Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH SEJARAH ASIA SELATAN

“Lahir dan berkembangnya Agama Buddha”

Diajukan Untuk Memenuhi Salah satu Tugas Pada Mata Kuliah


Sejarah Sejarah Asia Selatan

Oleh :

Kelompok 3

Aura adelya 2206101020031


Fathin Fatya 2206101020028
Riezka Amelia Mutahari 2206101020034
Riffal Zerian 2206101020032
Sinti Fatimah 2206101020030

Dosen Pengampu

Drs. Teuku Kusnafizal, M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan nikmat
kepada kami sehingga dalam penulisan dan penyusunan makalah yang berjudul “Lahir dan
berkembangnya Agama Buddha” ini dapat diselesaikan dengan baik.
Tujuan yang mendorong kami menyusun makalah ini adalah tugas dari mata kuliah
Sejarah Asia Selatan untuk mencapai nilai yang memenuhi syarat perkuliahan, makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan karena
keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang membutuhkan.

Banda Aceh, 08 Februari 2023

Kelompok 03

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.........................................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I: PENDAHULUAN...............................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................1
BAB II: PEMBAHASAN................................................................................................2
2.1 Awal mula lahirnya Agama Buddha......................................................................2
2.2 Latar Belakang Munculnya Agama Budha di India..............................................3
2.3 Perkembangan dan Persebaran Agama Budha di Asia Selatan..............................4
2.4 Aliran-aliran Agama Budha...................................................................................5
2.5 Kitab Suci Agama Buddha.....................................................................................7
BAB III: PENUTUP........................................................................................................8
3.1 KESIMPULAN........................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Agama Buddha berasal dari India kuno sebagai tradisi yang disebut dangan Sramana. Di India lah
mulai tumbuh dan berkembang agama dan budaya Hindu dan Budha. Dari tempat tersebut mulai
menyebarkan agama Hindu-Budha ke tempat lain di dunia. Sebelum adanya Agama Budha telah ada
Agama Hindu. Pada bagian terdahulu telah disebutkan bahwa Agama Hindu merupakan salah satu aliran
pemikiran yang timbul pada abad ke-6 SM. Banyak kalangan masyarakat yang menyebutkan bahwa
Agama Buddha sama seperti Agama Jaina, bergerak dalam bidang pemikiran Hindu.

Agama Hindu tumbuh bersamaan dengan kedatangan bangsa Arya ke Mohenjodaro dan Harappa
melalui celah Kaiber pada 2000-1500 SM dan mendesak bangsa Dravida dan bangsa Munda sebagai
suku bangsa asli yang telah mendiami daerah tersebut. Kedatangan bangsa Arya merupakan titik awal
perubahan sosial masyarakat India. Sejak kedatangannya, bangsa Arya mulai memperkenalkan dan
mewariskan peradaban baru yang disebut dengan Weda yang berarti Pengetahuan. Weda merupakan
dasar kepercayaan agama Hindu. Selain mewariskan peradaban baru bangsa Arya juga mewariskan
bahasa Sansekerta. Dalam agama Hindu dikenal dengan adanya pembagian masyarakat atas kasta-kasta
tertentu diantaranya Brahmana yang terdiri dari para pendeta, Ksatria terdiri dari raja dan keluarganya,
para bangsawan, dan prajurit, Waisya terdiri dari para pedagang, dan Sudra golongan kecil seperti
petani/peternak, para pekerja/buruh/budak.

Perkembangan agama Budha tidak dapat lepas dari agama Hindu, karena agama budha sendiri lahir
dan muncul dari perkembangan agama Hindu yang mengalami kemunduran akibat adanya penolakan
terhadap sistem kasta yang ada di agama Hindu. Berawal dari sistem pengkastaan inilah agama Budha
muncul dan berkembang di Asia Selatan Khususnya di India. Agama Buddha lahir di Nepal yang
kemudian menyebar ke wilayah India hingga ke seluruh Asia. Hingga kini wilayah – wilayah yang
mayoritas memeluk agama Buddha diantaranya Thailand, Kamboja, Singapura, Myanmar dan Taiwan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang menjadi latar belakang munculnya agama Budha di India?
2. Bagaimana perkembangan agama Budha di Asia Selatan?
3. Apa saja ajaran-ajaran agama Budha?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui latar belakang munculnya agama Buddha di India
2. Mengetahui perkembangan agama Budha di Asia Selatan
3. Mengetahui ajaran-ajaran dalam agama Budha

