Anda di halaman 1dari 9

NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL PENANGSANG LUKISAN SEMBILAN CAHAYA

KARYA NASSIRUN PURWOKARTUN

Yuni Astuti Nengsih, Amril Canhras, Amrizal

Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia


Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
FKIP Universitas Bengkulu
chrlslaurensyah@gmail.com

Abstrak
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui nilai-nilai religius di dalam novel Penangsang
Lukisan Sembilan Cahaya karya Nassirun Purwokartun. Metode Yang digunakan
adalah metode kualitatif, prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata dari dialog yang dapat diamati. Pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan struktural untuk mengetahui struktur nilai-nilai
religius dalam novel Penangsang Lukisan Sembilan Cahaya karya Nassirun
Purwokartun. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah nilai-nilai religius yang
rekandung di dalam novel, “Ya Allah kami semohon kepadamu kebaikan, ketakwaan,
dan perbuatan yang engkau ridhoi, dalam perjalanan kami ini, ya Allah mudahkanlah
perjalanan kami nanti, dan jadikanlh jalan kami ini jauh terasa dekat. Ya Allah engkau
adalah teman sejadi selama kami di perjalanan nanti serta lindungilah bagi harta dan
keluarga yang kami tinggalkan. yaAllah kami berlindung kepadamu, dari kejadian yang
menyedihkan, dari kepulangan yang mengenaskan, yang menimpa harta dan keluarga
kami, Amin (PLSC,2015:109)” menunjukkan kuasa Allah bagi kaum muslim dan
seluruh umat muslim agar memberi perlindungan baginya. Dan menunjukkan suatu
ucapan di dalam hati yang tidak bisa ditebak oleh umat manusia akan tetapi bisa
dipahami oleh Allah yaitu do,a.

Kata kunci: Nilai-nilai religius, novel Penangsang Lukisan Sembilan Cahaya

Abstract
The purpose of this study was to find out religious values in the novel Penangsang
Lukisan Sembilan Cahaya by Nassirun Purwokartun. The method used is a qualitative
method, a research procedure that produces descriptive data in the form of words
from observable dialogue. The approach used in this study is a structural approach to
determine the structure of religious values in the novel Penangsang Lukisan Sembilan
Cahaya by Nassirun Purwokartun. The results obtained in this study are religious
values which are contained in the novel, "O our God, please be kind to you, piety, and
deeds that you are blessed with, in our journey, please make our journey easier, and
our road is far away close. O Allah, you are a companion during our journey and
protect the property and family that we left behind. O Allah, we take refuge in you,
from a sad incident, from a sad return, which befell our property and family, Amin
(PLSC, 2015: 109) "shows the power of God for Muslims and all Muslims to provide
protection for them. And shows a speech in the heart that cannot be guessed by
humanity but can be understood by God, that is, a.

