Anda di halaman 1dari 23

AKHLAK SOPAN SANTUN DAN TATA KRAMA

DI
S
U
S
U
N
OLEH
KELOMPOK 5
ARIES WITRI
NURUL HIKMAH
REVANI AGUSTIN
WELLA YULIANA

TA 2015/2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT serta rahmat dan karunianya akan
terselesaikannya Makalah tentang mata kuliah PEMBANGUNAN KEPRIBADIAN yang
berjudul AKHLAK SOPAN SANTUN DAN TATA KRAMA dapat kami selesaikan dengan
baik.

Makalah ini telah kami rangkai dengan semaksimal mungkin, dan kami berharap kepada
teman-teman agar dapat mempelajari isi dari makalah ini dengan baik.

Akhirnya, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu sehingga
saran dan kritik yang membangun akan kami terima dengan hati terbuka agar dapat
meningkatkan kualitas makalah ini.

11 NOVEMBER 2015

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..i

DAFTAR ISI.ii

BAB I PENDAHULUAN.. .1

BAB II PEMBAHASAN . ..2

2.1 Pengertian Akhlak sopan santun dan tata karma3

2.2 Tata Krama Pergaulan.4

2.3 Menghargai dan menghormati manusia sebagai makhluk pribadi dan social7

2.4 Pengertian kejujuran9

2.5 Ketentraman karna kejujuran..12

BAB III PENUTUP....13

3.1 Kesimpulan..

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA .14


BAB I

PENDAHULUAN

Kemajuan dan perkembangan pendidikan sejalan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi,
sehingga perubahan akhlak pada anak sangat dipengaruhi oleh pendidikan formal, informal dan
non-formal. Penerapan pendidikan akhlak pada anak sebaiknya dilakukan sedini mungkin agar
kualitas anak yang berakhlak mulia sebagai bekal khusus bagi dirinya, umumnya bagi keluarga,
masyarakat, bangsa dan agama.

Betapa banyak faktor penyebab terjadinya kenakalan pada anak-anak yang dapat menyeret
mereka pada moral dan pendidikan yang buruk dalam masyarakat, dan kenyataan kehidupan
yang pahit penuh dengan kegilaan, betapa banyak sumber kejahatan dan kerusakan yang
menyeret mereka dari berbagai sudut dan tempat berpijak.

Berdasarkan permasalahan diatas, jika para orang tua ataupun pendidik tidak dapat memikul
tanggung jawab dan amanat yang diberikan pada anak, dan pula tidak mengetahui faktor-faktor
yang dapat menimbulkan kelainan pada anak-anak serta upaya penanggulangannya maka akan
terlihat suatu generasi yang bergelimang dosa dan penderitaan dalam masyarakat. Oleh karena
itu, dapat dilakukan dengan mengetahui atau memahami bagaimana kita mendidik dengan cara
yang benar kepada anak, ataupun sesama muslim dari berbagai sumber buku, membuka internet,
maupun bertanya kepada orang yang lebih tahu, sehingga kita tertarik untuk mempelajari dan
mengajari adab sopan santun.

Terkait dengan permasalahan diatas, penulis tertarik untuk membuat makalah yang berjudul
Sopan Santun sebagai langkah perluasan pengetahuan dan wawasan tentang adab sopan
santun.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN AKHLAK SOPAN SANTUN DAN PERGAULAN


1. AKHLAK
Secara etimologi akhlak adalah bentuk jamak dari khuluq yang berarti budi
pekerti, perangai, tingkah laku dan tabiat. Sinonim kta akhlak adalah budi pekerti, tata
krama, sopan santun, moral dan etic.1[1]
Sedangkan akhlak menurut istilah sebagaimana di ungkapkan oleh Imam Al-
Ghazali adalah sebagai berikut : aklhlak adalah suatu bentuk (naluri asli) dalam jiwa
seorang manusiayang dapat melahirkan suatu tindakan dan kelakuan dengan mudah dan
sopan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Apabila naluri tersebut
melahirkan suatu tindakan dan kelakuan yang baik dan terpuji menurut akal dan agama,
maka disebut budi pekerti yang baik. Namun sebaliknya bila melahirkan tindakan dan
kelakuan yang jahat maka disebut budi pekerti yang buruk.

2. SOPAN SANTUN
Sopan Santun dinyatakan Abdul Muhammad Nur Hafizh (1988:9) menyatakan
Sopan Santun adalah suatu etika/norma terhadap tingkah laku kita dalam kehidupan
sehari hari. Pendapat lain mengenai Sopan Santun dikemukakan oleh Erislan (2005)
menyatakan Sopan Santun adalah suatu norma hidup yang timbul dari sebuah hasil
pergaulan sekelompok manusia di dalam masyarakat dan dianggap sebagai pedoman
pergaulan sehari-hari masyarakat itu

Sopan Santun Secara Bahasa adalah peraturan hidup yang timbul dari hasil
pergaulan sekelompok itu. Norma kesopanan bersifat relatif, artinya apa yang dianggap
sebagai norma kesopanan berbeda-beda di berbagai tempat, lingkungan, atau waktu.
Sopan Santun Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia budi pekerti yang baik; tata
krama; peradaban; kesusilaan: dalam pergaulan sangat diperlukan dalam kehidupan
bermasyarakat

12
Kebiasaan ini merupakan tata cara yang lahir dalam hubungan antar manusia. Kebiasaan
ini muncul karena adanya aksi dan reaksi dalam pergaulan. Sebagai contoh, kalau orang
indonesia setuju dengan apa yang dikemukakan ia akan mengangguk- anggukan
kepalanya. Sebaliknya di negeri lain ada yang menyatakan setuju dengan menggeleng-
gelengkan kepalanya.

3. TATA KRAMA

Tata krama adalah kebiasaan sopan santun yang disepakati dalam lingkungan
pergaulan antar manusia setempat. Tata krama terdiri atas tata dan krama. Tata berarti
adat, aturan , norma, peraturan. Krama berarti sopan santun, kelakuan tindakan,
perbuatan. Dengan demikian, tata krama berarti adab sopan santun, kebiasaan sopan
santun, atau sopan santun.

Tata krama mengandung nilai-nilai yang berlaku pada daerah setempat. Oleh karena
itu tata krama suku bangsa yang satu tentu berbeda dengan suku bangsa yang lain. Tata
krama, etika, atau sopan santun yang dimiliki oleh suku bangsa Jawa tidak terlepas dari
sifat-sifat halus dan kasar. Tata krama suku bangsa Jawa terlihat dalam etiketnya meliputi
banyak segi seperti unggah-ungguh, suba sita dan lain-lain, kesemuanya mencakup
hubungan selengkapnya antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan sesamanya dan
manusia dengan alam sekitarnya.

Tata krama antara manusia dengan sesamanya dibedakan antara yang muda dengan
yang tua (anak-orang tuaa, kakak-adik, murid-guru), atasan dengan bawahan, dengan
yang sebaya dan sebagainya. Adanya pengelompokan tatanan dalam berinteraksi tersebut
mengharuskan manusia Jawa untuk berperilaku atau berbicara dengan melihat posisi,
peran serta kedudukan dirinya dan posisi lawan.

B. TATA KRAMA DALAM PERGAULAN

1. TATA KRAMA PERGAULAN SESAMA TEMAN


Hidup tanpa teman sungguh tidak terbayangkan. Hidup tanpa teman berarti hidup sendiri,
sunyi, sepi, tidak ada tempat bersuka cita, tidak ada tempat mengeluh atau minta
pertolongan manakala kesulitan. Oleh karena itu perlu dijaga hubungan baik dengan
teman-teman tetapi tetap terpelihara. Untuk itu, perlu diperhatikan beberapa hal antara
lain:

Bantulah teman yang minta pertolongan dengan kemampuan kita. Jika karena
sesuatu hal kita tidak dapat memenuhi permintaan itu, sampaikanlah hal itu secara halus
disertai alasan-alasan yang masuk akal, Hargailah pendapat teman. Jika kita tidak
sependapat, kemukakanlah pendapat kita sendiri secara baik-baik, Hindarilah penggunaan
kata-kata buruk, jelek, tidak pantas, dan sebagainya dalam mengomentari pekerjaan atau
pakaian teman, karena masalah penilaian baik atau buruk dalam hal ini umumnya bersifat
subjektif. Baik menurut kita, belum tentu baik buat orang lain. Ingat bahwa tidak
seorangpun yang rela dicela, Sering-seringlah menggunakan kata-kata pujian kepada
teman-teman setelah mereka melakukan sesuatu dengan baik, Ucapkanlah terima kasih
yang tulus kepada teman yang telah berbuat baik kepada kita betapapun kecilnya
kebaikan itu, Jauhilah kebiasaan berguncing karena pergunjingan merupakan sumber
pertikaian atau perpecahan, Janganlah memendam rasa kecewa berlama-lama, karena hal
ini bisa meledak menjadi kemarahan yang berakibat pertengkaran. Curahkanlah perasaan
itu segera secara terbuka dan baik-baik. Ingat kekecewaan belum tentu beralasan,
mungkin kita sendiri yang salah mengerti, Terimalah setiap teguran dengan hati yang
lapang. Jika memeang kita bersalah, akuilah secara jantan dan mintalah maaf; jika tidak,
jelaskanlah baik-baik duduk persoalannya.

4
2. TATA KRAMA PERGAULAN DENGAN GURU

Dalam tata krama masyarakat Jawa dikenal ungkapan Guru, ratu, wong atau karo.
Ini mengandung arti bahwa guru, menurut urutan kata-katanya, adalah orang yang
pertama-tama harus dihormat, kemudian berturut-turut raja dan orang tua. Agaknya ini
tidaklah berlebihan, karena gurulah yang memberikan pengetahuan, kepandaian,
ketrampilan sebagai bekal hidup. Setiap guru selalu dengan ikhlas berusaha agar anak
didiknya menjadi orang yang berguna bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain. Oleh
karena itu, setiap mahasiswa hendaknya memiliki rasa hormat kepada guru. Hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam pergaulan dengan guru:Tunjukkanlah sikap hormat dan
gunakanlah bahasa yang halus dan sopan, jika sedang berhadapan / berbicara dengan
guru. Jika perkuliahan sedang berlangsung, curahkanlah seluruh perhatian kepada guru,
janganlah berbuat gaduh atau bercakap-cakap karena hal itu di samping mengganggu
ketenangan, juga sangat menyinggung perasaan guru. Pertanyaan atau tanggapan
mengenai materi perkuliahan hendaknya dikemukakan secara sopan, jangan sampai
timbul kesan mahasiswa lebih tahu dari guru atau mengajarinya. Usahakanlah untuk tidak
keluar ruangan belajar (misalnya ke kamar kecil). Kalaupun sangat terpaksa, minta izin
terlebih dahulu pada waktu guru tidak berbicara.Saling berbisik terus menerus sambil
masing-masing memandang pada guru pada waktu guru sedang berbicara (misalnya
menyajikan kuliah) juga dipandang kurang sopan dan guru bisa tersinggung karenanya.
Hendaklah sudah berada di dalam ruangan sebelum guru datang masuk. Jika terlambat,
mintalah maaf sambil memberikan alasan yang tepat. Kerjakanlah setiap tugas dari guru
dengan sebaik-baiknya.

3. TATA KRAMA DI LINGKUNGAN KELUARGA


Kita, manusia, diciptakan Tuhan melalui kedua orang tua kita, yaitu ayah dan
bunda. Oleh karena itu jika kita merasa senang atau bahagia dilahirkan ke dunia, maka di
samping bersyukur kepada Tuhan, kita pun berkewajiban untuk berterima kasih kepada
kedua orang tua kita. Perlu disadari secara mendalam bahwa orang tua bukan saja
melahirkan kita, melainkan juga dengan kasih sayang telah membesarkan dan
mendewasakan kita, memberikan kepada kita makanan, pakaian, pendidikan, Kasih
sayang dan pengorbanan itu dicurahkan dengan segala keikhlasan demi kebahagian kita.

Oleh karena itu, wajarlah apabila kita selalu berterima kasih kepada orang tua. Lalu
apa yang harus kita lakukan sebagai tanda terima kasih? Bukan balas budi berupa materi.
Orang tua sudah merasa cukup bahagia apabila anaknya melakukan hal-hal yang dapat
menjamin masa depannya sendiri dengan baik, antara lain:
1. Mentaati segala nasihat, baik orang tua dan tidak membantahnya tanpa alasan yang
masuk akal. Setiap keberatan atas nasihat/saran orang tua dikemukakan dengan baik-baik,
Tidak melakukan hal-hal tercela, lebih-lebih yang dapat menimbulkan aib bagi keluarga,
2. Selalu bersikap dan berbahasa lembut kepada orang tua, saudara-saudara
3. Rajin belajar dan suka membantu orang tua di rumah,
4. Saling mengerti, saling menghargai dan saling menolong dengan saudara-saudara,
tidak pernah bersikap mau menang sendiri, mau kenyang sendiri, mau menang sendiri
tanpa memikirkan orang lain,
5. Memelihara kebersihan di dalam rumah dan menjaga keselamatan/keutuhan barang-
barang yang ada di rumah serta tidak meminjamkan barang apapun kepada orang lain
tanpa izin orang tua atau saudara yang memiliki barang,
6. Tidak menuntut sesuatu di luar kemampuan orang tua,
7. Selalu terbuka, tidak pernah menyembunyikan masalah pribadi dari orang tua, lebih-
lebih yang pada akhirnya menuntut keterlibatan keluarga,
8. Memberitahu jika hendak pergi dan tidak berada di luar rumah berlama-lama
sehingga menimbulkan kegelisahan orang tua,
9. Tidak bergaul terlalu rapat dengan teman-teman tak sejenis dan tidak terlalu sering
membawa teman-teman ke rumah karena hal itu merepotkan orang tua, terutama ibu,
10. Jujur, suka mengaku setiap kesalahan sendiri dan tidak pernah melemparkannya
kepada orang lain,
11. Memperlakukan pembantu seperti keluarga sendiri, tidak pernah menyakitinya agar ia
betah karena ketidakbetahan membantu sangat merepotkan ibu.

5
4. TATA KRAMA BERPAKAIAN

Gunakan pakaian sesuai dengan fungsinya masing-masing. Pakaian olah raga,


piyama, atau daster misalnya tidak baik digunakan untuk menerima tamu resmi di ruang
tamu keluarga, Kaus oblong dan sandal termasuk pakaian santai, seyogianya tidak
dipergunakan di tempat-tempat resmi, juga di dalam kampus, lebih-lebih di ruang kuliah,
Pakaian hendaknya tidak terlalu ketat atau terlalu pendek di bagian bawah maupun
bagian atas, Pakaian selalu rapi, bersih dan tidak kusut, Perhiasan seperlunya, tidak
berlebihan, terutama di kampus, Di tengah hari yang terik sebaiknya tidak menggunakan
pakaian berwarna hitam pekat atau merah menyala dan dalam cuaca yang mendung atau
hujan (becek) tidak dianjurkan menggunakan pakaian berwarna putih.
5. TATA KRAMA BERBICARA

Berbicara dan tertawa pun sering menarik perhatian orang. Agar tidak menarik
perhatian yang negatif hendaknya diperhatikan hal-hal sebagai berikut: Suara hendaknya
sekedar cukup terdengar oleh lawan bicara agar tidak mengganggu,
Berbicara tenang, tidak tergesa-gesa agar ludah tidak berkecipratan ke luar mulut,
Mulut tidak terlalu dekat pada muka lawan bicara agar uap mulut tidak tercium olehnya,
Waktu tertawa, mulut tidak dibuka terlalu lebar sehingga tampak bagian dalam mulut,
demikian pula suaranya, tidak keras-keras, Janganlah berbicara atau ketawa jika mulut
penuh berisi makanan,

