Anda di halaman 1dari 7

Analisis puisi

Pada suatu hari Nanti


Karya sapardi Djoko damono
Oleh : karimatun nisak
Pada suatu hari nanti
Karya : sapardi Djoko damono
Pada suatu hari nanti
Jasadku tak akan ada lagi
Tapi dalam bait-bait sajak ini
Kau takkan kurelakan sendiri

Pada suatu hari nanti


Suaraku tak terdengar lagi
Tapi di antara larik-larik sajak ini
Kau akan tetap kusiasati

Pada suatu hari nanti


Impianku pun tak dikenal lagi
Namun di sela-sela huruf sajak ini
Kau takkan letih-letihnya kucari
Karya : Sapardi Djoko Damono
Analisis puisi pada suatu hari nanti
 Tema
Tema adalah ide atau gagasan yang menduduki tempat utama di dalam
cerita.Puisi Pada Suatu Hari Nanti karya Sapardi Djoko Damono memp
unyai tema kesetiaan. Kesetian terhadap 'Kau' yang bisa berarti pemba
ca, walaupun 'Aku' dalam puisi ini tidak ada, tetapi dia akan tetap setia a
da bagi pembaca.
 Majas
Pada puisi ini hanya terdapat majas metafora.Metafora adalah bahasa k
iasan seperti perbandingan, hanya tidak menggunakan kata-kata perba
ndingan.Metafora itu melihat sesuatu dengan perantaraan benda yang l
ain, Yaitu pada bait I, II, dan III. Pada kata-kata tersebut menggunakan
majas metafora karena mengumpamakan sesuatu dengan larik, bait dal
am sajak.
Analisis puisi pada suatu hari nanti
 Makna puisi
Pada suatu hari nanti
Jasadku tak akan ada lagi
Tapi dalam bait-bait sajak ini
Kau takkan kurelakan sendiri
(Pada Suatu Hari Nanti, bait ke-I)

Di baris pertama, menjelaskan sesuatu yang akan terjadi di masa depan. Apa yang ter
jadi di masa depan itu dijelaskan “Jasadku tak akan ada lagi”. Kehidupan ini dikiaskan
dengan kata “jasadku” dilanjutkan dengan keterangan “tak akan ada lagi” artinya sesu
atu yang tak akan kembali. Jadi baris ke-2 menjelaskan tentang kematian. Pada baris
ke-3 dan ke-4 dijelaskan bahwa penulis tidak merelakan kehidupannya terhenti hanya
dikarenakan sebuah kematian (takkan kurelakan sendiri), untuk itu penulis menyelipka
n kehidupannya di dalam setiap “bait-bait sajak” yang dapat diartikan sebuah karya sa
stra.
Pada suatu hari nanti
Suaraku tak terdengar lagi
Tapi di antara larik-larik sajak ini
Kau akan tetap kusiasati
(Pada Suatu Hari Nanti, bait ke-II)

Pada di bait kedua “pada suatu hari nanti” yang menyatakan sesuatu yang
masih akan datang. Di baris kedua “suaraku tak terdengar lagi” di bait kedua
ini kehidupan dikiaskan dengan kata “suara”. “tak terdengar lagi” yang berarti
suara (kehidupan) tadi sudah tidak lagi bisa dirasakan oleh indera, yang ber
arti kematian. Kemudian di baris ke-3 dan ke-4 pada bait kedua, Menegaska
n pengecualian atau penentangan terhadap kematian tersebut, dengan mele
takkan kehidupannya dalam setiap “larik-larik sajak”. Di baris ke-4 “kau akan
tetap kusiasati” maksudnya yaitu melakukan apapun agar kehidupan tetap hi
dup dalam karya-karyanya hingga orang-orang yang mencintainya akan sela
lu merasakan kehadiran jiwa penulis walaupun penulis kelak sudah tiada.
Pada suatu hari nanti
Impianku pun tak dikenal lagi
Namun disela-sela huruf sajak ini
Kau takkan letih-letihnya kucari
(Pada Suatu Hari Nanti, bait ke-III)

Baris pertama masih sama, “Pada suatu hari nanti” menjelaskan tentang
apa yang kelak akan terjadi. Pada baris ke-2 “impianku pun tak dikenal la
gi” kehidupan disini dilambangkan dengan kata ”impian”. Maksudnya tand
a kehidupan yang ditegaskan di sini adalah yang berbentuk keinginan, ha
srat, cita-cita. Pada bait “tak dikenal lagi”, maksudnya manusia tanpa seb
uah mimpi sama saja dengan mati. Di baris ke-3 dan ke-4, Menjelaskan b
ahwa walaupun impiannya (kehidupan) tadi sudah tidak dikenal, namun p
enulis tetap mencarinya dan berusaha agar kehidupannnya kekal di dala
m “sela-sela huruf sajak” yang merupakan kiasan dari karya-karyanya.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai