Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL TUGAS AKHIR

PENERAPAN METODE STEAM PADA PEMBUATAN BURAS

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam rangka


penelitian untuk penyusunan Tugas Akhir pada
Program Studi Seni Kuliner

RAMLA WATI J
NIM.20.33068

PROGRAM STUDI SENI KULINER


JURUSAN HOSPITALITI
POLITEKNIK PARIWISATA MAKASSAR
KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF /
BADAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF
REPUBLIK INDONESIA
2023
PROPOSAL TUGAS AKHIR
A. JUDUL

PENERAPAN METODE STEAM PADA PEMBUATAN BURAS

B. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Menurut (Koentjaraningrat, 1984:2) kata tradisi berasal dari bahasa


latin traditio. Dapat dikatakan bahwa tradisi merupakan kebiasaan dari
masyarakat tertentu yang telah berlangsung lama. Hal terpenting dari
tradisi yaitu informasi atau kebiasaan yang dilestarikan pada generasi
selanjutnya tetap dilakukan. Tradisi yang menjadi bagian dari masyarakat
merupakan tatanan sosial dalam bentuk hubungan antara unsur-unsur
kehidupan maupun bentuk aturan. Salah satu contoh tradisi yang sampai
saat ini di jumpai masyarakat Indonesia adalah buras.
Buras adalah salah satu panganan khas masyarakat Bugis dan
makassar di Sulawesi Selatan. Panganan ini dikenal juga dengan nama
lapat, lontong bersantan atau buras. Bentuknya hampir mirip dengan
lontong cuma agak pipih dan dimasak dengan cara tersendiri. Buras
merupakan makanan wajib bagi masyarakat Sulawesi Selatan di hari
lebaran yang biasanya tersaji bersama coto makassar ataupun opor ayam.
Panganan ini terbuat dari beras yang dimasak tertebih dahulu dengan
santan yang banyak hingga menjadi nasi lembek dan selanjutnya
dibungkus dengan daun pisang. Biasanya dibuat menjadi dua bagian
dalam satu ikatan (menggunakan tali rapia atau daun pisang) kemudian
direbus hingga matang. Panganan ini juga biasanya ditemui di luar
provinsi Sulawesi Selatan seperti Gorontalo atau Kalimantan dan beberapa
daerah lain di Indonesia dan Malaysia. Mungkin dikarenakan banyaknya
suku Makassar dan Bugis yang merantau dan menetap di daerah-daerah
tersebut sehingga panganan ini ikut menjadi bagian dari tradisi hari
lebaran di daerah-daerah tersebut. Selain untuk hidangan di hari lebaran,
buras juga banyak dipilih sebagai makanan untuk bekal dalam perjalanan
karena mampu bertahan hingga 2 x 24 jam. Buras bisa dikonsumsi dengan
sambal kacang atau telur rebus tetapi bagi masyarakat Bugis atau
makassar lebih sering menjadikannya teman untuk makanan coto
makassar, Sop Konro, pallubasa, nasu lekku' (ayam masak lengkuas versi
sulawesi selatan) atau makanan yang berkuah lainnya (Veeradasilva dalam
Budaya Indonesia, 2017).
Pada umumnya masyarakat Bugis membuat buras menggunakan
metode Boilling yaitu proses memasak di dalam air mendidih. Peneliti
akan melakukan penelitian yang berhubungan dengan metode memasak
Boiling , salah satunya yaitu Steam.
Steam adalah proses memasak lembab/basah, dengan panas dari uap
air atau dikenal dengan istilah mengukus. Alat pengukus (steamer) terdiri
dari beberapa panci yang disusun ke atas secara berlapis-lapis. Panci
paling bawah berisi air yang direbus. Panci yang disusun di atasnya
berlubang untuk memberi kesempatan uap air masuk melalui lubang-
lubang tersebut. Teknik steam ini banyak digunakan dalam proses
pembuatan kue dan lauk pauk. Makanan yang dikukus tidak bersentuhan
dengan air agar untuk menjaga zat gizi agar tidak banyak yang hilang
ketika proses masak dan menjaga tekstur makanan supaya lebih bagus
(Mulyatiningsih, 2007). Tujuan penerapan steam pada buras yaitu peneliti
ingin mengetahui apakah dengan metode steam pada pembuatan buras
lebih baik dibandingkan dengan metode boiling. Dimana teknik boiling ini
dapat membuat banyak gizi yang terbuang akibat perebusan terlalu lama.
Metode steam ini sangat baik untuk diet rendah lemak, karena proses
pematangan masakan dilakukan tanpa penambahan lemak sedikitpun.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis melakukan penelitian
yang berjudul “ Penerapan Metode Steam Pada Pembuatan Buras”
2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, maka


