0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
316 tayangan6 halaman
Miranda Fitria melakukan wawancara dengan pengrajin pandai besi bernama Bapak Sainan berusia 84 tahun yang telah berjualan perkakas tajam seperti golok dan pisau selama 69 tahun di desa Tegalwaru, Bogor. Bapak Sainan membuat perkakas tajam dari besi dan kayu secara tradisional dan menjualnya di pasar setempat. Ia berharap usahanya dapat berlanjut dan memberi rezeki kepada kel
Miranda Fitria melakukan wawancara dengan pengrajin pandai besi bernama Bapak Sainan berusia 84 tahun yang telah berjualan perkakas tajam seperti golok dan pisau selama 69 tahun di desa Tegalwaru, Bogor. Bapak Sainan membuat perkakas tajam dari besi dan kayu secara tradisional dan menjualnya di pasar setempat. Ia berharap usahanya dapat berlanjut dan memberi rezeki kepada kel
Miranda Fitria melakukan wawancara dengan pengrajin pandai besi bernama Bapak Sainan berusia 84 tahun yang telah berjualan perkakas tajam seperti golok dan pisau selama 69 tahun di desa Tegalwaru, Bogor. Bapak Sainan membuat perkakas tajam dari besi dan kayu secara tradisional dan menjualnya di pasar setempat. Ia berharap usahanya dapat berlanjut dan memberi rezeki kepada kel
Nama : Miranda Fitria Mapel: PKWU Kelas: X MIPA 7 Guru: Pak Izunk No absen: 16 A. Perencanaan dan Persiapan Jenis Home Industry : Perkakas Tajam oleh seorang Pengrajin Pandai Besi Tempat Kunjungan: Tegalwaru ATS Rt.03/02 Desa Tegalwaru, Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor. Waktu Pelaksanaan Kunjungan: Hari Sabtu, 30 Januari 2021, pukul 16.00 WIB.
B. Kegiatan dan Hasil Kunjungan:
Daftar Pertanyaan dan Hasil Jawaban Wawancara: 1. Nama narasumber? Jawab; Bapak Sainan. 2. Umur narasumber? Jawab: 84 tahun. 3. Tinggal dimana? Dan berasal darimana? Jawab: Tinggal di Tegalwaru sejak lahir. 4. Apa yang dibuat atau dijual? Jawab: Perkakas tajam seperti golok dan pisau. 5. Terbuat dari apa ? Jawab: Dari besi/per sedangkan sarung dan pegangannya dari kayu. 6. Darimana mendapatkan bahan-bahan tersebut? Jawab: Besi atau pernya beli di toko besi, bahan bangunan atau bengkel, biasanya beli yang sudah jadi, kayunya didapat dari hutan secara legal. 7. Bagaimana tahap-tahap pembuatan perkakas tersebut? Jawab: -Pertama untuk besinya sebenernya saya cuma bisa mengasah aja, tapi saya tau gimana proses dari awalnya. Jadi tahap pertama besi atau baja itu penempaan, besi atau baja dipanaskan, setelah itu ditempa dengan palu besi sampai bentuknya rapi. -Kedua digerinda untuk dibentuk sudutnya. – Ketiga disepuh dengan cara dicelupkan kedalam air hujan tapi cuma sebentar aja, tujuannya untuk mempermudah ditajamkan saat diasah. –Keempat diasah bilah goloknya tujuannya untuk menajamkan golok sebelum disatukan dengan batang goloknya. Selanjutnya itu tahap membuat batang dan sarung golok dari kayu, kayu yang telah didapat digergaji dan dibentuk dengan menggunakan bor sesuai ukuran, lalu di ukir dan diberi motif menggunakan pahat, jara atau pisau. 8. Bagian tersulit menurut bapak dari pembuatan golok ini apa? Jawab: Menurut saya dari besi, dibagian menempa, sedangkan pada kayu dibagian memahatnya. 9. Pernahkah Bapa mengalami cedera saat membuat ini? Jawab: Pernah ketika saya memahat menggunakan pisau tangan saya sering terluka, tapi Alhamdulillah engga parah. 10. Sudah berapa lama Bapa berjualan golok ini? Jawab: Sejak saya berusia 15 tahun, saya sudah berjualan golok. {69 tahun} 11. Awal mula Bapa berjualan ini seperti apa Pak? Jawab: Ini warisan turun temurun dari Almarhum Bapa saya, saya awalnya waktu dulu kelilling pasar sama Bapa jualan golok. 12. Berapa harga satuanya Pak? Jawab: Tergantung, kalau golok antara Rp.75.000,00 sampai 100.000,00 lebih. Kalau pisau Rp.25.000,00 tanpa sarung, Rp.35.000,00 sama sarung. 13. Biasanya selain pembeli yang datang dan memesan langsung kerumah, apakah Bapa menjualnya juga di tempat lain? Jawab: Iya saya jual juga di Pasar Jumat Tenjolaya. 14. Berarti seminggu sekali Bapa menjual golok disana? Jawab: Iya betul, hanya di Hari Jumat saja. 15. Berapa penghasilan Bapak dalam seminggu? Jawab: Tak tentu 16. Berapa banyak golok yang terjual srtiap minggunya? Jawab: Gak tentu juga, kadang laku satu aja udah bersyukur 17. Antara bekerja dirumah dan berjualan dipasar, biasanya pembeli lebih banyak datang kemana Pa? Jawab: Biasanya sih dirumah kadang selalu ada langganan yang datang. 18. Lalu bagaimana dengan perjualan Bapa di masa pandemi ini? Jawab: Semenjak pandemi yah... sangat turun sebenernya, tapi bersyukur ajalah Alhamdulillah. 19. Biasanya pembelinya Bapa itu datang darimana saja Pa? Jawab: Dari luar kampung atau kecamatan juga ada sekitaran Bogor Barat aja lah. 20. Sebelumnya Pak maaf sekali, apakah kebutuhan Bapa dan keluarga terdampak sangat signifikan baik sebelum pandemi atau saat sedang pandemi ini? Jawab: Kalau sebelum pandemi masih bisa berjualan dipasar jadi bisa buat nambah-nambah, tapi semenjak pandemi jadi Cuma diem dirumah aja, nunggu yang mesan dateng. 21.Berhubung dengan keluarga Bapa sendiri tinggal dengan siapa? Jawab: Tinggal dengan istri saja, anak saya sudah menikah semua. 22. Pernah tidak ada saat dimana jualan bapa tidak terjual satupun? Jawab: pernah.. sering. 23. Apakah bapa pernah mempunyai pegawai? Jawab: Tidak pernah 24. Jadi semua ini dikerjakan selama 69 tahun oleh Bapa seorang diri Pak? Jawab: Iya betul 25. Apakah terdapat jenis atau motif lain dari barang ini Pak? Jawab: Sebenernya golok terbagi lagi jadi empat macam, berdasarkan fungsinya, ada yang buat motong hewan/kurban, ada yang untuk dipake sehari-hari, ada yang khusus dibuat untuk menebang pohon bambu, dan ada yang untuk pohon selain bambu kayak pohon mangga, pisang dan lain-lain pokoknya selain bambu. 26. Apa yang membedakan barang buatan Bapa dengan barang yang lainnya? Jawab: Mungkin golok yang saya buat ini lebih terasa tradisionalnya, dan harganya pun lebih murah dari yang lainnya. 27. Apa yang bapa lakukan saat ada di posisi terendah? Jawab: Berdoa saja saya mah, pasrah ka Gusti Allah, dan terus bekerja aja. 28. Apakah bapa pernah berfikir untuk berganti profesi dari pengrajin pandai besi ini Pa? Jawab: Engga pernah sih, karena ini pekerjaan saya yang saya bisa, dan senang untuk melakukannya. 29. Apa atau siapa yang memotivasi bapa untuk terus semangat dalam menjalankan usaha ini? Jawab: Keluarga saya, istri anak dan cucu buyut saya. 30. Apa harapan Bapak untuk usaha bapa ini kedepannya? Dan adakah pesan atau nasihat yang ingin Bapa sampaikan untuk pemuda saat ini? Jawab: Harapan saya ya semoga usaha saya terus berlanjut, diberi kelancaran dan kemudahan disetiap jalan, semoga ada terus rezekinya. Anak muda itu harus tangguh dan harus terus semangat, manfaatkan waktu dan kesempatan dengan sebaik- baiknya.
Note: {Maaf Pak, si bapaknya sebenernya ngomong campuran sunda
indonesia, tapi aku translete in supaya mudah dipahami dan dibacanya.}