi, yaitu: aliran sastra.
a) Moral deskriptif, yaitu etika yang Menurut Zaidan, dkk. (2007: 136), novel
berusaha meneropong secara kritis dan rasional didefinisikan sebagai jenis prosa yang
sikap dan perilaku manusia dan apa yang mengandung unsur tokoh, alur, latar rekaan
dikejar oleh manusia dalam hidup ini sebagai yang menggelarkan kehidupan manusia atas
42
GENTA MULIA,
Volume VIII No. 1, Januari 2017 ISSN: 2301-6671
dasar sudut pandang pengarang; mengandung kehidupan yang diidealkan pada kehidupan
nilai hidup, diolah dengan teknik lisan dan pengarang. Karya sastra fiksi mengandung
ragaan yang menjadi dasar konvensi penulisan. penerapan moral dalam tingkah laku dan sikap
Menurut Semi (1998: 32) mendefmisikan novel para tokoh. Pembaca diharapkan dapat
sebagai “memberikan konsentrasi kehidupan menangkap pesan-pesan moral yang
yang lebih tegas, dengan roman yang diartikan disampaikan oleh pengarang dalam karya
rancangannya yang lebih luas, mengandung sastranya. Istilah moral juga sering dikaitkan
sejarah perkembangan yang biasanya terdiri dengan motif, maksud, dan tujuan berbuat.
dari beberapa fragmen. Metode penelitian merupakan suatu
usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan
METODE menguji kebenaran suatu pengetahuan. Metode
Pendekatan penelitian yang dilakukan ini sangat diperlukan agar dapat mengupas
dalam penelitian ini adalah menggunakan objek yang sedang diteliti. Pada penelitian ini
analisis nilai moral yang terkandung di dalam metode yang digunakan adalah sebagai berikut:
novel “Kembang Tun” karya Budi Sardjono. 1. Metode analisis
Pendeketan penelitian dari aspek moral Metode ini merupakan metode yang
berupaya mengungkap makna intrinsik yang berusaha memahami suatu gagasan dalam
terkandung di dalam karya sastra tersebut. karya sastra. Ini diawali dengan metode
Menurut Djojosuroto dan Pangkerego penguraian sastra atas unsur-unsurnya dengan
(2000: 76), pendekatan moral bertolak dari tujuan memahami penelitian antar unsur-unsur
asumsi dasar bahwa salah satu tujuan kehadiran tersebut dalam mendukung suatu karya sastra.
sastra di tengah-tengah masyarakat pembaca
adalah berupaya untuk meningkatkan harkat 2. Metode kepustakaan
dan martabat manusia sebagai makhluk Metode kepustakaan ini merupakan
berbudaya, berpikir, dan berketuhanan. metode yang dilaksanakan dalam kamar kerja
Pendekatan moral yaitu suatu pendekatan peneliti atau di ruang perpustakaan. Peneliti
yang didasarkan pada kritik moral yang memperoleh data-data dan informasi-informasi
menuntut fungsi didaktis dalam karya sastra. tentang objek telitiannya melalui buku-buku
Pendekatan yang bertolak dari dasar pemikiran atau alat-alat audio visual lainnya. Hal ini
bahwa karya sastra dapat menjadi media yang dilakukan karena subjek penelitiannya adalah
paling efektif untuk membina moral dan dengan mengambil beberapa referensi acuan.
kepribadian suatu kelompok masyarakat. Moral Adapun acuan yang digunakan yaitu buku-buku
diartikan sebagai suatu norma, etika, konsep dari disiplin ilmu yang mendukung masalah
tentang kehidupan yang dijunjung tinggi oleh peneliti.
sebagian besar masyarakat.
