PROPOSAL SKRIPSI
OLEH
Fitriyanti S. Lamato
NIM 311416024
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sastra merupakan hasil cipta dan kreativitas seorang pengarang atau
penyair yang bersumber dari pengalaman kehidupan manusia secara langsung
dengan menggunakan bahasa yang menarik sebagai medianya. Menurut Tuloli
(2000: 5) bahwa sastra itu ada karena penggunaan bahasa secara kreatif dalam
rupa atau wujud yang indah, tidak semata-mata merujuk pada bentuknya, tetapi
juga keindahan isinya yang berkaitan dengan emosi, imaji, kreasi dan ide. Oleh
karena itu, tidak dapat dikatakan sebagai suatu karya sastra jika penggunaan
bahasanya tidak menarik atau indah. Salah satu ragam karya sastra yang dikenal
adalah novel.
Novel merupakan penceritaan tentang rangkaian peristiwa yang terjadi di
suatu tempat dan di alami serta dilakukan oleh beberapa tokoh. Tak jarang juga
novel menceritakan tentang kisah nyata dan juga fiksi yang sarat akan nasihat-
nasihat yang dapat di petik untuk menjalani hidup. Hal tersebut seperti pendapat
Kramer (dalam Soedjarwo, 2004: 89) bahwa novel atau Novella menceritakan
suatu kejadian yang luar biasa dari kehidupan orang-orang luar biasa karena dari
kejadian itu terlahir konflik, suatu pertikaian yang mengubah mereka. Seperti
yang diketahui novel seringkali mengambil ataupun menjadi cerminan kehidupan
sosial. Masalah-masalah yang terjadi pada manusia dalam proses kehidupan
terjadi juga pada para tokoh dalam membawakan jalinan cerita yang telah
dirangkai oleh pengarang.
Menurut Voster (dalam Tuloli, 2000: 17) novel adalah salah satu bentuk
karya sastra prosa yang agak panjang dan memiliki unsur-unsur di dalamnya
seperti tema, alur/plot, latar/setting, tokoh dan penokohan, serta amanat. Novel
adalah satu karya sastra yang dapat memberikan gambaran kehidupan melalui
bahasa. Melalui novel juga dapat diketahui jalannya suatu kehidupan seperti
perilaku setiap individu yang berbeda dan dinamis.
Menurut Suyitno (1986: 3) sebagai bentuk seni, pelahiran sastra bersumber
dari kehidupan yang bertata nilai, dan pada gilirannya yang lain sastra juga akan
1
memberikan sumbangan bagi terbentuknya tata nilai. Tindakan yang dilakukan
manusia mengarahkan pada nilai yang positif atau yang negatif. Oleh sebab itu,
setiap insan dalam bertindak tak pernah luput dari apa yang di dengar, digeluti,
dipahami, dikerjakan, serta diamalkan dalam kehidupan yang mengarah pada
spiritual.
Spiritual merupakan suatu tindakan manusia yang berkenan dengan
kepercayaan dan agama. Tindakan yang berdasarkan agama dapat dijadikan suatu
pegangan, perenungan, pedoman bertingkalaku, baik dalam kehidupan individual
maupun dalam bermasyarakat. Dari kehidupan sehari-hari, tentunya manusia
melakukan hal baik atau buruk menurut ajaran agama. Hal yang dilakukan
manusia yang baik atau yang buruk dapat memberikan sebuah nilai.
Nilai yang baik dapat menghantarkan manusia pada ketenangan sedangkan
nilai yang buruk dapat merusak manusia lahir maupun batin dan menganggu
ketenangan jiwanya. Namun, nilai yang paling baik dan kekal yaitu nilai yang
ciptakan oleh Sang Pencipta nilai itu sendiri. Nilai dapat menuntun jiwa untuk
mencapai kodrat Sang Maha Kuasa. Nilai juga dapat terlihat dalam kehidupan
manusia pada umumnya.
Menurut Sutomo (dalam Ismawati 2013:18) nilai adalah sebuah konsepsi
abstrak yang menjadi acuan atau pedoman utama mengenai masalah mendasar
dan umum yang sangat penting dan ditinggikan dalam kehidupan suatu
masyarakat, bangsa, atau bahkan kemanusiaan. Ia menjadi acuan tingkahlaku
sebagian masyarakat bersangkutan, mengkristal dalam alam pikiran dan
keyakinan mereka, cenderung bersifat langggeng, dan tidak mudah berubah atau
tergantikan. Salah satu nilai penting yang terdapat dalam sebuah karya sastra
adalah nilai religiusitas, sebab pada awal mulanya segalah sastra adalah religius
(Mungunwijaya, 1994: 11)
Menurut (Mungunwijaya, 1994: 11) religiusitas lebih melihat aspek yang
di dalam lubuk hati, riak getaran hati nurani pribadi, sikap personal yang sedikit
banyak merupakan misteri bagi orang lain, karena menapaskan intimitas jiwa dan
cita rasa yang mencakup totalitas (termasuk rasio dan rasa manusiawi) ke dalam
pribadi manusia.
2
Sejalan dengan penjelasan di atas maka tujuan pengarang dalam membuat
karya sastra terutama novel yaitu untuk menyampaikan nilai-nilai dan norma-
norma dalam novel yang diharapkan dapat memberikan hal positif dan perubahan
baik serta dapat diterapkan dikehidupan sehari-hari. Seperti salah satu novel yang
berjudul Sebening Syahadat Karya Diva Sr, pada novel pengarang menceritakan
seorang anak laki-laki yang awalnya memeluk agama sesuai keyakinan orang
tuanya namun setelah beberapa tahun kemudian ketika ia mulai tumbuh dewasa ia
memutuskan untuk memeluk agama islam. Sebab menurutnya Islam adalah agama
yang baik dan bisa menjawab semua pertanyaan-pertanyaan yang sulit di cerna
oleh akal pikiran manusia biasa. Hal ini yang menjadi alasan peneliti memilih
nilai religiusitas sebagai aspek yang akan peneliti teliti sebab didalam novel ini
menjelaskan mengenai nilai tersebut. Sedangkan peneliti memilih novel Sebening
Syahadat karya Diva SR sebagai objek penelitian karena novel ini belum banyak
yang menelitinya, selain itu peneliti belum menemukan penelitian yang
mengambil dari nilai religiusitasnya. Selain itu juga bahasa yang digunakan dalam
novel ini cukup mudah untuk dipahami namun terdapat beberapa sedikit bahasa
asing (inggris) dalam novel sebening syahadat karya Diva Sr tersebut. Kemudian
alasan yang menunjang peneliti ingin melakukan penelitian ini karena semakin
banyak kebudayaan luar yang masuk dan dengan berkembangnya tekhnologi
dikhawatirnya dapat merusak moral dan mempengaruhi kepercayaan yang telah
dianut oleh seseorang baik melalui bahan bacaan maupun interaksi dilakukan
secara langsung. Untuk itu dengan adanya bahan bacaan yang bermutu yang dapat
memberikan pendidikan khususya nilai religiusitas kepada masyarakat atau
pembaca, sehingga setidaknya melalui penelitian ini mampu memberikan sedikit
jawaban atau solusi persoalan yang timbul dimasyarakat. Hadirnya novel yang
mengandung nilai religiusitas di harapkan mampu meningkatkan kembali moral
masyarakat yang semakin menurun.
Selain konflik yang terjadi dalam novel juga terjadi pada kehidupan nyata
yaitu kesadaran sosial dan rasa empati manusia yang saat ini semakin memudar di
akibatkan sifat individualis yang merujuk kepada menurunya nilai religiusitas
yang seharusnya tertanam pada diri setiap manusia. Untuk itu penilitian ini akan
3
menganalisis nilai religiusitas dalam objek penelitian novel sebening syahadat
karya Diva Sr, dengan format judul “ Analisis nilai religiusitas dalam novel
sebening syahadat karya Diva SR” dengan menggunakan kajian struktural
fungsional A.J Greimas.
5
merupakan novel pertamanya tetapi novel ini mampu bersaing dengan novel-
novel lain yang diterbitkan oleh pengarang-pengarang senior. Novel sebening
Syahadat merupakan novel religius yang sangat bagus untuk perkembangan
akhlak, akidah dan syariah untuk dipahami oleh orang banyak khususnya kaum
remaja pada saat ini.
Jadi kesimpulannya, analisis nilai religiusitas yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah nilai religiusitas yang berhubungan dengan tiga hal nilai
yaitu akidah, nilai syariah, dan nilai akhlak dalam novel Sebening Syahadat
Karya Diva SR.
