Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PENYAIR-PENYAIR UMAWI

Makalah ini Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Tarikh Al- Adab

Dosen Pengampu : Ustadz. Uzaer Damairi, M. Th.I

Oleh:
Nilam Pratiwi Dirgahayu Afandi: 203104030001

Hasan Malek Faradisi :201104030002

Danial Gibran Abdullah :204104030001

PROGRAM STUDI TARIKH AL-ADAB

FAKULTAS USHULUDDIN,ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM KH AHMAD SHIDDIQ JEMBER

2021

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Bismillahirohmanirrahim.

Puji syukur kami panjatkan kepada kehadirat Allah S.W.T. Tuhan semesta alam. Atas izin dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktu tanpa kurang suatu
apapun. Tak lupa pula kami haturkan shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Muhammad
SAW.Semoga syafaat nya mengalir kepada kita di hari akhir kelak.

Penulisan makalah yang berjudul : “PENYAIR-PENYAIR UMAWI ”. Pada makalah


diuraikan tentang pengertian Plot, isi, tahapan, macam-macam, pengertian perwatakan,
pengertian watak, fungsi dan lain sebagainya.

Akhirul kalam, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Besar
harapan kami agar pembaca berkenan memberikan umpan balik berupa kritik dan saran. Semoga
makalah ini bisa bermanfaat bagi berbagai pihak. Aamiin.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh

Bangsalsari, 30 November 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................3
BAB I............................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................1
1. LATAR BELAKANG............................................................................................................................1
2. RUMUSAN MASALAH.......................................................................................................................1
BAB II...........................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................2
A. Penyair-penyair di Masa Umawi......................................................................................................2
BAB III..........................................................................................................................................................5
PENUTUP.....................................................................................................................................................5
3 Kesimpulan......................................................................................................................................5
DAFTAR PUSAKA..........................................................................................................................................6

3
BAB I

PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG

Bila berbicara tentang kesusastraan pada masa Umayyah, maka berbagai referensi akan
membahas tiga penyair besar masa itu, yaitu al-Farazdaq, Jarir dan al-Akhtal. Ketiganya hidup
semasa bahkan terlibat dalam dialog-satiris dalam puisi-puisi hija’ yang terus berlanjut hingga
alAkhtal meninggal di tahun (w. 92 H/710 H), al-Farazdaq di tahun 110 H/728 M, dan disusul
enam bulan kemudian oleh Jarir di tahun yang sama. Para penyair ini, hidup pada zaman yang
tepat dan pas untuk mengeksplorasi kemampuan mereka dalam membuat puisi hija. Situasi sosial
politik masa Umayyah yang berbeda dengan masa sebelumnya, diduga menjadi faktor
pendukung yang baik bagi perkembangan sastra, khususnya bagi kepenyairan ketiga tokoh ini.
Dinasti yang berpusat di Damaskus ini, memberikan keluasan bagi para penyair untuk
mengekspresikan talenta sastra dengan munculnya partai-partai politik, mazhab dan sekte,
masalah identitas kebangsaan. Namun di balik permasalahan makro tersebut, ketiga penyair
memiliki permasalahan mikro, yaitu permasalahan pribadi yang melibatkan ketiganya dalam
verbal contest yang tiada berakhir.

Tulisan ini akan menyorot silang sengketa atau baku caci antara ketiga penyair besar;
Jarir dengan al-Farazdaq dan al-Akhtal. Namun, memahami ketokohan ketiganya selayaknya
harus diiringi dengan pemahaman latar belakang sosilogis dan politis di mana mereka pernah
hidup dan berkarya. Hal ini menjadi penting mengingat seorang tokoh tumbuh dalam sebuah
sebuah lingkungan untuk menjawab tantangan yang terjadi dalam masyarakatnya.

2. RUMUSAN MASALAH
a. Siapa saja penyair-penyair dimasa umawi ?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Penyair-penyair di Masa Umawi

Al-Farazdaq, Al-Akhtal dan Jarir adalah penyair terkenal selama periode Umayyah. Mereka
hidup pada waktu yang sama, tetapi mereka sering bersumpah satu sama lain. Sumpah dan
makian sering diungkapkan dalam syi’ir-syi’ir. Berikut ini akan diuraikan sedikit biografi ketiga
tokoh beserta syi’irnya , antara lain:

1 Al-Farazdaq

Al-Farazdaq memiliki nama lengkap Abu Firas bin Gholib, ia lahir di daerah dekat Bashrah
pada akhir pemerintahan Umar bin Khattab yaitu Yamamah (Arab Timur). Al-Farazdaq berasal
dari suku Mudjasyi Bani Tamim, lahir pada tahun 19 H dan meninggal pada tahun 110 H. Ia
dibesarkan di tengah cinta keluarga yang berpendidikan dan bangsawan, hal ini dapat dibuktikan
dari puisi-puisinya. Puisi-puisi Al-Farazdaq memiliki makna yang sangat dalam. Ia sangat pandai
merangkai ekspresi yang indah, sangat teliti dalam memilih diksi sehingga menjadi
unik. Bagaimana tidak? Al-Farazdaq yang bernama asli Abu Firas bin Gholib ini sudah terjun di
dunia puisi sejak kecil. Sehingga para ulama sastra dan bahasa memuji Al-Far azdaq dengan
mengucapkan ungkapan yang berbunyi:

"Jika bukan karena puisi Al-Farazdaq, sepertiga bahasa Arab akan hilang"

Puisi Al-Farzdaq yang dilemparkan ke suku Jarir menggambarkan penghinaannya

2
‫ الليل ا لسار‬# ‫لو لم ليب‬

‫ لدنس لمهم النهار‬# ‫لو لمهم ار‬

‫ ليلب اجة ال ار‬# ‫ا ليب‬

“Meskipun bintang malam dilemparkan dengan kehinaan Bani Kulaib, bukan berarti bintang itu
menjadi gelap sementara kehinaan mereka terus berlalu.”

