Anda di halaman 1dari 7

KURANGNYA MINAT LITERASI DI INDONESIA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Minat literasi di Indonesia belum menjadi topik yang menarik untuk dibahas oleh
masyarakat Indonesia. ‘membaca’ mungkin terdengar membosankan oleh masyarakat
Indonesia yang rata-rata menatap layar gadget lebih dari 9 jam sehari. Di kutip dari
artikel kominfo yang diunggah pada 10 oktober 2017 lalu, 60 juta masyarakat Indonesia
memiliki gadget dan menduduki peringkat kelima dunia terbanyak kepemilikan gadget.
Lembaga riset digital marketing Emarketer telah memperkirakan untuk tahun 2018 dari
tahun 2017 lalu, bahwasannya jumlah pengguna aktif smartphone di Indonesia akan
lebih dari 100 juta orang. Dan terbuki, informasi yang didapat dari databoks pengguna
smartphone di Indonesia pada tahun 2018 mencapai 56,2%. Artinya, setengah dari
penduduk Indonesia sudah memiliki smartphone.

Sangat disayangkan, semakin banyaknya pengguna smartphone di Indonesia tidak


meningkatkan minat literasi masyarakat Indonesia. Indonesia dinyatakan menduduki
peringkat ke-60 dari 61 negara tentang minat membaca oleh riset yang dilakukan
Central Connectictut State University yaitu World’s Most Literate Nations Ranked pada
maret 2016 lalu. UNESCO menyebutkan Indonesia berada diurutan kedua terkahir soal
literasi dunia. Menurut data UNESCO minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,001%,
yang artinya dari 1000 orang hanya 1 orang yang rajin membaca.

Semakin maraknya teknologi diharapkan semakin banyaknya masyarakat Indonesia yang


minat untuk membaca dari internet. Dari artikel kominfo pada tahun 2017 lalu, kita
mengetahui bahwa masyarakat Indonesia minim membaca tetapi cerewet di media
social. lalu, apa yang akan terjadi? Banyaknya masyarakat yang termakan fake news dan
berita-berita hoax yang beredar. Dari permasalahan ini, kita dapat mengetahui bahwa
membaca tidak hanya menambah wawasan tetapi juga dapat melindungi kita untuk
tidak menelan suatu informasi mentah-mentah. Oleh karena itu, budaya membaca
sangat penting untuk menghadapi berita-berita yang tidak akurat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang menyebabkan kurangnya minat literasi di Indonesia?
2. Apa upaya yang dapat dilakukan pemerintah untuk meningkatkan minat literasi
masyarakat Indonesia?
3. Bagaimana cara untuk meningkatkan minat literasi pada diri kita?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui apa saja penyebab kurangnya minat literasi di Indonesia


2. Untuk mengetahui apa saja upaya yang dapat dilakukan pemerintah untuk
meningkatkan minat literasi masyarakat Indonesia
3. Untuk mengetahui cara meningkatkan minat literasi pada diri sendiri

D. Manfaat Penulisan

Tulisan ini dibuat agar pembaca mengetahui kurangnya minat literasi di Indonesia dan
dapat menambah minat pembaca untuk membangun Indonesia melalui literasi. Tulisan
ini juga menambah wawasan penulis mengenai literasi di Indonesia, penulis berharap
pembaca juga dapat menambah wawasannya.

BAB II
LANDASAN TEORI

Literasi yang kita kenal adalah kemampuan membaca dan menulis. Namun, arti literasi
tidak sesempit hanya sekedar membaca dan menulis. Menurut Elizabeth Sulzby (1986)
literasi adalah kemampuan berbahasa yang dimiliki oleh seseorang dalam
berkomunikasi seperti membaca, berbicara, menyimak, dan menulis dengan cara yang
berbeda sesuai dengan tujuannya. Definisi lainnya dari literasi dapat kita ketahui dari
pernyataan Education Development Center (EDC), literasi adalah kemampuan individu
untuk menggunakan segenap potensi dan skill yang dimiliki dalam hidupnya dalam
artian bahwa literasi tidak hanya mencakup kemampuan membaca kata tetapi juga
membaca dunia. Dari definisi diatas kita dapat menyimpulkan bahwa literasi tidak hanya
sekedar membaca dan menulis, tetapi literasi adalah kemampuan membaca dan
menulis yang dimiliki seseorang untuk menaikkan kualitas dalam dirinya, tidak hanya
dalam tulisan atau bacaan tetapi dalam menghadapi dunia.
Manfaat literasi terhadap individu sangat besar, karena pada dasarnya manusia
membutuhkan skill komunikasi untuk hidup di dunia ini. Dengan banyaknya membaca
dan menulis, akan semakin banyak kosa kata yang dikuasainya dan itu akan
mengoptimalkan kinerja otak karena sering digunakan untuk membaca dan menulis.
Selain meningkatkan kemampuan analisis dan berpikir seseorang, literasi akan
meningkatkan kemampuan verbal individu tersebut. akan sangat terlihat berbeda
antara individu yang gemar membaca dan menulis dengan individu yang abai tentang
literasi, dari penuturan Bahasa yang digunakan, dari cara berpikir hingga menghadapi
suatu masalah. Individu yang senang akan membaca dan menulis memiliki wawasan
yang luas, sehingga ketika dihadapkan dengan suatu masalah dia dapat berpikir secara
logis dan menganalisis dengan baik.

