SELATAN
Karya Ilmiah
XI MIPA 6 Oleh :
2019
LEMBAR PENGESAHAN
Penyusun :
XI IPA 6
i
MOTTO
“Jangan khawatir ketika berada didalam lembah kelam, sebab tangan Tuhan selalu
“Jatuh adalah bagian terbesar dari proses untuk belajar dan kembali bangkit.”
Muzawwad Taqwa
“Tuhan selalu punya cara untuk hambanya yang mau berusaha walaupun tak tahu
•Kedua orang tua kami yang senantiasa mendukung kami baik secara moral
maupun materi.
•Ibu Sri Widiastuti, M.Pd. selaku guru Bahsa Indonesia yang dengan sabar
ii
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadiarat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
SMA Negeri 2 Kota Tangerang Selatan” dengan baik. Kami mohon maaf apabila
dalam penulisan karya ilmiah ini masih terdapat banyak kesalahan. Pelajaran yang
kami dapat selama mengerjakan karya ilmiah ini akan menjadi bekal dan
perbaikan kami kedepannya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi orag-orang
yang membacanya.
Tak lupa kami ucapkan banyak terima kasih untuk pihak-pihak yang
karya ilmiah ini. Tanpa bantuan dari semua pihak, kami pasti akan kesulitan
dalam mewujudkan karya ini. Banyak terima kasih kami ucapkan pada :
iii
DAFTAR ISI
iv
3.3. Instrumen Penelitian ................................................................................ 26
3.4. Teknik Penelitian ..................................................................................... 26
3.4.1. Teknik Studi Literatur .......................................................................... 26
3.4.2. Teknik Angket/Kuesioner .................................................................... 26
BAB IV .................................................................................................................. 27
4.1. Faktor Lingkungan .................................................................................. 27
4.1.1. Lingkungan Keluarga .......................................................................... 27
4.1.2. Peranan Orangtua ................................................................................. 28
4.1.3. Lingkungan Pertemanan ...................................................................... 29
4.1.4. Lingkup Teknologi .............................................................................. 30
4.1.5. Lingkungan Sekolah ............................................................................ 32
4.2. Faktor Pergaulan ................................................................................... 32
4.2.1. Perilaku Berpacaran ............................................................................. 32
4.2.2. Akses Internet dalam Pendidikan Seks ................................................ 33
4.2.3. Pengaruh Pergaulan pada Remaja........................................................ 34
4.3. Faktor Pendorong .................................................................................... 35
4.3.1. Penyebab Awal Mengetahui Konten Pornografi ................................. 35
4.3.2. Faktor Pendorong Membaca/Menonton Pornografi ............................ 36
4.3.3. Pengaruh Waktu Luang dalam Akses Pornografi ................................ 37
4.4. Pengaruh Paska Menonton/Membaca Konten Pornografi ...................... 38
4.4.1. Pengaruh Konten Pornografi pada Remaja ........................................... 38
4.5. Upaya yang Dilakukan Untuk Mengurangi Candu pada Pornografi ...... 39
4.5.1. Lingkungan Keluarga .......................................................................... 39
4.5.2. Lingkungan Sekolah ............................................................................ 39
BAB V.................................................................................................................... 41
5.1. Kesimpulan .............................................................................................. 41
5.2. Saran ........................................................................................................ 42
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 43
LAMPIRAN ........................................................................................................ viii
v
DAFTAR TABEL DAN DIAGRAM
vi
ABSTRAK
kesehatan mental remaja siswa SMA Negeri 2 Kota Tangerang Selatan. Metode
penelitian yang digunakan adalah ekspos facto dengan teknik pengumpulan data,
peminatan IPA. Instrumen penelitian ini adalah angket dan studi literasi.