Dalam karya sastra fiksi, moral
digambarkan untuk menawarkan model
43
GENTA MULIA,
Volume VIII No. 1, Januari 2017 ISSN: 2301-6671
3. Metode Deskriptif
Metode deskriptif berupaya mempelajari Penelitian ini mengambil aspek
norma-norma atau standar-standar sehingga penelitian terhadap novel “Kembang Turi”
penelitian ini disebut juga survei normatif. karya Budi Sardjono yang diterbitkan oleh Diva
Dalam metode ini juga dapat diteliti Press Yogyakarta tahun 2011. Bagian sampul
masalah normatif bersama-sama dengan depan menunjukkan dua anak kecil perempuan
masalah status dan sekaligus membuat dan laki-laki yang terdampar di dalam kerasnya
perbandingan-perbandingan antarfenomena. kehidupan berupa kemiskinan dengan disertai
Studi demikian dinamakan secara umum daun turi.
sebagai studi atau penelitian deskriptif. Di dalam novel ini terdapat 11 tokoh
Perspektif waktu yang dijangkau, adalah waktu dengan tokoh utama sebanyak 3 orang yaitu
sekarang atau sekurang-kurangnya jangka Marni atau Sumarni, Dirman atau Sudirman
waktu yang masih terjangkau dalam ingatan dan Manaf, seorang makelar tanah.
responden. Data diperoleh melalui analisis nilai
Populasi dalam penelitian ini adalah moral yang terkandung di dalam setiap untaian
unsur-unsur moral yang terdapat pada novel cerita per kalimat dan per paragraf yang
“Kembang Turi” karya Budi Sardjono. Unsur terdapat di dalam novel “Kembang Turi” karya
moral tersebut dihitung dari awal alur cerita Budi Sardjono. Adapun langkah-langkah
sampai pada akhir kisah novel tersebut. Jumlah pengungkapan nilai moral melalui tahapan
unsur moral meliputi ketiga tokoh utama dan sebagai berikut:
juga tokoh bawahan lainnya, sehingga populasi 1. Membaca secara utuh kisah yang ada di
penelitian ini adalah keseluruhan nilai moral dalam novel.
yang terdapat pada novel Kembang Turi karya 2. Mencatat setiap nilai moral yang ada di
Budi Sardjono. dalam cerita novel.
Sampel dalam penelitian ini adalah 3. Memberikan refleksi nilai-nilai moral yang
unsur-unsur moral yang terkandung di dalam terkandung dalam setiap kejadian di dalam
novel Kembang Turi karya Budi Sardjono. novel
Unsur yang dieksplorasi adalah unsur-unsur 4. Menafsirkan kandungan nilai moral yang
baik yang ada pada tokoh utama, yaitu Dirman , diperankan tokoh utama di dalam cerita
Marni, dan Manaf. Selain itu, sampel ini juga novel.
menghitung unsur-unsur moral buruk terhadap
ketiga tokoh utama tersebut.
44
GENTA MULIA,
Volume VIII No. 1, Januari 2017 ISSN: 2301-6671
45
GENTA MULIA,
Volume VIII No. 1, Januari 2017 ISSN: 2301-6671
46
GENTA MULIA,
Volume VIII No. 1, Januari 2017 ISSN: 2301-6671
47
GENTA MULIA,
Volume VIII No. 1, Januari 2017 ISSN: 2301-6671
48
GENTA MULIA,
Volume VIII No. 1, Januari 2017 ISSN: 2301-6671
49
GENTA MULIA,
Volume VIII No. 1, Januari 2017 ISSN: 2301-6671
50
GENTA MULIA,
Volume VIII No. 1, Januari 2017 ISSN: 2301-6671
Tabel 2. Deskripsi Data Unsur Nilai Moral karakter baik. Marni merupakan kakak
pada Novel “ Kembang Turi”
kandung Dirman yang terpisah di
Nama Nilai Moral Hasil Prosentase
No stasiun Tugu dengan sang adik.