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Awal Mula lahirnya Agama Buddha

Berlainan dengan agama Hindu yang lahir tanpa wahyu dari mana pun, agama Budha muncul
melalui ilham yang datang kepada seorang ksatriya bernama Sidharta Gautama. Siddharta adalah
putra Raja Suddhodana dari Suku Sakya, lahir sekitar 563 SM di Kota Kapilawastu di daerah Kosala
yang terletak di Lereng Bukit Himalaya. Menurut legenda, seorang peramal memberitahu Sang Raja
bahwa kelak putranya akan menjadi guru semesta atau pendeta. Untuk mencegah ramalan itu menjadi
kenyataan raja memutuskan anak lelakinya tidak boleh mengetahui adanya kesedihan dan penderitaan
di dunia. la mejalani kehidupannya dengan penuh kesenangan duniawi di istana yang megah. Ia
menikah dengan Dewi Gopa dan memiliki keturunan bernama Rahula. Sampai akhirnya Siddharta
merasa bosan dengan kehidupannya di istana, dan ia memutuskan untuk melakukan perjalanan keluar
istana. Meskipun ayahnya sudah memerintahkan agar semua jalan dibersihkan dari segala hal yang
menyebabkan timbulnya kesedihan hati, namun demikian dewa berkehendak lain. la melihat orang
jornpo, orang sakit, dan iringan jenazah yang ditangisi dan duka cita pengantar, dan seorang
pengemis sufi yang berkelana mengenakan jubah kuning sederhana dengan raut wajah tenang, damai,
dan bahagia (Basham, dalam Tan Ta Sen, 2010: 77).
Siddharta kemudian memutuskan untuk menjadi pengelana. la merasa tidak puas dengan
kehidupannya sehingga meninggalkan keluarga dan menjadi seorang pertapa. Setelah enam tahun
berlalu ia menyadari bahwa pertapa bukan jalan yang tepat dan ia memutuskan untuk bermeditasi.
Pada hari ke-49, tepat di usianya yang ke-35 ia menerima pencerahan dan memahami penyebab
penderitaan di dunia ini. Ajaran itu disebut Arya Satyani atau 4 kebenaran, yaitu:

1. Dukha, bahwa hidup di dunia semata-mata adalah kesedihan.

2. Samudaya, bahwa kesedihan itu disebabkan oleh nafsu.

3. Nirodha, bahwa kesedihan itu dapat dihilangkan dengan pemadaman nafsu.

4. Marga, bahwa untuk mencapai tujuan itu harus melalui 8 jalan menuju pemadaman nafsu, yaitu
berpikir yang benar, berniat yang benar, berkata-kata yang benar, perbuatan yang benar, hidup yang
benar, usaha yang benar, ingatan yang benar, semadi yang benar.

Dapat disimpulkan bahwa keburukan budi itulah yang menyebabkan awal kesengsaraan atau
kesedihan manusia. Bila keburukan budi itu dihilangkan maka segala kesengsaraan dan kesusahan
akan lenyap.

Pada usia 35 tahun, setelah Siddharta mendapat ilmu yang termulia itu ia disebut "Buddha",
artinya 'orang yang mendapatkan pencerahan atau pengetahuan kodrat sejati' (bud: mengetahui
dengan sadar, dha: sempurna). Semula ia sempat ragu menyiarkan ajarannya, tetapi kemudian Dewa
Brahma sendiri turun untuk memberi kemantapan pada dirinya. Buddha memberi kotbah pertama di

2
Taman Rusa di Sarnath dan mengumpulkan lima murid pertamanya yang sebelumnya adalah pertapa.
Kotbah pertamanya. adalah Memutar Roda Ajaran Agama (dharmacakraparwatana). la terus
mendapatkan pengikut dan ajarannya tersebar luas di kawasan Dataran Gangga, meskipun
bertentangan dengan brahmana karena ajaran yang Weda yang sulit, upacara kurban kepada dewa
dianggap tidak perlu lagi, dan peraturan tentang kasta disangkal oleh Buddha; sehingga pengikut
Buddha semakin lama semakin meluas.

Dalam usia 80 tahun Sang Buddha wafat di Kuchinagara, mencapai nirwana yang sempurna
yang disebut Parinirwana. Sampai saat ini Kapilawastu, Bodh Gaya, Sarnath dan Kucinagara masih
dianggap sebagai tempat-tempat suci dan tujuan ziarah agama Buddha. Riwayat hidup Sang Buddha
dikenal dari dua kitab, yaitu Buddhacarita karangan Aswagosa dan Lalitaswara. Kisah tentang
penjelmaan-penjelmaannya, bahkan sebagai binatang, tetapi selalu menjadi makhluk yang baik budi
disebut sebagai jataka. Kitabnya disebut sebagai Jatakamala, kumpulan jataka-jataka yang dihimpun
oleh Aryasura. Fakta sejarah yang menyangkut Siddharta Gautama sebagai manusia telah bercampur
beragam legenda oleh pengikutnya yang berlangsung terutama setelah wafatnya. Sejak saat itu,
Sidharta Gautama dikenal dengan nama sang Budha yang berarti yang disinari. Peristiwa tersebut
berlangsung pada tahun 531 SM di usia Sidharta Gautama yang ke 35 tahun.

2.2 Latar Belakang Munculnya Agama Budha di India

Pada abad ke 6 SM agama Hindu mengalami kemunduran, karena disebabkan oleh faktor-faktor,
yaitu yang pertama kaum Brahmana yang memonopoli upacara keagamaan membuat sebagian dari
mereka bertindak sewenang-wenang. Contohnya rakyat dibebankan untuk memberikan korban yang
telah ditetapkan. Yang kedua sistem kasta membedakan derajat dan martabat manusia berdasarkan
kelahirannya. Kemudian yang ketiga golongan Brahmana merasa berada pada kasta tertinggi dan
paling berkuasa terutama untuk mempelajari kitab-kitab suci agama Hindu lainnya, sehingga hal ini
menimbulkan rasa anti agama.
Ada beberapa faktor yang melatar belakangi munculnya agama Budha di India, faktor tersebut
diantaranya sebagai berikut :

1. Kondisi sosial,politik dan sosial India


Agama Buddha lahir akibat kondisi sosial dan politik India yang pada saat itu sangat
memperihatinkan, dimana di India pada saat itu banyak rakyat yang menderita sedangkan
kehidupan raja di Istana sangat mewah.

2. Ketidak puasan terhadap doktrin brahmana


Ketika agama Hindu berkembang dengan pesat, ketamakan kaum brahmana makin menjadi.
Karena hanya mereka yang mampu membaca serta menyelenggarakan berbagai upacara keagamaan
mereka mulai mengkomersilkan profesinya secara berlebihan. Upah yang diminta tidak sesuai
dengan pekerjaan yang dilakukan sehingga masyarakat mulai jenuh dengan tingkah laku mereka.
Jalan upacara korban pun sangat rumit, sehingga reformasi sebagai satu-satunya jalan menuju sorga.
Sebagai reaksi langsung bermunculan berbagai aliran yang menentang agama Hindu di masyarakat.
Agama Budha mengambil jalan tengah dalam menempuh hidup ini. Tidak hanya dengan bersenang-
senang saja atau dengan mematuhi peraturan yang terlalu keras menyiksa diri. Timbul golongan

3
yang berusaha mencari jalan sendiri untuk mencapai hidup abadi yang sejati. Golongan tersebut
disebut golongan Buddha yang dihimpun oleh Sidharta.

