kamu cantik
kamu cantik
Sepertiga malam adalah waktu dimana semua katanya berenang dalam kepalaku.
Renggang
Aku yang membenci diriku menatap kosong pada pandangan yang lepas.
Berada dan beradu dengan bisingnya decitan kereta yang melenguh setiap harinya,
Sungguh sibuknya.
Bahkan rasa sakit ikut menjadi bagian, ikut campur dalam perasaan.
Dia bersyukur masih ada air yang jatuh diatas kepalanya tanpa meminta imbalan.
lalu, mengapa aku begitu membeci hujan padahal ada atap yang menaungiku?
Aku tersadar,
Rasa syukur yang dikemas dalam bentuk berbeda adalah nikmat dari sang pencipta