Anda di halaman 1dari 17

“ARAB PRA ISLAM”

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah :

Sejarah Peradaban Islam

Dosen pengampu :

Dr. Untung Khoiruddin, M. Pd.I

Disusun oleh:

Rizky Firdausil Ma’wa (22205037)

Siti Syarifathus Sariroh (22205042)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI

2023

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
rahmat, taufiq, serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
yang berjudul “Konsep Dasar Manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan” dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana dan dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Sholawat
serta salam tak lupa kita sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan
syafaatnya kelak di yaumul kiyamah.

Dan juga kami ucapkan terima kasih kepada bapak Dr. Erwin Indrioko M.Pd.I. selaku
dosen pengampu mata kuliah “Manajemen dan Tenaga Kependidikan” yang telah memberikan
tugas ini, dan tak lupa dengan teman-teman, pihak-pihak yang telah memberikan motivasi dan
dorongan sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Sarana penunjang makalah ini
kami susun berdasarkan referensi yang bermacam-macam. Hal ini dengan tujuan untuk
membantu para mahasiswa untuk mengetahui, memahami, bahkan menerapkannya.

Namun demikian dalam penulisan makalah ini masih terdapat kelemahan dan
kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik dari berbagai pihak sangat diharapakan.Semoga
yang tersaji ini dapat memberikan manfaat bagi semua pembaca. Aamiin.

Kediri, 03 September 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL MAKALAH ..............................................................................................................

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. ii

DAFTAR ISI........................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1

A. Latar Belakang ............................................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 1
C. Tujuan .......................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................... 3

A. Sistem politik dan kemasyarakatan bangsa Arab pra Islam ......................................... 3


B. Sistem kepercayaan dan kebudayaan pra Islam ........................................................... 6
C. Munculnya Islam sebelum berkembang di dunia......................................................... 9

BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 12

A. Kesimpulan ................................................................................................................ 12
B. Saran .......................................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa sebelum Islam, khususnya kawasan jazirah Arab, disebut masa jahiliyyah.
Julukan semacam ini terlahir disebabkan oleh terbelakangnya moral masyarakat Arab
khususnya Arab pedalaman (badui) yang hidup menyatu dengan padang pasir dan area
tanah yang gersang. Mereka pada umumnya hidup berkabilah. Mereka berada dalam
lingkungan miskin pengetahuan. Situasi yang penuh dengan kegelapan dan kebodohan
tersebut, mengakibatkan mereka sesat jalan, tidak menemukan nilai-nilai kemanusiaan,
membunuh anak dengan dalih kemuliaan, memusnahkan kekayaan dengan perjudian,
membangkitkan peperangan dengan alasan harga diri dan kepahlawanan. Suasana
semacam ini terus berlangsung hingga datang Islam di tengah-tengah mereka.
Para ahli sejarah Arab membagi bangsa Arab atas dua kelompok besar, yaitu
Arab Baidah dan Arab Baqiah. Arab Baidah merupakan bangsa Arab yang sudah lama
punah jauh sebelum Islam lahir. Cerita-cerita tentang Arab Baidah hanya termaktub di
dalam kitab- kitab suci agama Samawi. Untuk lebih jelasnya, makalah ini akan
mencoba menguraikan dan menjelaskan mengenai kondisi umum masyarakat Arab pra-
Islam, sistem politik kemasyarakatan serta sistem kepercayaan dan kebudayannya.
Selain itu, sebelum lahirnya Islam di negeri Arab, bangsa ini dikenal sebagai
bangsa yang maju dalam bidang ekonomi. Ini berarti masyarakat Arab memiliki
peradaban sebelum hadirnya Islam. Masa ini ditandai dengan Mekkah yang menjadi
kota dagang bertaraf internasional. Hal ini disebabkan karena posisi kota Mekkah
terletak di persimpangan jalan yang menghubungkan jalur perdagangan antara utara
dan selatan yaitu Syiria dan Yaman. Dengan demikian kota Mekkah sebagai pusat
ibadah masyarakat Arab ketika itu sangat makmur dan menjadi terkenal sampai keluar
wilayah Arab. Berita tentang Mekkah juga sampai ketelinga penguasa besar ketika itu
sehingga peristiwa besar terjadi yakni pasukan Abrahah datang menyerang guna
menghancurkan kota Mekkah. Peristiwa tersebut terjadi menjelang kelahiran Nabi
Muhammad SAW.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sistem politik dan kemasyarakatan pada masa Arab Pra-Islam?
2. Bagaimana sistem kepercayaan dan kebudayaan Islam pada masa Arab Pra-Islam?