Pada waktu berbicara, wajah dan pandangan kita hendaknya selalu terarah lurus
kepada lawan bicara. Bicara sambil berpaling ke sana ke mari dianggap tidak sopan.
Demikianpula jika lawan bicara sedang berbicara,

Palingkanlah muka sejenak ke arah lain dan/atau tutuplah mulut dengan tangan atau
sapu tangan jika kita tiba-tiba batuk atau bersin ketika sedang berbicara, Usahakanlah
agar tidak memotong bicara, apalagi tiba-tiba menegur/menyapa atau berbicara dengan
orang lain pada waktu lawan bicara masih berbicara. Kalaupun sangat terpaksa, mintalah
izin/maaf terlebih dahulu kepada lawan bicara, Ingat-ingatlah agar tidak memasukkan
kedua tangan ke dalam saku celana atau melipat keduanya di dada atau menggendong
keduanya di belakang atau berdiri dengan sebelah kaki yang dilenturkan atau diangkat ke
atas waktu berbicara/bercakap-cakap dengan orang-orang yang dihormati.

6. TATA KRAMA MAKAN BERSAMA DI MEJA MAKAN


Pada waktu makan bersama, lebih-lebih di meja makan, hendaknya diperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
1. Gunakanlah sendok garpu jika makanan basah, misalnya nasi bercampur kuah dan lain-
lain, Janganlah menumpuk makanan di atas piring makanan kita, tetapi habiskanlah
makanan makanan yang telah kita ambil; penyisaan makanan dapat menyinggung tuan
rumah, Tidak mengisi mulut terlalu padat sehingga menyebabkan sukar menelan atau
makanan menyumbat di tenggorokan,
2. Tidak berbicara pada waktu mulut masih penuh dengan makanan, Kunyahlah makanan
demikian rupa sehingga tidak terdengar dari dalam mulut bunyi keciplak atau gigi-gigi
yang beradu. Mengunyah terlalu cepat juga dapat memberikan kesan orang yang rakus,
Tempatkanlah mulut di atas piring makanan agar makanan yang jatuh waktu diangkat
tidak jatuh ke luar piring atau mengotori pakaian kita,
3. Usahakanlah agar selama makan tidak bercerita tentang hal-hal yang menjijikkan
sehingga membuat orang mual atau yang terlalu lucu sehingga membuat orang tertawa
terpingkal-pingkal, Usahakanlah pula agar tidak batuk, bersin, atau
mengeluarkan/membuang ingus. Jika sangat terpaksa, tinggalkanlah dahulu meja makan
ke tempat yang cukup jauh. Juga tidak dibenarkan bersendawa, Usahakanlah agar alat-
alat makan tidak berdentingan atau gemerincing, Sehabis makan tidak dibenarkan
berkumur, mencuci tangan dengan air minum di atas piring makan, menggunakan tusuk
gigi sebelum semua orang selesai makan,
4. Menggunakan tusuk gigi hendaknya sambil melindungi mulut dengan tangan dan sarbet
hanya digunakan untuk menyeka mulut atau melap tangan, bukan untuk menyeka ingus,
Sebaiknya sebelum makan dimulai, masing-masing mengucapkan selamat makan dan
mengajak makan pada orang yang tidak ikut makan. Yang terakhir ini lebih banyak
bersifat basa-basi, tetapi jika tidak dilakukan, orang bisa menganggap kita tidak tahu
sopan-santun.

6
5. TATA KRAMA BERJALAN
Berjalan yang sesuai dengan norma-norma sopan-santun meliputi antara lain hal-hal
sebagai berikut: Berjalan secara wajar, langkah tidak dibuat-buat seakan-akan agar
tampak gagah (laki-laki) atau menarik/menggiurkan dengan lenggang-lenggok berlebihan
(wanita), Usahakanlah agar tumit sepatu yang keras tidak terlalu keras memukul jalan
atau lantai, lebih-lebih di tempat-tempat yang memerlukan keheningan (ruang kuliah,
ruang rapat, poliklinik, dll.), Berjalan di depan/di dekat atau melewati orang-orang yang
sedang duduk atau berdiri hendaknya tidak terlalu dekat, apalagi menyentuh mereka.
Sebaiknya katakan Permisi sambil membungkuk pada saat melewati mereka.

