Makalah ini disusun untuk memenuhi mata kuliah Tarikh Al-Adab al-Arabiy
Dosen pengampu:
Adit Tiawaldi, MA
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
karunia-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa shalawat beriringkan
salam kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah menyebarkan Agama Islam dan dunia bisa
penuh dengan ilmu seperti sekarang ini.
Makalah ini merupakan makalah Tarikh Al-Adab Al-‘Arabiy yang dibuat untuk
memenuhi tugas mata kuliah tersebut, yang dipandu oleh Bapak Adit Tiawaldi, MA. Makalah
ini berjudul “Tokoh Sastra Arab Pada Masa Jahiliyah Dan Karakteristik Karya-
Karyanya”.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Adit Tiawaldi, MA selaku dosen
Tarikh Al-Adab Al-‘Arabiy yang telah memberikan tugas ini, sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan kami sesuai dengan bidang studi ini.
Dalam menyusun dan penulisan makalah ini kami sadar akan segala kekurangan dan
keterbatasannya. Untuk itu kami mengharapkan masukan, kritik, saran yang membangun dan
konstruktif. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan wawasan bagi
kami khususnya dan bagi pembaca umumnya.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................
A. Latar Belakang ........................................................................................................
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebenarnya dikalangan Bangsa Arab Jahiliyah banyak terdapat penyair kenamaan,
mempunyai reputasi danpengaruh tinggi. Namun dari sekian banyak yang paling terkenal
akan keindahan syairaanya hanya ada tujuhsampai sepuluh orang saja, sebab dari sebagian
hasil karya mereka masih utuh dan terjaga hingga sekarang. Pada masa Tabrizy ada sepuluh
jumlah penyair muallaqat yakni: Umrul Qais, Nabighah, Zuhair, Tarfah, Antarah, Labid,
Amru ibn Kulsum, Al-Haris ibn Hilza dan Abidul Abros. Seluruh hasil karya dari kesepuluh
orang penyair itu semuanya dianggap hasil karya syair yang terbaik dari karyasyair yang
pernah dihasilkan oleh Bangsa Arab.
Hasil syair karya mereka terkenal dengan sebutan Muallaqat.Dinamakan muallaqat
(kalung perhiasan) karena indahnya puisi-puisi tersebut menyerupai perhiasan
yangdikalungkan oleh seorang wanita. Sedangkan secara umum muallaqat mempunyai arti
yang tergantung, sebab hasil karya syair yang paling indah dimasa itu, pasti digantungkan di
sisi Ka’bah sebagai penghormatan bagi penyair atas hasil karyanya. Dan dari dinding Ka’bah
inilah nantinya masyarakat umum akan mengetahuinya secara meluas, hingga nama penyair
itu akan dikenal oleh segenap Bangsa Arab secarameluas dan turun temurun. Karena Bangsa
Arab sangat gemar dan menaruh perhatian besar terhadap syair, terutama yang paling
terkenal pada masa itu. Seluruh hasil karya syair digantungkan pada dinding Ka’bah selain
dikenal dengan sebutan Muallaqat juga disebut Muzahabah yaitu syair ditulis dengan tinta
emas.Sebab setiap syair yang baik sebelum digantungkan pada dinding Ka’bah ditulis dengan
tinta emas terlebih dahulu sebagai penghormatan terhadap penyair
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan biografi tokoh-tokoh sastra arab pada masa jahiliyah
2. Jelaskan jenis-jenis sastra arab pada masa jahiliyah
3. Jelaskan Karya-Karya Sastra Arab Masa Jahiliyah
4. Apa saja Karakteristik Karya Sastra Arab Masa Jahiliyah
C. Tujuan Masalah
Untuk mengetahui tokoh-tokoh sastra arab pada masa jahiliyah, jenis-jenisnya, karya-
karyanya serta karakteristik.
