Anda di halaman 1dari 3

Dunia kartini

Keduduka wanita di era modern saat ini sudah pantas disandingkan dengan kaum adam,
namun terkadang banyak wanita muda yang lupa darimana kebebasan mereka.

"kartiniii..."

Seorang gadis muda memanggil temannya dari depan gerbang rumah, melambaikan
tangannya untuk menyapa temannya tak lupa juga senyum sumringah menyambut
temsnnya itu.

"tini ayo cepetan yang lain sudah menunggu di sawah"

"iya sabar Ira, aku masih mau membaca sebentar yaa"

Nama gadis itu katirah biasa di panggil ira dan gadis yang sedang menekuni buku membaca
adalah kartini biasa dipanggil tini.

"kamu itu baca terus kapan kita tangkap belut di sawah?" cemberut

"iya..iya ini sudah selesai baca nya ayo berangkat"

Kedua gadis itu berjalan menuju sawah sambil bersenda-gurau, mereka terlihat senang saat
tini menceritakan isi dari buku yang dibacanya tadi. Sawah yang sejuk dengan hili mudik
semilir angin mereka rasakan saat sudah sampai di sawah.

"tini..ira.. Ayo cepetan kesini" teman-teman mereka memanggil

Mereka semua asik memancing belut sambil bermain di sawah sampai hari menjelang siang
akhirnya mereka pulang kerumah setelah membagi belut hasil tangkapan mereka. Tini dan
irah pun juga pulang kerumah mereka.

"tini...kamu ngapain juga terus baca buku kan kita udah baca, menulis, belajar disekolah
kenapa kamu masih baca buku tadi? Inikan hari minggu jadi kita harus senang-senang"
mengtakan dengan semangat

"ira kita gak cukup baca dan belajar disekolah kita juga harus menambah wawasan kita siapa
tahu itu berguna buat kedepannya kan?"

"hhmm...tini kita itu perempuan jadi di masa depan kita hanya perlu tinggal dirumah
mengurus suami dan anak di rumah kita tidak perlu ilmu banyak toh cuma mengurus rumah
dan sebagainya kan gampang"

"ira mengurus rumah dan sebagainya itu juga perlu ilmu looo terus kalau misalnya suami
kamu kesusahan saat kerja kita juga bisa bantu kerja mereka jadi kita juga perlu ilmu yang
banyak juga, kata siapa perempuan hanya bisa sekolah rendah? Dan setelah lulys sekolah
harus siap-siap menikah? Itu semua omong kosong kita juga bisa seperti laki-laki bekerja
mencari uang, jadi kita tidak boleh hanya sampai disini saja kita harus kejar ilmu itu belajar
agar bisa mengalahkan presepsi itu di desa kita ira" mengatakan dengan semangat membara
"hhmm...terserah kamu aja aku pusing dengar ceramah kamu. Tapi sebagai teman yang baik
aku akan selalu mendukung kamu apapun yang terjadi hehe"

"terimakasih ira kamu teman terbaikku"

Kedua gadis itu pun pulang kerumah mereka masing-masing, mereka bertetangga sejak kecil
mereka selalu bersama sampai saat ini. Hari, bulan, dan tahun lun berlalu mereka tumbuh
dewasa dan sudah lulus sekolah sma di desanya. Katirah yang menurut dengan orang tuanya
akan dinikahkan setelah kelulusannya tinggal menghitung hari jalan hidup katirah akan
berbeda dari seorang gadis menjadi seorang istri. Berbeda dengan kartini, kartini sangat
ingin pergi ke kota untuk kuliah dan belajar di sana Orang tuanya pun setuju dan mendukung
kartini. Dalam hati kartini heran kenapa orang tuanya setuju dengan kartini sedangkan
umumnya para orang tua gadis-gadis di desa ini akan langsung menikah kan mereka setelah
mereka lulus, tradisi katanya karena takdir perempuan itu hanya di rumah mengurus suami
dan anak.

"bapak...ibu kenapa tidak melarang tini untuk pergi ke kota?"

"lhoo...kenapa harus dilarang? Kamu ingin bapak sama ibumu ini tidak mengijinkanmu ke
kota?"