Kata kunci: Religious Values, Penangsang Lukisan Sembilan Cahaya Novels

244
245

PENDAHULUAN fiksi. Novel sebagai salah satu bentuk karya


Nilai religius dapat dilihat dari segi sastra dapat dengan bebas berbicara
etimologis dan terminologis. Dari segi tentang kehidupan yang dialami oleh
etimologis nilai adalah harga. Nilai adalah manusia dengan berbagai peraturan dan
ukuran untuk menghukum atau memilih norma-norma dalam interaksinya dengan
tindakan dan tujuan tertentu. Sedangkan lingkungan sehingga dalam karya novel
dari segi terminologis dapat dilihat terdapat makna tertentu tentang
berbagai rumusan para ahli. Tapi perlu kehidupan. Novel merupakan sebuah
ditekankan bahwa nilai adalah kualitas struktur organisme yang kompleks, unik,
empiris yang seolah-olah tidak bisa dan mengungkapkan segala sesuatu (lebih
didefinisikan., kenyataan bahwa nilai tidak bersifat) secara tidak langsung (Jobrohim
bisa didefinisikan tidak berarti nilai tidak 2012;12).
bisa dipahami. (Menurut Gordon Alport), Nilai ini bersumber dari kebenaran
sebagaimana dikutip Mulyana, nilai adalah tertinggi yang datangnya dari Tuhan dan
keyakinan yang membuat seseorang ruang lingkup nilai ini sangat luas dan
bertindak atas dasar pilihannya. mengatur seluruh aspek dalam kehidupan
Novel merupakan karangan manusia. Religius merupakan konsep
prosa yang panjang, mengandung mengenai penghargaan tinggi yang
rangkaian cerita kehidupan seseorang diberikan oleh warga masyarakat kepada
dengan orang di sekelilingnya dengan beberapa masalah pokok dalam kehidupan
menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku. keagamaan yang bersifat suci sehingga
Dalam novel umumnya dimulai dari dijadikan pedoman bagi tingkah laku
peristiwa penting yang dialami tokoh cerita keagamaan warga masyarakat yang
yang kelak mengubah nasib hidupnya. bersangkutan. Makna religiusitas lebih luas
Penulis novel disebut sebagai novelis. Novel (universal) daripada agama, karena agama
menjadi salah satu bahan bacaan yang terbatas pada ajaran-ajaran atau aturan-
dibagi menjadi dua yakni novel fiksi dan aturan, berarti ia mengacu pada agama
novel non-fiksi. Selain itu ada banyak jenis- (ajaran) tertentu. Religius dimaksudkan
jenis novel berdasarkan genrenya seperti dengan menimbang kembali atau prihatin
novel komedi, novel romantis, novel horor, tentang (sesuatu hal). Seorang yang religius
novel misteri dan novel inspiratif. Populer dapat diartikan sebagai manusia yang
karena ceritanya yang seru dan menarik. berarti, yang berhati nurani serius, saleh,
Novel juga berbeda dengan cerpen. teliti, dan penuh dengan pertimbangan
Perbedaan cerpen dan novel adalah cerpen spiritual. (Lathief 2008;175).
ceritanya lebih pendek dan ringkas, Pendekatan yang digunakan dalam
sedangkan novel lebih panjang dan penelitian novel Penangsang: Lukisan
kompleks juga (Wellek & Warren, Sembilan Cahaya karya Nassirun
1993;140). Purwokartun ini adalah pendekatan
Sastra dapat berfungsi sebagai karya struktural meliputi kajian mengenai unsur
seni yang bisa digunakan sebagai sarana pembangun karya sastra atau disebut
menghibur diri pembaca (Nurgiyantoro, dengan unsur intrinsik. Kajian struktural
2007: 3) yang menyatakan bahwa sebuah novel meliputi kajian unsur intrinsik
membaca sebuah karya sastra fiksi berarti yang terdapat didalam novel. Unsur kajian
menikmati cerita dan menghibur diri untuk intrinsik dalam novel meliputi, tema,
memperoleh kepuasan batin. Karya sastra penokohan,alaur, latar dan sudut pandang
merupakan karya imajinatif yang dipandang (Semi, 1993; 59).
lebih luas pengertiannya daripada karya