iii
BAB II
PEMBAHASAN
غدًا أَ ْمر
َ اليَ ْو َم َخ َم َر َو.غدًا
َ سك ََر َ ضيَّعَنِي أَبي
َ ََل. َو َح َملَنِي َد َمه َك ِبي ًْرا,ص ِغي ًْرا
َ صحْ َو اليَ ْو َم َو ََل َ
“ketika kecil aku disia-siakan bapakku, namun ketika aku besar aku harus
menanggung balas dendam atas kematianmu. Tidak ada kesadaran hari ini dan tdak ada
mabuk besok. Hari ini khamar, besok adalah waktu balas dendam” 1
1
Wargadinata, Wildana Dan Fitriani, Laily : Sastra Arab Masa Jahiliyah Dan Islam, (UIN-Maliki Press, 2018)
Hal, 104
1
Pada saat itu ia bersumpah bahwasannya ia tidak makan daging, tidak meminum
khabar, bahkan ia juga bersumpah kalau ia tidak akan menyisir rambutnya sebelum ia
membunuh 100 orang Bani Asad dan 100 orang yang bersekongkol dengannya. Kemudian ia
meminta bantuan pada keluarganya kabilah taglib dan bakar. Dan mereka berhasil membunuh
sebagian pasukan Bani Asad, ketika itu ia menginginkan kemenangan yang lebih, akan tetapi
para sekutunya mulai meninggalkannya. Kemudian ia meminta bantuan pada Kisra Anu
Sirwan (Raja Persia), ternyata pasukannya menjadi kacau balau. 2
Setelah mencari kian lama, akhirnya ia mendapatkan bantuan dari Samuel Bin Adi
pemimpin dari kabilah Yahudi, yang pada saat itu ia menitipkan kepada Al-Qais harta
pusakanya, kemudian ia mengembara ke Romawi untuk mencari sebuah bantuan, ternyata
raja Romawi Gustinian tertarik padanya dan ingin menjadikan Al-Qais ini sebagai kaki
tangan negeri arab dan memberinya bantuan. Pada saat menyiapkan balatentara, Gustinian
bertukar pikiran karna ia mendengar berita negatif tentang Umru Al-Qais ini dan ia
memberikan kepada umru al-qais sebuah baju perang yang penuh dengan racun. Ketika
sampai di Angkara, racun itu semakin mengganas sehingga Umru Al-Qais meninggal disana
Umru Al-Qais dianggap orang yang pertama menciptakan cara menarik perhatian
dengan jalan Istiqhafus Sohby (cara mengajak orang untuk berhenti pada puing reruntuhan
bekas rumah kekasihnya sekedar mengenang masa cinta). Cara ini sangat menarik bila
digunakan dalam Syair Ghazal (percintaan).3 Contohnya Umru Al-Qais pernah mensifati
kecantikan Unaizah (kekasihnya) dalam bait puisinya, yaitu :
عقَ ْن َق ِّل
َ ٍت ذِّى حِّ قَاف ٍ ط ُن َخ ْبْ ِّبنَا َب ي ِّ َو ا ْنتَ َحى َ فَلَ َّما أ ّ َج ْزنَا
ّ سا َحةُ ال َح
ح َريَّا ال ُم َخ ْل َخ ِّل
ِّ َضي َْم ال َك ْش
ِّ ي هَّ َعل
َ ْص ْرتُ ِّبف َْو َدى َرأ ِّس َها فَتَ َما َيلَت
َ َه
َ صقُ ْولَةٌ كَال
س َج ْن َج ِّل ْ ت ََرا ِّئبُ َها َم ض ٍة
َ غي ُْر ُمفَا َ ضا ُء َ ُم َهفء َهفَةٌ َب ْي
َّ صتْهُ َو ََل ِّب ُم َع
ط ٍل َ ِّإذَا ه
َّ َِّي ن ْس ِّبفَا َح ٍش َ الر ْك ِّم لَي
ّ ِّ َو ِّج ْي ٍد ك َِّج ْي ٍد
ث َكقَ ْن ِّو الن َْخلَ ِّة ال ُمتَ َعثْ ِّك ِّل
ٍ أَ ِّث ْي ع َي ِّز ْيدُ ال َمتْنَ أَس َْو َد فَاحِّ ٍم
ٍ وضف َْر
Ketika kami berdua telah lewat dari perkampungan, dan sampai ditempat yang aman dari
intaian orang kampung.
Maka kutarik kepalanya sehingga ia (unaizah) dapat melekatkan dirinya kepadaku seperti
pohon yang lunak.
Wanita itu langsing, perutnya ramping dan dadanya putih bagaikan kaca.
2
Ibid; h. 105
3 Ibid; h. 106
2
Lehernya jenjang seperti lehernya kijang, jika dipanjangkan tidak bercacat sedikitpun,
karena lehernya dipenuhi kalung permata.
Rambutnya yang panjang dan hitam bila terurai dibahunya bagaikan mayang kurma.”
