Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL PENELITIAN

NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM ANTOLOGI ESAI

“TAK ADA IKAN ASIN DI LAUTAN”

KARYA EDI AH IYABENU

Diajukan guna memenuhi tugas

Mata Kuliah : Metodologi Penelitian Komunikasi

Dosen Pengampu : Machfud Syaefudin M.Si

Disusun Oleh:

M. ARIS YUSUF
NIM. 3417002

KELAS B
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS USHULUDIN, ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.
Sri Wintala Achmad (2016:12) kata sastra bersumber dari bahasa
Sansekerta yakni shastra. Dimana shas memiliki makna instruksi atau
pedoman, dan tra memiliki makna alat atau sarana. Dengan demikian,
sastra dapat dimaknai sebagai sarana yang dapat dijadikan sebagai
pedoman (hidup) bagi manusia. Dalam bahasa Indonesia, kata ini biasa
digunakan untuk merujuk pada kesusastraan atau suatu jenis tulisan yang
memiliki arti atau keindahan tertentu. Sedangkan menurut Sapardi Djoko
Damono, sastra merupakan lembaga sosial yang menggunakan bahasa
sebagai medium. Bahasa itu sendiri merupakan ciptaan sosial. Sastra
menampilkan gambaran kehidupan dan kehidupan itu sendiri adalah suatu
kenyataan sosial. Sastra dan manusia erat kaitannya hal itu karena
keberadaan sastra sering berawal dari permasalaahan dan persoalan yang
ada pada manusia dan lingkungan sekitarnya, sehingga dengan adanya
imajinasi tinggi seorang sastrawan tinggal menuangkan masalah yang ada
menjadi sebuah karya sastra.
Sebuah karya sastra tercipta berdasarkan imajinasi pengarang.
Suatu hal yang tidak dapat dipungkiri adalah suatu kenyataan bahwa
pengarang senantiasa hidup dalam suatu ruang dan waktu tertentu.
Didalamnya ia senantiasa terlibat dalam suatu permasalahan. Sebuah karya
sastra merupakan kreatif seorang pengarang terhadap realitas kehidupan
sosial pengarangnya. Karya sastra merupakan kehidupan buatan atau
rekaan sastrawan. Kehidupan di dalam karya sastra merupakan kehidupan
yang telah diwarnai dengan sikap penulisnya latar belakang
pendidikannya, keyakinannya, dan sebagainya. Karena itu kenyataan atau
kebenaran dalam karya sastra tidak mungkin disamakan dengan kenyataan
atau kebenaran yang ada di sekitar kita (Suharianto 1982:11).
Aspek-aspek keindahan dalam sastra dapat ditinjau dari dua segi
yang berbeda, yaitu segi bahasa dan keindahan yang membuat orang
seakan-akan memasuki dalam kehidupan yang ditulis oleh sastrawan
dengan pemahamannya. Dalam bidang sastra, aspek pertamalah yang
memperoleh perhatian karena bahasa merupakan medium utama karya
sastra, sedangkan dalam karya sastra itu sendiri sudah termasuk berbagai
masalah (Ratna 2007:142). Sastra terdiri dari tiga jenis, puisi, prosa dan
drama. Prosa ialah jenis karya sastra yang bersifat menjelaskan secara
terurai mengenai masalah, peristiwa, dll. Berdasarkan sifatnya, karangan
prosa dibagi menjadi dua, yaitu prosa bersifat sastrawi dan bersifat non
sastrawi. Karangan prosa bersifat sastrawi niscaya kreatif dan imajinatif.
Sementara prosa yang bersifat non-sastrawi nicaya tidak imajinatif (non
imajinatif). Berdasarkan temanya prosa terbagi menjadi prosa lama dan
prosa baru. Prosa lama berupa karya sastra daerah yang belum
mendapatkan pengaruh sastra (kebudayaan) barat. Sementara sastra baru
berupa karangan prosa yang timbul setelah mendapat pengaruh sastra
(kebudayaan) barat (Sri Wintala Achmad 2016:15).
Prosa baru terdiri dari roman, cerita yang mengisahkan pelaku
utama dari kecil sampai mati, mengungkapkan adat atau aspek kehidupan
masyarakat secara menyeluruh. Riwayat, karangan prosa yang berisi
pengalaman-pengalaman hidup pengarang sendiri atau bias juga
pengalaman hidup orang sejak kecil hingga dewasa bahkan sampai
meninggal. Autobiografi, karya yang berisi daftar riwayat diri sendiri.
Antologi, berisi kumpulan karya seorang atau beberapa orang yang
terpilih. Kisah, riwayat perjalanan seseorang yang berarti cerita rentetan
kejadian kemudian mendapat perluasan makna, sehingga dapat juga berarti
cerita. Cerpen, karangan yang berisi peristiwa kehidupan manusia, pelaku,
dan tokoh dalam cerita tersebut. Novel, yaitu karangan yang menceritakan
suatu kejadian yang luar biasa dan kehidupan orang-orang. Kritik, karya
yang menguraikan pertimbangan baik-buruk suatu hasil karya dengan
memberi alasan-alasan tentang isi dan bentuk berdasarkan kriteria tertentu
yang sifatnya objektif dan menghakimi. Resensi, yaitu pembicaraan atau
ulasan suatu karya. Esai, yaitu ulasan atau kupasan suatu masalh secara
sepintas dan berdasasarkan pandangan pribadi penulisnya.
Nilai religius merupakan hal penting yang perlu diketahui oleh
masyarakat, namun banyak yang memandang tidak begitu penting untuk
dipelajari lagi bahkan tidak perlu diketahui, karena banyak hal menarik
yang perlu dipelajari padahal dalam ajaran agama Islam nilai religius
sangat penting untuk diterapkanya dalam sehari-hari untuk menciptakan
ketentraman dan kedamain dalam hidup. Sederhananya ialah agama Islam
merupakan air terjun bagi rohani manusia, bagaimana kemampuan
manusia menampung, menyerap, hingga menjadi pandangan-pandangan
dan prinsip-prinsip hidup yangb tertangkap dalam kepekaan rohani
manusai. Nilai religius juga dapat disampaikan dengan sebuah karya
sastra.
Implikasi religius dalam sebuah karya sastra merupakan sebuah
penanaman dan potensi pengembangan dalam membentuk manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Allah SWT sekaligus sebagai refrensi hidup
dengan berakhlak mulia dalam mencapai kehidupan yang bahagia.
Peningkatan nilai-nilai keagamaan dalam sebuah Antologi Esai “Tak Ada
Ikan di Lautan” ini bertujuan untuk memahamkan tauhid serta
pengamalanya dengan pegangan hari-hari bersama al-quran. Karena dalam
cara memahami, memandang, dan menempatkanya dalam hati masing-
masing, dengan mempengaruhi pikiran dan perilaku manusia tersebut
dengan kadar kepekaan dan luasan rohani itu dqalam manampung dan
menyerapnya. Ingatlah, sesungguhnya wali-wali (hamba-hamba) Allah
tidak memiliki rasa takut dan sedih dalam hidupnya. QS. Yunus [10]:62.
Berdasarkan pertimbangan tersebut maka penelitian ini mengambil judul
“Nilai-nilai Religius dalam Antologi Esai Tak Ada Ikan Asin di Lautan
Karya Edi AH Iyabenu”.
B. Perumusan Masalah.
Untuk mendapatkan hasil peneltian yang terarah, maka diperlukan
suatu perumusan masalah. Ada dua rumusan masalah dalam penelitian ini.
1. Bagaimana unsur-unsur yang membangun esai “Tak Ada Ikan Asin di
Lautan” Karya Edi AH Iyabenu?
2. Nilai-nilai religius apa saja yang terkandung didalam esai “Tak Ada
Ikan Asin di Lautan” Karya Edi AH Iyabenu?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.


1. Tujuan penelitian haruslah jelas. Mengingat penelitian harus
mempunyai arah dan sasaran yang tepat. Ada dua tujuan penelitian
ini:
a. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan unsur-unsur yang
membangun esai “Tak Ada Ikan Asin di Lautan” Karya Edi AH
Iyabenu.
b. Penelitian ini bertujuan menganalisis nilai-nilai religius yang
terkandung didalam esai “Tak Ada Ikan Asin di Lautan” Karya Edi
AH Iyabenu.
2. Penelitian ini diharapkan akan berhasil dengan baik. Yaitu dapat
mencapai tujuan secara optimal, menghasilkan laporan yang sistematis
dan dapat bermanfaat secara umum. Ada dua manfaat yang
diharapkan dari hasil penelitian ini, yaitu manfaat teoritis dan manfaat
praktis.
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi pengembangan
keilmuan sastra Indonesia terutama dalam pengkajian essai.
b. Manfaat Praktis
 Hasil penelitian ini dapat memperluas cakrawala apresiasi
pembaca sastra Indonesia terhadapat aspek moral dalam
sebuah esai.
 Hasil penelitian ini dapat menambah referensi penelitian karya
sastra di Indonesia dan dapat dijadikan sebagai acuan bagi
peneliti sastra selanjutnya.
BAB II

KAJIAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Strategi Penelitian.


Metode yang digunakan dalam penelitian ini, adalah metode
kualitatif. Penerapan metode kualitatif ini bersifat deskriptif yang berarti
data yang dihasilkan berupa kata-kata dalam bentuk kutipan-kutipan.
Menurut Moleong (dalam Arikunto, 2002: 6), metode kualitatif yang
bersifat deskriptif dimaksudkan adalah bahwa data yang dikumpulkan
berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka.
Penelitian kualitatif bersifat deskriptif lebih mengutamakan
proses daripada hasil, analisis data cenderung induktif, dan makna
merupakan hal yang esensial (Semi, 1993: 59). Proses dalam penelitian
kualitatif lebih diutamakan karena hubungan antar bagian-bagian yang
sedang diteliti jauh lebih jelas apabila diamati dalam proses. Dalam
pelaksanaannya, metode deskriptif kualitatif menuntut peneliti untuk
menangkap aspek penelitian secara akurat serta memperhatikan secara
cermat apa saja yang menjadi fokus penelitian sehingga pemberian
interpretasi dapat lebih mendalam.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian essai “Tak Ada Ikan
Asin di Lautan” Karya Edi AH Iyabenu ini adalah pendekatan semiotik.
Pendekatan semiotik bertolak dari anggapan bahwa fenomena sosial atau
masyarakat dan kebudayaan itu merupakan tanda-tanda. Hal ini berarti
penekanan pendekatan semiotik dalam penelitian ini adalah pemahaman
makna esai “Tak Ada Ikan Asin di Lautan” melalui tanda-tanda dalam
karya sastra.

B. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah sasaran yang akan diteliti yang tentu saja
tidak terlepas dari masalah penelitian (Al-Ma’ruf, 2009: 10-11). Objek
penelitian ini adalah nilai-nilai religius dalam antologi esai “Tak Ada Ikan
Asin di Lautan” Karya Edi AH Iyabenu dengan tinjauan semiotik.

C. Data dan Sumber Data


1. Data
Data merupakan bahan yang sesuai untuk memberi jawaban
terhadap masalah yang dikaji (Subroto dalam Al-Ma’ruf, 2009: 11).
Data penelitian sastra adalah unsur-unsur sastra yang terdapat dalam
teks sastra yang berkaitan langsung dengan masalah penelitian. Data
penelitian demikian substansinya dipandang berkualifikasi valid
(shahih) dan reliable (terandal) (Al- Ma’ruf, 2009: 11). Data dalam
penelitian ini berupa paparan bahasa (teks tertulis) yaitu kata-kata,
frasa, kalimat yang terdapat dalam esai “Tak Ada Ikan Asin di
Lautan” Karya Edi AH Iyabenu.
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat
diperoleh (Arikunto, 2002: 107). Sumber data yang digunakan dalam
penelitian dikelompokkan menjadi dua, yaitu sumber data primer dan
sumber dara skunder (Al-Ma’ruf, 2009: 11-12).
a. Sumber data primer adalah sumber data yang mengandung data
primer dalam hal ini adalah teks sastra yang diteliti. Sumber data
primer dalam penelitian ini berupa teks esai “Tak Ada Ikan Asin di
Lautan” Karya Edi AH Iyabenu yang diterbitkan oleh penerbit
DIVA PRESS pada tanggal 31 Desember 2018.
b. Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh dari hasil
penelitian atau telaah yang dilakukan oleh orang lain yang terdapat
dalam berbagai pustaka seperti majalah, buku kritik sastra, makalah
artikel pada jurnal sastra, hasil seminar sastra, dan sebagainya.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang dilakukan untuk
mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian. Pengumpulan data
dilakukan dengan pembacaan esai “Tak Ada Ikan Asin di Lautan” Karya
Edi AH Iyabenu secara cermat, terarah, dan teliti. Pada saat melakukan
pembacaan tersebut, peneliti mencatat data-data tentang nilai-nilai religius
yang ditemukan dalam esai “Tak Ada Ikan Asin di Lautan”.