C. MENGHORMATI MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK PRIBADI DAN SOCIAL

1. Pengertian manusia

Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dibandingkan


dengan makhluk ciptaan Tuhan yang lainnya. Manusia dikodratkan sebagai makhluk
yang monodualis, yang artinya di samping sebagai makhluk individu (pribadi) sekaligus
sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk individu artinya bahwa manusia diciptakan
Tuhan Yang Maha Esa yang terdiri atas jiwa dan raga serta dilengkapi dengan potensi dan
kemampuan (akal, pikiran, dan perasaan) yang berbeda antar manusia atau dengan yang
lain. Status manusia sebagai makhluk individu akan lebih tampak jelas kalau diperhatikan
kondisi manusia baik secara fisik atau dari sisi kejiwaan. Secara fisik manusia diciptakan
Tuhan Yang Maha Esa memiliki ciri khas yang berbeda-beda, misalnya warna kulit,
bentuk wajah, tinggi badan dan lain sebagainya. Secara kejiwaan manusia memiliki
karakter sifat kepribadian yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya, juga cara cara
yang ditempuh untuk melaksanakan aktivitas kesehariannya.
Pengingkaran diri dari kodrat manusia sebagai makhluk individu dapat
menimbulkan persoalan yang sangat membahayakan dalam kehidupan baik dalam
keluarga, masyarakat, berbangsa, dan bernegara. Misalnya pelaksanaan demokrasi yang
terhambat serta kurang dihargainya harkat dan martabat sebagai manusia.
7

2. Manusia sebagai makhluk sosial

Manusia pada dasarnya makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa bantuan
orang lain, sehingga manusia memerlukan masyarakat untuk bersosialisasi.
Aristoteles menyatakan bahwa manusia adalah zoon politicon yang artinya makhluk
yang selalu hidup bermasyarakat. Jadi apabila seseorang hidup menyendiri di luar
masyarakat tidak dapat disebut manusia, melainkan hewan atau dewa. Juga
pandangan Ibnu Khaldun (1332-1406) dikatakan bahwa hidup bermasyarakat
merupakan keharusan bagi jenis manusia. Sebagai manusia hanya dapat hidup sebaik-
baiknya dan hanya mempunyai arti, apabila hidup bersama-sama dengan manusia
lainnya di dalam masyarakat dan tidak dapat dibayangkan alasannya manusia yang
hidup menyendiri tanpa berhubungan dengan sesama manusia lainnya. Apabila
manusia terpaksa harus hidup sendiri, maka sifat kemandiriannya tidaklah mutlak dan
langgeng, melainkan bersifat relatif sementara. Secara kodrati manusia dapat hidup
berkelompok karena didorong oleh kebutuhan biologis.
Menurut Ellwood bahwa kebutuhan biologis yang perlu pemuasaan adalah sebagai
berikut :
a. Dorongan untuk makan
Untuk mengetahui kebutuhan tersebut dalam kehidupan nyata di
masyarakat lebih mudah dilakukan dangan cara kerja sama dengan orang lain
daripada dikerjakan sendiri.
b. Dorongan untuk mempertahakan diri
Untuk mempertahankan diri, orang lebih memilih melaksanakan kerja
sama.
c. Dorongan untuk melangsungkan jenis atau keturunan
Dorongan ini adalah untuk memelihara dan memertahankan keturunan,
yaitu harus membentuk kelompok yang besar.
8
Manusia tidak diciptakan dengan susunan tubuh yang dapat melakukan fungsinya
untuk menyesuaikan diri secara langsung dan sempurna dengan lingkungan alamnya,
sehingga manusia dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Manusia sering juga disebut sebagai homo homini socius, yang berarti bahwa manusia
yang satu merupakan kawan manusia yang lainnya. Homo homini lupus, yang berarti
bahwa manusia yang satu adalah pemangsa manusia yang lainnya. Dengan kata lain
bahwa manusia disebut sebagai makhluk sosial karena sifatnya yang suka bergaul satu
dengan yang lain atau makhluk yang suka bermasyarakat.

Menurut Ghozali bahwa manusia itu sendiri makhluk sosial disebabkan oleh beberapa
faktor antara lain sebagai berikut.
a. Kebutuhan akan keturunan demi kelangsungan hidup umat manusia, hal ini hanya
mungkin melalui pergaulan laki-laki dan perempuan serta keluarga.
b. Saling membutuhkan dalam penyediaan bahan makanan, pakaian, dan pendidikan
anak.
Pendapat yang senada juga diungkapkan oleh Farabbi atau Ibnu Robi bahwa
manusia adalah makhluk yang mempunyai kecenderungan alami untuk bermasyarakat
karena tidak dapat memenuhi segala kebutuhannya sendiri tanpa bantuan dan kerja sama
dengan manusia lain.
Dalam berhubungan sebagai makhluk sosial diharapkan dapat menciptakan
kehidupan yang rukun, damai serta hidup bersama dengan baik dan serasi. Kehidupan
semacam ini akan dapat terwujud jika ada sikap saling menerima, saling menghormati,
saling menghargai di antara anggota masyarakat. Pengingkaran terhadapat kodrat
manusia sebagai makhluk sosial dapat melemahkan jiwa dan semangat kesetiakawanan
sosial, kekeluargaan, kasih sayang dan kecenderungan individualisme, serta terancamnya
persatuan dan kesatuan bangsa.

3. Peranan manusia sebagai makhluk individu dan sosial

Manusia terlahir sebagai makhluk yang mulia dan sempurna serta memiliki
derajat yang tinggi diantara makhluk ciptaan tuhan yang lainnya.Manusia diberi
kelebihan yakni diberi akal,naluri dan potensi yang tak terbatas dalam segala hal
sehingga manusia dapat berperan besar dalam kemaslahatan hidup yakni
menciptakan,menjaga,merawats dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat yang dapat
digunakan dalam kehidupan sehari-hari,selain itu manusia juga berperan dalam ilmu
pengetahuan melalui ilmu yang dimilkinya manusia dapat mengembangkan segala ilmu
yang ada baik ilmu alam dan sosial sehingga terrciptanya suatu penemuan-penemuan
yang dapat meningkatkan perdaban kehidupan manusia serta terjadi percepatan
teknologi.Dalam hal ini faktor manusia sebagai makhluk individu yang berperan adalah
ilmu dan akalnya yang tercipta sendiri oleh Tuhan yang dipergunakan manusia untuk
menjaga dan menggali segala ilmu,tetapi dalam pengaplikasiannya seringkali manusia
membutuhkan orang lain dalam proses belajar terkadang membutuhkan bantuan orang
lain.Selain itu manusia juga pasti berhubungan langsung dengan lingkungan dan tak
mungkin dalam menjalani segala proses kehidupan dengan menutup diri dan tak
berinteraksi dengan sesama. Manusia sebagai makhluk sosial bartinya manusia akan
senantiasa dan selalu berhubungan dengan orang lain.Manusia tidak mungkin hidup
sendiri tanpa bantuan orang lain .kebutuhan akan interaksi sosial membentuk kehidupan
berkelompokpadamanusia.Dalamdimensiindividu,munculhak-
hakdasarmanusia,kewajiban dasar manusia adalah menghargai hak dasar orang lain serta
mentaatinormanormayangberlakudimasyarakatnya.manusiasebagaimakhluksosialmemilik
iimplikasi-implikasi:
a..Kesadaran akan ketidak berdayaan manusia bila seorang diri
b.Kesadaran untuk senantiasa dan harus berinteraksi dengan orang lain.
c. Menghargai hak hak orang lain
d.Ketaatan terhadap norma yang berlaku.Sebagai makhluk individu ataupun makhluk
sosial hendaknya manusia memiliki kepribadian,yang dimaksud dengan kepribadian
adalah susunan unsur-unsur akal dan jiwa yang di bangun oleh perasaan,pengetahuan dan
dorongan.

D. PENGERTIAN KEJUJURAN

KEJUJURAN adalah Langkah Awal Menuju "SURGA"

Definisi Kejujuran

Kejujuran adalah sifat yang melekat dalam diri seseorang dan merupakan hal
penting untuk dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Kejujuran sendiri berasal dari kata
jujur, jujur adalah ketulusan hati, tidak bohong, lurus hati, dapat dipercaya kata-katanya
dan tidak curang. Menurut Stanley (dikutip dalam Rahardjo, 2010), kejujuran
merupakan hal utama yang harus dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan.

Menurut C3I (dikutip dalam Anderson, 1999), kejujuran adalah ketika seseorang
memegang dan menerapkan kebenaran sehingga dapat dipercaya oleh lingkungan sekitar.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa kejujuran adalah suatu pernyataan atau
tindakan yang sesuai dengan faktanya sehingga dapat dipercaya dan memberikan
pengaruh bagi kesuksesan seseorang. Apa yang salah dikatakan salah, apa yang benar
dikatakan benar itulah kejujuran.

Penerapan Kejujuran dalam Lingkungan Sekolah

Jika dalam diri seorang manusia telah tertanam sifat tercela yaitu ketidakjujuran
atau kebohongan, maka kita harus berupaya dalam menanamkan pendidikan karakter
agar dia tidak terus menerus berbohong, agar kobohongan dan ketidakjujuran tidak
menjadi kebiasaan ataupun budaya. Sekolah seharusnya selalu menggiring siswa
siswinya agar taat kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mebiasakan diri dalam berperilaku
jujur. Tetapi segala macam upaya tersebut belum mendapatkan respon yang maksimal
dari semua kalangan pelajar karena ketidak jujuran masih berlangsung di sebagian sudut
sekolah . Budaya mencontek semakin merajalela bakan menjadi makanan sehari-hari
para pelajar di Indonesia. Padahal mencontek merupakan kebiasaan yang tidak baik
karena mereka telah bertindak tidak jujur.

menyebabkan budaya mencontek masih berlangsung hingga saat ini, mungkin mereka
kurang belajar, atau mereka belum memahami materi yang di ujikan. Tetapi hal tersebut
hanya dilakukan beberapa anak yang belum sadar akan pentingnya kejujuran.

Sebaiknya budaya jujur lebih dikembangkan daripada budaya mencontek, karena


budaya mencontek tidak bermanfaat dan malah menghadirkan kerugian bagi diri sendiri
dan oranga lain. Bayangkan apa jadinya negara kita Indonesia jika para penerusnya
adalah pencontek ulung calon koruptor? Pasti negara kita semakin terbelakakang dan
nasibnya semakin suram. Lebih baik kita tanamkan pada diri kita masing-masing bahwa
kejujuran itu lebih baik dari segalanya. Sebaiknya sekolah lebih membina siswa-siswi
dalam melaksakan budaya jujur dengan cara memberikan penyuluhan akan manfaat
budaya jujur dan kerugian budaya mencontek, menegur dan memberikan sangsi jika
siswa-siswinya beberbuat tidak jujur,dan segala macam upaya yang terbaik untuk siswa-
siswinya.
Tindakan yang Merusak Kejujuran

Ada berberapa tindakan yang dapat digolongkan menjadi perbuatan yang tidak jujur,
yaitu :

Mencuri. Mencuri adalah tindakan yang tidak jujur, dapat kita lihat dari pengertian
mencur, mencuri adalah mengambil barang orang lain secara sembunyi-sembunyi.
Mencuri memberikan dampak buruk bagi pelaku dan korban. Pelaku pencurian akan
mengalami kegelisahan batin atau ketakutan karena rasa bersalah, mendapat hukuman
apabila tertangkap, dan merusak imannya. Sedangkan korban pencurian akan mengalami
kerugian, kekecewaan, dan ketakutan.

Perilaku berbohong. Perilaku yang dapat merusak sikap kejujuran adalah


berbohong. Bohong adalah mengatakan sesuatu yang tidak ada fakta atau dasar
realitasnya. Berbohong dapat terjadi karena pengaruh lingkungan sekitar dan merusak
karakter manusia. Berbohong yang dilakukan satu atau dua kali akan menyebabkan
kebohongan yang terus-menerus, misalnya kita berbohong satu kali tentang suatu hal,
kita dapat melakukan kebohongan lagi untuk menutupi kebohongan yang kita lakukan
sebelumnya.

Ingkar janji. janji adalah ucapan yang menyatakan kesediaan dan kesanggupan untuk
berbuat. Janji yang sudah dikatakan harus ditepati karena janji adalah hutang. Apabila
kita menepati janji maka kita dapat dipercaya oleh orang lain. Ingkar janji artinya tidak
menepati janji dan hal ini berhubungan dengan berbohong yang merupakan tindakan
yang tidak jujur.

Faktor yang Mempengaruhi Tindakan Kejujuran

Dalam melakukan kejujuran, adanya beberapa faktor lingkungan yang mempengaruhi


seseorang berrtindak jujur, yaitu :

Penerapan kejujuran. Salah satu hal yang paling berpengaruh adalah adanya
kebiasaan dan penerepan yang dilakukan sejak kecil. Menurut John Locke (dikutip
dalam Ayuningsih, 2010) anak adalah pribadi yang masih bersih dan peka terhadap
rangsangan-rangsangan yang berasal dari lingkungannya. Penerapan perilaku yang
dilakukan sejak kecil akan lebih mudah dilakukan dibandingkan dengan penerapan yang
dilakukan waktu remaja atau dewasa.

Motivasi. Motivasi diberikan oleh lingkungan sekitar untuk berbuat jujur.


Motivasi adalah kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan
organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu dalam memenuhi beberapa
kebutuhan individu.. Motivasi dapat diterapkan dengan pemberian penghargaan.
Misalnya, seorang anak yang bersikap jujur, diberikan pujian atau hadiah, sehingga
adanya penguatan untuk melakukan tindakan jujur.

Dampak Perilaku Tidak Jujur

Hilangnya kepercayaan. Bila dalam kehidupan sehari-hari berperilaku tidak jujur,


maka kita akan kehilangan kepercayaan dari orang-orang terdekat dan masyarakat
disekitar kita. Kepercayaan adalah kemauan seseorang untuk bertumpu pada orang lain
dimana kita memiliki keyakinan padanya. kepercayaan merupakan kondisi mental yang
didasarkan oleh situasi seseorang dan konteks sosialnya. Ketika seseorang mengambil
suatu keputusan, ia akan lebih memilih keputusan berdasarkan pilihan dari orang- orang
yang lebih dapat ia percaya dari pada yang kurang dipercayai. Kepercayaan yang hilang
akan membuat kita mudah dicurigai dan diacuhkan oleh orang-orang sekitar kita.

Dosa. Dosa adalah melakukan suatu hal yang tidak sesuai dan berkenan dihadapan
Tuhan. Bertindak atau berperilaku tidak jujur adalah perbuatan yang melanggar perintah-
Nya sehingga apabila kita melakukan perbuatan yang tidak jujur berarti kita telah
berdosa.

Hakikat Kejujuran

Kejujuran Kejujuran vs Benar

Kejujuran adalah dengan berkata jujur.

Benar Kejujuran
Kebanyakan orang mengasosiasikan dengan kejujuran "mengatakan yang
sebenarnya." Bahkan, kejujuran sebenarnya adalah "perasaan" kebenaran juga. Jika Anda
mengatakan sesuatu satu arah dan merasa di dalam berbeda, maka tidak ada kejujuran
benar. Ini agak mirip dengan menempatkan kemasan mewah pada produk miskin.

Kami telah menyaksikan bahwa setiap kali seseorang bergerak dari hanya
mengatakan yang sebenarnya baik dan benar-benar berarti mengatakan apa yang dia
katakan, kehidupan segera merespon perubahan itu. Dengan bergerak ke arah Kejujuran
sejati seseorang dapat membuat tanggapan kehidupan dan terobosan menuju sukses yang
salah satu adalah mencari. Orang percaya bahwa dengan sepenuhnya jujur kita entah
bagaimana kehilangan dalam bisnis dan kehidupan.

Sebenarnya, tidak sepenuhnya jujur blok energi. Kejujuran Benar memungkinkan


aliran energi ke dalam suatu pekerjaan dan kehidupan.

10

Diantaranya :

Kejujuran sebagai Nilai Manusia

Sebuah nilai adalah kepercayaan, sesuatu yang kita berlangganan. Kejujuran,


keterbukaan, toleransi, dkk adalah contoh dari nilai manusia.