Orang yang mempelajari syair karya umru al-qais ini dnegan mendalam, maka dia
akan mengerti bahawa keindahan syairnya terletak pada caranya yang halus dalam syair
ghazalnya. Ditambah lagi dengan At-Tasybih (perumpamaan atau kiasan). Sehingga orang
beranggapan bahwasannya dialah orang yang pertama menciptakan perumpamaan dalam
syair arab. Contohnya :
َّ ََاح ال ُمف
ص َل َ تعرض أَثْنَا َء
ِ الوش َ إِذَا َم الث ُّ َريَّا فِى ال
س َماءِ تعرضت
“ketika bintang tsurayya menampakkan diri dilangit
Bagaikan tampilan potongan selempang yang tertata.”
4 Dahlan, Jurairiyah : Sejarah Sastra Arab Masa Jahili, (Perpustakaan Nasional RI, 2011) Hal. 38
3
ثَ َمانِّ ْينَ َح ْو ًَل ََلأَبًالَكَ يَ ْسأ َ ِّم ْ ف ال َحيَاةِّ َو َم ْن يَ ِّع
ش َ سئِّ ْمتُ تَ َكا ِّل ْي
َ
عم
َ غ ٍد َ ع ْن ِّع ْل ِّم َما في َ َولَ ِّكنَّنِّى َُواَ ْعلَ ُم َما فَي ا ْليَ ْو ِّم َو ْل َ ْم ِّس قَ ْبلَه
تمته ومن تهتئ يعمرفيهرم ِّ ُ ع ْش َواء مِّ ْن ت
ْصب َ َرأَ ْيتُ ال َمنَايَا َخ ْب
َ ط
شتْ َم يُ ْشتَ ِّم َ ق ال ِّ َّ يَ ْف َرهُ و َمن ََّليَت ِّ وف مِّ ْن دُ ْو ِّن ِّع ْر
ض ِّه َ و َم ْن يَجْ عَ ِّل ال َم ْع ُر
ْ إَلى ُم
ط َمئِّ ِّّن البِّ ِّ ّر ََليَتَ َج ْم َج ِّم ُو َمن يُوفِّ َل يُذْ َم ْم و َمن يُه ِّد قَ ْلبُه
باب السماءِّ ِّبسُلَّ ِّم
َ وإ ْن يَ ْرقَ اَ ْس ُباب ال َمنَايَا يَنَ ْلنَه
َ هاب اَ ْس
َ و َمن
يكن َح ْمدُهُ ذَما عليه َويَ ْندَ ُم غير أَ ْه ِّل ِّه
ِّ روف فِّي َ َو َم ْن يَجْ َع ِّل ال َم ْع
إَذا هو أَ ْبدَى ما يقول مِّ نَ الفَ ِّم اح قَ ْل ِّبه
ِّ َسانَ َم ْرءِّ مِّ ْفت َ َل َ َّن ِّل
ص ْو َرة ُ الَّلحْ ِّم َوالدَّ ِّم
ُ فَلَ ْم يَ ْبقَ إَ ََّل ف فُ َؤا ِّد ِّه
ُ ص
ْ ِّف َون َ َل
ْ ِّسا ُن الفَتَى ن
ٌ ص
“Aku telah jemu dengan beban hidup, dan barang siapa yang berumur sampai delapan puluh
tahun, pasti ia akan jemu dengan beban hidupnya.
Aku dapat mengetahui segala yang terjadi pada hari ini dan kemarin tetapi aku tetap tak
tahu akan hari esok.
Aku melihat maut itu datang tanpa permisi terlebih dahulu barang siapa yang didatangi
pasti mati dan siapa yang luput diakan lanjut usia.
Barang siapa yang selalu menjaga kehormatannya maka di akan terhormat dan siapa yang
tidak menghindari cercaan orang di akan tercela.
Barang siapa yang menempati janji akan tercela barang siapa yang terpimpin hatinya maka
ia akan selalu berbuat baik.
Barang siapa yang takut mati pasti dia akan bertemu juga dengan maut walaupun ia naik ke
langit dengan tangga (melarikan diri).
Barang siapa orang yang menolong tidak berhak ditolong maka dia akan menerima
resikonya dan akan menjadikan penyesalan baginya.
Seorang manusia tentu memiliki tabiat tertentu, walau ia sangka tertutupi pasti orang lain
akan mengetahui
Itu karena lidah seseorang adalah kunci hatinya, lidahnyalah yang menyingkap semua
rahasia.