BAB III
METODOLOGI PENULISAN
A. Jenis Penulisan

Metode yang digunakan untuk penulisan karya ilmiah ini adalah metode kualitatif. Metode
kualitatif menurut Moleong (2005:6) adalah penelitian yang dimaksudkan untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian seperti perilaku, persepsi,
motivasi, tindakan, dll secara holistik atau keseluruhan, dan dengan cara deskripsi atau
gambaran dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan
dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

B. Teknik Pengumpulan Data

Pada karya ilmiah ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi literature.
Teknik studi literature ini tidak langsung turun ke lapangan dan bertatap muka dengan
responden melainkan studi literature ini mengambil data dari pustaka, membaca, mencatat,
dan mengolah bahan penelitian untuk dilakukan analisis terhadap permasalahan atau tema
yang diangkat. Menurut Zed (2014), pada riset pustaka (library research), penelusuran
pustaka bukan hanya untuk langkah awal menyiapkan kerangka penelitian tetapi sekaligus
memanfaatkan sumber-sumber perpustakaan untuk memperoleh data penelitian. Jadi,
teknik ini menggunakan sumber pustaka sebagai alat untuk menghasilkan data yang
nantinya akan menjadi tunjangan karya ilmiah yang akan dibuat.

C. Tahapan Penelitian

Ada dua tahapan penelitian yang dilakukan agar karya tulis ilmiah ini tersusun
dengan baik, yaitu:

1. Pembuatan rancangan penelitian

Tahap ini mencakup semua persiapan dari awal sampai akhir penelitian yang
mana bertujuan agar proses pembuatan karya tulis ilmiah memiliki gambaran
secara kasar akan dibuat seperti apa dan membuat proses berjalan dengan baik.
Dalam tahap rancangan penelitian ada beberapa langkah persiapan yang
dilakukan, seperti:

a. Studi pendahuluan

Studi pendahuluan adalah tahap persiapan dimana kerangka karya tulis


ilmiah akan dimulai. Penulis akan mencari tahu latar belakang masalah yang
akan dijadikan tema atau topik untuk penelitiannya.
b. Perumusan masalah
Setelah mendapatkan tema atau topik yang akan diangkat dalam karya tulis
ilmiah, penulis akan merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan.

c. Perumusan asumsi

Selanjutnya adalah Perumusan asumsi, ini digunakan sebagai dugaan


sementara penulis terhadap permasalahan tersebut.

d. Pemilihan metode penelitian

Yang terakhir dari tahap persiapan adalah penulis menentukan metode


penelitian yang akan digunakan. Penulis memutuskan untuk menggunakan
metode penelitian kualitatif untuk karya tulis ilmiah ini.

2. Pelaksanaan penelitian

Di tahap ini penulis mulai mencari sumber informasi melalui sumber pustaka
seperti buku, jurnal, dan tulisan-tulisan bersumber dari internet yang dapat
membantu dalam proses penelitian. Tahapan dalam pelaksanaan penelitian
sebagai berikut:

a. Melakukan pengumpulan data yang bersumber dari internet mengenai


literasi dan minat literasi di Indonesia.
b. Melakukan analisis pada data yang sudah terkumpul tentang keabsahannya,
serta memilah mana data yang akan digunakan.
c. Tahap terakhir adalah melakukan penulisan karya ilmiah dengan data yang
ada serta menarik kesimpulan untuk menjawab segala permasalahan yang
diangkat.

