Era Modern Universitas Islam Negeri Oleh: Moh. Iqbal Bulgini, S.S., M. Si. KH. Achmad Siddiq Jember Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora Program Studi Bahasa dan Sastra Arab Definisi Prosa Pembagian, Jenis, dan unsur Prosa Prosa Adalah karangan bebas yang tidak terikat kaidah yang Definisi terdapat pada puisi, disebut juga sastra non puisi. Prosa Arab di era Modern: Imajinatif dan non imajinatif Prosa non Imajinatif atau sastra deskriptif (al-adab al-wasfy) atau ilmu sastra (al-ulum adabiyah) : membahas tentang sastra namun tidak melalui proses imajinasi: sejarah sastra (fase perkembangan sastra), kritik sastra (penliaian/penafsiran ttg karya sastra), dan teori sastra (pengertian dan unsur sastra). Prosa imajinatif, yaitu melalui proses imajinasi, fiktif dan Pembagian rekaan. dan Jenis Ada 4 jenis prosa imajinatif: Prosa 1. Novel (Riwayah, Hikayah dan Qissah). Novel berasal dari bahasa Italia yang kemudian berkembang di Inggris dan Amerika Serikat. Secara istilah, novel (riwayah) berarti cerita yang berbentuk prosa dalam ukuran yang luas, mempunyai plot, alur, dan tema yang kompleks, karakter yang banyak, serta suasana dan setting cerita yang beragam. Ada kalangan yang menyamakan antara riwayah dengan qisshah seperti Isma’il Musthtafa As-Shaifi dalam Al-Naqd al-adabi wa al- balaghah dan Abdul Aziz bin Muhammad Al-Faisal. Ada juga yang membedakannya. Menurut Mahmud Dzihni, riwayah adalah cerita panjang yang jumlah halamannya sekitar 250-400 atau sekitar 40.000-90.000 kata, sedangkan qisshah adalah cerita atau novel yang lebih pendek dari riwayah tetapi lebih panjang dari cerpen, jumlah halamnnya sekitar 130-150 atau 20.000-30.000 kata. Novel dibagi menjadi tiga, yaitu: 1) Novel Percintaaan: peran pria dan perempuan berimbang. Contoh novel Laila Majnun (1188) oleh syaikh Nizami, novel Majdulin oleh Musthafa al-Manfaluti dan Zuqaq Midaq oleh Naguib Mahfuz. 2) Novel Pertualangan: peran pria dominan. Contoh novel serial Aulad Hartina (Anak-anak Kampung Kami) karya Naguib Mahfudz yang menceritakan kisah persoalan laki-laki seperti kekerasan, khususnya dalam perbuatan pengaruh sosial. 3) Novel Fantasi: tidak realistis dan menggunakan karakter yang tidak realistis pula. Contoh: novel At-Tawabi’ wa Az-Zawabi’ (Jin-Jin Perempuan dan Malapetaka) karya Ibn Syahid, prosais kelahiran Andalusia yang berbicara tentang tokoh sastrawan dan kritikus dari kalangan jin dan Novel Risalatu Al-Ghufran karya Abu A’la Al-Ma’ari yang mengungkap alam penghuni surga dan neraka, atau Kalilah wa Dimnah karya Ibnu Muqadda tentang tokoh simbolik binatang pada masa Dinasti Abasiyah. 2. Cerita pendek (qissah qasirah): Edgar Allan Poe (1809) menyatakan bahwa membaca cerita pendek membutuhkan waktu 30 menit hingga dua jam dengan pembacaan secara mendalam. Dalam sastra Arab, penulis cerita pendek disebut novelis juga. Tokohnya ada 1)Taufik Al-Hakim (1898) yg menulis 8 cerpen diantaranya Madrasah Al-Mughaffilin yang telah diterjemahkan ke Bahasa Indonesia “Di Kampungnya Ia Tak Dihormati”. 2) Naguib Mahfuz yg menulis 13 cerpen, diantaranya Bait Sayyi’ al-Sum’ah 3. Novelet (uqushiyah): cerita berbentuk prosa yang penjangnya berkisar antara novel dan cerita pendek, yaitu 60-100 halaman. Rajulun Li Al-Bahri karya Harold Alfred Manhood. 4. Drama (mashrahiyah): karya sastra yang mengungkapkan cerita melalui dialog-dialog para tokohnya. Contoh Ahl Al-Kahfi dan Haqlah Syay karya Taufiq Al-Hakim dan Mahmud Taimur, atau ‘Audat Firdaus milik Ahmad Bakatsir. Unsur Intrinsik prosa Imajinatif: As-Syakhsiyyat Al-habakah (alur)
Unsur Intrinsik Al-bi‟ah
Al-fikrah prosa Uslub
*Sumber bacaan: Sukron Kamil. 2006. Al-Nasr Al-Adaby (Prosa Sastra Arab). Jurnal At-Turats UIN Jakarta. Sekian, terimakasih