yang terjadi akibat konsumsi konten pornografi secar terus menerus dalam jangka
waktu yang panjang. Sebagian besar dari mereka tidak memiliki pemahaman yang
cukup akan pendidikan seks baik dari lingkungan keluarga, sekolah maupun
pergaulan sehingga dampak yang ditimbulkan dari hal tersebut bukan hanya
berdampak bagi diri sendiri namun juga bagi orang lain. Penelitian ini akan
vii
BAB I
PENDAHULUAN
bentuk, yakni: lingkungan hidup alami, lingkungan hidup binaan, dan lingkungan
sosial. Lingkungan hidup alami adalah lingkungan yang terbentuk dari adanya
proses alam, hal ini didukung dengan adanya komponen berupa fisik, biologis,
dan kimiawi. Lingkungan hidup binaan adalah lingkungan yang terbentuk secara
tidak alami, seperti waduk, bendungan, gedung dan lain sebagainya. Lingkungan
sosial adalah suatu lingkungan yang menjadi wadah untuk kegiatan interaksi
sesama manusia.
sehingga dalam bertingkah laku seseorang harus mengikuti norma yang berlaku
Pada dasarnya, perilaku akan melahirkan dua hal yang dapat diterima
masyarakat, yakni: perilaku yang bersifat positif dan perilaku yang bersifat
negatif. Perilaku positif adalah perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai dan noma
kehidupan yang berlaku dalam masyarakat. Perilaku negatif atau yang sering
nilai sosial yang dianggap rendah dan selalu mengakibatkan hal yang buruk.
1
2
adalah penyimpangan yang dilakukan oleh lebih dari satu orang secara kolektif.
Penyimpangan individu adalah penyimpangan yang dilakukan oleh satu orang dan
dikarenakan rasa ingin tahu remaja dalam menghadapi fase menuju kedewasaan.
Apabila rasa ingin tahu seorang remaja tidak diiringi dengan pemahaman seksual
dengan baik oleh lingkungan sekitar maka tentu saja akan mengakibatkan
Faktor Internal yang berkaitan dengan intelegensi atau tingkat kecerdasan, usia,
jenis kelamin dan kedudukan seseorang dalam keluarga. Akan tetapi, Faktor
karena dampak yang ditimbulkan tidak hanya efek kecanduan, tetapi juga dapat
adanya pengaruh pornografi terhadap kesehatan mental remaja siswa, maka kami
adalah :
perilaku?
menikmati pornografi?
pornografi?
Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan yang timbul sekarang ini
Kontribusi penelitian yang akan kami berikan kepada siswa antara lain
pornografi. Selain itu kami juga ingin memberikan pengetahuan tentang dampak
yang dapat kami berikan kepada guru serta orangtua antara lain memberikan
pemahaman akan pergaulan remaja saat ini serta memberikan wawasan baru
1.6 Hipotesis
jangka panjang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
individu terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya.1
1
S. Notoatmodjo, “Metodologi penelitian kesehatan”, (Jakarta: rineka cipta, 2010), hlm. 20
6
7
dipengaruhi oleh dua faktor pokok, yaitu: faktor perilaku (behavior causes)
dan faktor diluar perilaku (non behaviour causes).2 Selanjutnya perilaku itu
sebagainya.
pengetahuan.
2
S. Notoatmodjo, “Promosi kesehatan dan ilmu perilaku”, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm. 20
3
Linggasari, “Faktor Faktor yang Mempengaruhi Perilaku”, (Jakarta: Balai Pustaka, 2008), hlm.
29
8
dan sebagainya.
9
ditempat pribadi dalam ikatan yang sah menurut hukum, sedangkan perilaku
seksual pranikah merupakan perilaku seksual yang dilakukan tanpa melalui proses
pernikahan yang resmi menurut hukum maupun menurut agama dan kepercayaan
masing-masing.4
1) Berpelukan
2) Ciuman
3) Masturbasi/onani
identitas diri dan merupakan periode yang paling berat. Berdasarkan pendapat di
4
Mu’tadin, Z., “Kemandirian sebagai Kebutuhan Psikologis Remaja”, (Jakarta: Balai Pustaka,
2002), hlm. 65
5
Hartono, Djoko “Perilaku Seksual Remaja dan Persepsi Mereka tentang Pendidikan Seksualitas
di Sekolah”, (Denpasar: Buku Program dan Kumpulan Abstrak Jaringan Epidemiologi Nasional
VIII, 1998), hlm. 54-56
10
atas dapat dinyatakan bahwa usia remaja merupakan masa menuju dewasa dimana
keadaan ini ditandai dengan adanya gejolak jiwa dan perkembangan kepribadian
2.2 Pornografi
Kata pornografi berasal dari bahasa Yunani dari kata porne dan
atau gambar yang bertujuan membangkitkan nafsu seksual bagi yang melihat
atau membacanya.8 Kata pornografi memiliki arti yang negatif, karena secara
yang menjurus pada tujuan cabul dan tidak senonoh. Hal ini selaras dengan
6
Hurlock,E.B. “ Psikologi Perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan (edisi
kelima)”, (Jakarta: Erlangga, 1993), hlm. 78
7
M. Sa’abah, Perilaku Seks “Menyimpan dan Seksualitas Kontemporer Umat Islam”, (Jakarta: UI
Press, 2001), hlm.64.