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian yang Relevan Sebelumnya
Analisis religiusitas dalam novel-novel yang lain telah banyak diulas
dalam bentuk penelitian, khususnya di Universitas Negeri Gorontalo. Akan tetapi,
penelitian dengan objek kajian berupa analisis nilai religiusitas dalam novel
Sebening Syahadat karya Diva SR, belum pernah dilakukan. Adapun penelitian
yang mempunyai kemiripan dengan penelitian ini dapat di uraikan sebagai
berikut:
1) Skripsi yang berjudul Nilai Religius pada Tokoh Utama dalam Novel
Assalamualaikum Beijing Karya Asma Nadia. Oleh Nurvina Neno (2016)
Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra dan Budaya,
Universitas Negeri Gorontalo. Penelitian ini dititik beratkan pada Tokoh
utama dalam novel Assalamualaikum Beijing Karya Asma Nadia dengan
rumusan masalah ialah (1) Bagaimana karakter tokoh utama dalam novel
Assalamualaikum Beijing karya Asma Nadia ?; (2) Bagaimana nilai religius
melalui karakter tokoh utama dalam novel Assalamualaikum Beijing karya
Asma Nadia?. Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan kedua
masalah tersebut. Dalam penelitian Nurvina Neno menggunakan teori
struktural, sedangkan untuk meneliti nilai religius hanya difokuskan pada
tokoh utamanya dan metode yang dilakukan adalah metode deskriftif analisis.
2) Skripsi yang berjudul Perjalanan Religius Tokoh Utama dalam Novel 99
Cahaya di Langit Eropa Karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Oleh
Alhamhendra Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra dan
Budaya, Universitas Negeri Gorontalo dengan rumusan masalah ialah (1)
Bagaimana gambaran tokoh dan penokohan dalam novel 99 Cagaya di
Langit Eropa karya Hanum Salsabiela dan Rangga Almahendra ?; (2)
bagaimana perjalan religius tokoh dalam novel 99 Cahaya di langit Eropa
karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra dilihat dari segi
psikologi sastra.
Berdasarkan uraian mengenai penelitian yang relevan sebelumnya,
dapat diketahui bahwa penelitian yang dilakukan oleh Nurvina Neno dan
7
Juga Arnillah terdapat kesamaan dan perbedaan dengan penelitian yang akan
dilakukan. Persamaannya adalah dapat dilihat dari objek formal, yaitu sama-
sama mengangkat masalah tentang nilai religius. Sementara perbedaannya
dapat dilihat pada penggunaan novel, teori dan metode. Dalam penelitian ini
akan menggunakan novel yang berjudul Sebening Syahadat karya Diva SR.
Teori yang digunakan adalah teori structural fungsional Greimas untuk
melihat nilai religiusitasnya. Sementara metode yang digunakan ialah metode
deskriptif analisis.
10
Atmosuwito (123-124: 2010) juga berpendapat bahwa kata religi menurut
asal kata berarti ikatan atau pengikat diri. Dari sini pengertiannya lebih pada
masalah personalitas, hal pribadi. Oleh karena itu, ia lebih dinamis karena lebih
menonjolkan eksistensinya sebagai manusia. Jika sesuatu ada ikatan atau pengikat
diri, kemudian kata berarti menyerahkan diri , tunduk taat. Namun pengertian
adalah positif . Karena menyerahkan diri atau ketaatan dikaitkan dengan
kebahagiaan seseorang. Kebahagiaan itu berupa diri seseorang yang melihat
seakan-seakan ia memasuki dunia baru yang penuh dengan kemuliaan. Sedangkan
agama biasanya terbatas pada ajaran-ajaran (doctrines), peraturan-peraturan
(laws). Dalam agama Kristen misalnya peraturan itu menjurus ke dogma (kata
jamaknya dalam bahasa Yunani dogmata). Jika pengertian ini diterapkan,
religiusitas yang dibicarakan bisa menjurus kearah penyebaran agama (mission)
jelaslah itu bukan yang dimaksudkan. Yang dimaksudkan dengan perasaan
keagamaan ialah segalah perasaan batin yang ada hubungannya dengan Tuhan.