Jurnal Ilmiah Korpus, Volume 3, Nomor 2, Agustus 2019


246

Berdasarkan latar belakang di atas, beberapa masalah pokok dalam kehidupan


maka peneliti dapat merumuskan masalah keagamaan yang bersifat suci sehingga
sebagai berikut (1) Bagaimanakah analisis dijadikan pedoman bagi tingkah laku
struktur dalam novel Penangsang Lukisan keagamaan warga masyarakat yang
Sembilan Cahaya Karya Nassirun bersangkutan. Makna religius lebih luas
Purwokartun? (2) Bagaimanakah nilai daripada agama, karena agama terbatas
religius yang meliputi akidah, syariah dan pada ajaran-ajaran atau aturan-aturan,
akhlak dalam novel Penangsang Lukisan berarti ia mengacu pada agama (ajaran)
Sembilan Cahaya Nassirun Purwokartun? tertentu. Untuk itu dalam pembahasan
Adapun tujuan dari penelitian tentang nilai-nilai religius yang lebih
ini,sebagai berikut (1) Untuk mengetahui mengkhususkan pada ajaran agama
analisis struktur dalam novel Penangsang tertentu, digunakan acuan salah satu ajaran
Lukisan Sembilan Cahaya (2) Untuk agama tertentu pula (T. Ramli 2003).
mengetahui analisis nilai religius yang
meliputi, akidah, syariah, dan akhlak dalam METODE
novel Penangsang Lukisan Sembilan Dalam penelitian ini, metode yang
Cahaya. digunakan adalah metode kualitatif.
Manfaat yang diperoleh dari Penerapan metode kualitatif ini bersifat
penelitian ini adalah sebagai berikut deskriptif yang berarti data yang dihasilkan
Manfaat Teoritis. Penelitian ini dapat berupa kata-kata dalam bentuk kutipan-
memberikan manfaat bagi pengembangan kutipan. Metode kualitatif yang bersifat
keilmuan sastra Indonesia terutama dalam deskriptif dimaksudkan adalah bahwa data
pengkajian novel dengan pendekatan yang dikumpulkan berupa kata-kata,
struktural. Manfaat Praktis Hasil penelitian gambar, dan bukan angka-angka.
ini dapat memperluas cakrawala apresiasi Pendekatan yang digunakan dalam
pembaca sastra Indonesia terhadap aspek penelitian novel Penangsang: Lukisan
moral dalam sebuah novel. Hasil penelitian Sembilan Ca Teknik pengumpulan data
ini dapat menambah referensi penelitian dalam penelitian ini adalah menggunakan
karya sastra di Indonesia dan dapat teknik studi pustaka. Data penelitian ini
dijadikan sebagai acuan bagi peneliti sastra adalah Novel Penangsang Lukisan Sembilan
selanjutnya. Cahaya Karya Nassirun Purwokartun.
Novel adalah suatu karya sastra Dengan menggunakan pendekatan
berbentuk prosa naratif yang panjang, struktural meliputi kajian mengenai unsur
dimana di dalamnya terdapat rangkaian pembangun karya sastra atau disebut
cerita tentang kehidupan seorang tokoh dengan unsur intrinsik. Kajian struktural
dan orang-orang di sekitarnya dengan sebuah novel meliputi kajian unsur intrinsik
menonjolkan sifat dan watak dari setiap yang terdapat didalam novel. Unsur kajian
tokoh dalam novel tersebut. (Wellek & intrinsik dalam novel meliputi, tema,
Warren, “1993:140”). Nilai ialah penting penokohan,alaur, latar dan sudut pandang.
atau berguna bagi manusia. Suatu sistem Teknik analisis data dalam penelitian ini
nilai biasanya berfungsi sebagai pedoman adalah sebagai berikut (1) Membaca dan
tinggi bagi kekuatan manusia lain yang memahami novel Penangsang Lukisan
tingktanya lebih kongkret (Moeliono dalam Sembilan Cahaya karya Nassirun
Djamari 2003;10) Purwokartun. (2) Membuat Sinopsis novel
Nilai religius merupakan konsep Penangsang Lukisan Sembilan Cahaya
mengenai penghargaan tinggi yang karya Nassirun Purwokartun
diberikan oleh warga masyarakat kepada (3)Mengindentifikasi struktur pendukung

