Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

“Peradaban Bangsa Arab Sebelum dan Sesudah Islam”

Diajukan untuk memenuhi tugas mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

Disusun Oleh :

Ismi Khoerunnisa

KELAS XII MIPA 1

MADRASAH ALIYAH NEGERI

1 KOTA TASIKMALAYA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
taufik, serta hidayah-Nya, Sehingga kami penulis dapat menyesaikan Makalah Ini yang
berjudul Peradaban Bangsa Arab Sebelum Dan Seudah Islam tepat pada waktunya.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Kekasih Allah nabi besar
Muhammad SAW. Karena berkat beliau yang telah membawa kita dari alam kebodohan ke
alam yang berilmu pengetahuan yang kita rasakan seperti sekarang ini

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam menyusun makalah ini.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan dari
pembaca guna kesempurnaan makalah ini

Tasikmalaya , Februari 2020

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1

A. Latar Belakang .............................................................. 1

B. Rumusan Masalah........................................................... 1

C. Tujuan.....................................................

BAB II TEORI DAN PEMBAHASAN.................................................. 3

A. Masyarakat Arab Pra-Islam ( Sebelum Islam )........... 3

B.Periode Klasik ( Sesudah Islam )…..…………….……. 4

BAB III PENUTUP................................................................................

A.Kesimpulan..................................................................... 8

B.Saran................................................................................ 8

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Arab merupakan suatu lokasi geografis yang memiliki keterkaitan sejarah dengan
munculnya Islam. Islam mulai tumbuh di wilayah padang pasir, oleh beberapa ilmuwan,
dinilai karena ada banyak factor yang menghendaki lahirnya agama baru yang lebih egaliter
dan humanis, agama yang tidak lagi memandang wanita sebelah mata, menganggap bayi
perempuan sebagai sebuah aib dan fanatisme kesukuan yang berpotensi besar bertabuhnya
genderang perang dan yang menutup ruang toleransi dan lain-lain.

Masa sebelum Islam, khususnya kawasan jazirah Arab ini , disebut masa jahiliyyah.
Julukan semacam ini terlahir disebabkan oleh terbelakangnya moral masyarakat Arab
khususnya Arab pedalaman (badui) yang hidup menyatu dengan padang pasir dan area tanah
yang gersang. Mereka pada umumnya hidup berkabilah. Mereka berada dalam lingkungan
miskin pengetahuan. Situasi yang penuh dengan kegelapan dan kebodohan tersebut,
mengakibatkan mereka sesat jalan, tidak menemukan nilai-nilai kemanusiaan, membunuh
anak dengan dalih kemuliaan, memusnahkan kekayaan dengan perjudian, membangkitkan
peperangan dengan alasan harga diri dan kepahlawanan. Suasana semacam ini terus
berlangsung hingga datang Islam di tengah-tengah mereka.

Namun demikian, bukan berarti masyarakat Arab pada waktu itu sama sekali tidak
memiliki peradaban. Bangsa Arab sebelum lahirnya Islam dikenal sebagai bangsa yang sudah
memiliki kemajuan ekonomi. Makkah misalnya pada waktu itu merupakan kota dagang
bertaraf internasional.

Hal ini diuntungkan oleh posisinya yang sangat strategis karena terletak di
persimpangan jalan penghubung jalur perdagangan dan jaringan bisnis dari Yaman ke Syiria.
Rentetan peristiwa yang melatar belakangi lahirnya Islam merupakan hal yang sangat penting
untuk dikaji. Hal demikian karena tidak ada satu pun peristiwa di dunia yang terlepas dari
konteks historis dengan peristiwa-peristiwa sebelumnya. Artinya, antara satu peristiwa
dengan peristiwa lainnya terdapat hubungan yang erat dalam berbagai aspek kehidupan,
termasuk hubungan Islam dengan situasi dan kondisi Arab pra Islam.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, yang menjadi rumusan masalah adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana keadaan masyarakat Arab sebelum Islam datang?