Perasaan dosa ( guilt feeling), perasaan takut (fear to god ), Kebesaran Tuhan
(God‟s glory)
Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa
Religiusitas merupakan perilaku seseorang yang sesuai dengan ajaran agama,
penghayatan yang terus menerus dilakukan oleh manusia, norma yang diyakini
melalui perasaan batin yang ada hubungannya dengan Tuhan, perasaan takut, dan
mengakui kebesaran Tuhan, tunduk, taat dan penyerahan diri kepada yang maha
kuasa. Seorang yang religius adalah orang yang mencoba memahami dan
menghayati hidup dan kehidupan lebih dari sekedar yang lahir saja dan tidak
terikat pada agama tertentu, misalnya yang terlihat dari KTP (Kartu Tanda
Penduduk), namun sikap dan tingkah lakunya tidak religius. Moral religius
menunjang tinggi sifat-sifat manusiawi, hati nurani yang dalam, harkat dan
martabat serta kebebasan pribadi yang dimiliki oleh manusia.
Menurut Hatta, (2014: 2) nilai religius terbagi tiga, yaitu :
1) Nilai akidah disebut juga sebagai iman. yang meliputi: Iman kepada Allah,
iman kepada Malaikat, iman kepada kitab-kitab Allah, iman kepad Rasul,
iman kepada hari akhir, dan iman kepada Qada dan Qadar.
11
2) Nilai Syariah yang meliputi: sedekah, zakat, sholat puasa berdoa, dan
menuntun ilmu, serta naik haji bagi yang mampu, dan
3) Nilai akhlak yang meliputi: sikap tolong menolong, jujur, sabar, adil ,
bersyukur, menutup aurat dan menjaga diri, taat, rendah hati, qonaah,
tawadhu dan berperilaku terpuji lainnya.
Nilai religiusitas dalam novel Sebening Syahadat karya Diva Sr yang
peneliti temukan meliputi:
a) nilai akidah yang berupa iman kepada iman kepada Allah, iman
kepada Rasul, dan iman kepada Qada dan Qadar.
b) nilai Syariah yang berupa shalat, berdoa, menuntut ilmu, dzikir,
dan
c) akhlak yang berupa sikap tolong-menolong, adil, sabar, bersyukur,
menutup aurat, dan menjaga diri. Ketiga aspek tersebut, akan
diuraikan sebagai berikut:
1. Nilai Akidah
Nilai akidah disebut juga sebagai iman. Ia merupakan keyakinan
dalam hati, dan ikrarkan lisan dan dibuktikan oleh anggota badan. Ada
enam pilar keimanan, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul,
hari akhir, serta Qada dan Qadar.
Nilai akidah adalah nilai yang berhubungan dengan keyakinan dan
keimanan manusia terhadap apa yang menjadi kekuasaan Allah, yang
terwujud dalam rukun iman. Aqidah menurut istilah adalah perkara yang
wajib dibenarkan oleh hati dan jiwa dan tentram karenanya.sehinggga
menjadi suatu kenyataan yang teguh dan kokoh, yang tidak tercampuri
oleh keraguan dan kebimbangan. Adapun nilai Aqidah dalam novel
Sebening Syahadat karya Diva SR adalah sebagai berikut :
(1) Iman kepada Allah SWT
Iman kepada Allah SWT berarti keyakinan penuh bahwa Allah
pemilik segala sesuatu sekaligus penciptanya. Dia pula yang berhak
disembahi dan diibadahi. Kita tidak hanya dituntut untuk percaya dan
yakin bahwa Allah SWT adalah Tuhan, tetapi juga dituntut untuk
12
meyakini bahwa Tuhan satu, yaitu Allah SWT. Dengan adanya iman
kepada Allah pada diri seseorang dibuktikan dengan perbuatannya sebagai
dampak dari keyakinan itu.
(2) Iman kepada Rasul
Iman kepada Rasul berari mempercaiayai para Rasul Allah untuk
menyeru manusia agar beribadah kepada Allah Swt. Beriman kepada
Allah Rasul berarti menerima ajaran-ajaran yang dibawanya dan
mengikuti sunnahnya. Keimanan kepada rasul-rasul Allah SWT harus
dapat diwujudkan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari, menurut
Hatta (2014: 23). Perilaku yang mencerminkan iman kepada Rasul-Rasul
Allah SWT seperti membiasakan berlaku jujur terhadap siapa pun,
sebagaimana sikap para Rasul Allah, berusaha untuk memiliki kepekaan
dan menghadapi segala persolan sehingga dapat mengatasi masalah secara
tepat, baik dan sesuai pertimbangan akal, serta berbakti kepada orang tua,
berbuat sesama manusia, sabar menghadapi segalah ujian, selalu bersyukur
dalam keadaan apapun dan masih banyak lagi perbuatan-perbuatan yang
terpuji yang dapat diteladani dari Rasul Allah SWT.
(3) Iman kepada Qada dan Qadar
Iman kepada Qada dan Qadar merupakan rukun iman keenam.
Iman kepada Qada dan Qadar dalam ungkapan sehari-hari lebih popular
dengan sebutan iman kepada takdir Allah SWT. Iman kepada takdir Allah
bearti percaya bahwa segala sesuatu yang terjadi di alam semesta ini
seperti adanya siang dan malam, adanya tanah yang subur dan tandus,
hidup dan mati, rezeki dan jodoh seseorang adalah kehendak dan
ketentuan Allah Swt.
Qada artinya ketetapan atau keputusan, maksudnya ketetapan atau
keputusan Allah terhadap makhluk-Nya atas segala sesuatu yang akan
terjadi baik di dunia maupun di akhirat. Qadar artinya ketentuan,
maksudnya segala ketentuan Allah terhadap makhluk-Nya yang telah
terjadi. Dalam percakapan Menurut sehari-hari qadar sering disebut takdir.
13
Iman kepada qada dan Qadar berarti yakin Qada dan Qadar Allah
yang disebut juga takdir atau ketentuan Allah. Menurut bahasa, Qada
memiliki pengertian, yaitu hukum, ketetapan, pemerintah, kehendak,
pemberitahuan dan penciptaan. Menurut istilah islam, yang dimaksud
dengan Qada alah ketetapan Allah sejak zaman azali sesuai dengan iradah
(kehendak-Nya) tentang segala sesuatu yang berkenaan dengan makhluk.
Qada menurut bahasa adalah kepastian, peraturan, ukuran.
Adapun menurut islam Qadar adalah perwujudan atau kenyataan Allah
terhadap semua makhluk dalam ukuran dan bentuk tertentu sesuai dengan
iradah (kehendak-Nya).
2. Nilai Syariat
Menurut Hatta, (2014: 2), syariat merupakan dimensi setelah
keimanan dalam hati. Syariat mencakup di dalamnyaadalah ibadah dan
muamalah. Oleh karenanya, syariat disebut sebagai islam itu sendiri.
Nilai syariat adalah nilai yang berhubungan dengan aturan yang
menghubungkan manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan
manusia dengan alam. Adapun nilai syariah dalam novel Sebening
Syahadat karya Diva SR sebagai berikut :
(1) Shalat
Shalat menurut bahasa berarti doa. Shalat menurut syariah ialah
ibadah kepada Allah dengan perkataan dan gerakan tertentu, yang dimulai
dengan takbir dan diakhiri dengan salam. Shalat merupakan rukun kedua
dari rukun islam. Shalat merupakan perbuatan yang paling utama. Shalat
ialah tiang Islam, jika ia rapuh, rapu pula keislaman seseorang.
Salat merupakan salah satu bentuk ibadah kepada Allah. Shalat
yang harus dilakukan sehari semalam ada lima waktu yakni shalat subuh,
zuhur, asar, magrib, dan isya, menurut menurut Hatta (2014: 73).
(2) Doa
Doa adalah bentuk ketundukan seorang hamba kepada Sang
pencipa. Doa memiliki arti permintaan dalam ajaran islam, doa berarti
14
pengakuan seorang hamba atas rahmat dan ketentuan Allah, sehingga
meminta pertolongan dari-Nya.
Setiap doa merupakan bagian dzikir. Doa tanpa disertai dengan
zikir adalah sia-sia. Maka diwajibkan untuk memulai doa dengan memuji
dan memujikan Allah. Allah berjanji akan mengabulkan setiap hambanya.
Selama itu baik bagi dirinya, Menurut Hatta (2014: 424)
(3) Menuntut Ilmu
Menuntut ilmu adalah hal yang paling wajib dilakukan manusia
untuk memperluas wawasan sehingga derajat kitapun bisa terangkat.
Menuntut ilmu merupakan ibadah sebagai mana sabda Nabi Muhammad
SAW “ menuntut ilmu diwajibkan atas orang islam laki-laki dan
perempuan”, menurut Hatta (2014: 450).