Nilai-Nilai Religius dalam Novel Penangsang Lukisan Sembilan Cahaya


Karya Nassirun Purwokartun
247

dalam analisis nilai-nilai religius yang Setelah perang tersebut terjadi,


terdapat dalam novel Penangsang Lukisan akhirnya Penangsang memenangkan
Sembilan Cahaya karya Nassirun peperangan itu, pada suatu ketika
Purwokartun (4) Menganalisis nilai-nilai penangsang mendapat kan perintah dari
relegius, yang meliputi Akidah, Syariah, dan sang guru untuk berhijrah ke tanah
Akhlak. (5) Menginterprestasikan nilai-nilai seberang, Penangsang bersama kerajaan
religius yang terdapat dalam novel Mataram pun pergi untuk berhijrah,
Penangsang Lukisan Sembilan Cahaya sebelum meraka berhijrah Mataram
karya Nassirun Purwokartun (6) Menarik kembali di serbu dan di kroyok oleh
kesimpulan tentang bagaimana nilai-nilai pasukan panjang, hampir saja Mataram
relegius yang terdapat dalam novel tewas dikeroyok oleh pasukan pajang.
Penangsang Lukisan Sembilan Cahaya Penangsang pun terdiam lemas melarikan
karya Nassirun Purwokartun. dirinya dari penjahat tersebut yang akan
berencana membunuh Penangsang, tetapi
HASIL DAN PEMBAHASAN pada saat itu datang lah Sunan Kudus
Hasil penelitian ini merupakan untuk mengatakan kepada Penangsang
analisis nilai-nilai religius mengenai novel agar berhijrah ke tanah seberang agar lebih
Penangsang Lukisan Sembilan Cahaya karya aman ujar Sunan Kudus yang menjadi
Nassirun Purwokartun, akan di mulai tujuan tempat berhijahnya adalah daerah
dengan sinopsis, tentang Nassirun Palembang.
Purwokatun, analisis struktur dan analisis Akhirnya penangsangpun segerah
nilai religius yang meliputi akidah, syariah berhijrah ke Palembang untuk menenang
dan akhlak. kan diri sejenak dari peprangan yang
menyerbunya, lalu di tempat Penangsang
Sinopsis berhijrah Penangsang masih teguh dengan
Pada suatu hari ada seseorang yang gagah tekatnya untuk menyebarluaskan ajaran
dan tampan, dia bernama Penangsang. agama Islam, selanjutnya Penangsang juga
Penangsang adalah lelaki yang berjiwa melakukan hijrah ke tanah jawa untuk
bersih, baik akhlaknya, baik juga menyebarluaskan ajaran agama Islam. Dan
agamnnya, di suatu ketika timbul lah rasa pada akhirnya penangsang mmpu
percaya diri dari seorang Penangsang dia penyebarluaskan agama Islam, dan mampu
memiliki tujuan untuk memperluas ajaran membawa masyarakat yang tidak memiliki
agama Islam. Pada suatu ketika agama ke Islam yang benar dan lebih baik
Penangsang pun melaksanakan apa yang lagi, tetapi pada saat melakukan
sudah ia rencanakan, Penangsang pun peperangan tersebut Penangsang begitu
bergegas mencari celah untuk datang ke banyak melewati peristiwa demi pristiwa
kerajaan dan di terjadilah perang pasukan yang sangat mengerikan bagi dirinya
panjang untuk menyerang kerajaan bahkan ada yang mengatakan bahwa
Mataram yaitu kerjaan Penangsang, Penangsang mati terbunuh pada saat
disana kerajaan pasukkan pajang hendak perang itu terjadi. Tapi perjuangan
membunuh Penangsang dengan cara Penangsang tak usai karena Penangsang
menyerangnya tetapi Penangsang pun siap yakin dengan tekat nya, akhirnya
tegas dalam penyerngan tersebut, Penangsang pun mendapatkan hasil yang
Penangsang sangat kuat dirinnya untuk sangat memuaskan dan semaksimal
melakukan perang terhadap pasukan mungkin dan memiliki tekat percaya diri
panjang. yang kuat.

