Anda di halaman 1dari 4

Nama : karimatun nisak (932205617)

Absen.08
Awan hitam
Langkahku terbawa ke bibir pantai ini. Seperti
hari-hari yang lalu, aku akan ada disini saat hati
sedang bergelayut gundah. Laut adalah
tempatku bercerita. Di atas sebatang nyiur yang
tumbang aku duduk menikmati mega. Terpaan
dingin angin barat di senja ini kian melarutkan
lamunanku. Sejak aku sampai disini mataku tak
lepas dari arakan awan hitam di langit atasku.
Gumpalan awan yang begitu tebal, menutupi
mentari sore melepas sinarnya. Hingga
membuat semburat jingga di ujung barat
mewarnai langit biru.

Mata dan hatiku sedang menyaksikan sang


mentari menjadi tak leluasa melepas sinarnya.
Mentari menjadi tak lega membagi cerahnya.
Mentari menjadi tak senyum memberi cahaya.
Mentari menjadi terkekang untuk mengayun
langkahnya. Mentari menjadi terbelenggu
untuk menebar asa dan hasratnya.

Lamunanku jauh menembus langit tak bertepi


tinggalkan hati yang kini gundah. Mataku tak
jua berkedip menerawang, walau terhalang
awan hitam yang enggan beranjak. Aku tak
menyukainya. Ingin rasanya angin barat
berhembus kencang hamburkan gumpalannya
agar sang mentari kembali cerah tebarkan
terang. Karenamu jagad jadi gelap. Karenamu
burung-burung jadi tak bergairah. Karenamu
laut jadi tak bercahaya. Karenamu udara jadi tak
hangat.

Angin sore kian terasa dingin menyengat


kulitku. Hasrat mentari memberi sinarnya masih
tetap kuat menembus tebal awan hitam. Di
langit kulihat garis-garis tegas sinar terangnya
melurus ke kaki bumi. Mencerai beraikan awan
hitam dengan putih bersih cahayanya. Tapi
tubuhku kian dingin oleh desiran angin pantai
di ujung senja ini. Aku beranjak meninggalkan
laut di hadapanku. Melangkah gontai memeluk
diri kuatkan hati. Burung-burung pun kulihat
mulai bergegas kembali ke sarangnya dengan
sesekali bunyikan kicau indahnya, mengikuti
langkah kakiku. Angin pun kini semakin deras
menerpa, melambaikan semua dedaunan ke
arah kembaliku. Semua mengiringi langkahku
untuk pergi dari sini. Namun semua tak
bergairah, terlarut dalam rasa tak berpunya.
Kepak sayap burung tak sigap berirama.
Lambaian daun tak meliuk indah menari.

Aku teringat dia dalam ayunan langkahku.


Semua tentangnya, di semua rasa ini. Di semua
asa ini, agar dia senantiasa berada dalam segala
kebaikan dan biarlah semua yang terbaik
menjadi miliknya, hanya untuknya.

Dalam seretan berat langkahku, mataku


menatap sendu ke langit di atasku. Awan hitam
akhirnya berarak jua dibawa angin, beranjak
pergi mengikuti langkahku. Ia ada di atasku
saat aku pergi meninggalkan tempat ini. Dan
perlahan mentari pun kembali tebarkan sinar
terangnya di sore ini. Di hangat cerah dan
cemerlangnya beri cahaya pada seisi alam,
tinggalkan siang menyambut malam dalam
rona dan rasa bahagia. Awan hitam pergi
terbawa angin berganti senyum mentari yang
putih bercahaya, saat jejak hadirku kian sirna
terhapus air pantai.

Agar segala yang terbaik menjadi milikmu,


hanya untukmu. Demi bahagiamu.

Anda mungkin juga menyukai