Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS NILAI-NILAI MORAL DALAM NOVEL HATI SUHITA

KARYA KHILMA ANIS (PENDEKATAN PRAGMATIK)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester Metodologi Penelitian Bahasa

Dosen Pengampu: Eni Zulfa Hidayah, S.S,.M.Pd.

Disusun Oleh:

Saif Hubab Maisan Nabila 204104030006

PRODI BAHASA DAN SASTRA ARAB

FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KH.ACHMAD SIDDIQ JEMBER

TAHUN 2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Karya sastra merupakan media untuk mengungkapkan pikiran-pikiran pengarang.
Karya sastra bersifat imajinatif, estetik dan menyenangkan pembaca. Seperti pendapat
Damono (1984;1) bahwa karya sastra diciptakan pengarang atau sastrawan untuk
dinikmati, dipahami, dan di manfaatkan oleh masyarakat dalam kehidupan.1 Sastra itu
sendiri menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah karya tulis yang jika
dibandingkan dengan tulisan biasa lainnya, memiliki berbagai ciri keunggulan, keaslian,
keindahan, isi dan ungkapan. Sedangkan menurut Wallek dan Warren bahwa satra adalah
sebuah karya seni yang memiliki ciri-ciri ciptaan, kreasi, bukan imitasi, emosi spontan,
otonom, koheren, keslarasan, sintesis bertentangan, dan ungkapan dalam keseharian.
Dalam karya sastra, tentu memliki manfaat bagi para pembaca. Menurut Horace
(via Wellek & Werren,1990;25) fungsi karya satra adalah dulce et utile, yang berarti
indah dan bermanfaat. Keindahan pada karya sastra dapat menyenangkan bagi para
pembaca, dari segi bahasa, penyajian, alur yang terdapat dalam cerita, atau persoalan
yang disajikan. Juga dapat diambil manfaat pengetahuan dan tidak terlepas dari ajaran-
ajaran moral.2
Setiap karya sastra yang diciptakan oleh pengarang pasti memiliki nilai tertentu
yang akan di sampaikan oleh para pembaca, misalnya nilai moral. Kenny (dalam
Nurgiyantoro,2014;42) mengatakan bahwa moral merupakan sasuatu yang ingin
disampaikan oleh pengarang kepada pembaca. Ia merupakan petunjuk yang sengaja
diberikan oleh pengarang tentang berbagai hal yang berhubungan dengan tingkah laku
dan sopan santun dalam pergaulan. 3
Seperti yang telah kita ketahui bahwa Negara Indonesia merupakan bangsa yang
menjunjung tinggi adab dan perilaku serta ramah dan juga juga bersahaja. Akan tetapi

1
Damono, Supardi Djoko, Sosiologi Sastra Sebuah Pengantaar Ringkas, (pusat pembinaan dan pengemabangan
bahasa;Jakarta 1984) hlm 1
2
Wellek,Rene Dan Austin Warren, Teori Kesusastraan Terjemahan Melani Budianto (PT.Gramedia;Jakarta 1990)
hlm 25
3
Nurgiyantoro,Burhan. Teori pengkajian fiksi (UGM;Yogyakarta, 2009) hlm 42
pada zaman ini julukan ini mungkin sudah tidak layak bagi bangsa ini karena pada
nyatanya sudah tidak ada lagi julukan-julukan tersebut kepada bangsa Indonesia. Dulu,
masyarakat Indonesia dikenal degan orang-orang yang ramah dan sopan santun. Masih
menjunjung tinggi tata krama dalam pergaulan sebagaimana anak bersikap kepada
orangtua, bersikap kepada teman, yang lebih muda bersikap kepada yang lebih tua
begitupun sebaliknya.
Namun, seiring perkembangan zaman dan perkembangan teknologi informasi
yang lebih pesat dan mudah terjangkau. Mau tidak mau rakyat Indonesia ikut terpengaruh
pada perlaku mereka, khusunya pada anak muda yang notabene lebih banyak
menggunakannya. Saat ini, perilaku para remaja semakin memprihatinkan, dalam
pergaulaan anak muda zaman sekarang lebih bebas mengekspresikan diri. Bukan itu saja,
remaja saat ini juga sudah miris sopan santun terhadap orang yang lebih tua. Misalnya
para pelajar yang gemar tawuran dan anak muda yang melakukan pembulian sesama
teman, padahal mereka melakukan itu semua hanya untuk mencari kesenangan saja.
Seharusnya para pelajar tersebut, yang di anggap berpendidikan oleh masyarakat, dapat
lebih mengerti dampak dari apa yang mereka lakukan. Berkelahi saja merupakan
tindakan tidak terpuji, apalagi berkelahi dengan memberikan dampak kerugian pada
masyarakat sekitar.
Moral yang disampaikan pada pembaca melalui novel sangat berguna dan
bermafaat. Begitu pula moral yang terdapat dalam novel hati suhita akan bermanfaat bagi
para pembaca. Pada novel ini akan banyak mendapakan nilai-nilai moral seperti
hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan tuhan. Oleh sebab itu penulis
memilih untuk menganalisis novel ini dengan analisis nilai moral. Novel ini dapat
dijadikan contoh bagi semua orang cera bersikap, bergaul dan juga bertingkah laku dalam
kehidupan sehari-hari.
Penyampaian moral dalam karya sastra oleh pengarang beragam, melalui aktivitas
tokoh, biasanya disampaikan melalui dialog, tingkah laku, dan pikiran tokoh. Juga
melalui penuturan langsung oleh pengarang. Pengarang memberikan penejlasan tentang
hal yang baik ataupun hal yang tidak baik secara langsung.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaiman wujud nilai moral yang terdapat dalam novel Hati Suhita?
2. Bagaimana bentuk penyampaian moral yang digunakan pengarang dalam novel
Hati Suhita?