permasalahan yang akan di bahas yaitu :
1. Bagaimana tahapan proses dari penerapan metode steam dalam
pembuatan buras?
2. Bagaimana pengaruh proses dari penerapan metode steam dalam
pembuatan buras dengan meninjau tekstur, daya tahan, waktu proses
masak?
3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui bagaimana langkah-langkah proses metode steam


dalam pembuatan buras.
2. Untuk mengetahui bagaimana tekstur, daya tahan, waktu proses masak
menggunakan metode steam dalam pembuatan buras.
4. Manfaat Hasil Penelitian

Di dalam penelitian ada beberapa manfaat yang bisa penulis curahkan


yaitu:
1. Bagi peneliti

Diharapkan penelitian lebih lanjut, penelitian ini akan dijadikan


sebagai patokan atau referensi jika akan diadakan penelitian
selanjutnya.
2. Bagi masyarakat

Diharapkan penelitian ini dapat wawasan masyarakat mengenai


pengelolaan buras menggunakan metode steam dapat berpengaruh
terhadap tekstur, daya tahan dan waktu proses masak.
3. Bagi Politeknik Pariwisata Makassar

Diharapkan siswa dapat mengembangkan lebih jauh tentang penerapan


metode-metode memasak khususnya steam agar lebih banyak diterap
kan dalam pengolahan bahan makanan untuk meningkatkan kualitas
suatu makanan.
5. Sistematika Penulisan

A. JUDUL
Berisi judul atau topik penelitian yang akan dilakukan.
B. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Uraian singkat, jelas, dan logis dari suatu kegiatan ilmiah
untuk menjelaskan alasan teoritik serta factual mengapa
permasalahan tersebut perlu dijawab melalui kegiatan penelitian.
2. Rumusan Masalah
Pertanyaan kritis atau argumentasi fleksibel yang diambil
intinya dari pernyataan umum masalah penelitian sebagaimana
tercantum dalam latar belakang masalah.
3. Tujuan Penelitian
Uraian singkat dan jelas tentang tujuan apa yang hendak
dicapai dalam penelitian oleh penulis.
4. Manfaat Hasil Penelitian
Berupa manfaat bagi pihak industri pangan, pihak
masyarakat dan pihak peneliti selanjutnya dalam pengembangan
ilmu pengetahuan.
5. Sistematika Penulisan
Uraian singkat mengenai susunan materi atau kerangka isi
yang akan disampaikan didalam proposal.
C. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
1. Tinjauan Pustaka
Berupa uraian dari teori-teori dan pemikiran yang melandasi
dilakukannya penelitian yang merujuk pada sumber pustaka berupa
artikel-artikel jurnal maupun karya para peneliti sebelumnya.
2. Kerangka Pikir
Merupakan uraian yang menjelaskan secara garis besar
mengenai alur atau tahapan yang akan dilakukan oleh peneliti dan
kemudian dibuat menjadi bagan.
D. METODE PENELITIAN
1. Pendekatan Penelitian
Uraian singkat mengenai metode atau jenis penelitian yang
digunakan.
2. Jenis dan Sumber Data
Uraian lengkap dan jelas tentang jenis dan sumber data yang
digunakan dalam penelitian.
3. Teknik Pengumpulan Data
Merupakan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan
data selama melakukan penelitian.
4. Teknik Analisis Data
Penjelasan tentang bagaimana proses metode serta
penganalisisan data penelitian.
E. JADWAL PENELITIAN
Merupakan rencana kegiatan dan waktu pada setiap kegiatan
dalam menyelesaikan Tugas Akhir.
F. DAFTAR PUSTAKA
Berupa sumber maupun referensi yang dijadikan acuan dalam
penyusunan proposal Tugas Akhir.
G. PERSETUJUAN PEMBIMBING
Merupakan pernyataan pembimbing mengenai kelayakan
proposal yang telah disusun untuk diseminarkan.
C. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
1. Tinjauan Pustaka
a. Metode steam
Steam merupakan memasak makanan dengan cara dikukus
langsung dengan menggunakan panci sebagai wadah mengukus.
Istilah steam ini juga mengacu pada memasak suatu makanan yang
dibungkus rapat atau dalam panci tertutup sehingga matang dalam uap
yang terbentuk dari kelembapannya sendiri. Uap panas yang
dihasilkan dari air mendidih mencapai suhu 212˚F (100˚C).
maka uap panas itu akan bersirkulasi dan hasil memasak makanan pun
dengan sangat cepat. Menurut Profesional Cooking (Gisslen, 1946)
dalam Metode memasak diklasifikasikan sebagai moist heat dan dry
heat. Metode Moist-heat adalah metode dimana panas dialirkan ke
produk makanan dengan air atau cairan berbahan dasar air seperti
kaldu dan saus, atau dengan uap. Metode Dry-heat adalah metode di
mana panas dilakukan tanpa uap air yaitu oleh udara panas, logam
panas, radiasi, atau lemak panas. Dalam penelitian ini penulis
mengambil metode Moist- heat.
Metode memasak Moist-Head dibagi lagi dalam beberapa metode yaitu:

1. Boiling (merebus)

Boiling adalah proses memasak air mendidih dalam jumlah banyak


pada 212°F (100°C).
2. Simmering

Simmering adalah memasak makanan dimana volume air lebih


sedikit dibandingkan volume bahan yang direbus dengan suhu
sekitar 185°F hingga 205°F (85°C hingga 96°C).
3. Poaching

Poaching adalah memasak makanan dalam air mendidih dimana


volume air lebih banyak dari volume bahan dengan suhu 160°–
180°F (71°–82°C).
4. Blanching

Blanching adalah memasak bahan makanan dalam waktu singkat


dengan cara dimasukkan ke dalam air mendidih suhu (203°F
(95°C), dan kemudian dimasukkan ke dalam air es dengan tujuan
untuk menghentikan proses pemasakan.
5. Braisshing

Braising adalah memasak makanan dengan sauce atau stock


dimana volume bahan keduanya sama.
6. Steawing
Steawing adalah merebus makanan dalam air yang jumlahnya
hampir sama dengan bahan yang di rebus.
7. Steaming

Steaming adalah memasak makanan dengan cara dikukus


langsung.
b. Buras
Buras merupakan makanan khas dari suku bugis yang berbahan
dasar beras dan lebih pendek dari lontong.

Berikut ini beberapa perbedaan antara ketupat, lontong dan buras


menurut (Lusiana, 2019)

1. Lontong

Gambar 1

Lontong dibuat dari beras setengah matang alias beras yang


sudah diaron atau beras mentah. Beras setengah jadi ini dibungkus
daun pisang berbentuk silinder atau tabung. Kemudian ujung atas
dan bawah disemat lidi. Lontong biasanya disajikan dengan opor
ayam soto hingga sayur.

2. Buras
Gambar 2

Buras bentuknya tidak jauh berbeda dengan lontong. Yang


membedakannya adalah proses pembuatan buras diawali dengan
beras direbus setengah matang dengan campuran santan dan sedikit
garam sehingga rasanya lebih gurih. Kemudian aronan nasi
dibungkus daun pisang, lalu dua bungkus diletakkan berpunggungan
lipatannya dan diikat dengan tali baru direbus hingga matang. Buras
cocok di sajikan dengan coto makasassar dan nasu palekko.

3. Ketupat

Gambar 3

Dibandingkan dengan lontong dan buras, ketupatlah yang


paling berbeda. ketupat tidak dibungkus dengan daun pisang
melainkan daun kelapa muda yang sudah dianyam. Proses
pembuatannya beras dicuci dan kemudian langsung dimasukkan ke
dalam anyaman janur dan direbus selama 2-4 jam hingga beras
matang dan empuk. Ketupat sangat cocok dipadu bersama dengan
rendang dan gulai.

Berikut standar resep buras menurut (Usman, 2018)

Bahan :

 1 liter beras

 1 liter santan

 Garam

 Daun pandan
 Daun pisang

Cara membuat :

1. Bersihkan beras lalu cuci

2. Didihkan air santan bersama daun pandan aduk terus hingga


mendidih

3. Masak beras yang telah di bersihkan tadi bersama air santan


yang telah di campur daun pandan sampai setengah matang
(hingga air santannya habis).

4. Siapkan wadah untuk dibungkus dalam daun pisang yang telah


di gunting-gunting sesuai ukuran

5. Susun dua-dua bisa juga hingga tiga berhadapan dengan panjang


± 1½ jari, lebar 1 jari jempol.

6. Ikat pada kedua ujungnya lalu masak kembali ± 1 jam

7. Kalau daun sudah berwarna rata dab berminyak (mengkilap)


pertanda buras sudah masak (semakin lama dimasak semakin
bagus).

8. Dinginkan dan buras siap di hidangkan.

C. Bahan

Penggunaan bahan pada penelitian ini dipilih bahan yang


berkualitas baik, misalnya kondisi bahan masih baik, tidak busuk, tidak
berubah warna. Bahan –bahan yang digunakan dalam pembuatan buras dengan
menggunakan metode steam yaitu beras, santan, daun pandan, garam, daun
pisang.

Tinjauan umum bahan pembuatan buras yang menggunakan metode


steam :

1. Beras

Beras adalah butir padi yang telah dipisahkan dari kulit luarnya
(sekamnya) dengan cara digiling dan disosoh menggunakan alat pengupas
dan alat penggiling serta alat penyosoh. Beras sebagai bahan makanan
mengandung nilai gizi cukup tinggi yaitu kandungan karbohidrat sebesar
360 kalori, protein sebesar 6,8 gr, dan kandungan mineral seperti kalsium
dan zat besi masing-masing 6 dan 0,8 mg (Astawan, 2004). Selain diolah
menjadi nasi masyarakat Indonesia juga mengolah beras menjadi bagian
berbagai pangan selingan seperti lemper nasi, pepes nasi, dan buras.

2. Santan
Santan adalah emulsi minyak dalam air berwarna putih di mana hal
itu diperoleh melalui pemerasan daging kelapa segar yang telah melalui
proses pemarutan atau penghancuran dengan penambahan air atau tanpa
penambahan air (Tambunan, 2019). Tidak hanya digunakan dalam masakan
seperti gulai dan opor, santan juga digunakan sebagai bahan dalam
pembuatan kue tradisional. Penggunaan santan pada makanan atau kue
berguna sebagai pengental, cairan, memperkaya cita rasa, aroma dan
menambah nilai gizi (Riska Fitria, 2020).

3. Daun pandan

Pandanus amaryllifolius atau sering dikenal daun pandan adalah


salah satu jenis pandan yang memiliki daun tidak berduri dan banyak di
budidayakan di pekarangan rumah khususnya bagi masyarakat di Asia
Tenggara (de Guzman and Siemonsma, 1999). Pemanfaatan daun pandan
dalam industri makanan berfungsi untuk meningkatkan aroma, cita rasa dan
warna. Penambahan ekstrak pandan pada makanan mengakibatkan
makanan lebih tahan lama atau lebih awet (Silalahi, 1999).

4. Garam

Garam adalah kumpulan senyawa kimia dengan komponen utamanya


Natrium Klorida (NaCL) sama saja dengan garam dapur. Proses pembuatan
garam di Indonesia pada umumnya dengan cara menguapkan air laut
dengan menggunakan sinar matahari dan sumber panas lainnya Secara
umum garam dimanfaatkan untuk campuran bumbu masakan, obat-obatan
dan lain-lain (Andriyani, 2018). Garam merupakan salah satu kebutuhan
yang merupakan pelengkap dari kebutuhan pangan dan merupakan sumber
elektrolit bagi tubuh mansuia (Hartati, R., 2014).

5. Daun pisang

Daun pisang adalah jenis bahan pembungkus makanan yang berasal


dari pohon pisang yang aman digunakan karena mengandung bahan alami.
Daun pisang digunakan sebagai alas, wadah ataupun penutup makanan.
Sebagai salah satu bahan pembungkus tradisional, daun pisang dapat
digunakan untuk memperpanjang usia penyimpanan makanan dan
menghindarkan makanan dari kontaminasi (Nugrahani & Parela, 2022).
Penggunaan dari daun pisang ini untuk mempercantik penampilan
makanan, serta menambah aroma khas dan kelezatan makanan (Diyah,
2013).