Jurnal Ilmiah Korpus, Volume 3, Nomor 2, Agustus 2019


248

Nassirun Purwokartun, Nama itu memiliki teman pada saat itulah


identik dengan gambar kartun. Memang Penangsang disuru sang guru untuk
pemilik nama itu adalah seorang kartunis. berhijrah ke Palembang akan tetapi
Namun selain sebagai seorang kartunis, ia sebelum berhijrah Penanangsang pun
juga seorang penyair, cerpenis, dan novelis. tidak langsung melaksanakannya untuk
Penangsang merupakan novel pertamanya. segerah berhijrah ke Palembang akan
Kang Nass, nama panggilannya, memang tetapi penangsang masih bersisih keras
tergolong berani, revolusioner. untuk melakukan peperangan walaupun
Dia menuangkan kegundahannya dengan keadaan yang sudah lemah.
terhadap kisah sejarah Jawa dalam sebuah Pada suatu ketika terdapatlah konflik
novel. Rujukan sejarah Jawa selama ini terbaru pada saat itu, bahwa lawan dari
adalah kitab Babad Tanah Jawi. Nassirun Penangsang itu tau kalau Penangsang itu
Purwokartun mampu menggabungkan belum mati terbunuh, awal mulannya
unsur-unsur dari berbagai ide-ide yang mereka mengetahui bahwa pada saat
berkembang. Pembaca novel ini dibawa perang terjadi mereka menduga
untuk memahami masing-masing tokoh Penangsang telah mati, dan tidak akan
yang ada dengan sudut pandang yang memasuki kerajaan jipang itu lagi untuk
objektif, sehingga pembaca bebas mensebarluaskan ajaran agama Islam.
mengambil kesimpulan mengenai Ternyata pada saat itu Penangsang tidak
bagaimana karakter masing-masing tokoh mati mati terbunuh melainkan
dan apa saja pesan yang dibawa. Penangsang melarikan diri ke
Analisis unsur yang dianggap Palembang. Setelah Penangsang
membantu dalam menemukan atau berhijrah ke Palembang sang guru pun
melihat cerita pada ovel Lukisan Sembilan berkata kalau keaadaan Penangsang
Cahaya, adalah tema, alur, latar, dan malai tidak aman karena kerajaan Jipang
penokohan. Analisis tersebut adalah sudah mengetahui keberadaan
sebagai berikut: Penangsang, lalu Penangsang pun
melanjutkan perjalanannya untuk
1. Tema berhijarah ke Tanah Jawa.
Di dalam novel Lukisan Sembilan Novel Lukisan Sembilan Cahaya ini
Cahaya Karya Nassirun Purwokartun ini memperlihatkan sebuah tema yang
terdapat berbagai konflik yang menjadi menarik perhatian yaitu, perjuangan,
persoalan dalam menentukan sebuah pengorbanan, dan keteguhan hati yang
tema, konflik pertama terjadinya sangat kuat serta besifat membangun.
perjuangan dalam penyebaran agama Novel Lukisan Sembilan Cahaya juga
Islam oleh Penangsang dan Guru menceritakan tentang persoalan
Penangsang, dimana pada saat kehidupan dalam memperjuangkan
peperangan terjadi begitu sulit agama serta demi menyebarluaskan
Penangsang lewati karena pada saat itu agama Islam. Kehidupan yang dilewati
Penangsang belum memiliki bantuan oleh tokoh utama yaitu Penangsang
siapapun baik itu prajurit ataupun ilmu- penuh dengan berbagai tantangan,
ilmu yang kuat untuk mengahadapi sebagai orang yang bertanggung jawab
perang tersebut, sehingga Penangsang tokoh Penangsang harus siap dengan
pun hampir mati terbunuh. Selanjutnya apa yang telah direncanakannya.
terdapat lagi konflik pada novel tersebut Penangsang sempat juga beradaptasi ke
ialah ketika perang terjadi dengan daerah-daerah lain demi perjuangannya.
keaadaan Penangsang yang tidak Namun pada akhirnya Penangsang