C. Landasan Teori
a. Pragmatik
Menurut Wiyatmi (2006:85) Pendekatan Pragmatik adalah pendekatan
yang memandang karya sastra sebagai sarana untuk menyampaikan tujuan
tertentu kepada pembaca. Dalam hal ini tujuan tersebut berupa politik,
pendidikan, moral, agama, maupun tujuan yang lain.4

Relix Vedika (Polandia), mengatakan pendekatan pragmatik merupakan


pendekatan yang tak ubahnya artefak (benda mati) keberhasilan suatu karya sastra
diukur dari pembacanya artinya pembacanyalah yang menghidupkan sebagai
proses konkritasi.oleh karena itu, pemahaman karya sastra mempengaruhi dan
menentukan sikap pembaca terhadap karya sastra yang dihadapinya. 5.

Pendekatan pragmatic adalah pendekatan yang memandang karya sastra


sebagai sarana untuk menyampaikan tujuan tertentu kepada pembaca. Dalam hal
ini tujuan tersebut dapat berupa tujuan politik, pendidikan, moral, agama maupun
tujuan yang lain. Dalam pragtiknya pendekatan ini cenderung menilai karya sastra
menurut keberhasilannya dalam mencapai tujuan tertentu begi pembacanya.

b. Moral dalam karya sastra


Ketika kita mendengar kata moral, pasti yang terlintas dipikran kita adalah
bagaimana cara kita bersikap kepada sesama manusia. Nurgiyantoro (2009;321)
menyatakan bahwa moral cerita biasanya dimaksudkan sebagai suatu saran yang
berhubungan dengana ajaran moral tertentu yang ersifat praktis, yang dapat di
ambil atau yang dapat ditafsirkan lewat cerita yang bersangkutan dengan
pembaca. 6

4
Wiyatmi, Pengantar Kajian Sastra (Penerbit Pustaka;Yogyakarta 2006) hlm 85
5
Ramadhan, Robi. Pendekatan Pragmatic, 2014 http://robiramadhan22.blogspot.com/2014/12/pendekatan-
pragmatik-a.html
6
Nurgiyantoro,Burhan. Teori Pengkajian Fiksi (UGM;Yogyakarta, 2009) hlm 321
Dalam karya sastra jenis nilai moral yang disampaikan oleh pengarang tak
terbatas, dapat mencakup seluruh persoalan hidup dan kehidupan, seluruh
persoalan yang menyangkut harkat dan martabat manusia. Secara garis besar
persoalan yang diciptakan oleh pengarang yakni melibatkan persoalan kehidupan
manusia, hubungan manusia dengan diri sendiri, hubungan manusia dengan
lingkungan alam, dan hubungan manusia dengan tuhannya (Nurgiyantoro,
2009;323). 7

7
Nurgiyantoro,Burhan. Teori Pengkajian Fiksi (UGM;Yogyakarta, 2009) hlm 323

Anda mungkin juga menyukai