Tokoh Baik Buruk Baik Buruk
Kemudian terhempas pada dunia
1 Dirman 29 14 58% 43,75%
prostitusi sampai menjadi germo
2 Marni 16 5 32% 15,62%
terkenal di Semarang dengan nama
3 Manaf 5 13 10% 40,62%
samaran, Kembang Turi. Meskipun
Jumlah 50 32 100% 100%
menjadi majikan dari para wanita
penjaja kenikmatan (germo), Marni
SIMPULAN
memiliki moral yang baik, yaitu tidak
Berdasarkan pada hasil penelitian
memeras anak buahnya, memberikan
terhadap karya sastra, terutama novel
kebebasan kepada mereka jika ingin
“Kembang Turi” karya Budi Sardjono yang
keluar dari dunia kelam, tidak
telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka
pendendam, dan ingin berbakti kepada
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
kedua almarhum orang tuanya di
1. Terdapat dua sisi nilai moral, moral baik
daerah Gunung Kidul, dusun Karang
dan buruk, yang terdapat dalam tokoh
Mading.
utama di dalam karya novel “Kembang
c. Manaf, memiliki nilai moral baik 5
Turi” karya Budi Sardjono, dengan uraian
(10%) dan nilai moral buruk sebanyak
sebagai berikut:
13 (40,62%). Karena berprofesi sebagai
a. Dirman atau nama lengkap Sudirman,
calo tanah di dusun Karang Mading,
seorang pemuda dari Dusun Karang
maka karakter yang ditonjolkan dalam
Mading memiliki nilai moral baik
novel “Kembang Turi” memperlihatkan
sebanyak 29 (58%), dan nilai moral
beberapa nilai moral buruk yang lebih
buruk sebanyak 14 (43,75%). Ini
dominan. Manaf memiliki sifat curang,
berarti Dirman adalah sosok yang baik,
senang memainkan harga tanah kepada
jujur, hidup lurus, berupaya mencari
calon pembeli agar mendatangkan
kebenaran yang telah dicampakkan
keuntungan yang lebih, menghalalkan
oleh Pak Lurah, tidak mengenal rasa
segala cara untuk memperoleh hasil,
putus asa dan frustrasi. Keinginan yang
namun memiliki sifat ramah dan mudah
paling buruk hanya membalaskan
dalam berkomunikasi.
dendam atas kematian kedua orang
2. Nilai-nilai posittif yang dimiliki oleh
tuanya, namun tertahan oleh nasihat
tokoh-tokoh utama di dalam karya novel
kakaknya, Marni.
“Kembang Turi” karya Budi Sardjono
b. Marni atau Sumarni, memiliki moral
adalah, tidak mudah dendam, tahan
baik 16 (32%) dan moral buruk sebesar
terhadap kesulitan hidup, tidak
5 (15,62%), yang berarti memiliki
mengeksploitasi anak buah, sabar
51
GENTA MULIA,
Volume VIII No. 1, Januari 2017 ISSN: 2301-6671
menghadapi ujian, dan berbakti kepada Semi, M. Atar. (1993). Metode Penelitian
orang tua. Sastra. Bandung: Penerbit Angkasa.
Semi, M. Atar. (1998). Anatomi Sastra.
DAFTAR RUJUKAN Bandung: Penerbit Angkasa.
Bertens, K. (1997). Etika. Jakarta: Gramedia Zaidan, R. Abdul, dkk., (2007). Kamus Istilah
Pustaka Utama. Sastra. Jakarta: Balai Pustaka.
Djojosuroto, Kinayati dan Anneke S.
Pangkerego. (2000). Dasar-Dasar Teori
Apresiasi Prosa Fiksi. Jakarta. Manasco.
Magnis-Suseno, Frans. (1987). Etika Dasar:
Masalah-Masalah Pokok Filsafat Moral.
Yogyakarta: Kanisius.
Poespoprodjo, W. (1999). Filsafat Moral:
Kesusilaan dalam Teori dan Praktik.
Bandung: Pustaka Grafiti.
52