Nilai-Nilai Religius dalam Novel Penangsang Lukisan Sembilan Cahaya


Karya Nassirun Purwokartun
249

mampu membalas semua di kerajaaan Jipang, Penangsang pun


perjuangannya selama ini yang telah bertemu dengan kerajaan yang juga
rencanakan dari jauh-jauh hari. Jadi ingin menyebar luaskan agama lain
dapat diangkat tema dari novel ini aalah selain islam di dalam kerajaan Jipang
Sebuah Perjuangan yang berakhir pada saat itulah Penangsang langsung
kemenangan di bawah ini terdapat diserang, pada saat itu Penangsang
kutipan yang menyatakan bahwa belum membawa prajurit atau pun sang
hijrahnya Penangsang ke Palembang Gurunya Penangsang hampir saja mati
sebagai berikut. terbunuh dalam perang itu, akan tetapi
Penangsang masih beruntung
“Penangsang sedikit demi sedikit mendengan amanat dari sang guru
mencerna pandangan kedua untuk melakukan hijrah ke Palembang,
adiknya, apalagi saat bertemu Ki pada saat itu Penangsang pun berhijrah
Gendeng lir, utusan Palembang itu tanpa diketahui oleh musuhnya,
begitu bersemangat bercerita musuhnya pun menduga bahwa
padanya, bahkan secara terus Penangsang sudah mati terbunuh tetpai
terang mengajaknya bersama dugaan mereka pun salah. Setelah
berhijrah ke sana” (PLSC, 2015:20). sampai di Palembang akhirnya lawan
Penangsang pun tau ternyata
Kutipan di atas membuktikan bahwa Penangsang belum mati akan tetapi
Penangsang sangat bermakna akan Penangsang berada di Palembang,
tetapi banyak sekali lika-liku hidup yang mendengar berit itu Penangsang pun di
dialaminya, Penangsang sempat suru melarikan diri ke Tanah Jawa agar
bertemu dengan utusan yang dari lebih tenang untuk persiapan melakukan
Palembang, bercerita akan terus terang perang untuk menyebarkan ajaran
dengan apa yang dirasakannya. agama Islam. Setelah Penangsang
merasa dirinya sudah pantas untuk
2. Alur melakukan perang Penangsang kembali
Novel Penangsang Lukisan Cahaya ke Jipang untuk menjalankan niatnya itu.
ini menceritakan kisang yang begitu Penangsang mebawa sang guru dan
berkesan dimana dalam cerita tersebut prajuritnya untuk membantu niatnya
perjuanga Penangsang begitu dan pada akhirnya niat baik Penangsang
menyedihkan, pada suatu ketika pun berbuah manis.
Penangsang merenungkan dirinya dan Novel Penangsang Lukisan Sembilan
berfikir bahwa akan melakukan sesuatu Cahaya dengan kisah tokoh Penangsang
sesuai dengan kemampuannya. Pada yang sudah lama menjalani kehidupan
saat ini maka terpikirlah di hatinya untuk sebagai orang yang terkenal akan semua
mengikuti ajaran sang guru mengenai perbuatan baiknya itu. Maka dapat
agama Islam, terlintas di pikiran terlihat pada kutipan ini alur dari kisah
Penangsang untuk bergerak melakukan yang terdapat pada novel Penangsang
hal yang di anggapnya dia bisa dan pasti Lukisan Sembilan Cahaya ini adalah alur
bisa. Pada suatu hari Penangsang pun campuran, karena semua kisah yang
melanjutkan dan menjalankan niat dicerita di dalam novel ini memiliki kisah
baiknya itu, Penangsang pergi ke daerah yang berpandangan ke belakang bahkan
yang belum menganut agama dan ada yang kembali ke belakng dengan
kebinguan dengan agama apa yang akan membawa kisah yang sangat campur
mereka pilih nantinya, Penangsang hadir