8
Departemen Pendidikan Nasional, “Kamus Besar Bahasa Indonesia”edisi III, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2005), hlm.889.
11
tiga pengertian:9
dengan lukisan atau tulisan untuk membangkitkan nafsu birahi; bahan bacaan
Dalam konteks pemenuhan seksual, pada dasarnya manusia tak pernah puas
dengan kebutuhannya.
9
“Pornografi dan Pornoaksi” edisi V, Majelis Tarjih dan Pengembangan Pemikiran Islam, 2003,
hlm. 2
10
BKKBN., Pornografi Sudah Menggelora Ribuan Tahun Lalu, diunduh dari (ceria.bkkbn.go.id),
pada tanggal 12 Februari 2010
12
subordination or humiliaton
perempuan
4. Nudity
5. Child Pornography
modelnya
b. Kekerasan seksual;
11
Maslaw, Abraham H., Motivasi dan Kepribadian: Teori Motivasi dengan Ancangan
Hirarki Kebutuhan Manusia, Terjemahan oleh Nurul Iman (Jakarta: PT. Pustaka Binaman
Pressindo, 1984), hlm. 120
12
Azimah Soebagijo, Pornografi Dicari Tapi Dilarang (Jakarta: Gema Insani, 2008), hlm. 26
13
Undang-Undang No.44 Tahun 2008 tentang Pornografi Pasal 4 ayat (1)
13
f. Pornografi anak.
14
Sarwono W. Sarlito, Psikologi Remaja, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008), hlm.165
14
penyimpangan seksual.
15
Donald, dkk., Dampak negatif kecanduan pornografi, diunduh
(http://aliefqu.wordpress.com/2012/01/16inilahdampaknegatifkecanduanpografi), pada tanggal 2
Mei 2019 pukul 19.20
15
pada orang lain berada pada kategori “tinggi” dilakukan oleh siswa.
berlaku di masyarkat.
lakukan.
pedophilia.
16
Ibid.,
16
A. Preventif
17
Muin Idianto, Sosiologi SMA Kelas X, (Jakarta : Erlangga, 2006), hlm.170
18
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: PT Asdi
Mahasatya, 2005), hlm. 90
17
B. Represif
maupun tertulis.
meningkat.19
19
Sudarsono, Kenakalan Remaja, (Jakarta: Rineka Cipta, 1990), hlm. 137
20
Elfi Yuliani Rochmah, Psikologi Perkembangan, (Yogyakarta: Teras, 2005), hlm. 217
18
dan perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan orang lain. Sehingga
faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal.22 Faktor internal merupakan
faktor dari dalam diri individu yang terdiri dari: kepribadian, kondisi fisik,
eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri individu yang terdiri
para ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kesehatan mental adalah
21
Hawari, Dadang., Al-Qur’an; Ilmu Kedoteran Jiwa dan kesehatan Jiwa, (Jakarta: Dana Bhakti
Prima Yasa, 1997), hlm. 100
22
Daradjat, Zakiah., Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hlm. 9
19
akhirat.
Pada konteks kesehatan jiwa, dikenal dua istilah untuk individu yang
(ODGJ) adalah orang yang mengalami gangguan dalam pikiran, perilaku, dan
23
WHO, “Health Action Plan 2013 – 2020”, (Geneva: World Health Organization, 2013)
24
Undang-undang No. 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa
25
Kementrian Kesehatan RI, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, “Laporan Riset
Kesehatan Dasar 2013”, (Jakarta: Kementerian Kesehatan RI, 2013)
20
Bentuk gangguan jiwa lainnya yaitu postpartum depression dan bunuh diri
psikologis. Gangguan ini berisiko menjadi lebih serius apabila tidak berhasil
ditanggulangi.