“Meskipun hari itu dilemparkan dengan penghinaan mereka, hari itu tetap cerah karena
penghinaan mereka meningkat.”

“Dan para sesepuh Bani Kulaib tidak bepergian kecuali untuk meminta kebutuhan tetangganya”

2 Al-Akhtal 

 Al-Akhtal menyortiriki nama lengkap Abu Malik al-AkhtalGiyatsGhauts bin al-Tsaghlabial-


Kristen. Ia lahir pada tahun 20 Hijriah di wilayah Suriah utara, yaitu Hirah (Sergiopolis) dan
meninggal pada tahun 92 H. Sangat berbeda dengan Al-Farzdaq yang hidup dalam keluarga
terpelajar dan bangsawan, Al-Akhtal tinggal bersama ibu tirinya dan diperlakukan dengan buruk.
. Jadi wajar saja jika dia sudah mengenal alkohol sejak dia masih kecil. Bakatnya dalam berpuisi
sudah terlihat sejak kecil, begitu juga saat ia sudah dewasa. Puisi Al-Akhtal sangat mudah
dipahami, dan dia dikenal sebagai penyair yang sering memenangkan kompetisi puisi tiruan,
tetapi dia juga terkenal dengan pujiannya terhadap Bani Umayyah yang dia ucapkan melalui
puisi-puisinya. Meski begitu, ia sering meminta puisinya dikritik agar bisa menjadi puisi yang
lebih baik, halus dan bisa berkembang di masyarakat Bani Tsaghlab.

Puisi Al-Akhtal saat menyerang Jarir:

Dan saya bisa berkata, "Apa yang kamu lakukan?"

Dunia akan membunuh mereka # dan mereka akan mati

Ketika Anda bertemu seorang budak laki-laki dan pelayannya, Anda akan bertanya; yang mana
yang budak?.

Orang-orang yang memimpin para budak adalah yang paling hina di alam semesta, namun
meskipun mereka benci untuk menyebutkannya, mereka tetaplah budak (yang diperintah).

3. Jarir

Jarir memiliki nama lengkap Jarir bin Atiyyah bin Khahfy. Ia lahir pada tahun 30 H di lingkungan
pujangga pada masa pemerintahan Utsman bin Affan, tepatnya di daerah Yamamah dan meninggal pada
tahun 110 H. Ia lahir dari keluarga miskin di tengah-tengah Badui masyarakat. Kepiawaiannya dalam

3
berpuisi sudah terlihat sejak kecil, saat ia mengalahkan pujangga-pujangga bangsanya yang
mempermalukan keluarganya. Syair jarir sangat berbeda dengan Al-Farzdaq yang berat dan memiliki
makna yang dalam. Puisi jarir sangat ringan dengan diksi yang indah dan enak didengar.

Syair Jarir yang dilempar ke Al-Farazdaq, yakni dengan membalikkan fakta.

‫ ل المة‬# ‫الفرزدق ل ا‬

Al-Farazdaq mengira dia akan mati (dalam keadaan terpotong menjadi empat). Wahai kamu yang
terbelah menjadi empat, apakah kamu bahagia dengan keselamatanmu.

Puisi Jarir menanggapi ejekan Al-Akhtal.

Tapi kalau suruh jemaah ngurus mereka #hari acara, jangan tunggu lagi

Saya memberi tahu mereka dengan manis tentang persiapan mereka # dan kepada teman-teman yang
tidak mereka kenal

Jangan membuat keributan tentang

#Fal‫زنج منهم أخواال‬

Meski suku Taghlib mengumpulkan mimpi di hari perlombaan, tentu tidak bisa ditimbang-timbang.

Anda akan membuat mereka begitu lembut pada musuh-musuh mereka, dan sejujurnya mereka terlihat
sangat bodoh.

Jangan meminta kekerabatan dengan suku Taghlib, karena orang kulit hitam Sudan lebih mulia dari
mereka.

4
BAB III

PENUTUP

3 Kesimpulan

Perkembangan syi’ir sangat pesat pada zaman Umayyah dengan adanya penyair penyair terkenal
seperti penyair Al-Farazdaq, Al-akhtal dan jarir yang mana Mereka saling beradu sumpah dan makian
yang menjadi ungkapan syi’ir, mereka saling menanggapi satu sama lain yang menjadi makna Buat
mereka membela untuk diri sendiri.

5
DAFTAR PUSAKA

http://www.darunnun.com/2021/03/penyair-terkenal-pada-masa-umayyah-al.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai