Anda di halaman 1dari 9

Pertemuan 13

Perkembangan Sastra Non Syiir (Prosa Arab) di


Era Modern Universitas Islam Negeri
Oleh: Moh. Iqbal Bulgini, S.S., M. Si. KH. Achmad Siddiq Jember
Fakultas Ushuluddin, Adab dan
Humaniora
Program Studi Bahasa dan Sastra
Arab
 Definisi Prosa
 Pembagian, Jenis, dan unsur Prosa
 Prosa Adalah karangan bebas yang tidak terikat kaidah yang
Definisi terdapat pada puisi, disebut juga sastra non puisi.
 Prosa Arab di era Modern: Imajinatif dan non imajinatif
 Prosa non Imajinatif atau sastra deskriptif (al-adab al-wasfy)
atau ilmu sastra (al-ulum adabiyah) : membahas tentang sastra
namun tidak melalui proses imajinasi: sejarah sastra (fase
perkembangan sastra), kritik sastra (penliaian/penafsiran ttg
karya sastra), dan teori sastra (pengertian dan unsur sastra).
 Prosa imajinatif, yaitu melalui proses imajinasi, fiktif dan
Pembagian rekaan.
dan Jenis  Ada 4 jenis prosa imajinatif:
Prosa 1. Novel (Riwayah, Hikayah dan Qissah).
Novel berasal dari bahasa Italia yang kemudian berkembang di
Inggris dan Amerika Serikat. Secara istilah, novel (riwayah)
berarti cerita yang berbentuk prosa dalam ukuran yang luas,
mempunyai plot, alur, dan tema yang kompleks, karakter yang
banyak, serta suasana dan setting cerita yang beragam.
 Ada kalangan yang menyamakan antara riwayah dengan qisshah
seperti Isma’il Musthtafa As-Shaifi dalam Al-Naqd al-adabi wa al-
balaghah dan Abdul Aziz bin Muhammad Al-Faisal.
 Ada juga yang membedakannya. Menurut Mahmud Dzihni,
riwayah adalah cerita panjang yang jumlah halamannya sekitar
250-400 atau sekitar 40.000-90.000 kata, sedangkan qisshah
adalah cerita atau novel yang lebih pendek dari riwayah tetapi
lebih panjang dari cerpen, jumlah halamnnya sekitar 130-150 atau
20.000-30.000 kata.
Novel dibagi menjadi tiga, yaitu:
1) Novel Percintaaan: peran pria dan perempuan berimbang.
Contoh novel Laila Majnun (1188) oleh syaikh Nizami, novel
Majdulin oleh Musthafa al-Manfaluti dan Zuqaq Midaq oleh
Naguib Mahfuz.
2) Novel Pertualangan: peran pria dominan. Contoh novel serial
Aulad Hartina (Anak-anak Kampung Kami) karya Naguib
Mahfudz yang menceritakan kisah persoalan laki-laki seperti
kekerasan, khususnya dalam perbuatan pengaruh sosial.
3) Novel Fantasi: tidak realistis dan menggunakan karakter yang
tidak realistis pula. Contoh: novel At-Tawabi’ wa Az-Zawabi’
(Jin-Jin Perempuan dan Malapetaka) karya Ibn Syahid, prosais
kelahiran Andalusia yang berbicara tentang tokoh sastrawan
dan kritikus dari kalangan jin dan Novel Risalatu Al-Ghufran
karya Abu A’la Al-Ma’ari yang mengungkap alam penghuni
surga dan neraka, atau Kalilah wa Dimnah karya Ibnu Muqadda
tentang tokoh simbolik binatang pada masa Dinasti Abasiyah.
2. Cerita pendek (qissah qasirah): Edgar Allan Poe (1809)
menyatakan bahwa membaca cerita pendek membutuhkan
waktu 30 menit hingga dua jam dengan pembacaan secara
mendalam. Dalam sastra Arab, penulis cerita pendek disebut
novelis juga. Tokohnya ada 1)Taufik Al-Hakim (1898) yg menulis 8
cerpen diantaranya Madrasah Al-Mughaffilin yang telah
diterjemahkan ke Bahasa Indonesia “Di Kampungnya Ia Tak
Dihormati”. 2) Naguib Mahfuz yg menulis 13 cerpen, diantaranya
Bait Sayyi’ al-Sum’ah
3. Novelet (uqushiyah): cerita berbentuk prosa yang penjangnya
berkisar antara novel dan cerita pendek, yaitu 60-100 halaman.
Rajulun Li Al-Bahri karya Harold Alfred Manhood.
4. Drama (mashrahiyah): karya sastra yang mengungkapkan cerita
melalui dialog-dialog para tokohnya. Contoh Ahl Al-Kahfi dan
Haqlah Syay karya Taufiq Al-Hakim dan Mahmud Taimur, atau
‘Audat Firdaus milik Ahmad Bakatsir.
 Unsur Intrinsik prosa Imajinatif:
 As-Syakhsiyyat
 Al-habakah (alur)

Unsur Intrinsik  Al-bi‟ah


 Al-fikrah
prosa
 Uslub

*Sumber bacaan: Sukron Kamil. 2006. Al-Nasr Al-Adaby (Prosa Sastra Arab). Jurnal At-Turats UIN
Jakarta.
Sekian, terimakasih

Anda mungkin juga menyukai