2. Kerangka Pikir

PERSIAPAN
ALAT & BAHAN

EKSPERIMENT

PERBANDINGAN EVALUASI

KARAKTERISTIK
PRODUK AKHIR

Penelitian yang dilakukan berdasarkan bagan diatasmeliputi :

a. Persiapan Alat dan Bahan

Sebelum melakukan eksperimen, peneliti perlu mempersiapkan bahan


maupun alat yang akan digunakan selama proses penelitian
berlangsung. Tidak hanya bahan dan alat, peneliti perlu mempersiapkan
resep standar yang akan digunakan sebagai acuan peneliti dalam uji
coba produk.

b. Eksperimen

Merupakan metode eksperimental. Eksperimen bukanlah menjadi hasil


akhir dari suatu penelitian. Namun hasil dari eksperimen yang
dilakukan adalah jawaban dari identifikasi yang sudah diutarakan
sebelumnya untuk menjawab masalah penelitian.

c. Perbandingan

Perbandingan dilakukan dengan membandingkan produk asli dengan


produk eksperimen dengan penerapan metode tersebut untuk
mengetahui perbedaan kualitas yang ada pada produk eksperimen.

d. Evaluasi

Evaluasi dilakukan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan pada


eksperimen yang telah dilakukan melalui validasi testing dengan cara
mengisi kuesioner dengan menilai dari segi rasa, aroma, warna, dan
tektur.

e. Karakteristik Produk Akhir

Karakteristik produk akhir dapat kita lihat dari produk eksperiment


yang paling mendekati harapan peneliti dan memenuhi standar baik.

3. Hipotesis

Hipotesis adalah sebuah pendapat atau opini yang kebenarannya masih


diragukan dan masih harus diuji untuk membuktikan kebenaran tersebut
melalui sebuah percobaan dan data yang terkumpul. Berdasarkan teori
yang diuraikan di atas, maka diajukan hipotesis sebagai berikut :

1. Hipotesis kerja (Ha) Ada pengaruh penggunaan metode steam


terhadap kualitas buras dilihat dari aspek tekstur, daya tahan,
proses masak.

2. Hipotesis Nol (Ho) Tidak ada pengaruh penggunaan metode steam


terhadap buras dilihat dari aspek tekstur, daya tahan, proses
masak.

D. METODE PENELITIAN
1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian merupakan rencana konsep dan prosedur penelitian


yang mencakup langkah-langkah dari asumsi luas hingga metode pemgumpulan,
analisis dan interpretasi data yang terperinci. Metode penelitian yang digunakan
dalam penlitian ini yaitu True Exsperiment. Metode eksperimen sungguhan
adalah menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-akibat dengan desain di
mana secara nyata ada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dan
membandingkan hasil perlakuan dengan kontrol secara ketat. Validitas
internal dan eksternal cukup utuh.

Adapun desain penelitian yang digunakan adalah after-only with


control design yaitu dua kelompok pada desain ini (kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol) perlakuan hanya pada kelas eksperimen. Perubahan
diukur pada keduanya yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol pada saat
yang bersamaan (Sumadi Suryabrata, 1990:32-36). Experimen yang akan
dilakukan berkaitan dengan penerapan metode memasak steam yang akan
diaplikasikan berbeda terhadap objek penelitian yang merupakan makanan
nasional Indonesia yaitu buras.

2. Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis dan sumber data sebagai
berikut:

a. Data premier adalah data yang berasal dari sumber asli ataupun
pertama. Dalam penelitian ini data yang diperoleh berasal dari tempat
penelitian dilakukan.

b. Data sekunder adalah data yang berasal dari sumber kedua yang dapat
diperoleh melalui buku-buku, brosur, jurnal ilmiah dan artikel yang di
dapat dari website yang berkaitan dengan penelitian.

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang peneliti gunakan


yaitu :

a. Observasi

Observasi dalam penelitian dilakukan dengan pengamatan langsung


terhadap proses pembuatan buras dengan menggunakan metode steam.

b. Dokumentasi

Dokumentasi pada penelitian penerapan metode steam pada pembuatan


buras berupa foto kegiatan selama melakukan eksperimen, dari
eksperimen awal hingga eksperimen akhir sebagai bukti bahwa
penelitian ini dilakukan secara nyata.

4. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah


statistik deskriptif. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan
untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang dikumpulkan bertujuan untuk mengetahui
reaksi penelis terhadap sampel produk yang diujikan (Siyoto,
2015:124).

Statistik deskriptif pada penelitian ini merupakan proses penulisan


data penelitian untuk penyajian data dengan harapan agar data mudah
dibaca, lebih bermakna, dan mudah dipahami oleh pengguna data
(Siyoto, 2015:118)

DAFTAR PUSAKA
Veeradasilva. (2017, Desember 19). Burasa. Retrieved from Budaya Indonesia:
https://budaya-indonesia.org/Burasa/ Koentjaraningrat. 1984. Kebudayaan Jawa.
Jakarta : PN. Balai Pustaka.
Mulyatiningsih, E. (2007). TEKNIK -TEKNIK DASAR MEMASAK.
Juliano, B.O., 1972. The Rice Caryopsis and Its Composition, didalam Huoston,
D.F., Rice Chemistry and Technology. American Association of Cereal
Chemistry Incoorporated St Paul Minnescta..
Tambunan, ruth F. J. (2019). Pembuatan Bubuk Santan Kelapa dengan
Menggunakan Teknologi Pengeringan Busa dan Analisis kaakteristik Fisiko
Kimianya. Skripsi Departemen Ilmu Dan Teknologi Pangan IPB Bogor.

Hartati, R., Supriyo, E., & Zainuri, M. (2014). Yodisasi garam rakyat dengan
sistem screw injection. Gema Teknologi, 17(4).
Andriyani, Evita (2018). “Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga
dengan Kadar Garam Beryodium di Desa Batukali Kecamatan
Kalinyamatan”. Universitas Muhammadiyah Semarang
L. M. (2019, juni 02). Serupa Tapi Tak Sama, Apa Bedanya Ketupat, Lontong dan Buras? Retrieved
from detikfood: https://food.detik.com/info-kuliner/d-4574204/serupa-tapi-tak-sama-apa-
bedanya-ketupat-lontong-dan-buras
Nugrahani, A., & Parela, K. A. (2022). LEKSIKALISASI PEMBUNGKUS TRADISIONAL DARI
DAUN PISANG. ALINEA Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajaran, 149.
Riska Fitria. (2020, oktober 18). Santan Bisa Memberi Rasa Gurih Alami Pada Masakan dan Kue.
Retrieved from detikfood: https://food.detik.com/berita-boga/d-5216572/santan-bisa-
memberi-rasa-gurih-alami-pada-masakan-dan-kue
Diyah, I. (2013). Daun Pembungkus Makanan Paling Aman dan Ramah Lingkungan.
https://www.kompasiana.com/icha_nors/552a0963f17e61424dd623e8/daun-pembungkus-
makanan-paling-aman-dan-ramah-lingkungan
Astawan, M., & Wresdiyati, T. (2004). Diet Sehat dengan Makanan Berserat. Solo:
Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Gisslen, W. (1946). Cooking Methods. In W. Gisslen, PROFESSIONAL COOKING (p. 70).

Sumadi Suryabrata. (1990). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rajawali.

Siyoto, Sandu dan Ali Sodik (2015). “Dasar Metodologi Penelitian”. Yogyakarta:
Literasi media Publishing. ISBN: 978-602-1018-18-7.

Usman, U. (2018). KEBIASAAN MAKAN SUKU BUGIS BONE DISULAWESI SELATAN


(MAKANAN KHAS BURASA).
De Guzman CC and Siemonsma JS (eds.)
1999. Spices. Plant Resources of
Southeast Asia 13. Leiden: Backhuijs.
Silalahi, M. (1999). Pandanus amaryllifolius Roxb (PEMANFAATAN DAN POTENSINYA SEBAGAI
PENGAWET MAKANAN).
De Guzman CC and Siemonsman BS. 1999. Spices. Vol 13. Plant Resources Of
South-East Asia, Prosea Foundation. Bogor. 137-141p.

Anda mungkin juga menyukai