E. Teknik Validasi Data


Validasi data dilakukan sebagai tahapan terakhir dalam proses
penelitian. Validasi data bertujuan untuk agar penafsiran dan analisis data
dapat dipertanggung jawabkan dan memeriksa apakah data yang diolah
sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan masalah. Adapun teknik yang
digunakan dalam proses validasi data dikenal dengan nama triangulasi.
Terdapat empat jenis triangulasi yaitu:
1. triangulasi data
2. triangulasi metode
3. triangulasi teori
4. triangulasi peneliti (Siswantoro, 2010: 79).

Triangulasi dalam penelitian ini dilakukan dengan triangulasi metode


yaitu pendiskusian dengan ahli (dosen pembimbing) dengan tujuan untuk
membantu mengecek kevalidan data. Kemudian melakukan diskusi
dengan teman sejawat yang peneliti anggap tahu akan masalah yang
diangkat.

F. Teknik Analisis Data


Milles dan Huberman (dalam Sutopo, 2002: 74) menyatakan
bahwa terdapat dua model pokok dalam melaksanakan analisis di dalam
penelitian kualitatif yaitu model analisis jalinan atau mengalir dan model
analisis interaktif. Dari dua model dalam melaksanakan analisis di dalam
penelitian kulalitatif tersebut peneliti menggunakan model kedua, yaitu
model analisis interaktif. Dalam model analisis interaktif terdiri dari empat
kemampuan analisis yaiutu, reduksi data, sajian data, pengumpulan data,
dan penarikan kesimpulan, aktivitasnya dilakukan dalam bentuk interaktif
dengan proses pengumpulan data sebagai proses siklus.
Langkah-langkah dalam penelitian ini dapat dipaparkan sebagai
berikut (Sutopo, 2002: 87).
1. Pengumpulan data, yaitu pengumpulan data di lokasi studi dengan
melakukan observasi, wawancara mendalam, dan mencatat dokumen
menentukan strategi pengumpulan data yang dipandang tepat dan
menentukan fokus serta pendalaman data pada proses pengumpulan
data berikut.
2. Reduksi data, yaitu sebagai proses seleksi pemfokusan,
pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang ada dalam lapangan
langsung dan diteruskan pada pengumpulan data.
3. Sajian data yaitu, suatu rakitan organisasi informasi yang
memungkinkan kesimpulan penelitian dilakukan.
4. Penarikan kesimpulan, sejak awal pengumpulan data peneliti harus
mengamati dan tanggap terhadap hal-hal yang ditemui dilapangan
(dengan meyusun pola-pola asahan dan sebab akibat.
DAFTAR PUSTAKA

Achamad, Sri Wintala. 2016. Menulis Kreatif itu Gampang!. Yogyakarta: Araska.

Al-Ma’ruf, Ali Imron. 2009. Metode Penelitian Sastra: Sebuah Pengantar. Hand
Out Kuliah. Surakarta: FKIP-UMS.

Arikunto, Suharsisni. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek.


Jakarta: Rineka Cipta.

Ratna, Nyoman Kutha. 2007. Estetika Sastra dan Budaya. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.

Suharianto, S. 1982. Dasar-dasar Teori Sastra. Surakarta: Widya Putra.

Sutopo. 2002. Penelitian Kualitatif. Surakarta: Sebelas Maret University Press.

Anda mungkin juga menyukai