Lidah itu adalah setengah pribadi manusia dan setengahnya lagi adalah hati, tidak ada
selain itu kecuali daging dan darah sahaja.”
4
Petikan-petikan bait Syair diatas kebanyakan mengandung kata-kata hikmat dan
dengan imajinasi juga pemikiran yang mendalam sehingga penyair ini dianggap sebagai
orang pertama yang dalam menciptakan kata hikmat dalam syair arab dan kelak akan diikuti
oleh penyair lainnya seperti : Salih bin Abdul Kudus, Abu Thahilah, Abu Tamam,
Mutanabby dan Abul Ala’ Ma’ary.
Dalam suatu kejadian yang amat kritis yang pernah dialami suku kabilah Arab yang
saling berperang selamat empat puluh tahun, penyakit ini turut andil dalam usaha perdamaian
yang sangat diidamkan oleh kedua suku kabilah itu. Beliau berperanan dalam menganjurkan
beberapa orang pemuka bangsa Arab untuk segera mengumpulkan dana guna membeli
sebanyak tiga ribu ekor unta untuk membayar tebusan yang dituntut oleh salah satu dari
kedua kabilah yang sedang berperang. Al-Harits bin Auf dan Haram bin Sinan mempelopori
perjanjian damai antara kabilah Abs dan Zubyan dan memadamkan api peperangan dengan
membayar lebih dari 300 unta. Sehingga berkat kedua orang ini, maka peperangan yang
berkobar selama empat puluh tahun itu akhirnya dapat dihentikan.
Kebanyakan ahli sastra Arab berpendapat bahwa puisi Zuhair bin Abi Sulma
termasuk tinggi sekali dan hampir serupa dengan puisi Imru’ul Qays dan Nabighah Zibyani.
Hanya saja Zuhair mempunyai kelebihan dari mereka berdua dalam beberapa segi berikut:
a. Puisinya singkat, bahasanya mudah namun isinya padat.
b. Selalu memuji dengan keadaan sebenarnya, penyair ini tidak mau memuji seseorang
kecuali dengan sifat yang dimiliki oleh orang itu.
c. Kata-katanya selalu sopan, tidak cabul seperti pada puisi jahiliyah yang lain.
d. Hampir kebanyakan isi puisinya selalu mengandung kata hikmat dan pemikiran yang
dalam, sehingga penyair ini dianggap sebagai orang pertama dalam menciptakan kata
hikmat dalam puisi Arab, dan kelak akan diikuti oleh penyair lainnya seperti Salih
bin Abdul Kudus, Abdul Atahiah, Abu Tamam, Muntanabby dan Abu A’la Ma’ary.
3. Nabighah Zibyani
Nama asli penyair ini Abu Umamah Ziyad bin Muawiyah. Namun dia lebih dikenal
dengan panggilan Nabighah sebab sejak muda pandai berpuisi. Penyair ini sangat dicintai
oleh kabilahnya. Ia selalu berusaha mendekatkan dirinya dengan raja-raja dan orang-orang
besar dan menjadikan puisinya sebagai alat yang paling ampuh untuk mendapatkan
kedudukan dan kekayaan. Oleh karena itulah penyair ini sring dihasut lawannya.
5
Nabighah menjadikan persaingan antara kerajaan Hirah dan Ghassan dalam mengusai
jazirah Arab untuk tujuan politik dan ekonomi. Pertama dia berhubungan dengan raja-raja
Hira khususnya Amru bin Hind dan An-Nu’man Abu Qabus bin Al-Mundir VI.
Sebagian besar ahli sastra Arab menundukkan puisi karya Nabighah pada deretan
ketiga sesudah Imru’ul Qays dan Zuhair bin Abi Sulma. Hanya saja penilaian ini sangat
relatif sekali, karena setiap orang mempunyai pendirian masing-masing. Namun walaupun
demikian karya puisinya sangat berbakat dalam berpuisi. Oleh sebab itu tidak heran jika
penyair ini diangkat sebagai dewan juri dalam setiap perlombaan membaca puisi tiap tahun di
pasar Ukaz.
Dalam perlombaan deklamasi dan berpuisi itu para penyair yang datang dari segala
penjuru tanah Arab semuanya berkumpul di pasar Ukaz, Daumatal Janda dan Dzil Majanah.