Jurnal Ilmiah Korpus, Volume 3, Nomor 2, Agustus 2019


250

bercampura, seperti yang terlihat pada Penangsang, Sunan Kudus, dan masih
kutipan berikut. banyak tokoh sebagai prajurit
Penangsang lainnya.
“Ia pun kembali terkenang pada Analisis Nilai Religius yang meliputi
perempuan yang di awalnya Akidah, Syariah dan Akhlak. Analisis yang
pertemuan sering datang dengan digunakan peneliti untuk memahami
mimpinya. Gadis keturunan portugis serta menemukan nilai-nilai religius
berkulit putih kemerahan dengan pada novel. Religius yang menjadi
balutan kebaya berwarna cerah dan permasalahan pertama pada novel
kain panjang bercorak senada. Penangsang Lukisan Sembilan Cahaya
Dengan hidung yang mancung dan merupakan segala sesuatu yang
snyuman ramah selalu tersungging berkaitan dengan tata
dari bibirnya” (PLSC,2015:131). keimanan/keyakinan, tata peribadatan
terhadap Tuhan, dan kaidah mengenai
Seperti yang ada pada kutipan di hubungan manusia da alam (Al-
atas bahwa kutipan ia pun kembali Ma,ruf,2010:120). Dalam menganalisis
terkenang adalah sesuatu yang Nilia Religius yang terdapat dalam novel
bercermin ke belakang yang artinya Penangsang Lukisan Sembilan Cahaya,
dimemiliki alur mundur atau melihat peneliti akan terlebih dahulu
pristiwa yang telah terjadi di tempo menganalisis nilai-nilai religius yang
dahulu. Dengan mengenang gadis cantik terdapat dalam novel tersebut. Terdapat
berkulit putih. tiga nilai utama yang terkandung di
dalam novel, yaitu akidah, syariah dan
3. Latar akhlak.
Apabila dilihat dari peristiwa- a. Akidah
peristiwa yang melatarbelakangi Di dalam novel Penangsang
munculnya konflik dalam novel ini, maka Lukisan Sembilan Cahaya karya
peristiwa tersebut dominan terjadi di Nassirun Purwokartun adanya akidah
lakukan dan di berbagai daerah banyak yang tercermin dari tokoh utama
keterkaitannya dengan Nilai-nilai Reigius yaitu Penangsang. Umat muslim
seperti dalam judul penelitian, terdapat berusaha mempercayai semuanya
beberapa kutipan-kutipan yang kepada Allah sperti kutipan yang ada
mengkaitkan nilai-nilai religius seperti dibawa ini.
kutipan berikut ini :
“Di Jepang kabar kematian “Demikianlah rencana dari Romo
Penangsang tidak menyebar sampai Kudus, ucap Amir Hasan , menutup
ke rakyat Jipang, Di Kudus, kabar itu peraturan. Semoga semua telah
pun seolah tidak sampai ke telinga paham. Sesungguhnya orang-orang
Sunan Kudus. Ada apa ini? yang beriman, orang-orang
(PLSC,2015:308). berhijrah dan orang-orang berhijrah
dijalan Alah, mereka itu
4. Penokohan mengharapkan rahmat Allah, dan
Novel Penangsang Lukisan Sembilan Allah maha pengampun lagi maha
Cahaya memiliki beberapa tokoh yang penyayang” (PLSC,2015:108).
membentuk jalnnya cerita tersebut.
Tokoh-tokoh yang dimaksud disini Kutipan di atas apabila ditinjau
antara lain, Penangsang, Guru dari, nilai religius akan iman kepada