2. Bagaimana keadaan masyarakat Arab setalah Islam datang?

C. Tujuan Pembahasan

Tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain :


1. Mengetahui keadaan masyarakat Arab sebelum Islam datang.

2. Mengetahui keadaan masyarakat Arab setelah Islam datang.


BAB II
PEMBAHASAN

A. Masyarakat Arab Pra-Islam ( Sebelum Islam )

Sebelum Islam datang, masyarakat Arab dikenal dengan nama masyarakat Jahiliyah,
yang berarti bodoh. Sebutan Jahiliyah diberikan kepada masyarakat Arab dikarenakan pola
kehidupan mereka yang bersifat primitive dan ummi yang berarti buta (tidak mengenal baca
dan tulis). Masyarakat Arab pra-Islam hidup berpindah-pindah (nomaden) dan berkabilah-
kabilah. Sebuah kabilah yang dipimpin oleh seorang kepala yang disebut Syaikh Al-Qabilah.
Antara kabilah satu dan yang lain sering terjadi persaingan dan perselisihan. Perselisihan
keras antar kabilah memaksa bangsa Arab pra-Islam menghabiskan sebagian besar waktu
mereka dalam peperangan.

Sebab-sebab terjadinya perang adakalanya bersifat elementer seperti perebutan


kekuasaan, adakalanya bersifat spele seperti kata-kata yang bersifat menyinggung perasaan
seseorang, dan lain sebagainya.Akibat dari perselisihan itu tidak sedikit darah yang tertumpah
sia-sia. Kebiasaan buruk masyarakat Arab Jahiliyah adalah membunuh anak perempuan
mereka dengan dalih kemuliaan dan kesucian.Sebagian besar bangsa Arab Jahiliyah adalah
penyembah berhala, masing-masing kabilah memiliki berhala sendiri-sendiri. Yang terkenal
diantaranya adalah Lata, Uzza, Manah, dan Hubal. Patung milik Quraisy yang terbuat dari
aqiq dan batu hitam.

Arab pada zaman Jahiliyah sudah mencapai kebudayaan rohani yang tidak kalah maju
dari kebudayaan bangsa-bangsa lain semasa di sekitarnya. Akan tetapi, mereka tertinggal
jauh oleh bangsa lain dalam aspek kebudayaan yang bersifat materi. Gambaran mengenai
kebudayaan bangsa Arab Jahiliyah dapat disimak dari bahasa Arab dan syair Jahiliyah yang
menunjukkan kehidupan yang telah mencapai tingkat kemajuan.

Peranan syair sangat dominan dalam kehidupan masyarakat Jahiliyah. Syair pada
zaman Jahiliyah memiliki peranan sebagai pers dalam kebudayaan modern dengan syair
mobilitas sosial bisa dilakukan dengan efektif.

B. Periode Klasik ( Sesudah Islam )

Periode klasik (650-1250M). Periode ini meliputi dua masa. Yaitu: masa kemajuan dan masa
disintegrasi. Yang termasuk dalam masa kemajuan, yaitu masa Rasulullah SAW,
Khulafaurrasyidun, Bani Umayyah, dan masa permulaan daulah Abbasiyah. Pada masa ini,
Islam berkembang dari system keagamaan pada masa Makkah menjadi sistem kenegaraan
pada masa Madinah, dan pada masa Bani Umayyah di Damaskus. Setelah itu Islam
berkembang menjadi pusat kebudayaan dan peradaban, yaitu pada masa Daulah Abbasiyah di
Baghdad dan Daulah Amawiyah II di Andalusia. Setelah Islam mencapai puncak
keemasannya (650-1000M), maka tibalah masa disintegrasi (1000-1250) yang ditandai
dengan lemahnya kekuasaan khalifah dan semata-mata sebagai boneka bagi pengawalnya dan
lemahnya control pemerintahan pusat terhadap daerah-daerah yang jauh letaknya dari pusat.

Pada masa kemajuan itu, ditandai dengan diutusnya Nabi menjadi Rosul, dan adapula
yang berpendapat bahwa periode ini di tandai dengan peristiwa hijrahnya Rasulullah ke
Madinah (16 Juli 622M). Nabi diutus untuk menyebarkan agama Islam dan perantaranya
adalah Al-Qur’an. Karena pada saat itu masyarakat Jahiliyah sangat gandrung dengan
kesusastraan.

Maka dari itu, Al-Qur’an di turunkan dengan bahasa sastra, seperti yang lazim dipakai
oleh masyarakatnya. Hal ini didasarkan atas pertimbangan:

1. Untuk menyesuaikan diri dengan tradisi masyarakatnya, sehingga dengan demikian


mereka bisa berkomunikasi dengan bahasa Arab.

2. Untuk menantang mengungguli syair-syair Jahiliyah, sehingga Al-Qur’an memiliki


daya hidup dan vitalis yang tinggi di tenah-tengah aktivitas dan kepandaian orang Arab
dalam bersyair. Fungsi Al-Qur’an sebagai mu’jizat bagi kelangsungan tugas Nabi
Muhammad SAW.

Selama 10 tahun Rasulullah tinggal di Madinah, sehingga ia dan kaun muslimin


mendapatkan kesempatan untuk menaklukkan Makkah dan membebaskan Ka’bah dari
berbagai berhala yang sebelumnya berada di sekitarnya. Nabi meninggal di usia 63 tahun
pada tahun 632M/11H. Setelah itu kepemimpinan umat Islam berada di tangan Abu Bakar
(w.634M/11H). Kebijakan pertama yang di lakukannya adalah memerangi orang-orang yang
murtad dan golongan yang menolak membayar zakat. Pada masa itu pula ia berhasil
mengumpulkan Al-Qur’an dalam satu mushaf yang sebelumnya berserakan dalam berbagai
tulisan di pelepah kurma, batu tipis, tulang, dan lembaran kain .

Umar bin Khattab (w. 644M/23 H) melanjutkan kepemimpinan Islam setelah Abu
Bakar. Usman bin Affan (w. 656M/35H), pada masa pemerintahannya ia berhasil menyusun
Al-Qur’an dalam satu bentuk bacaan, yang sebelumnya memiliki banyak versi. Usman
meninggal terbunuh usia 82 tahun ketika ia membaca Al-Qur’an akibat ketidakpuasan
rakyatnya atas kebijakan politiknya yang cenderung nepotisme.

Pada masa Ali bin Abi Tholib (w.661M/40H) terjadi berbagai kerusuhan dan
kekacauan pasca terbunuhnya Usman. Ada satu keputusan yang ditetapkan Ali, yaitu
memerangi kelompok pembangkan tersebut yang berujung pada perang Jamal yang dipimpin
oleh Aisyah dan perang Shiffin yang dipimpin oleh Mu’awiyah. Pemerintahan Abu
Bakar ke Ali disebut masa khulafaurrasyidun. Setelah itu, beralih menjadi kerajaan turun
temurun. Dinasti pertama didirikan oleh Mu’awiyah bin Abi Sufyan (w.661M/41H).

Dinasti Basni Umayyah mencapai puncak kejayaan pada masa Al-Walid


(w.715M/96H). Sedang, Umar bin Abdul Aziz(w.720M/101H) adalah seorang khalifah
Umayyah yang terkenal dengan ketaqwaan, kezuhudan, dan kejujurannya. Ia adalah khalifah
ketiga setelah Abu Bakar dan Umar dari Khulafaurrasyidun.
Secara umum masa kekuasaan dinasti Umayah berlangsung selama 91 tahun.
Khalifah-khalifah besar dari dinasti Umayah adalahMu’awiyah bin Abi Sufyan (660-680
M)/40-60H), ‘Abd al-Malik bin Marwan (685-705M/65-86H), al-Walid bin ‘Abd al-
Malik(705-715M/86-96H0, Umar bin ‘Abd Aziz (717-720M/99-101H). Sedangkan Marwan
bin Muhammad (w.750M/132H).

Penyebab keruntuhan dinastu Umayah ada dua faktor,pertama: faktor intern, yaitu
adanya persaingan dan perebutan kekuasaan diantara para keluarga khalifah. Kedua: factor
ekstern, yaitu adanya perselisihan dan pengaruh yang cenderung yang mengarah pada
fanatisme golongan Arab Mudariyah di Utara dan Yamaniyah di Selatan.

Dinasti Abbasiyah adalah pelanjut dinasti Umayyah. Pendiri dinasti tersebut adalah
Abu al-Abbas al-Saffah (w.754M/136H) yang didukung oleh kaum Mawali pimpinan Abu
Muslim yang berasal dari Khurasan, yaitu orang muslim non-Arab.