(4) Berzikir
Dalam bahasa Arab kata zikir mempunyai dua makna: pertama,
jika dilakukan oleh hati berarti mengingat. Kedua, jika dilakukan oleh
lisan berarti mengucapkan bacaan tertentu. Menurut Syariat zikir adalah
mengingat Allah atau mengucapkan bacaan tertentu untuk memuji dan
mengagungkan Allah, menurut Hatta (2014: 411).
3. Nilai Akhlak
Menurut Hatta (2014 :2) akhlak adalah konsekuensi dari iman yang
kuat dan ibadah yang benar. Akhlak merupakan nilai-nilai kebaikan yang
wajib dimiliki seorang muslim, atau sifat-sifat keburukan yang wajib
dihindari. Seperti yang diwajibkan untuk jujur, amanah, tanggung jawab,
serta sifat-sifat baik lainnya.
Akhlak adalah budi pekerti. Akhlak sering juga diartikan sebagai
tabiat, perangai bahkan agama itu sendiri. Akhlak merupakan pola
tingkahlaku yang baik maupun yang buruk. Nilai akhlak adalah nilai yang
berhubungan dengan perilaku yang mencerminkan tindakan baik dan
buruk dalam hubungan manusia dengan tuhan, manusia dengan manusia,
dan manusia dengan alam. Jadi dapat disimpulkan akhlak adalah suatu
kondisi atau sifat yang telah meresep dalam jiwa dan menjadi kepribadian
15
hingga dari situ timbullah berbagai macam tindakan dengan cara spontan
dan mudah tanpa dibuat-buat. Dan tanpa memerlukan pemikiran. Adapun
nilai akhlak dalam novel Syebening Syahadat adalah sebagai berikut:
1) jujur
Kejujuran merupakan nilai terpuji yang semakin jarang dilakukan
oleh umat manusia, jujur memang susah untuk dijalankan tetapi kita hanya
perlu melawan kesusahan itu dengan keberanian berbuat benar dan tidak
berbohong saat melakukan apapun. Jujur membawa perilaku senantiasa
dan berbuat baik, menurut Hatta (2014: 39)
2) Sabar
Secara etimologi, sabar (ash-shabr) berarti menahan (Al-habs).
Dari sini sabar dimaknai sebagai upaya menahan diri dalam melakukan
sesuatu atau meninggalkan sesuatu untuk mencapai ridho Allah SWT.
Sabar adalah menahan diri atau membatasi jiwa dari keinginan-
kenginannya demi mencapai sesuatu dalam kesempitan.
3) Adil
Adil bermakna menempatkan sesuatu sesuai dengan tempatnya,
Allah memerintahkan kita agar selalu bersikap adil terhadap diri sendiri
dan orang lain. Adil adalah dimana semua orang mendapatkan hak
menurut kewajibannya. Secara bahasa adil meletakkan ssesuatu pada
tempatnya, tidak melihat kesalahan satu pihak, bersikap profesional, dan
memihak kepada yang benar. Kemudian secara istilah , pengertian dari
perilaku terpuji adil yaitu menetapkan suatu kebenaran terhadap dua
masalah atau beberapa masalah untuk dipecahkan sesuai dengan aturan-
aturan yang telah ditetapkan oleh agama. Dengan demikian perbuatan adil
adalah suatu tindakan yang berdasarkan kepada kebenaran, bukan
mengikuti kehendak hawa nafsu pribadi.
4) Syukur
Islam mengungkapkan bahwa syukur adalah sumber kehidupan,
jika seseorang ingin hidup, bersyukurlah. Syukur adalah sumber
kebahagiaan, jika seseorang ingin bahagia, bersyukurlah. Syukur adalah
16
sumber kekayaan, jika ingin kaya cepatlah bersukur. Syukur adalah obat
segalah penyakit, jika seseorang ingin sehat, bersyukurlah. Syukur adalah
pintu keajaiban, jika seseorang sudah mulai bosan dengan nasib sialnya,
bersyukurlah. Bahkan islam memandang bahwa syukur adalah bagian dari
keimanan. Tidak sempurna iman seseorang jika belum bersyukur.
5) Saling menolong
Saling menolong merupakan akhlak terpuji yang harus dilakukan,
hidup dizaman modern saat ini, budaya tolong menolong sudah sangat sulit
ditemukan. Manusia sudah banyak yang hidup individualitas. Teknologi
modern menciptakan kehidupan yang membuat manusia seolah-olah tidak
membutuhkan bantuan orang lain, padahal Allah memerintahkan umat
manusia untuk saling menolong.