Menurut The ICD-10 edisi tahun 2010, dan The ICD-10 Classification
kategori berikut:27
substance use
26
WHO, “Global Mental Health 2015”, (Geneva: World Health Organization, 2015)
27
WHO, “The ICD-10 Classification of Mental and Behavioural Disorders: clinical descriptions
and diagnostic guidelines”, (Geneva: World Health Organization, 1992)
21
akan melibatkan diri dalam bentuk reaksi perilaku yang dilakukan tanpa berpikir
(tanpa merefleksi secara cukup) sehingga orang itu tidak mampu menahan untuk
merespon balik. Individu ini tidak mampu menekan atau mengendalikan hasrat
dirinya dalam merespon rangsang. Individu ini tak sadar lebih mengedepankan
perintah id atau naluri semata. Ia terdorong (drive) untuk berbuat atau oleh motiv
(obssesive Compulsive neurosis). Ini merupakan satu neurosa dengan cirt khasnya
adanya ide (obsesi) yang melekat kuat dan sering sebenarnya tidak dikehendaki
(dapat muncul tiba-tiba). Orang impulsif seringkali menjadi tidak stabil ia menjadi
manusia yang labil, karena dorongan berperilaku yang sebenarnya secara sadar
perilaku ritual (tata perilaku yang menjadi kebiasaan, meski ia tidak menyadari
kondisi perilaku sekitar orang maupun lingkungan yang tidak stabil mendorong
ini maka obsesi ide yang melekat (pikiran yang tidak hilang),
berkembang.
28
Y. Padomo, Dr., “Impulsif-sampai Obssesive Compulsive Neurosis”, diunduh
(https://www.kompasiana.com/pdm-45/5500d9cda333112370512322/impulsif-sampai-obssesive-
compulsive-neurosis), pada tanggal 2 Mei 2019 pukul 03.33
29
Semiun, Yustinus, Kesehatan Mental, (Yogyakarta: Kanisinus, 2006), hlm. 1
23
kenyataan.
lingkungannya.
METODOLOGI PENELITIAN
pengumpulan data serta penulisan laporan kurang lebih adalah tiga bulan, dimulai
dari tanggal 23 Februari sampai dengan tanggal 2 Mei 2019. Lokasi penelitian
3.2.1 Populasi
yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik SMA Negeri 2
3.2.2 Sampel
yang ditentukan. Peneliti menetapkan bahwa sampel yang akan dipilih adalah
25
26
Instrumen dalam penelitian kami adalah studi literatur dan angket. Angket
yang kami buat berbasis paper base yang akan disebarkan langsung pada
PEMBAHASAN
Dari dua jenis metode penelitian yang kami lakukan, yakni : angket dan
studi literasi, kami melakukan pembuktian dalam studi literasi dari berbagai jurnal
mengenai pornografi dan kesehatan mental pada remaja. Untuk metode penelitian
berupa angket, kami mendapatkan total 30 responden dari kelas XI dengan hasil
■ Komunikasi baik
responden, kami dapat melihat bahwa sekitar 83% siswa memiliki komunikasi
27
28
Pertanyaan 1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
tipis antar jawaban dari para responden dengan angka 53,3% berbanding
46,7%
Pertanyaan 2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Ya 16 53,3 53,3 53,3
Valid Tidak 14 46,7 46,7 100,0
Total 30 100,0 100,0
membuka diri dalam pergaulan, dapat dilihat dengan angka presentase yang
Pertanyaan 3
Pertanyaan 4
Pertanyaan 5
■ Tidak memaklumi
■ Memaklumi
Pertanyaan 6
■ Nyaman
■ Tidak Nyaman
akses internet yang tak terbatas. Angka presentase menunjukkan pada 80%
banding 20%.
Pertanyaan 7
■ Belum pernah
■ Pernah
Pertanyaan 8
■ Diri Sendiri
■ Teman
■ Lain-lain
pornografi prtama kali dari teman sepergaulan dan 3 responden (10%) lain
Pertanyaan 9
■ Waktu Luang
■ Melepas Penat
Pertanyaan 10
■ Ya
■ Tidak
banding 46,7%.