"eehhh...gak pak kartini mau tapi tini heran kenapa bapak nggak seperti orang tua lannya
yang melarang anak gadisnya ke kota terus memaksa mereka menikah setelah lulus?"

"tini...apa kamu tahu kenapa ibu sama bapakmu ini menamai kamu kartini?" ibu tini
bertanya dengan nada lembut keibuan

"hhmmm...biar sama dengan R.A kartini kan bu kan R.A kartini itu salah satu pahlawan
negara kita"

"iya hampir semua benar tapi ibu dan bapakmu ini berharap juga kamu bisa hidup di dunia
kartini bukan dunia kolot seperti di desa ini" ibu menjelaskan dengan sabar lemah lembut

"dunia kartini?" bertanya-tanya

"dunia di mana perempuan sama dengan laki-laki derajatnya maupun kedudukannya,


dimana perempuan tidak diremehkan lagi. Tini kamu anak ibu dan bapak satu-satunya, ibu
berharap kamu tidak berakhir seperti gadis lain di desa ini yang mematahkan impiannya
dengan menikah. Ibu ingin kamu mengejar impian mu nak buktikan pada orang-orang di
desa ini kamu bisa melakukannya"

"betul kata ibumu ini nak bapak juga mendukung kamu untuk belajar di kota agar impian mu
terwujud, kamu harus brlajar yang giat dan harus berhasil di kemudian hari"

"iya...bapak ibu tini janji akan belajar dengan giat di kota dan juga tini akan berhasil dan
membuktikan pada orang-orang di desa ini" berkata dengan semangat membara

Kartini pun berangkat ke kota walaupun banyak warga desa yang mencibirnya dan orang
tuanya, tini tidak patah semangat. dia sangat senang karena dia diterima di kampus ternama
di kota dengan jurusan pertanian dan perkebunan, dia bertekad akan belajar dengan giat
dan menunjukan pada orang-orang dikampung bahwa perempuan juga bisa sukses. 4 tahun
berlalu dengan semua halang rintang kartini berhasil lulus dengan nilai terbaik. Orang tuanya
bangga pada kartini, tidak salah orang tuanya menamainya dengan kartini berharap anak
nya memiliki semangat seperti R.A kartini akhirnya kartini berhasil lulus dengan nilai terbaik
di kampusnya. Orang tuanya berharap kartini mereka hidup di dunia R.A kartini dunia
dimana derajat perempuan sama dengan laki-laki, dunia dimana perempuan tidak
diremehkan lagi.

Tapi tini belajar hal baru di kota tidak semua tentang dunia kartini yang dikatakan orang
tuanya itu semua hal-hal yang baik ada juga beberapa hal buruk tentang dunia kartini ini.
Dimana takdir perempuan yang harus mengurusi suami dan anaknya tapi di kota ada
beberapa wanita karir yang fokus mengejar kedudukan sehingga mereka melupakan
anaknya. Ada juga seorang wanita karir yang menjadi tulang punggung keluarga sedangkan
suami nya bertanggung jawab mengurusi anak mereka. Ini semua salah dunia kartini yang
tini ketahui bukan seperti ini. Tini berpikir kembali walaupun seorang perempuan karir tapi
mereka tidak harus mengorbankan keluarga mereka demi kedudukan di dunia kerja,
mungkin mereka harus bisa memanajemen waktu mereka untuk keluarga dan kerjaan
mereka agar hal ini tidak terjadi di dunia kartini ini. Tini tahu tidak semua hal di dynia ini baik
ada juga hal buruk yang menyertainya tapi jika kita berusaha meminimalisir hal buruk itu
maka dunia ini akan menjadi sangat indah.

Tini berhasil menjadi sukses di desanya dengan hasil sawah dan perkebunan yang melimpah
tini berhasil membangun pabrik kecil untuk mengolah hasil panen para petani. Perspektif
penduduk desa pun berubah tentang perempuan. Tini berhasil mmembangun dunia kartini
di desanya tapi tini tidak akan membiarkan dunia kartini di desanya ini menciptakan halchal
buruk di dunia kartini. Tini akan bekerja keras agar dunia kartini tidak mengorbankan
keluraga para wanita karir. Tini akan mewujudkan dunia kartini nya sendiri di desanya, dunia
kartini yang asli.

Anda mungkin juga menyukai