1
3. Bagaimana sejarah munculnya Islam sebelum berkembang di dunia?

C. Tujuan
1. Menjelaskan bagaimana sistem politik dan kemasyarakatan Arab pra Islam.
2. Menjelaskan bagaimana sistem kepercayaan dan kebudayaan pArab pra islam.
3. Mengetahui munculnya Islam sebelum berkembang di dunia.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sistem Politik dan Kemasyarakatan Bangsa Arab Pra Islam


Bangsa Arab pra-islam biasanya disebut Arab Jahiliyah. Bangsa yang belum
berperadaban, bodoh dan tidak mengenal aksara. Namun, bukan berarti tidak seorang
pun dari penduduk masyarakat Arab yang tidak mampu membaca dan menulis, karena
beberapa orang sahabat Nabi diketahui sudah mampu membaca dan menulis sebelum
mereka masuk Islam. Ibnu Saad mengatakan, “Bangsa Arab jahiliyah dan permulaan
Islam menilai bahwa orang yang sempurna adalah yang dapat menulis, berenang, dan
melempar panah”.1 Bahkan Ibnu Habib al-Baghdadi sempat menulis nama-nama
bangsawan pada masa jahiliyah dan permulaan islam. Hanya saja baca tulis Ketika itu
belum menjadi tradisi, tidak dinilai penting, tidak pula menjadi tolak ukur kepintaran
dan kecerdikan seseorang.2
Secara asal-muasalnya masyarakat keturunan Arab terbagi menjadi dua
golongan besar. Pertama, berasal dari keturunan Qathan yaitu golongan Qathaniyun
yang berada bewilayah di bagian Selatan. Negeri asli keturunan Qahthan adalah Arabia
Selatan, di antara mereka ada yang muncul menjadi Raja, seperti Raja Yaman, Raja
Saba’ dan Raja Himyar. Tetapi semenjak bendungan Saba’ rusak, di antara mereka ada
yang mengembara ke utara dan malahan dapat membentuk kerajaan-kerajaan, seperti
Hirah dan Ghasasinah. Termasuk suku Aus dan Khazraj yang mendiami Madinah juga
berasal dari suku Qahthan ini. Kedua, dari keturunan Ismail bin Ibrahim yaitu golongan
Adnaniyun yang berada di wilayah bagian Utara. Adapun keturunan Adnan, mereka
disebut juga Arab Musta’ribah artinya percampuran antara darah Arab asli yang
mendiami Makkah dengan darah pendatang, yaitu Nabi Isma’il AS. Salah satu anaknya
adalah Adnan yang menurunkan keturunan Quraisy, kemudian keturunan Abd al-
Muthalib, kakek Nabi Muhammad s.a.w. yang lebih dikenal dengan keturunan bani
Hasyim. Itulah sebabnya silsilah Nabi Muhammad s.a.w. dapat ditelusuri sampai ke
atas terus kepada Nabi Isma’il AS.3
Berdasarkan atas batas teritorial Masyarakat Arab pra-Islam dapat dibagi
menjadi dua bagian:

1
Asmuni, Yusran. (1996). Dirasah Islamiyah II. Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada. Hal. 55
2
Yatim, Badri. (1997). Historiografi Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu. Hal. 78
3
Hasan Ibrahim Hasan, Sejarah dan Kebudayaan Islam, c. 2, j. 1 (Jakarta: Kalam Mulia, 2006), hlm. 13-21.