BAB IV
PEMBAHASAN
A. Penyebab Kurangnya Minat Literasi di Indonesia

Kurangnya minat literasi di Indonesia masih menjadi pertanyaan besar hingga dewasa ini.
Kurangnya minat baca di Indonesia menjadi penyebab kurangnya kemampuan membaca
pada anak-anak saat ini. Budaya membaca terlalu berat untuk dibahas dan
diimplementasikan kepada anak-anak, begitu kata orang dewasa. Kurangnya kesadaran
masyarakat kita akan pentingnya budaya membaca dan menulis membuat kita jauh
tertinggal dengan negara-negara lain. Tidak hanya sulit mengimplementasikan budaya
membaca dewasa ini pada anak-anak, ada banyak factor penyebab yang menjadi kurangnya
minat literasi di Indonesia.

Pertama, penyebab kurangnya minat literasi di Indonesia adalah lingkungan yang tidak sadar
akan pentingnya literasi. Lingkungan kita sangat mempengaruhi diri kita sendiri, secara
sadar atau tidak tindakan kita mencerminkan perlakuan orang-orang rumah. Bagaimana kita
memperlakukan seseorang hingga bagaimana cara kita makan tidak lepas dari lingkungan
kita. Kita akan berperilaku sesuai apa yang dilakukan ayah dan ibu kita tanpa sadar. Jika
keadaan setelah bangun tidur kita terbiasa melihat ayah yang sedang menikmati secangkir
teh sambil menatap televisi maka itu akan membuat kita mencontohnya dan tanpa sadar
bergabung bersama ayah untuk menikmati secangkir teh sambil menikmati tayangan
televisi. Kegiatan yang berulang akan menjadi kebiasaan bagi kita, tidak ada waktu untuk
membaca yang dicontohkan oleh kedua orang tua membuat anak juga tidak sadar akan
pentingnya membaca dan mulai abai dengan literasi.

Kedua, penyebab kurangnya minat literasi di Indonesia adalah perkembangan teknologi


yang berdampak negatif. Perkembangan teknologi membuat kita dapat mengakses apapun
dimanapun dengan cepat dan serba instant, itu lah mengapa anak zaman sekarang disebut
generasi yang serba instant. Orang zaman dahulu jika ingin mengetahui suatu informasi
maka mereka akan mencari tahu informasi tersebut melalui buku-buku yang ada atau
bertanya kepada orang yang lebih tua dan berpengalaman. Mungkin mereka akan terpukau
ketika melihat canggihnya teknologi pada abad ini, dimana jika ingin mencari informasi
hanya perlu membuka gooogle dan memasukkan keyword atau kata kunci yang akan dicari
dan dalam sekejap muncul segala sesuatunya yang kita butuhkan. Itu lah kemudahan yang
kita dapatkan dari majunya teknologi pada masa kini. Tak terlepas dari dampak positif tentu
saja adanya dampak negative dari perkembangan teknologi ini, yaitu menimbulkan generasi
serba instant. Mereka terlalu malas untuk membaca halaman perhalaman buku padahal
mereka sudah dapat membaca review dan sinopsisnya dari internet sehingga mereka hanya
menerka-nerka jalan ceritanya saja.

Ketiga, penyebab kurangnya minat literasi di Indonesia adalah perkembangan media


elektronik dewasa ini. Media elektronik saat ini sudah menjadi sebagian besar kebutuhan
kita saat ini. Seperti handphone dan laptop yang sudah menjadi kewajiban bagi mahasiswa
untuk memilikinya sekarang ini untuk mengerjakan tugas kuliah yang diberikan. Tidak perlu
repot, banyaknya aplikasi yang menyediakan e-book atau jurnal-jurnal online yang dapat
diakses hanya dengan jaringan internet melalui handphone atau laptop. Itu semua
mempermudah mahasiswa untuk mencari referensi untuk memenuhi tugasnya. Tetapi yang
terjadi belakangan ini banyaknya mahasiswa yang malas membaca jurnal yang begitu
panjang dan malas untuk berpikir menimbulkan tindakan plagiarism, dimana mereka hanya
akan menyalin mentah-mentah apa yang ada ditulisan tersebut tanpa mempharaprase
tulisan tersebut. salah satu manfaat literasi adalah membuat kita berpikir kritis, tetapi jika
kita malas dan tidak mau membaca kita akan susah untuk menuangkan apa yang ada
dipikiran kita kedalam tulisan, sehingga praparase akan sulit untuk kita karena terbatasnya
kosa kata yang kita miliki. Ketika kita menulis artikel, jurnal, atau bahkan buku harian pun
pasti kita akan mengahrgai karya tulis yang orang lain buat karena kita sadar bahwa
menuangkan yang ada didalam pikiran kita kedalam tulisan tidak lah mudah, terutama
dalam pemilihan kosa kata.

Keempat, penyebab kurangnya minat literasi di Indonesia adalah

Anda mungkin juga menyukai