Sebagai reaksi langsung, bermunculan berbagai aliran yang menentang agama Hindu
dimasyarakat. Ada tiga aliran yang paling menonjol saat itu.
Pertama, aliran yang dianjurkan oleh Jabali, aliran ini berpendapat bahwa tidak ada syurga,
tidak ada kehidupan akhir, tidak ada agama dan penyiksaan diri. Karena bersenang-senanglah di
dalam hidup. Hidup keagamaan yang dianggap membodohkan masyarakat dan merupakan sumber
kebodohan kaum Brahmana. Mereka mencemoohkan orang-orang yang mau berkorban, berdoa dan
bertobat. Aliran ini benar-benar ingin melepaskan diri dari tindasan kaum Brahmana sekaligus
melepaskan diri dari agama yang selama ini telah menjadi darah daging mereka. Aliran ini terutama
diikuti oleh orang yang digolongkan dalam golongan paria dalam agama Hindu.
Kedua, aliran yang dipimpin oleh Mahavira dan akhirnya disebut Jaina. Yang ini lain lagi, sangat
bertolak belakang dengan yang pertama. Aliran Jaina mencari kebahagiaan abadi dengan berbagai
peraturan hidup yang keras. Tidak boleh berbuat jahat, harus baik kepada siapapun, tidak boleh
membunuh sesama mahluk, bahkan membunuh binatang yang paling kecil pun mereka hindari.
Oleh sebab itu, mereka selalu menyapu dulu tempat duduk sebelum duduk, karena takut ada
binatang mungil yang terbunuh tidak sengaja. Tetapi menyiksa diri dengan berbagai tarikat untuk
mencapai keselamatan hidup yang akan datang adalah perbuatan terpuji. Apalagi jika sampai
membinasakan diri, membunuh diri sendiri merupakan jaminan untuk hidup bahagia di alam baka.
Aliran ketiga muncul sebagai aliran yang merupakan jembatan emas dalam masyarakat.
Dinamakan demikian karena aliran ini dibawa oleh seorang Gautama yang mendapa ilham untuk
menyebarkan agama bersama Budha yang menjembatani kedua aliran terdahulu. Agama Budha
mengambil jalan tengah dalam menempuh hidup ini. Tidak hanya dengan bersenang-senang atau
dengan mematuhi peraturan yang terlalu keras menyiksa diri.

2.3 Perkembangan dan Persebaran Agama Budha di Asia Selatan

Pada saat kematian Sidharta Gautama, pengikut agama Budha (Sangha=perkumpulan bikshu
atau biara-biara) mulai mendirikan komunitas biksu di India Utara. Kemajuan agama Budha tidak
dapat dilepaskan dari peranan raja abad ke 3 SM, yakni Raja Asoka yang memerintah sebagian
besar wilayah India. Dengan adanya dukungannya agama Budha dapat menyebar ke wilayah India
Selatan dan Sri Lanka. Pada abad ke 3 SM, para bikshu Sri Langka mulai menyusun uraian-uraian
lengkap tentang Tripitaka. Sangha telah menyusun secara sistematis dan menghimpun ajaran-ajaran
sang Budha kedalam tiga kelompok
Ada dua pembagian utama ajaran Budha. Hinayana, yang menekankan pembebasan pribadi,
Prinsip-prinsip pandangan dari ajarana Hinayana adalah mempertahankan kemurnian ajaran Budha
dan menjaga ajaran Budha tidak terpengaruh oleh kebudayaan lain. Sementara ajaran Budha
Mahayana, yang menekankan usaha untuk menjadi seorang Buddha yang sepenuhnya tercerahkan
supaya bisa sebaik mungkin menolong orang lain. Masing-masing memiliki sub-bagian. Namun,

4
saat ini, ada tiga bentuk utama yang masih ada: satu Hinayana, dikenal sebagai Theravada yang
berkembang di Asia Tenggara, dan dua Mahayana, yakni aliran Cina dan Tibet.
Aliran Theravada menyebar dari India ke Sri Lanka dan Burma di abad ke-3 SM, dan dari sana
menyebar ke Yunan di Cina barat daya, Thailand, Laos, Kamboja, Vietnam Selatan, dan Indonesia.
Bukti keberadaan ajaran Budha di Vietnam dan Indonesia adalah ditemukannya arca-arca Budha
yang diperkirakan dari abad 5 Masehi. Bentuk-bentuk lain Hinayana menyebar dari masa itu ke
Pakistan masa kini, Kashmir, Afghanistan, Iran Timur dan pesisir, Uzbekistan, Turkmenistan, dan
Tajikistan. Semua ini daerah ini adalah negara bekas Kerajaan Gandhara, Bactria, Parthia, dan
Sogdia pada masa kuno. Berawal di Asia Tengah ini, mereka menyebar lebih jauh pada abad kedua
masehi ke Kyrgyztan dan Kazakhstan. Bentuk-bentuk Hinayana ini lalu digabungkan dengan unsur-
unsur Mahayana yang juga datang dari India sehingga Mahayana akhirnya menjadi bentuk Budha
yang dominan di sebagian besar Asia Tengah.
Bentuk Cina dari Mahayana kemudian menyebar ke Korea, Jepang, dan Vietnam Utara.
Gelombang awal lain Mahayana, menyebar dari India ke Nepal, Indonesia, Malaysia, dan beberapa
bagian Asia Tenggara sejak abad ke-5. Seperti dalam Niddesa, sebuah teks dalam bahasa Pali yang
diperkirakan datang pada awal abad tarikh Masehi. Dalam teks tersebut terdapat nama-nama tempat
dalam bahasa Sansekerta yang dipercaya sebagai penyebaran Hindhu-Budha di India Belakang.
[15] Kawasan geografis yang disebut dengan India Belakang terdiri dari Nusantara (kecuali
Filipina), dan Indocina atau “India di seberang Sungai Gangga”, dengan semenanjung Tanah
Melayu dan Burma. Proses semacam itu terjadi dengan ajaran Budha yang juga terjadi di negara-
negara oase sepanjang Jalur Sutra di Asia Tengah selama dua abad sebelum dan sesudah masehi.
Sementara penguasa setempat dan masyarakatnya belajar lebih banyak tentang agama India ini,
mereka mengundang biksu dari wilayah asli pedagang itu sebagai penasihat atau guru dan, dengan
cara ini, akhirnya menerapkan keyakinan Budha.

Bagaimanapun, seringkali penyebaran itu terjadi karena pengaruh dari seorang raja kuat yang
menerapkan dan mendukung agama Budha. Misalnya, di pertengahan abad ke-3 SM, munculnya
Kerajaan Maghada mempunyai peranan penting dalam perkembangan peradaban di India. Salah
satu raja yang terkenal yaitu, Ashoka yang memerintah antara tahun 272-232 SM.[16] Selain
melakukan penaklukan, Ashoka berperan dalam penyebaran agama Budha. Pembangunan
kekaisaran yang hebat ini tidak hanya memaksa masyarakatnya untuk menerapkan keyakinan
Budha. Namun juga dengan mengukir perintah kerajaan di tiang-tiang besi di seluruh wilayahnya,
yang mendorong warganya untuk menjalankan kehidupan yang etis dan dengan menerapkan asas-
asas itu sendiri, ia mengilhami orang lain untuk menerapkan ajaran Budha.

2.4 Aliran-aliran Agama Budha

Kelahiran agama Budha merupakan salah satu bentuk penolakan atas agama Hindu. Pada
perkembangannya agama Budha melahirkan berbagai aliran-aliran yang sampai saat sekarang
menyebar di wilayah Asia. Aliran-aliran tersebut antara lain :

5
1. Theravada
Theravada (Pāli: `] ाद theravāda; Sansekerta: f ] ाद sthaviravāda); secara harafiah berarti,
“Ajaran Sesepuh” atau “Pengajaran Dahulu”, merupakan mazhab tertua Agama Buddha yang
masih bertahan. Ditemukan di India. Theravada merupakan ajaran yang konservatif, dan secara
menyeluruh merupakan ajaran terdekat dengan Agama Buddha pada awalnya, dan selama berabad-
abad menjadi kepercayaan yang berkuasa di Sri Lanka (sekitar 70% dari penduduk) dan sebagian
besar benua di Asia Tenggara (Kambodia), (Laos), (Myanmar), (Thailand). Mazhab Theravada juga
dijalankan oleh sebagian minoritas dari Barat Daya Cina oleh etnik Shan dan Tai), Vietnam (oleh
Khmer Krom), Bangladesh (oleh etnik group dari Barua, Chakma, dan Magh), Malaysia dan
Indonesia, dan yang belakangan ini mendapatkan lebih banyak popularitas di Singapura dan Negara
Barat. Sekarang ini, mazhab Theravada dari Agama Buddha mencapai lebih dari 100 juta pengikut
di seluruh dunia, dan dalam dekade terakhir ini mazhab Theravada telah menanamkan akarnya di
Negara Barat dan di India.

2. Mahayana
Mahayana (berasal dari bahasa Sansekerta: हा ाd, mahāyāna yang secara harafiah berarti
“Kendaraan Besar”) adalah satu dari dua aliran utama Agama Buddha dan merupakan istilah
pembagian filosofi dan ajaran Sang Buddha. Mahayana, yang dilahirkan di India, digunakan atas
tiga pengertian utama.
Sebagai tradisi yang masih berada, Mahayana merupakan kumpulan terbesar dari dua tradisi
Agama Buddha yang ada hari ini, yang lainnya adalah Theravada. Pembagian ini seringkali
diperdebatkan oleh berbagai kelompok.
Menurut cara pembagian klasifikasi filosofi Agama Buddha berdasarkan aliran Mahayana,
Mahayana merujuk kepada tingkat motifasi spiritual (yang dikenal juga dengan sebutan
Bodhisattvayana) Berdasarkan pembagian ini, pendekatan pilihan yang lain disebut Hinayana, atau
Shravakayana. Hal ini juga dikenal dalam Ajaran Theravada, tetapi tidak dianggap sebagai
pendekatan yang sesuai.
Menurut susunan Ajaran Vajrayana mengenai pembagian jalur pengajaran, Mahayana merujuk
kepada satu dari tiga jalan menuju pencerahan, dua lainnya adalah Hinayana dan Vajrayana.
Pembagian pengajaran dalam Agama Buddha Vajrayana, dan tidak dikenal dalam ajaran Agama
Buddha Mahayana dan Theravada.
Walaupun asal-usul keberadaan Mahayana mengacu pada Buddha Gautama, para sejarawan
berkesimpulan bahwa Mahayana berasal dari India pada abad ke 1, atau abad ke 1 SM. Menurut
sejarawan, Mahayana menjadi gerakan utama dalam Agama Buddha di India pada abad ke 5, mulai
masa tersebut naskah-naskah Mahayana mulai muncul pada catatan prasasti di India. Sebelum abad
ke 11 (ketika Mahayana masih berada di India), Sutra-sutra Mahayana masih berada dalam proses
perbaikan. Oleh karena itu, beragam sutra dari sutra yang sama mungkin muncul. Terjemahan-
terjemahan ini tidak dianggap oleh para sejarawan dalam membentuk sejarah Mahayana.

6
Dalam perjalanan sejarahnya, Mahayana menyebar keseluruh Asia Timur. Negara-negara yang
menganut ajaran Mahayana sekarang ini adalah Cina, Jepang, Korea dan Vietnam dan penganut
Agama Buddha Tibet (etnis Himalaya yang diakibatkan oleh invasi Cina ke Tibet). Aliran Agama
Buddha Mahayana sekarang ini adalah “Pure Land”, Zen, Nichiren, Singon, Tibetan dan Tendai.
Ketiga terakhir memiliki aliran pengajaran baik Mahayana maupun Vajrayana.

3. Vajrayana
Vajrayana adalah suatu ajaran Buddha yang di Indonesia lebih sering dikenal dengan nama
Tantra atau Tantrayana. Namun banyak juga istilah lain yang digunakan, seperti misalnya:
mantrayana, ajaran mantra rahasia, ajaran Buddha eksoterik. Vajrayana adalah merupakan ajaran
yang berkembang dari ajaran Buddha Mahayana, dan berbeda dalam hal praktek, bukan dalam hal
filosofi.

2.5 Kitab Suci Agama Buddha

Agama Buddha mempunyai kitab suci yang ditulis dengan bahasa Pali, yaitu kitab
Tripitaka (Tiga Keranjang). Kitab ini terdiri atas beberapa bagian, yakni sebagai berikut :
a. Vinayapitaka
Vinayapitaka berisi tentang bermacam-macam aturan hidup dan hukum penentu cara hidup
pemeluknya.
b. Sutrantapitaka
Sutrantapitaka berisi tentang pokok-pokok wejangan Sang Buddha.
c. Abdhidharmapitaka
Abdhidharmapitaka berisi tentang penjelasan dan kupasan mengenai sosial beragama atau falsafah
agama.

7
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Agama budha merupakan salah satu agama yang muncul dan berkembang pesat di daratan
india. Agama ini mulai muncul pada abad ke 6 SM. Pedoman dan hukum-hukum yang diajarakan
oleh sidharta mempunyai tujuan akhir untuk melepaskan nafsu dan penderitaan dalam hidup
manusia sehingga dapat mencapai nirwana. Agama budha didirikan oleh seorang pangeran yang
bernama Sidharta, putra raja Sudhodana Gautama dari kerajaan kecil kapilawastu yang memerintah
suku Sakya di india utara yang berbatasan dengan Nepal. Ia dilahirkan pada tahun 563 SM. Ajaran
agama budha ada 3 yaitu Catur Arya Satyani, Nirwana, dan Arahat. Ada dua aliran didalam agama
budha, yaitu Hinayana dan Mahayana.

Di dalam Agama Buddha adalah benar sama rata kepada semua. Setiap lapisan masyarakat
tidak kira kaya atau miskin, semuanya dianggap sama rata dalam mata Buddha. Agama Buddha
tidak mengabaikan agama lain atau mengutuk agama lain sebagai agama jahat.

Dalam ajaran agama Buddha, kenyataan dan ilmu yang diajar bukannya perintah yang mestinya
dituruti. Sesiapa yang tidak faham boleh mengemukakan soalannya dan soalan ini akan dijelaskan
sehingga mencapai kefahamannya. Buddha pernah berkata: Keraguan yang besar akan mendapat
lebih banyak pengajaran, keraguan yang sedikit akan mendapat pengajaran yang sedikit, manakala
jika tiada keraguan, maka tiada pengajaran yang boleh dicapai.

8
DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah, R. (2017, September 30). Sejarah lahirnya agama buddha. Retrieved februari 08, 2023,
from IdSejarah: https://idsejarah.net/2017/09/lahirnya-agama-
buddha.html#:~:text=Agama%20Buddha%20lahir%20di%20India%20pada%20sekitar%20abad
,Brahmana%20yang%20dianggap%20terlalu%20istimewa%20dibandingkan%20kasta%20lain.

Darini, R. (2013). Sejarah kebudayaan indonesia masa hindu buddha. yogyakarta: penerbit ombak.

Fathoni, R. S. (2016, oktober 08). Sejarah Agama-Agama. Retrieved februari 08, 2023, from Wawasan
sejarah: https://wawasansejarah.com/sejarah-agama-buddha/

Khairiah. (2018). Agama buddha. Yogyakarta: Kalimedia.

nurhayati, S. (2013, juni 06). Aliran-aliran dalam agama buddha. Retrieved februari 08, 2023, from
Buddhisme: http://indonesianbuddhistsociety.wordpress.com/2010/01/26/3-aliran-ajaran-
buddha-3-branches-of-buddhism/

Psikologimania. (2013). Sejarah munculnya agama Buddha. e-jurnal.

sadiyah, N. k. (2012, desember 18). Agama buddha. Retrieved februari 08, 2023, from Philosophers
community: http://philosopherscommunity.blogspot.com/2012/12/agama-budha.html

Anda mungkin juga menyukai