BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Minat literasi di Indonesia belum menjadi topik yang menarik untuk dibahas oleh
masyarakat Indonesia. ‘membaca’ mungkin terdengar membosankan oleh masyarakat
Indonesia yang rata-rata menatap layar gadget lebih dari 9 jam sehari. Di kutip dari
artikel kominfo yang diunggah pada 10 oktober 2017 lalu, 60 juta masyarakat Indonesia
memiliki gadget dan menduduki peringkat kelima dunia terbanyak kepemilikan gadget.
Lembaga riset digital marketing Emarketer telah memperkirakan untuk tahun 2018 dari
tahun 2017 lalu, bahwasannya jumlah pengguna aktif smartphone di Indonesia akan
lebih dari 100 juta orang. Dan terbuki, informasi yang didapat dari databoks pengguna
smartphone di Indonesia pada tahun 2018 mencapai 56,2%. Artinya, setengah dari
penduduk Indonesia sudah memiliki smartphone.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang menyebabkan kurangnya minat literasi di Indonesia?
2. Apa upaya yang dapat dilakukan pemerintah untuk meningkatkan minat literasi
masyarakat Indonesia?
3. Bagaimana cara untuk meningkatkan minat literasi pada diri kita?
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
Tulisan ini dibuat agar pembaca mengetahui kurangnya minat literasi di Indonesia dan
dapat menambah minat pembaca untuk membangun Indonesia melalui literasi. Tulisan
ini juga menambah wawasan penulis mengenai literasi di Indonesia, penulis berharap
pembaca juga dapat menambah wawasannya.
BAB II
LANDASAN TEORI
Literasi yang kita kenal adalah kemampuan membaca dan menulis. Namun, arti literasi
tidak sesempit hanya sekedar membaca dan menulis. Menurut Elizabeth Sulzby (1986)
literasi adalah kemampuan berbahasa yang dimiliki oleh seseorang dalam
berkomunikasi seperti membaca, berbicara, menyimak, dan menulis dengan cara yang
berbeda sesuai dengan tujuannya. Definisi lainnya dari literasi dapat kita ketahui dari
pernyataan Education Development Center (EDC), literasi adalah kemampuan individu
untuk menggunakan segenap potensi dan skill yang dimiliki dalam hidupnya dalam
artian bahwa literasi tidak hanya mencakup kemampuan membaca kata tetapi juga
membaca dunia. Dari definisi diatas kita dapat menyimpulkan bahwa literasi tidak hanya
sekedar membaca dan menulis, tetapi literasi adalah kemampuan membaca dan
menulis yang dimiliki seseorang untuk menaikkan kualitas dalam dirinya, tidak hanya
dalam tulisan atau bacaan tetapi dalam menghadapi dunia.
Manfaat literasi terhadap individu sangat besar, karena pada dasarnya manusia
membutuhkan skill komunikasi untuk hidup di dunia ini. Dengan banyaknya membaca
dan menulis, akan semakin banyak kosa kata yang dikuasainya dan itu akan
mengoptimalkan kinerja otak karena sering digunakan untuk membaca dan menulis.
Selain meningkatkan kemampuan analisis dan berpikir seseorang, literasi akan
meningkatkan kemampuan verbal individu tersebut. akan sangat terlihat berbeda
antara individu yang gemar membaca dan menulis dengan individu yang abai tentang
literasi, dari penuturan Bahasa yang digunakan, dari cara berpikir hingga menghadapi
suatu masalah. Individu yang senang akan membaca dan menulis memiliki wawasan
yang luas, sehingga ketika dihadapkan dengan suatu masalah dia dapat berpikir secara
logis dan menganalisis dengan baik.
BAB III
METODOLOGI PENULISAN
A. Jenis Penulisan
Metode yang digunakan untuk penulisan karya ilmiah ini adalah metode kualitatif. Metode
kualitatif menurut Moleong (2005:6) adalah penelitian yang dimaksudkan untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian seperti perilaku, persepsi,
motivasi, tindakan, dll secara holistik atau keseluruhan, dan dengan cara deskripsi atau
gambaran dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan
dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
Pada karya ilmiah ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi literature.
Teknik studi literature ini tidak langsung turun ke lapangan dan bertatap muka dengan
responden melainkan studi literature ini mengambil data dari pustaka, membaca, mencatat,
dan mengolah bahan penelitian untuk dilakukan analisis terhadap permasalahan atau tema
yang diangkat. Menurut Zed (2014), pada riset pustaka (library research), penelusuran
pustaka bukan hanya untuk langkah awal menyiapkan kerangka penelitian tetapi sekaligus
memanfaatkan sumber-sumber perpustakaan untuk memperoleh data penelitian. Jadi,
teknik ini menggunakan sumber pustaka sebagai alat untuk menghasilkan data yang
nantinya akan menjadi tunjangan karya ilmiah yang akan dibuat.
C. Tahapan Penelitian
Ada dua tahapan penelitian yang dilakukan agar karya tulis ilmiah ini tersusun
dengan baik, yaitu:
Tahap ini mencakup semua persiapan dari awal sampai akhir penelitian yang
mana bertujuan agar proses pembuatan karya tulis ilmiah memiliki gambaran
secara kasar akan dibuat seperti apa dan membuat proses berjalan dengan baik.
Dalam tahap rancangan penelitian ada beberapa langkah persiapan yang
dilakukan, seperti:
a. Studi pendahuluan
c. Perumusan asumsi
2. Pelaksanaan penelitian
Di tahap ini penulis mulai mencari sumber informasi melalui sumber pustaka
seperti buku, jurnal, dan tulisan-tulisan bersumber dari internet yang dapat
membantu dalam proses penelitian. Tahapan dalam pelaksanaan penelitian
sebagai berikut:
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Penyebab Kurangnya Minat Literasi di Indonesia
Kurangnya minat literasi di Indonesia masih menjadi pertanyaan besar hingga dewasa ini.
Kurangnya minat baca di Indonesia menjadi penyebab kurangnya kemampuan membaca
pada anak-anak saat ini. Budaya membaca terlalu berat untuk dibahas dan
diimplementasikan kepada anak-anak, begitu kata orang dewasa. Kurangnya kesadaran
masyarakat kita akan pentingnya budaya membaca dan menulis membuat kita jauh
tertinggal dengan negara-negara lain. Tidak hanya sulit mengimplementasikan budaya
membaca dewasa ini pada anak-anak, ada banyak factor penyebab yang menjadi kurangnya
minat literasi di Indonesia.
Pertama, penyebab kurangnya minat literasi di Indonesia adalah lingkungan yang tidak sadar
akan pentingnya literasi. Lingkungan kita sangat mempengaruhi diri kita sendiri, secara
sadar atau tidak tindakan kita mencerminkan perlakuan orang-orang rumah. Bagaimana kita
memperlakukan seseorang hingga bagaimana cara kita makan tidak lepas dari lingkungan
kita. Kita akan berperilaku sesuai apa yang dilakukan ayah dan ibu kita tanpa sadar. Jika
keadaan setelah bangun tidur kita terbiasa melihat ayah yang sedang menikmati secangkir
teh sambil menatap televisi maka itu akan membuat kita mencontohnya dan tanpa sadar
bergabung bersama ayah untuk menikmati secangkir teh sambil menikmati tayangan
televisi. Kegiatan yang berulang akan menjadi kebiasaan bagi kita, tidak ada waktu untuk
membaca yang dicontohkan oleh kedua orang tua membuat anak juga tidak sadar akan
pentingnya membaca dan mulai abai dengan literasi.