Dalam kesempatan ini mereka mendirikan panggung untuk dewan juri. Dan jurinya adalah
Nabighah. Karena ia dikenal sebagai penyair yang mahir dalam menilai puisi. Bila ada puisi
yang dinyatakan baik, maka puisi itu akan ditulis dalam lembaran khusus dengan tinta emas
untuk digantungkan pada dinding Ka’bah sebagai penghormatan bagi penyairnya.
Keistimewaan penyair Nabighah bila dibandingkan dengan puisi Imru’ul Qays dan
Zuhair bin Abi Sulma, maka puisi Nabighah lebih indah dan kata-katanya lebih mantap,
bahasanya sederhana sehingga dapat dimengerti oleh semua orang. Para penyair pun tidak
jarang meniru cara Nabighah maupun kata-katanya. Pada suatu hari, nabighah hendak
memuji raja Nu’man Bin Munzir seorang yang paling disukai olenya. Waktu itu beliau
melihat matahari yang sedang terbit dengan terang. Oleh karena itu, raja itu diumpamakannya
seperti matahari yang terbit. Seperti :
َب َ إِذَا
ُ طلَعَتْ لَ ْم يَ ْب ُد مِ ْن ُهنَّ ك َْوك ُ س َوال ُملُ ْوكُ ك ََواك
ِب َ َفَإّنَّك
ُ ش ْم
Kamu adalah matahari sedang raja yang lain adalah bintang
Apabila matahari terbit maka bintang-bintang yang lain tidak mampu menunjukkan
diri. Nabighah juga dikenal dengan puisi i’tidzariyat, sebuah bait yang panjang memohon
ampun dan maaf dari raja Nu’man Bin Munzir, raja Hirah yang sangat disayanginya. Contoh
puisi i’tidzariyatnya :
6
ب
َ ص َ َواَ ْن,َوتِّ ْلكَ الَّتِّى َأ ْهتَ ُّم مِّ ْن َها اَنَّكَ لُ ْمتَنِّى, َ أَبَيْتَ اللعَن, أَتَانِّى
ُ َويُ ْقشَب, بِّ ِّه يُ ْعلى ف َِّراشى,سا َ ه ََر ت فَشَنَ لِّى ِّ فَبَتُّ َكأ َ َّن العَائِّدَا
ُّللا ِّل ْل َم ْرءِّ َمذْهَب َ َولَي
ّ ْس َو َرا َء َحلَ ْفت فَلَ ْم أَتْ ُركَ ِّلنَ ْفسِّكَ ِّر ْيبَة
ُّ الوشِّى أَغ
َُش َو اَ ْكذَب َ َلَ ُم ْب ِّلغُك َ َلَئ ِّْن كُ ْنتَ قَدْ بُ ِّلّ ْغت
َعنِّى ِّوشَا يَة
ُالرض فِّ ْي ِّه ُم ْست ََرادٌ َو َمذْهَب
ِّ َمِّن ٌَو ِّكنَّنِّى كُ ْنتُ اَ ْم َرأ ً لِّى َجنِّب
.....
7
5. Tharfah Bin 'Abd
Ia adalah Amr bin Abdu al-Bakri pujangga jahiliyah yang paling pendek umurnya,
paling dermawan dan paling bagus pensifatannya. Lahir di daerah Khalij al-Araby (daerah
teluk Arab). Dari keluarga penyair, ayahnya penyair, pamannya Mutalammis juga penyair
(Hasan Khomis, 1989: 27).
Tharfah cenderung hidup nganggur, bermalas-malasan dan bersenang-senang,
mempelajari ketangkasan dan membaca puisi, bahkan suka mengejek harga diri orang lain,
termasuk mengejek kaum keluarganya, juga mengejek Amr bin Hindun Hirah, padahal ia
sering meminta kebaikan dan kedermawanannya. Berikut contoh puisi Tharfah:
َ َع ِّق ْيلَةَ َما ِّل الفَاحِّ ِّش ا ْل ُمت
شدِّّد َ طفِّى َ ص ْ ام َو َي َ أَ َرى ال َم ْوتَ َي ْعتَا ُم الك َِّر
ُص الَيَّا ُم َوال َد ْه ُر َي ْنفَد
ُ َُو َما تَ ْنق ْش َك ْن ًزا ناَقِّصا ً ُك ُّل َل ْي َل ٍة َ أَ َرى ال َعي
لَكاَلطِّ َو ِّل ال ُم ْرخَى َو ِّث ْن َيا ُه باِّل َي ِّد َ ل َع ْم ُركَ ِّإ َّن ا ْل َم ْوت (ما َ أَ ْخ
)طأ الفتى
ْفى َح ْب ِّل ال َمنِّيَّ ِّة يَ ْنقَد
ِّ َُو َم ْن يَك َمتَى يَشَأ ْ يَ ْو ًما يَقُدْهُ ِّل َحتْقَه
8
Namun jika aku dizalimi oleh orang, maka aku akan membalasnya dengan pembalasan yang
lebih keras dari kezaliman ya. Rasanya seperti buah Alqlam(Al-Muhdar,1983:71).