3
1. Penduduk kota (al-hadharah) yang tinggal di kota perniagaan Jazirah
Arabia, seperti Makkah dan Kota Makkah merupakan kota penghubung
perniagaan Utara dan Selatan. Para pedagang dengan kabilah-kabilah yang
berani membeli barang dagangan dari India dan Cina di Yaman dan
menjualnya ke Syiria di Utara.
2. Penduduk pedalaman yang mengembara dari satu tempat ke tempat lain.
Cara mereka hidup adalah nomaden, berpindah dari suatu daerah ke daerah
lain, mereka tidak mempunyai perkampungan yang tetap dan mata
pencaharian yang tepat bagi mereka adalah memelihara ternak, dan domba.
Sebelum datangnya islam ada tiga kekuatan politik besar yang mempengaruhi
politik Arab; yaitu kekaisaran Nasrani Byzantium, kekaisaran Persia yang memeluk
agama Zoroaster, serta Dinasti Himyar yang berkuasa di Arab bagian selatan.
Kekaisaran Byzantium dan kekaisaran Romawi Timur dengan Ibu kota Konstatinopel
merupakan bekas Imperium Romawi masa klasik. Pada permulaan abad ke-7, wilayah
imperium ini telah meliputi Asia kecil, Siria, Mesir dan sebagian daerah Italia, serta
sejumlah kecil wilayah di pesisir Afrika Utara juga berada dibawah kekuasaannya.
Sedangkan kekaisaran Persia berada di bawah kekuasaan dinasti Sasanid (Sasaniyah).
Ibu kota Persia adalah al-Madana’in, terletak sekitar dua puluh mil di sebelah tenggara
kota Baghdad yang sekarang. Wilayah kekuasaannya terbentang dari Irak dan
Mesopotamia hingga pedalaman timur Iran serta Afganistan.4
Kondisi politik jazirah Arab terpengaruhi oleh dua hal, yaitu pertama, interaksi
dunia Arab dengan kekaisaran Byzantium dan Persia. Kedua, persaingan antara agama
Yahudi, Nasrani dan Zoroaster. Bangsa Arab terdiri beberapa suku. Mereka memiliki
rasa cinta berlebihan terhadap sukunya. Tidak jarang, peperangan terjadi antar suku.
Selain itu, di jazirah Arab terdapat bebrapa kerajaan yang pernah ada, antara lain :
✓ Kerajaan Kindah. Kerajaan Kindah adalah satu-satunya kerajaan yang
berdiri di tengah-tengah Jazirah Arab di antara hukum yang diatur
berdasarkan kabilah. Namun, kerajaan ini berumur sangat pendek. Raja
pertama kerajaan ini bernama Hajar Akil al-Mirar. Dia tunduk di bawah
kerajaan Himyar di Yaman. Cucunya yang bernama Harits bin ‘Amr berhasil
meluaskan pengaruhnya ke Hirah. Namun, kerajaan mereka hancur dan

4
H.M. Nasron HK, dkk. “Arab Pra-Islam, Sistem Politik Kemasyarakatan dan Sistem Kepercayaan dan
Kebudayaan”, Jurnal Inspirasi Pendidikan (ALFIHRIS), Vol.1 No.3 (Juli,2023), Hal. 94.

4
kembalilah kerajaannya pada kehidupan kabilah. Penyair yang bernama
Imrul Qais salah seorang pengarang syair-syair masa jahiliah menisbatkan
dirinya pada raja-raja Kindah. Dia telah berusaha untuk membangun kembali
kerajaan leluhurnya, namun gagal.
✓ Kerajaan Saba’. Kerajaan Saba’ juga meliputi Hadharmaut. Ibu kotanya
adalah Ma’rab. Kerajaan ini menjadi terkenal disebabkan dua hal. Pertama,
adanya Ratu Bilqis. Kisah tentang ratu ini dengan Nabi Sulaiman disebutkan
dalam surah an-Naml. Kedua, Bendungan Ma’rab yang besar. Bendungan ini
menjadikan Yaman menjadi sebuah negeri yang makmur dan sejahtera.
Namun, kemudian bendungan ini hancur. Maka, terjadilah sebuah bencana
air bah yang dahsyat. Akhirnya, penduduk setempat banyak yang pindah ke
wilayah utara. Peristiwa ini sekaligus menjadi tanda kehancuran Saba’ dan
berdirinya kerajaan Himyar.
✓ Kerajaan Himyar. Kerajaan ini berdiri setelah runtuhnya kerajaan Saba’
dan menjadikan Zhafar sebagai ibukotanya. Raja-rajanya memberikan gelar
kepadanya Tababi’ah. Saba’ dan Himyar meninggalkan peninggalan-
peninggalan yang menunjukkan keagun- gan kemajuan yang dicapai dua
kerajaan ini. Kerajaan ini kemudian semakin mundur di akhir-akhir
pemerntahannya. Sehingga, Yaman diduduki oleh orang-orang Romawi dan
disusul kemudian oleh Persia.

Kondisi kehidupan Arab menjelang kelahiran Islam dikenal menggunakan


sebutan zaman jahiliyah. Hal ini dikarenakan kondisi sosial politik dan keagamaan
rakyat Arab pada waktu itu. Hal tersebut ditimbulkan lantaran pada masa sebelum Islam
lahir, Arab tidak mempunyai nabi, kitab suci, ideologi kepercayaan serta tokoh besar
yang membimbing mereka. Mereka tidak memiliki sistem pemerintahan yang ideal dan
tidak mengindahkan nilai-nilai moral. Pada waktu itu, taraf keberagamaan mereka tidak
sama jauh dengan rakyat primitif.5

Selanjutnya zaman jahiliyah terbagi kepada dua masa yaitu :

1. jahiliyah pertama yaitu zaman sebelum sejarah sampai abad kelima Masehi.
2. Jahiliyah kedua yaitu dari abad kelima Miladiah sampainya lahirnya Islam.

5
Anjar Fikri Haikal, dkk. “Arab Pra-Islam (Sistem Politik dan Kemasyarakatan Sistem Kepercayaan dan
Kebudayaan), Journal on Education, Volume 06, No. 01, (September-Desember 2023), hal. 1464.

5
Dengan demikian dapat dipahami bahwa bangsa Arab pada masa kedua zaman
tersebut tidaklah dikatakan bodoh, hanya saja mereka membangkang kepada kebenaran
dan tidak mau menerima kebenaran meskipun mereka tahu kalau sesuatu itu benar.

Semenjak zaman jahiliyah, rakyat Arab mempunyai aneka macam sifat dan
karakter yang positif, misalnya sifat pemberani, ketahanan fisik yang kuat, daya tahan
tubuh kuat, percaya akan harga diri dan martabat, cinta kebebasan, setia terhadap suku
dan pemimpin, pola kehidupan yang sederhana, ramah tamah, mahir pada bersyair dan
sebagainya. Tetapi sifat-sifat dan karakter yang baik tadi seakan sirna karena suatu
kondisi yang menyelimuti kehidupan mereka, yakni ketidakadilan, kejahatan, serta
keyakinan terhadap tahayul. Kehidupan jahiliyah sesungguhnya manivestasi dari
kehidupan barbarisme karena ketimpangan sosial, penganiayaan, meminum minuman
keras, perjudian, pelacuran dan pembunuhan merupakan pemandangna yang biasa
dalam kehidupan mereka sehari-hari.

B. Sistem Kepercayaan dan Kebudayaan Pra Islam


1) Kepercayaan bangsa arab pra islam
Menurut Watt dalam bukunya Muhammad’s Mecca (1988), melalui kajiannya
terhadap al-qur’an dikombinasikan dengan sumber aerkologis dan literal lain ada 4
sistem kepercayaan religious yang berkembang di Arab pra Islam6, yaitu :
a) Fatalisme
Kepercayaan ini menganggap bahwa “waktu” merupakan manifentasi dari
Tuhan. Menurut mereka terdapat dua hal yang wujudnya ditakdirkan;
pertama, kematian (ajal) dan kedua, rezeki. Dua hal inilah yang
keberadaannya diluar control manusia. Sehingga muncul kepercayaan
bahwasannya peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam hidup ini merupakan
produk dan ditentukan oleh waktu.
b) Paganisme
Kepercayaan paganisme ini adalah realitas yang niscaya dalam masyarakat
Arab. Menurut Watt, di Jazirah Arab terdapat sepuluh Tuhan yang
disembah. Tiga diantaranya diidentifikasi sebagai Tuhan feminim, yaitu al-

6
Anjar Fikri Haikal, dkk. “Arab Pra-Islam (Sistem Politik dan Kemasyarakatan Sistem Kepercayaan dan
Kebudayaan), Journal on Education, Volume 06, No. 01, (September-Desember 2023), hal. 1467-1468.

6
Latta, al-Uzzah, dan Manat. Mereka berada di tempat-tempat suci di sekitar
Makkah, Thaif, Nakhla dan Qudaid. Tujuh lainnya berkarakter Tuhan
maskulin antara lainWadd yang disembah oleh suku Kalb, Suwa’ disembah
suku Yanbu, Yaghuts disembah oleh suku Madhij, Yauq oleh suku Khiwan
dan Nasr oleh suku di Yaman dan Himyar.
c) Kepercayaan kepada Allah
Konsep Allah dalam masyarakat Arab pra Islam setidaknya mengandung
beberapa pengertian:
1) Sebagai Tuhan pencipta alam semesta.
2) Sebagai pemberi hujan dan kehidupan yang ada di muka
bumi.
3) Digunakan dalam sumpah yang sacral.
4) Sebagai objek penyembahan dari apa yang dapat dikatakan
sebagai monotheisme sementara.
5) Sebagai Tuhan Ka’bah.
6) Sebagai Tuhan yang disembah melalui perantaraan dewa-
dewa lain.

Menurut Watt, secara literal bentuk kepercayaan ini tampak seperti ide
ketuhanan yang bercorak monotheistik. Namun sesungguhnya dalam
konteks kehidupan masyarakat Arab pra Islam, bentuk keyakinan seperti ini
bukanlah bagian dari corak monotheistik. Hal ini tidak lain karena
disamping mempercayai akan Allah sebagai super Tuhan namun pada saat
yang bersamaan ia membuat sekutu kepadanya.

d) Monotheisme
Rippin menjelaskan dalam kaitanyya dengan monotheisme masyarakatArab
pra Islam setidaknya terdapat tiga teori yang dimunculkan; pertama,
monotheisme sebagai akibat pengaruh dari agama Yahudi; kedua,
monotheisme merupakan sesuatu yang bersifat alamiah. Monotheisme
merupakan merupakan evolusi pemikiran secara umum dari masyarakat ;
dan ketiga monotheisme berkaitan dengan term “hanif” , agama yang
dibawa oleh Nabi Ibrahim.

7
2) Kebudayaan bangsa arab pra islam
Jauh sebelum kedatangan Islam, jazirah Arab bagian Utara telah ditemukan
tradisi baca tulis. Tradisi tulis menulis di jazirah Arab terus berlanjut sampai
datangnya Islam. Berdasarkan kabar dari sebagian sejarawan bahwa pada saat
datangnya Islam di Mekah hanya terdapat tujuh belas orang yang dapat menulis.
Namun kabar itu menurut Azami belum lengkap mengingat Mekah merupakan kota
kosmopolitan, pasar barter, dan persimpangan jalan yang dilalui para kafilah. Lagi
pula, data yang dikemukakan ternyata belum memasukkan sejumlah nama yang juga
dikenal memiliki kemampuan tulis menulis. Meskipun sumbernya benar. Shubhiy
al- Shalih berpendapat bahwa kabar ini pasti bukan berdasarkan hasil penelitian yang
komprehensif, melainkan hanya perkiraan yang masih samar-samar.7
Bangsa Arab, terutama Arab bagian Utara, dikenal sebagai orang-orang yang
memiliki kemampuan tinggi dalam menggubah sebuah syair. Syair-syair itu
diperlombakan kemudian yang unggul ditulis dan digantungkan di dinding Ka’bah.
Melalui tradisi sastra tersebut, diketahui bahwa peristiwa peristiwa besar dan penting
secara faktual ikut memberi pengaruh serta mengarahkan perjalanan sejarah mereka.
Nilai- nilai yang terkandung dalam peristiwa-peristiwa penting itu, mereka abadikan
dengan berbagai cara, seperti kisah, dongeng, nasab, nyanyian dan syair.8
Bangsa Arab adalah bangsa pecinta syair. Penyair-penyair mereka sangat
berpengaruh terhadap masyarakat. Rakyat bangsa tersebut mempunyai kebiasaan
pergelaran puisi yang diselenggarakan di pasar-pasar seperti Ukaz dan Zulmajz.
Kabilah-kabilah Arab meriwayatkan al-ayyam (hari-hari penting) yang terdiri dari
peperangan dan kemenangan, untuk tujuan membayangkan atau membanggakan diri
terhadap kabilah-kabilah lain, baik dalam bentuk syair maupun prosa yang diselang-
selingi syair. Syair itulah yang melestarikan perpindahan dan mendiseminasikan
berita itu. Puisi Jahiliyah (pra Islam) tidak menggambarkan tentang konflik pribadi,
tetapi nyanyian kemenagan suku dan mengekspresikan etos keberanian, kemurahan
hati, kehormatan dan keunggulan keturunan. Bentuk tradisi Arab pra Islam yang
mengandung informasi sejarah lainnya adalah al-Ansab (jamak dari nasab: silsilah /
geneology). Pada masa itu pengetahuan tentang nasab merupakan satu cabang kajian

7
Aris Muziat, “Historiografi Arab Pra Islam”, Tsaqofah: Jurnal Agama dan Budaya, Vol. 17 No.2. (Desember,
2019), Hal. 131-132.
8
Hitti, Philip K. (2005). History of The Arabs, (R. Cecep L. Yasin dan Dedi S. Riyadi, Penerjemah). Jakarta:
Serambi Ilmu Semesta. Hal. 211

8
yang dianggap penting. Setiap kabilah hafal akan silsilahnya. Semua anggota
keluarga menghafalkannya agar tetap murni dan silsilah itu dibanggakan terhadap
kabilah lain.
Sebagaimana telah diketahui bahwa masyarakat Arab pra islam pada saat itu
belum menulis sejarah. Peristiwa-peristiwa masa lalu disimpan oleh mereka dalam
ingatan dan hafalan. Hal ini dikarenakan mereka memiliki daya ingat dan hafalan
yang kuat dan juga kemampuan mengingat dipandang lebih terhormat bagi mereka.
Sehingga dalam menyampaikan peristiwa masalalu masyarakat Arab pra islam
masih menggunakan tradisi lisan. Selain itu, dalam kondisi yang saling
mengagungkan kabilah dan suku, kemampuan dari tradisi tulisan tidak memberikan
prestise apapun bagi pemiliknya di tengah masyarakat dibandingkan dengan tradisi
lisan.9
Hanya saja pada waktu itu di negeri-negeri Arab pendidikan belum tersebar,
karena bangsa Arab dari sebelumnya tidak dikenal sebagai menaragading. Kita tidak
mempunyai data yang bisa menjadikan acuan bahwa negeri-negeri Arab terutama
Makkah saat itu sudah menaruh perhatian terhadap pendidikan dan pengajaran
tentang baca tulis bagi para puteranya. Pendidikan yang berlangsung pada saat itu
hanya berdasarkan hajat mereka. Anak-anak langsung diajari oleh orang tuanya.10
Adapun tentang pengetahuan masyarakat Arab yang bersifat murni yang lahir karena
dorongan lingkungan dan karakkter negeri Arab itu sendiri adalah seperti : Ilmu
Meteorologi, Ilmu arkeologi, Ilmu Nasab.

C. Munculnya Islam Sebelum Berkembang di Dunia


Sejarah Islam mencakup masa-masa sebelum Islam dibawa oleh Nabi
Muhammad SAW. Dalam Al-qur’an, para nabi dan rasul diutus ke jazirah Arab untuk
menyebarkan ajaran tauhid. Adapun Nabi Ibrahim as. Beserta istrinya menyebarkan
ajaran tentang keesaan Tuhan di tengah kaum mereka. Akan tetapi, keyakinan manusia

9
Yusri Abdul Ghani Abdullah, "Historiografi Islam: Dari Klasik Hingga Modern", (Jakarta:
RajaGrafindo Persada, 2004), hal. 1
10
Anjar Fikri Haikal, dkk. “Arab Pra-Islam (Sistem Politik dan Kemasyarakatan Sistem Kepercayaan dan
Kebudayaan), Journal on Education, Volume 06, No. 01, (September-Desember 2023), hal. 1469.

9
tentang Tuhan perlahan-perlahan berubah dari masa ke masa. Makna ajaran Nabi
Ibrahim as. Menjadi bergeser, bahkan luntur atau disalahartikan.
Kemudian, jazirah Arab pada masa sebelum Islam dikuasai oleh kekaisa
Persia dan Romawi. Keduanya punya keyakinan tersendiri, seperti agama Zoroaster
yang dianut oleh bangsa Persia atau filsafat Yunani dan Romawi kuno yang digunakan
penganut Kristen di Romawi untuk berdebat soal Tritunggal. Selain itu, jazirah Arab
juga kedatangan kaum Yahudi di daerah Yatsrib dan Khaibar. Kedatangan orang-orang
asing ini membuat kepercayaan bangsa Arab semakin kompleks. Terlebih, mayoritas
orang Arab pada masa itu merupakan masyarakat nomaden di area padang pasir. Jadi,
mereka hanya bertaklid pada nenek moyang atau mengikuti peraturan-peraturan yang
diberlakukan di tempat mereka tinggal. Akibat pengaruh budaya Romawi, Persia, dan
Yahudi, orang-orang Arab pun banyak yang melakukan ritual penyembahan berhala.11
Selama seabad masa jahiliah menjelang datangnya Islam, kondisi bangsa
Arab terbagi menjadi dua, yaitu Arab Utara yang biadab dan Arab Selatan yang lebih
beradab. Arab Utara tidak mengenal kitab suci, nabi, atau otoritas, sedangkan Arab
Selatan yang sudah bisa membaca dan menulis cenderung berbudaya. Orang-orang
Arab tinggal di tiga kota utama, yaitu Mekkah, Madinah, dan Thaif.12
Islam muncul sebelum berkembang di dunia pada abad ke-7 Masehi di
kawasan Arab, terutama di kota Mekah dan Madinah, yang kini berada di wilayah Arab
Saudi. Munculnya Islam terkait dengan kehidupan dan ajaran Nabi Muhammad SAW.
Sejarah Islam berlanjut pada masa kenabian dan terbagi menjadi dua, yakni periode
Makkah dan Madinah.
a. Periode Makkah
Pada periode yang berlangsung di tahun 601–622 M ini, sejarah Islam
masa kenabian dimulai saat Nabi Muhammad saw. menerima wahyu Al-
Qur’an. Kebanyakan pengikut Nabi Muhammad saw. merupakan
kalangan menengah ke bawah sehingga rawan menjadi sasaran kaum
Quraisy. Nabi Muhammad menerima wahyu Allah SWT melalui
malaikat Jibril. Pesan-pesan dalam wahyu ini berisi ajaran-ajaran agama
Islam yang mencakup keyakinan, etika, tata cara ibadah, hukum, dan

11
Editor noice.id, Sejarah Islam: Sebelum Islam, Masa Kenabian, dan Era Kekhalifahan,
https://www.noice.id/info-terbaru/mengenal-sejarah-agama-islam/, (diakses pada 06 September 2023, pukul
11.30)
12
Aris Muziat, “Historiografi Arab Pra Islam”, Tsaqofah: Jurnal Agama dan Budaya, Vol. 17 No.2. (Desember,
2019), Hal. 137.

10
pedoman hidup. Setelah menerima wahyu, Nabi Muhammad SAW
mulai mengajar ajaran Islam kepada orang-orang di sekitarnya. Dia
memiliki pengikut yang pertama, termasuk sahabat-sahabatnya yang
setia. Islam mulai menyebar di Mekah dan sekitarnya.
b. Periode Madinah
Kemudian, sejarah Islam periode Madinah dimulai ketika Nabi
Muhammad saw. dan para pengikutnya hijrah akibat rintangan dari
kaum Quraisy dan penentangan dari penguasa Makkah. Periode ini
berlangsung pada tahun 622–632 M dan proses hijrahnya dilakukan
secara bertahap. Nabi Muhammad saw. bersama 70 keluarga yang
mengikutinya membangun negeri yang berlandaskan Islam. Ini menjadi
tahun awal dalam kalender Islam. Di Madinah, Nabi Muhammad
memainkan peran penting dalam membangun negara Islam pertama. Dia
memimpin perang-perang penting dan mengembangkan konstitusi
Madinah yang mengatur kehidupan sosial, ekonomi, dan politik umat
Islam.

Setelah wafatnya Nabi Muhammad pada tahun 632 Masehi, Islam terus
berkembang dan menyebar melalui penaklukan, perdagangan, dan misi dakwah. Pada
abad ke-8 dan 9, kekhalifahan Islam seperti Kekhalifahan Abbasiyah dan Umayyah
telah mencapai puncak kejayaannya, memengaruhi banyak aspek budaya, ilmu
pengetahuan, dan peradaban di dunia.13 Munculnya Islam sebelum berkembang di
dunia adalah awal dari perkembangan agama yang memiliki pengaruh besar di seluruh
dunia, menciptakan peradaban Islam yang kaya, dan memainkan peran penting dalam
sejarah global.

13
Dwi julianti, “Sejarah Peradaban Islam di Dunia dan Penyebab Kemajuannya”,
https://www.zenius.net/blog/sejarah-peradaban-islam-di-dunia-kemajuan, (diakses pada 06 September 2023,
pukul 11.30)

11
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Bangsa Arab pra-Islam pada masa itu dikenal jauh dari berperadaban bahkan
jauh dari kata manusiawi. Peperangan terjadi di mana-mana, judi, mabuk mabukan,
mengundi nasib, berzina dan lain sebagainya. Sehingga asyarakat Arab pra-Islam sering
dikenal dengan sebutan Arab Jahiliyah disebabkan tindakan mereka yang amoral,
seperti berperang, berjudi, mabuk-mabukan dan hal-hal keji lainnya. Meskipun disebut
jahiliyah (bodoh), mereka telah memiliki kemampuan tinggi di bidang sastra.
Kemampuan ini sering dipertontonkan lewat syair-syair yang diperlombakan. Syair-
syair ini yang nanti akan menjadi hal penting bagi penulisan sejarah pada masa awal
Islam. Sementara itu, historiografi Arab pra-Islam, meskipun masyarakat Arab pra-
Islam disinyalir belum memiliki kesadaran sejarah yang cukup, tetapi karya sastra
mereka dapat dijadikan rujukan di masa awal Islam.
Situasi sosial dan agama masyarakat Arab sebelum Islam berlaku hukum rimba
yakni siapa yang kuat itulah yang berkuasa, siapa yang lemah maka akan tertindas.
Seseorang mendapat sanjungan dan pujian jika mempunyai kekuasaan dan akan
mendapat penzoliman jika tidak memiliki kekuasaan. Oleh karena itu, dengan
kedatangan agama Islam, maka situasi sosial agama masyarakat Arab berubah dan
menjadi lebih teratur sesuai dengan norma-norma agama Islam. Dengan demikian
agama Islam menjadi sangat berpengaruh dalam merubah tatanan situasi sosial agama
dalam kehidupan masyarakat Arab. Selain itu, dalam hal kepercayaan, masyarakat Arab
menganut berbagai macam kepercayaan antara lain Paganisme, Yudaisme dan Hanifiya
sebagai keyakinan yang terwariskan secara turun temurun disamping pemujaan
terhadap paung-patung berhala tidak berkurang.
Nabi Muhammad SAW dianggap sebagai pendiri agama Islam. Dia lahir di
Mekah pada tahun 570 Masehi dan mendapatkan wahyu Allah SWT ketika dia berusia
40 tahun. Wahyu ini kemudian dihimpun dalam Al-Quran, kitab suci umat Islam. Nabi
Muhammad menerima wahyu Allah SWT melalui malaikat Jibril. Pesan-pesan dalam
wahyu ini berisi ajaran-ajaran agama Islam yang mencakup keyakinan, etika, tata cara
ibadah, hukum, dan pedoman hidup. Setelah menerima wahyu, Nabi Muhammad SAW
mulai mengajar ajaran Islam kepada orang-orang di sekitarnya. Dia memiliki pengikut
yang pertama, termasuk sahabat-sahabatnya yang setia. Islam mulai menyebar di

12
Mekah dan sekitarnya. Karena penentangan dari penguasa Mekah, Nabi Muhammad
dan pengikutnya melakukan hijrah (migrasi) ke kota Madinah pada tahun 622 Masehi.
Ini menjadi tahun awal dalam kalender Islam. Di Madinah, Islam semakin berkembang
dan mendapatkan dukungan. Di Madinah, Nabi Muhammad memainkan peran penting
dalam membangun negara Islam pertama. Dia memimpin perang-perang penting dan
mengembangkan konstitusi Madinah yang mengatur kehidupan sosial, ekonomi, dan
politik umat Islam. Setelah wafatnya Nabi Muhammad pada tahun 632 Masehi, Islam
terus berkembang dan menyebar melalui penaklukan, perdagangan, dan misi dakwah.
Pada abad ke-8 dan 9, kekhalifahan Islam seperti Kekhalifahan Abbasiyah dan
Umayyah telah mencapai puncak kejayaannya, memengaruhi banyak aspek budaya,
ilmu pengetahuan, dan peradaban di dunia.

B. SARAN

Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam
penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan lugas. Karena kami
hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan. Dan kami juga sangat
mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Sekian penutup dari kami semoga dapat diterima di hati dan kami ucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Abdul, Yusri Ghani Abdullah, (2004) "Historiografi Islam: Dari Klasik Hingga Modern",
(Jakarta: RajaGrafindo Persada)

Asmuni, Yusran. (1996). Dirasah Islamiyah II. Jakarta:PT Raja Grapindo Persada.

Azami. (1994). Hadis Nabawi dan Sejarah Kodifikasinya. Jakarta: PT. Pustaka Firdaus.

Haikal, Anjar Fikri, dkk. (2023). “Arab Pra-Islam (Sistem Politik dan Kemasyarakatan
Sistem Kepercayaan dan Kebudayaan), Journal on Education, 06.

Ibrahim, Hasan, (2006). “Sejarah dan Kebudayaan Islam”, (Jakarta: Kalam Mulia).

Julianti, Dwi, “Sejarah Peradaban Islam di Dunia dan Penyebab Kemajuannya”, (diakses
pada 06 September 2023) https://www.zenius.net/blog/sejarah-peradaban-islam-di-
dunia-kemajuan.

Muzhiat, Aris. (2019). Historiografi Arab Pra Islam. Tsaqofah: Jurnal Agama dan Budaya.
17, 129-135.

Nasron, H.M. HK, dkk. (2023). “Arab Pra-Islam, Sistem Politik Kemasyarakatan dan Sistem
Kepercayaan dan Kebudayaan”, Jurnal Inspirasi Pendidikan (ALFIHRIS), 1.

Noice.id, Sejarah Islam: Sebelum Islam, Masa Kenabian, dan Era Kekhalifahan, (diakses
pada 06 September 2023), https://www.noice.id/info-terbaru/mengenal-sejarah-
agama-islam/.

Philip K. (2005). History of The Arabs, (R. Cecep L. Yasin dan Dedi S. Riyadi, Penerjemah).
Jakarta: Serambi Ilmu Semesta.

Yatim, Badri. (1997). Historiografi Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.

14

Anda mungkin juga menyukai