Anda di halaman 1dari 7

SINOPSIS NOVEL | "LAYAR TERKEMBANG" Karya Sutan T.

Alisjahbana
Ditulis oleh Yadi Karnadi Jumat, September 03, 2010, Kategori sinopsis | Belum ada komentar

Layar Terkembang merupakan karya STA (Sutan Takdir Alisjahbana) yg pertama kali diterbitkan oleh PN. Balai Pustaka tahun 1939. Raden Wiraadmadja memiliki dua orang anak gadis yang sifatnya sangat berbeda, yaitu Tuti dan Maria. Anak pertamanya, Tuti, adalah seorang gadis yang pembawaannya selalu serius sehingga gadis itu cenderung pendiam. Namun, ia sangat berpendirian teguh dan aktif dalam berbagai organisasi wanita. Ia bahkan aktif dalam memberikan orasi-orasi tentang persamaan hak kaum wanita. Pada saat itu, semangat kaum wanita sedang bergelora sehingga mereka mulai menuntut persamaan hak dengan kaum pria. Anak keduanya adalah Maria. Ia memiliki sifat yang lincah, sangat periang, dan bicaranya ceplas-ceplos. Itulah sebabnya, semua orang yang berada di dekatnya pasti akan menyenangi kehadirannya.

Pada suatu sore, kedua kakak beradik itu berjalan-jalan ke sebuah pasar ikan. Ketika mereka sedang melihat ikan-ikan dalam akuarium, mereka berkenalan dengan seorang pemuda tampan yang bernama Yusuf. Ia adalah seorang mahasiswa kedokteran. Ketika pulang, Yusuf mengantarkan kedua gadis itu sampai ke rumah mereka. Sejak pertemuan pertama, Yusuf selalu membayangkan wajah Maria. Senyum dan tingkah Maria yang periang membuat pemuda itu merasa senang berada di sampingnya. Takdir kembali mempertemukan Yusuf dengan Maria dan kakaknya di depan hotel Des Indes. Dengan senang hati, Yusuf mengantar kedua kakak beradik itu berjalan-jalan. Setelah pertemuan tersebut, Yusuf jadi sering berkunjung ke rumah mereka. Beberapa waktu kemudian Yusuf dan Maria sepakat menjalin hubungan cinta kasih. Sementara itu, Tuti yang melihat hubungan cinta kasih adiknya, sebenarnya berkeinginan pula untuk memiliki seorang kekasih. Apalagi setelah ia menerima surat cinta dari Supomo. Namun karena pemuda itu bukanlah idamannya, ia tolak. Sejak itu, hari-harinya disibukkan dengan

kegiatan organisasi dan melakukan kegemarannya membaca buku sehingga sedikit melupakan angan-angannya tentang seorang kekasih. Pada suatu hari keluarga Raden Wiraatmadja dikejutkan oleh hasil diagnosis dokter yang menyatakan bahwa Maria mengidap penyakit TBC. Semakin hari kesehatan gadis itu semakin melemah sekalipun ia telah menjalani perawatan intensif. Maria yang periang dan lincah seperti kehilangan semangat hidupnya. Hal ini membuat Yusuf merasa sedih. Pemuda itu mendampingi kekasih hatinya dengan setia. Namun penyakit TBC yang diderita Maria semakin hari semakin parah sehingga tak lama kemudian Maria pun meninggal dunia. Sebelum ia menghembuskan napasnya yang terakhir, ia meminta Yusuf untuk menerima kakaknya sebagai penggantinya. Setelah Maria meninggal dunia, Tuti dan Yusuf menjalin hubungan kasih. Mereka pun sepakat untuk menikah.

Analisis Novel (Angkatan 20-30an) I. Unsur Ekstrinsik 1. Judul 2. Pengarang 3. Penerbit 4. Tahun 5. Kota 6. Halaman 7. Ukuran 8. Ilustrasi II. Unsur Intrinsik 1. Tema : Percintaan dua remaja belia 2. Tokoh : No Nama Tokoh Watak 1 Siti Nurbaya Baik, Penyayang, Penurut 2 Samsul Bahri Baik, Perhatian 3 Datuk Maringgih Kejam, Jahat, Serakah 4 Baginda Sulaiman Penyabar, Bijaksana, Baik 5 Sutan Mahmud Keras Hati, Baik, Bijak 6 Siti Maryam Baik, Penyabar 3. Latar : a. Waktu : Tahun 20 30an (Sebelum kemerdekaan) b. Tempat : Padang, Sumatra Barat dan Jakarta c. Situasi : Menyenangkan, Menyedihkan, Menegangkan, Mengharukan d. Sosial Budaya : Padang, Sumatra Barat 4. Amanat : 1. Jangan menjadi orang yang serakah! 2. Bahagiakanlah orang tua kalian selagi bisa! 3. Jadilah pemimpin yang bijaksana! 4. Berfikirlah sebelum bertindak! 5. Jadilah anak yang berbakti kepada orang tua! 5. Nilai Kehidupan : Nilai Etika : Sutan Mahmud terlalu terburu-buru menghukum anaknya dane membuat dirinya resah sendiri karena perbuatannya (Halaman 326) : Siti Nurbaya (Kasih Tak Sampai) : Marah Rusli : Balai Pustaka : 2009, cetakan ke-46 : Jakarta : viii + 335 : 20 x 13,5 : Ada

Nilai Estetika : Indahnya Gunung Padang, kanan-kiri pemandangan yange dilihat. Namun sekarang telah rusak akibat ulah manusia (Halaman 46) Nilai Kemanusiaan : Seorang kepala negeri harus melindungi serta menjaga rakyat disekitar tempatnya berkuasa (Halaman 23)e Nilai Moral : Insaflah insan akan dirimu, demikianlah juga akhirnya akan jadimu (Halaman 332)e 6. Alur/Plot : Maju, Mundur, Maju (Flashback) 7. Sudut Pandang : Orang ketiga serba tahu 8. Sinopsis : Di daerah Padang, Sumatra Barat hiduplah seorang gadis cantik bernama Siti Nurbaya. Namun sejak kecil dia sudah menjadi piatu, Siti hanya tinggal bersama ayahnya, Baginda Sulaiman. Baginda Sulaiman adalah pedagang terkemuka di Padang. Namun Sulaiman sering meminjam kepada rentenir yang bernama Datuk Maringgih untuk modal dagangannya. Karena semakin lama Baginda Sulaiman semakin kaya, Datuk Maringgih pun kesal, dia menyuruh kaki tangannya untuk membakar semua kios milik Baginda Sulaiman. Baginda Sulaiman pun jatuh miskin dan pada saat itu Datuk Maringgih menagih hutang Baginda Sulaiman. Karena tidak dapat membayar hutang, Datuk Maringgih meminta Baginda Sulaiman untuk dapat menikahi Siti Nurbaya. Untuk keselamatan dan kebahagiaan ayahnya, Siti rela menikah dengan Datuk Maringgih. Padahal pada saat itu, Samsul Bahri, kekasih Siti Nurbaya sedang pergi ke Jakarta untuk melanjutkan sekolah. Namun Siti tidak menghiraukannya demi ayahnya tercinta. Di Jakarta, Samsul Bahri menerima surat dari Siti Nurbaya tentang keadaan Siti dan ayahnya akibat ulah Datuk Maringgih. Pada saat liburan sekolah, Samsul mengunjungi Siti di rumah ayahnya. Saat itu Baginda Sulaiman sedang sakit keras. Dan Siti serta Samsul pun bertemu. Namun pada saat pertemuan tersebut Datuk Maringgih datang, perkelahian pun tak bisa dihindarkan. Baginda Sulaiman mendengar keributan itu, saat akan bangkit dari ranjangnya, Baginda jatuh dan meninggal dunia. Akibat peristiwa itu Siti diusir oleh Datuk Maringgih, dan Siti pun tinggal bersama bibinya. Sama halnya dengan Samsul. Ia diusir oleh ayahnya, Sutan Mahmud, karena dianggap telah mencoreng nama keluarga. Akhirnya Samsul pergi ke Jakarta dan tidak ingin menemui keluarganya lagi. Siti yang mengetahui hal tersebut ingin ikut pergi ke Jakarta. Karena Datuk Maringgihtidak suka Siti bersama Samsu, dia menyuruh orang untuk membunuh Siti di kapal menuju Jakarta. Namun usaha itu gagal. Tak hilang akal, Datuk melaporkan Siti ke polisi dengan tuduhan membawa kabur perhiasan miliknya. Siti pun ditangkap dan diadili di Padang. Karena terbukti tidak bersalah Siti pun dibebaskan. Belum puas, Datuk menyuruh orang menyamar menjadi penjual lemang, karena Siti menyukain lemang, Siti pun mebelinya. Tapi ternyata didalam lemang tersebut terdapat racun yang telah dimasukan Datuk, akibatnya Siti pun meninggal dunia. Kini Samsul Bahri yang telah menjadi letnan dan mengubah namanya menjadi Letnan Mas ditugaskan

untuk menumpas kerusuhan akibat ulah Datuk oleh Pemerintah Belanda. Datuk pun mati oleh Samsul. Dan Samsul pun juga terluka parah akibar perang tersebut. 9. Tanggapan : Menurut saya cerita Siti Nurbaya ini sangat cocok untuk dibaca para siswa SMP karena dapat menambah ilmu pengetahuan kita tentang kehidupan.

Novel Kumpulan Balai Pustaka


Februari 22, 2008 oleh nurien Karya MERARI SIREGAR
Novel 1. 2. 3. 4. Azab dan Sengsara. Jakarta: Balai Pustaka. Cet. 1 tahun 1920,Cet.4 1965. Binasa Karena Gadis Priangan. Jakarta: Balai Pustaka 1931. Cerita tentang Busuk dan Wanginya Kota Betawi. Jakarta: Balai Pustaka 1924. Cinta dan Hawa Nafsu. Jakarta: t.th.

Karya MARAH ROESLI


y y y y y

Siti Nurbaya. Jakarta : Balai Pustaka. 1920 mendapat hadiah dari Pemerintah RI tahun 1969. La Hami. Jakarta : Balai Pustaka. 1924. Anak dan Kemenakan. Jakarta : Balai Pustaka. 1956. Memang Jodoh (naskah roman dan otobiografis) Tesna Zahera (naskah Roman)

Terjemahannya: Gadis yang Malang (novel Charles Dickens, 1922). Karya ABDUL MUIS
y y y y

Salah Asuhan(novel, 1928, difilmkan Asrul Sani, 1972) Pertemuan Jodoh (novel, 1933) Surapati (novel, 1950) Robert Anak Surapati(novel, 1953)

Karya TULIS SUTAN SATI


y y y y y y y

Tak Disangka (1923) Sengsara Membawa Nikmat (1928) Syair Rosina (1933) Tjerita Si Umbut Muda (1935) Tidak Membalas Guna Memutuskan Pertalian (1978) Sabai nan Aluih: cerita Minangkabau lama (1954)

Anda mungkin juga menyukai