6)Menutup aurat
Makna kata aurat adalah yang berarti segalah sesuatu yang dapat
menjadikan seseorang malu atau mendapatkan aib (cacat), entah
perkataan, sikap ataupun tindakan, aurat sebagai bentuk dari kekurangan
makna sudah seharusnya ditutupi dan tidak dibuka atau dipertontonkan di
depan umum.
Sender (Pengirim) adalah seseorang atau sesuatu yang menjadi sumber ide
dan berfungsi sebagai penggerak cerita. Dialah yang menimbulkan keinginan bagi
subjek atau pahlawan untuk mencapai objek. Objek (Objek) adalah seseorang atau
sesuatu yang diingini, dicari, dan diburu oleh pahlawan atas ide pengirim.
19
Subjek (subjek) atau pahlawan adalah seseorang atau sesuatu yang ditugasi oleh
pengiriman untuk mendapatkan objek. Helper (Penolong) adalah seseorang atau
sesuatu yang membantu atau mempermudah usaha pahlawan dalam mencapai
objek. Opponent (Penentang) adalah seseorang atau sesuatu yang menghalangi
usaha pahlawan dalam mencari objek. Receiver (Penerima) adalah seseorang atau
seseuatu yang menerima objek hasil buruan subjek, (Kutha, 139: 2018).
Berdasarkan uraian di atas teori yang digunakan dalam penelitian ini aadalah teori
struktural fungsional Greimas.
20
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
analisis berdasarkan peta konsep. Menurut Kutha (53: 21018) metode deskriftif
analisis dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian
disusul dengan analisis. Secara etimologis deskripsi dan analisis berarti
menguraikan. Meskipun demikian, analisis yang berasal dari bahasa Yunani,
analyein („ana‟= atas, „lyein‟ = lepas, urai), telah diberikan arti tambahan, tidak
semata-mata menguraikan melainkan juga memberikan pemahaman dan
penjelasan secukupnya.
Sementara Sugiyono (2011: 205) juga mengemukakan bahwa metode
deskriptif analisis digunakan untuk memandu peneliti memotret, menggambarkan,
memecahkan, serta menganalisis persoalan situasi sosial yang akan diteliti secara
menyeluruh luas dan mendalam. Olehnya itu, melalui metode deskriptif penelitian
dilakukan melalui penguraian dengan kata-kata serta pemaparan kata jelas dan
terperinci terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui untuk mengetahui,
menyelidiki, keadaan yang sebenarnya.
21
1) Membaca dengan cermat serta berulang-ulang isi novel Sebening
Syahadat karya Diva SR karena novel tersebut menggunakan bahasa
campuran atau bahasa tambahan yakni bahasa Indonesia dan juga ada
bahasa asing (inggris) dan juga novel tersebut menggunakan alur
campuran sehingga harus menuntut peneliti untuk membaca berulang-
ulang.
22
3) Nilai Religiusitas dalam novel Sebening Syahadat karya Diva SR.
23
DAFTAR PUSTAKA
Hatta, 2014. Bimbingan Islam Untuk Hidup Muslim. Jakarta: Magfirah: Pustaka.
24
Kutha, Ratna Nyoman. 2018. Teori, Metode, dan teknik, Penelitian Sastra (dari
Strukturalisme hingga Postukturalisme) Perspektif Wacana Naratif. Yogyakarta:
Pustaka Belajar.
Hermawan, Dani. 2018. Pemanfaatan Hasil Analisis Novel Seruni Karya Almas
Sufeeya Sebagai Bahan Ajar Sastra di SMA: Jurnal Prodi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia dan Pengajarannya. 12 (1): halaman 11-20
Suwarni . Hermi. 2020. Analisis Struktur Greimas Novel Mangalua Karya Idris
Pasaribu. Journal skripsi [Internet] di repository.umsu.ac.id/bitstream/123456789/
13807/1/KRIPSI HERMI SUWARNI.pdf(Di unduh 2020 November 300
Nurvina, Neno. 2016. Nilai Religius Pada Tokoh Utama Dalam Novel
Assalamualaikum Beijing Karya Asma Nadia. [Kripsi]. Universitas Negeri
Gorontalo .
25