Nilai-Nilai Religius dalam Novel Penangsang Lukisan Sembilan Cahaya


Karya Nassirun Purwokartun
251

Allah ditunju kan pada kalimat yang posif dan baik seseorang muslim
“Sesungguhnya orang-orang yang yang taat dalam manjalankan
beriman, orang-orang berhijrah dan kehidupan sehari-hari sesuai dengan
orang-orang berhijrah dijalan Alah” ajaran agama islam.
yang berfungsi sebagai simbol dalam Novel Penangsang Lukisan
masyarakat yang nerupakan suatu Sembilan Cahaya karya Nassirun
kagiatan yang hanya terdapat pada Purwokartun ini terdapat nilai-nilai
Rahmat Allah. Simbol itu berdasarkan analisis nilai-nilai religius
menunjukkan bahwa yang dimuncukan oleh tokoh
beriman,berhijrah itu hanya dijalan utamanya yang mampu
Allah dan tiada tempat mengadu lagi menumbuhkan kesadaran bagi
selain Allah. pembacannya tentang arti,
Selain itu akidah merupakan perjuangan, kesabara, keyakinan dan
sesuatu yang mengharu kan hati pantang menyerah dan keiklasan agar
Anda membenarkannya Anda bersih dapat bangkit dan berjuang yang
dari kebimbangan atau keraguan. merujuk pada kemenangan.
Ketetapan hati hati yang
didemikiankan oleh tokoh utama c. Syariah ( Beribadah )
dalam cerita novel tersebut. langsung Menurut bahasa yang berarti
dengan seseorang muslim dan taat, turut, tunduk, ikut dalam do’a
dengan sesama manusia, yang ibadah adalah tata cara pengaturan
menunjukkan seberapa patuh tingkat tentang prilaku hidup manusia untuk
ketaatan dalam muslim. mencapai keridhan Allah SWT.
Secara hahikat nilai ini Mengatur hubungan
merupakan nilai yang memiliki dasar
kebenaran yang paling kuat PENUTUP
dibandingkan nilai-nilai lainnya. Nilai Kesimpulan
ini yang memiliki kebenaran tinggi Berdasarkan penelitian yang telah
yang datangnya dari Tuhan dan ruang dilakukan mengenai nilai-nilai religius
lingkup nilai ini sangat luas dan dalam novel Penangsang Lukisan Sembilan
mengatur seluruh aspek dalam Cahaya Karya Nassirun Purwokartn. Maka
kehidupan manusia. Nilai ini berbagi dapat disimpulkan bahwa, Novel
berdasarkan jenis agama yang dianut Penangsang Lukisan Sembilan Cahaya Karya
oleh manusia. Nassirun Purwokartun ini mengandung
unsur intrinsik yaitu, tema, latar, alur dan
b. Akhlak penokohan. Tema yang dapat
Ruang lingkup akhlak berkaitan dideskripsikan dalam novel Penangsang
dengan perilaku dirinya sebagai Lukisan Sembilan Cahaya adalah. Sebuah
muslim yang taat, dalam menjalankan Perjuangan yang berakhir kemenangan.
kehidupan sehari-hari sesuai dengan Pada novel Penangsang Lukisan Sembilan
ajaran agama islam. Dapat juga kita Cahaya terdapat nilai religius yaitu, akidah,
lihat didalam novel tersebut syariat, dan akhlak. Ajaran tentang
menceritakan seleuk beluk makam keimanan terhadap ke-Esaan Allah SWT,
yang di datangi oleh mereka untuk serta praturan tentang perilaku hidup
melakukan ziarah guna mendo’akan manusia untuk mencapai keridhaan Allah.
serta mengingat panutan yang telah
mendahului mereka. Terlihat akhlak

Jurnal Ilmiah Korpus, Volume 3, Nomor 2, Agustus 2019


252

Saran Nurgiyantoro, Burhan. 2007. Teori


Penelitian ini diharapkan dapat Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah
menambah wawasan atau pengetahuan Mada University Press.
mengenai nilai-nilai religius dan kajian Purwokartun, Nassirun. 2010. Penangsang:
sastra. Penunulis juga berharap ada Lukisan Sembilan Cahaya. Jakarta:
peneliti-peneliti yang akan mengenali dan Tiga Kelana.
mengkaji aspek lain, karena dalam novel ini Wellek, Rene dan Warren Austin. 1993.
masih banyak aspek yang belum digali dan Teori Kesusatraan. Jakarta: Gramedia.
dikaji misalnya, nilai-nilai sosial, selain itu Lathief, Supaat I. 2008. Sastra:
juga berharap penelitian ini dapat Eksistensialisme–Mistisisme Religius.
bermanfaat bagi semua khususnya bagi Lamongan: Pustaka Ilalang.
peneliti sastra.

DAFTAR PUSTAKA
Jobrohim. 2012. Teori Penelitian Sastra.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Nilai-Nilai Religius dalam Novel Penangsang Lukisan Sembilan Cahaya


Karya Nassirun Purwokartun

Anda mungkin juga menyukai