Kejujuran sebagai Nilai Tinggi

Kejujuran, integritas, kejujuran, keadilan, dan keadilan adalah [bentuk] yang lebih tinggi
nilai-nilai. (SPM)

Kejujuran sebagai Nilai Mental

Mental mengekspresikan nilai-nilai dalam kejujuran, kebenaran, kepercayaan dan


idealisme. (SPM)
Kejujuran sebagai Nilai Spiritual

Kejujuran adalah nilai spiritual.

Salah satu aspek dari tertinggi adalah Kebenaran integral dan Pengetahuan. Ia
mengungkapkan sebagai lawan dari dusta dan kebalikan dari ketidakjujuran, kurangnya
kebenaran.

11

E. KETENTRAMAN DALAM KEJUJURAN

Kejujuran membawa kebahagiaan dan ketentraman jiwa setiap orang pasti menginginkan
hidupyangbahagia,tentramdiduniadan di akherat. Kebahagiaan dan ketentramaninidapatdiperoleh
jikaseseorangmemilikisifatjujurRasulullahSAW
merupakancontohterbaikdanseorangyangmemiliki pribadi utama dalam hal kejujuran sehingga
beliau dijuluki sebagai Al Amin

Jujurdalamkehidupansehari-hari;merupakananjurandariAllahdanRasulnya.
Orang-Orang yang Mendapatkan Adzab Amat Pedih:
Bahwa Rasulullah bersabda: Ada tiga kriteria manusia yang tidak dilihat dan disucikan Allah
swt. di hari akherat bahkan bagi mereka adzab yang pedih yakni:

1. Orang sudah tua yang berzina,


2. Pemimpin yang berdusta, dan

3. Orang sombong.

Keringanan pada Suatu Kebohongan:


Dalam hal ini Rasulullah saw. memberi keringanan seperti dalam hadis dari Ummi Kaltsoum:
Saya tidak mendengar Rasulullah saw. memberi keringanan pada suatu kebohongan kecuali tiga
masalah:

1. Seseorang yang membicarakan masalah dengan maksud mengadakan perbaikan (Islah);

2. Seseorang membicarakan masalah pada saat konflik perang (agar selamat), dan

3. Seseorang yang merayu istrinya begitu juga istri merayu suami.(HR. Muslim).

Tidak akan pernah ada HAKIKAT BAHAGIA kecuali dengan KEJUJURAN karena dusta
hanya membuat kesenangan palsu,

Jujur jalan menuju Syurga walaupun awalnya berat sedangkan dusta jalan menuju neraka
walaupun awalnya sukses,

Orang yang bertakwa adalah orang yang memiliki sifat jujur (seperti yang tertuang dalam
QS At Taubah 119).

12

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

1. Sopan santun adalah suatu norma hidup yang timbul dari sebuah hasil pergaulan sekelompok
manusia di dalam masyarakat dan dianggap sebagai pedoman pergaulan sehari-hari masyarakat
itu.
2. Sanksi bagi yang melanggar norma kesopanan yaitu mendapat cemoohan, dicela, dihina,
dikucilkan dan diasingkan dari pergaulan, dan dipermalukan di lingkungan sekitar/di masyarakat.
3. Contoh sopan santun dalam kehidupan sehari-hari, yaitu menghormati orang yang lebih tua,
tidak berkata-kata kotor, kasar, dan sombong, tidak meludah di sembarang tempat, menerima
sesuatu selalu dengan tangan kanan, memakai pakaian yang dapat menutup aurat, dan tidak
menyela pembicaraan.
4. Prinsip berbahasa santun dalam Al Quran, yaitu qaulan sadiria, qaulan ma'rufa, qaulan baligha,
qaulan maysura, qaulan karima, dan qaulan layyina.

B. Saran

Hendaklah dosen dan orang tua selalu memberikan perhatian yang jenuh kepada anak-
anak dalam membina akhlak bukan hanya menyuruh anak agar melakukan perbuatan yang baik
tetapi hendaklah Guru dan orang tua selalu memberikan contoh yang baik bagi anak-anaknya
Serta Guru dan orang tua tampil selalu tauladan baik, membiasakan berbagai bacaan dan
menanamkan kebiasaan memerintah melakukan kegiatan yang baik, menghukum anak apabila
bersalah, memuji apabila berbuat baik, menciptakan suasana yang hangat yang religius
(membaca Al-Qur'an, sholat berjamaah, memasang kaligrafi, Do'a-Do'a dan ayat-ayat Al-
Qur'an), menghapal, menumbuhkan gairah bertanya dan berdialog.
Serta bagi bagi mahasiswi lebih dijaga lagi ucapannya, dan selalu menerapkan sikap ramah atau
sopan santun kepada Guru maupun sesama teman

13
DAFTAR PUSAKA

http://anakpedia.blogspot.co.id/2013/07/kejujuran-membawa-kebahagiaan-dan.html
http://www.academia.edu/9363672/Manusia_sebagai_Makhluk_Individu_dan_Makhluk_Sosial
http://puspitaavielzah.blogspot.co.id/2012/11/manusia-sebagai-makhluk-individu-dan.html
http://perpus-maya.blogspot.co.id/2015/03/manusia-sebagai-makhluk-individu-dan.html
14

Anda mungkin juga menyukai