Juga puisi fakhr yang menggambarkan dirinya sebagai kematian yang mengerikan :
: َومن إفراطه قوله
َ َوال
َ ط ْع ُن مِّ نِّّي
سا ِّبقُ اَل َجال طن كُ ِّلّ َها
َ وأنا ال َم ِّنيَّةُ فِّي ال َم َوا
Aku adalah maut disetiap ladang pertempuran
Dan setiap tusukanku lebih cepat dari ajal
1. Al-Madh puisi pujian. Puisi jenis ini biasanya digunakan untuk memuji seseorang
dengan segala sifat dan kebesaran yang dimilikinya seperti kedermawanan,
keberanian maupun tingginya kepribadian ahlak seseorang yang dipujinya.
2. Al-Hija’ puisi cercaan puisi ini digunakan untuk mengejek atau mencaci seorang
musuh dengam menyebutkan keburukan musuh, baik itu untuk mengejek individu
musuhnya maufun kabilahnya.
3. Al-Fakhr puisi membangga. Puisi jenis ini biasanya digunakan untuk berbangga-
bangga dengan segala jenis kelebihan dan keunggulan yang dimiliki oleh suatu kaum.
Pada umumnya puisi ini digunakan untuk kemenangan dan kemenangan seseorang
atau kabilah dalam peperangan.
5. Al-Ghozal/ tasybih adalah jenis puisi yang didalamnya berisi tentang ungkapan cinta
bagi sang kekasih biasanya menyebutkan tentang wanita dan kecantikannya dahkan
tempat tinggalnya atau pun segala sesuatu yang berhubungan dengan kisah percintaan
mereka.
6. Al-I’tidzar puisi permohonan maaf. Puisi seperti ini biasanya digunakan untuk
mengajukan udzur dan alasan dalam suatu perkara dengan jalan mohon maaf dan
mengakui kesalahan yang telah ia perbuat.
7. Ar-Ritsa’ puisi belasungkawa, puisi ini digunakan untuk mengingat jasa seseorang
yang sudah meninggal dunia.
9
8. Al-Washf merupakan sebuah jenis puisi yang bisanya digunakan untuk
menggambarkan suatu kejadian dengan penggambaran alam. Biasanya puisi seperti
ini memberikan suatu gambaran ataupun penjelasan terhadap sesuatu dengan sangat
simbolistik dan ekspresionistik seperti menggambarkan jalannya perang, keindahan
alam dll.
9. Hikmah puisi petuah bijak. jenis puisi seperti ini biasanya berisi tentang pelajaran
kehidupan yang baik pada masa jahiliyah.
Artinya : “Aku telah jemu dengan beban hidup, dan barang siapa yang berumur sampai
delapan puluh tahun, pasti ia akan jemu dengan beban hidupnya, aku dapat mengetahui
segala yang terjadi pada hari ini dan kemarin tetapi aku tetap tak tahu akan hari esok, aku
melihat maut itu datang tanpa permisi terlebih dahulu barang siapa yang didatangi pasti mati
dan siapa yang luput diakan lanjut usia, barang siapa yang selalu menjaga kehormatannya
maka di akan terhormat dan siapa yang tidak menghindari cercaan orang di akan tercela,
barang siapa yang menempati janji akan tercela barang siapa yang terpimpin hatinya maka ia
akan selalu berbuat baik, barang siapa yang takut mati pasti dia akan bertemu juga dengan
maut walaupun ia naik ke langit dengan tangga (melarikan diri), barang siapa orang yang
menolong tidak berhak ditolong maka dia akan menerima resikonya dan akan menjadikan
penyesalan baginya.”
10
Dibawah ini merupakan contoh puisinya ghazal Umrul Qais :
عقَ ْن َق ِّل
َ ٍت ذِّى حِّ قَاف ٍ ط ُن َخ ْبْ ِّبنَا َب ي ِّ َو ا ْنتَ َحى َ فَلَ َّما أ ّ َج ْزنَا
ّ سا َحةُ ال َح
ح َريَّا ال ُم َخ ْل َخ ِّل
ِّ َضي َْم ال َك ْش
ِّ ي هَّ َعل
َ ْص ْرتُ ِّبف َْو َدى َرأ ِّس َها فَتَ َما َيلَت
َ َه
َ صقُ ْولَةٌ كَال
س َج ْن َج ِّل ْ ت ََرا ِّئبُ َها َم ض ٍة
َ غي ُْر ُمفَا َ ضا ُء َ ُم َهفء َهفَةٌ َب ْي
َّ ص ْتهُ َو ََل ِّب ُم َع
ط ٍل َ ِّإ َذا ه
َّ َِّي ن ْس ِّبفَا َح ٍش َ الر ْك ِّم لَي
ّ ِّ َو ِّج ْي ٍد ك َِّج ْي ٍد
ث َكقَ ْن ِّو الن َْخلَ ِّة ال ُمتَ َعثْ ِّك ِّل
ٍ أَ ِّث ْي ع َي ِّز ْيدُ ال َمتْنَ أَس َْو َد فَاحِّ ٍم
ٍ وضف َْر
Artinya : Ketika kami berdua telah lewat dari perkampungan, dan sampai ditempat yang
aman dari intaian orang kampung. Maka kutarik kepalanya sehingga ia (unaizah) dapat
melekatkan dirinya kepadaku seperti pohon yang lunak. Wanita itu langsing, perutnya
ramping dan dadanya putih bagaikan kaca. Lehernya jenjang seperti lehernya kijang, jika
dipanjangkan tidak bercacat sedikitpun, karena lehernya dipenuhi kalung permata.
Rambutnya yang panjang dan hitam bila terurai dibahunya bagaikan mayang kurma.”
Dibawah ini merupakan puisi maddahnya Nabighah ketika memuja Raja Nu’man
َب َ إِذَا
ُ طلَعَتْ لَ ْم يَ ْب ُد مِ ْن ُهنَّ ك َْوك ُ س َوال ُملُ ْوكُ ك ََواك
ِب َ َفَإّنَّك
ُ ش ْم
Artinya: “sesungguhnya engkau adalah matahari, sedangkan para raja yang lain dalah
bintang-bintang, bila kau terbit tak ada sayu bintangpun yang berani menampakan diri.”
Dibawah ini merupakan puisi Antarah Bin Syaddad Al-Absy tentang cinta :
11
D. Karakteristik Puisi Pada Masa Jahiliyah
1. Dari segi tema, mereka dikenal dengan Wahdatul Bait (makna temanya ada dalam
setiap bait). Kalau dalam qasidah memiliki tema-tema tersendiri pada setiap bait.
Wahdatul wujud (satu tema dalam semua bait)
2. Dari segi fanniyah (seni), musikalitasnya sangat tinggi, bukan musik abal-abalan yang
sesuai dengan ilmu ‘arud
3. Dari segi bahr
4. Dari segi qasidah thalaliyah (reruntuhan atau puing-puing bangunan)
5. Washful wa fi’iyyah atau haqiqiyah (realita atau benar-benar terjadi)
6. Tema-tema yang dibuat :
a) Ghazal (pencintaan)
b) Ar-ritsa’ (belasungkawa)
c) Al-washfu (deskripsi)
d) Al-hija’ (celaan)
e) Al-madh (pujian)
f) At-tasybih (perumpamaan)
g) Prosa, jenis-jenis prosa :
1) Khitobah (orasi yang disampaikan). Bisa berkaitan dengan
diniyyah, siyasiyah, ijtima’iyyah, maupun iqtishodiyah.
2) Amtsal (contoh-contoh) dan hikam (hikmah atau nasehat-nasehat)
3) Sajad al-kahan (nasehat yang disampaikan oleh tokoh agama atau
orang yang berpengaruh)
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tokoh-tokoh sastra arab pada masa jahiliyah :
1. Umru Al-Qais
2. Zuhair Bin Abi Sulma
3. Nabighah Zibyani
4. Amr Bin Kaltsum
5. Tharfah Bin 'Abd
6. Antarah Bin Syaddad Al-Absy
13
Daftar pustaka
iiiiiiii
14