Meskipun al-Saffah disebut sebagai pendiri Bani Abbasiyah, namun penggantinya


Abu Ja’far Al-Mansur (w.776M/158H) yang harus disebut sebagai Pembina dan peletak dasar
dinasti yang sebenarnya. Dinasti Abbasiyah mencapai puncak kejayaan pada masa Harun Al-
Rosyid (w.809M/193H), perhatiannya lebih banyak di curahkan untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat dan keperluan social sampai-sampai kehidupan mewah, kesenangan dan
kebesarannya digambarkan dalam cerita seribu satu malam.

Pengganti al_rosyid adalah Al-Amin (w.813M/198H), putranya adalah Al-Ma’mun


(w.833M/218H). selanjutnya diganti oleh al-Mu’tashim (w.843M/227H). jadi, khalifah dinati
Abbasiyah yang terakhir adalah al-Mu’tashim (w.1258M/656H) dan ia berkuasa ketikakota
Baghdad diserbu oleh serangan Hulagu Khan tahun 1258 M. Perbedaan antara dinasti Bani
Umayyah dengan dinastu Bani Abbasiyah adalah: Pertama, Bani Umayyah lebih
mendahulukan solidaritas Arabnya, Kedua, konsentrasi Bani Umayyah lebih besar pada
perluasan wilayah Islam, dan dinasti Bani Abbasitah lebih banyak konsentrasinya pada
peningkatan sumber daya menusia dengan menonjolkan ilmu pengetahuan dan ketrampilan,
hingga peradaban Islam mencapai tingkat yang tinggi.

Secara umum periode klasik terbagi menjadi dua. Pertama, pada masa kemajuan dan
keemasan Islam yang terjadi mulai tahun 650M sampai tahun 1000M. Sedangkan period
kedua adalah masa kemunduran dan disintegrasi yang dimulai tahun 1000M hingga
runtuhnya Baghdad pada tahun 1258 M.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

1. Bangsa Arab sebelum datangnya Islam, dalam kondisi primitive, dan ummi. Oleh
karena itu, mereka disebut Arab Jahiliyah. Periode Klasik Islam Arab mempunyai dua masa,
yaitu : masa kemajuan, dan masa disintegrasi.

2. banyak adat orang Arab yang dinilai kurang baik dan bertentangan dengan nilai –nilai
kemanusiaan secara umum dan yang kemudian dirubah setelah datangnya Islam di jazirah
tersebut. Kebiasaan kebiasaan tersebut antara lain peribadatan dengan banyak tuhan yang
sesembahannya itu dimanifestasikan dengan batu, kayu atau logam atau berupa benda-benda
alam yang dinilai memiliki kekuatan supra natural.

Kebiasaan ini kemudian mulai digeser dengan ajaran Nabi Muhammad SAW. Kebiasaan
buruk lainnya adalah memperlakukan perempuan dan budak tidak selayaknya manusia yang
kemudian dicounter sedemikian rupa oleh Islam melalui ajaran-ajaranya untuk diposisikan
pada derajat yang sama dengan yang lainnya

B. Saran

Semoga apa yang ada dalam makalah ini bermanfaat bagi pembaca terutama bagi
kami penulis sendiri. kami penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
dari pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

2. Study Islam IAIN Ampel Surabaya. ( Pengantar Study Islam.Surabaya: Sunan Ampel
Press, 2010),

3. Abd. Jabbar Adlan, (Sejarah dan Pembaharuan Islam, Surabaya: Anika Bahagia
Offset. 1995),

4. Study Islam IAIN Ampel Surabaya. (Pengantar Study Islam.Surabaya: Sunan Ampel
Press. 2010

5. Hasan Ibrahim Hasan. ( Tarijh al-Islam al-Siyasi wa al-Dini wa al-Thaqafi wa al-


Ijtima’I, vol II Cairo: MAktabat al-Nahdah al Misriyah, 1979),

6. Study Islam IAIN Ampel Surabaya, Pengantar Study Islam. (Surabaya: Sunan Ampel
Press, 2010),

7. CE. Bosworth, The Islamic Dynasties, Terj. Ilyas Hasan, (Bandung: Mizan, 1993),

Anda mungkin juga menyukai