Pertanyaan 11
■ Merasa Bersalah
■ Keinginan Mastrubasi
■ Penasaran
Pertanyaan 12
Pornografi
pornografi:
seksual.
perempuan di masyarakat.
Hal ini dapat dilakukan seorang pendidik bagi peserta didik untuk
pornografi
Antara lain toilet, kelas kosong. Bila perlu pasang kamera pantau
(cctv).
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
bahwa:
1) Siswa SMA Negeri 2 Kota Tangerang Selatan memiliki potensi yang sangat
besar akan kecanduan konten pornografi, dapat dilihat ketika pencetus utama
terebesar bagi remaja untuk mengenal konten pornografi itu dari diri sendiri
dan pergaulan. Beberapa dari siswa juga memiliki kondisi yang buruk dalam
masalah pergaulan dan komunikasi dengan keluarga, melihat dari hasil angket
hal ini menjadikan potensi bagi mereka untuk lari mengonsumsi konten
2) Sebagian besar siswa SMA Negeri 2 Kota Tangerang Selatan mengaku bahwa
akses internet untuk memuaskan rasa penasaran mereka malah menjadi hal
tidak pernah diawasi secara langsung berefek pada rasa penasaran berlebih
dan keinginan untuk mencapai kepuasan seksual secara instan dan cara yang
41
42
4) kurang tepat, hal inilah yang menjadi pemicu dalam pola pikir remaja yang
5.2 Saran
berikut:
1) Selalu bangun komunikasi yang baik dimulai dari keluarga, sekolah dan
masyarakat, hal ini akan menunjang seorang remaja lebih terbuka dan
tabu dalam membahas hal-hal yang berkaitan seksual pada remaja untuk
sudah terjadi tindakan yang merugikan bagi diri sendiri dan orang lain,
S. Notoatmodjo. 2010. Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta : Rineka Cipta
Linggasari. 2008. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Perilaku. Jakarta: Balai Pustaka
Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi III.
Jakarta: Balai Pustaka
Azimah Soebagijo. 2008. Pornografi Dicari Tapi Dilaran. Jakarta: Gema Insani
Sarwono W. Sarlito. 2008. Psikologi Remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Hawari, Dadang. 1997. Al-Qur’an; Ilmu Kedoteran Jiwa dan kesehatan Jiwa. Jakarta:
Dana Bhakti Prima Yasa
43
44
WHO, “Health Action Plan 2013 – 2020”, (Geneva: World Health Organization, 2013)
Kementrian Kesehatan RI, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,
“Laporan
WHO, “Global Mental Health 2015”, (Geneva: World Health Organization, 2015)
viii
b) Tidak
ix
Akumulasi Data Responden
Butir Pertanyaan
No Resp. SKOR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 3 17
2 1 2 1 2 1 2 2 1 1 3 1 1 18
3 1 1 1 2 2 1 1 2 3 1 1 2 18
4 1 2 1 2 1 2 1 1 3 2 2 1 19
5 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 15
6 2 1 1 2 1 2 1 1 2 3 1 1 18
7 2 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 16
8 1 2 1 2 2 2 1 1 1 1 2 1 17
9 2 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 1 17
10 2 1 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1 19
11 2 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 15
12 2 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 2 20
13 2 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 16
14 2 2 2 2 1 2 2 1 3 3 1 1 22
15 2 1 1 2 1 1 1 1 2 3 1 1 17
16 2 2 2 2 2 2 2 1 1 3 1 1 21
17 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 2 1 17
18 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 1 1 18
19 2 2 1 2 2 2 1 1 1 1 2 2 19
20 2 1 1 2 2 2 1 1 2 1 1 1 17
21 2 2 1 2 2 2 1 1 2 1 1 1 18
22 2 1 1 2 1 2 1 1 2 3 2 2 20
23 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 3 20
24 2 1 1 2 1 1 1 1 2 3 2 1 18
25 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 2 1 19
26 2 1 1 2 1 1 1 2 2 1 2 1 17
27 2 2 1 1 2 2 2 2 1 1 1 3 20
28 2 2 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 17
29 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 2 1 19
30 2 2 1 2 1 1 1 1 2 2 2 1 18
x
xi