Anda di halaman 1dari 37

Mata Kuliah Dosen Pengampu

Bahasa Indonesia Mawaddah Warrahmah Azhari,M.Pd

KARYA ILMIAH

Disusun Oleh :

1. Azzahra Setya Ningsih (22.01.4243)


2. Farid Fajar Mubarrak (22.00.4147)
3. Lisa Armayani (22.01.4246)
4. Nur Wahidah (22.01.4247)

PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INGGRIS/PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM


HUBBULWATHAN DURI
2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puji syukur Alhamdulillah kami ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan
Rahmat dan Hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Makalah dengan judul: ”Karya
Ilmiyah”. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, para keluarga, sahabat-sahabat dan pengikut-pengikutnya sampai hari penghabisan.

Semoga dengan tersusunnya makalah ini dapat berguna bagi penulis semua dalam
memenuhi tugas dari mata kuliah Bahasa Indonesia dan semoga segala yang tertuang dalam
Makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun bagi para pembaca. Makalah ini disajikan
khusus dengan tujuan untuk memberi arahan dan tuntunan agar yang membaca bisa
menciptakan hal-hal yang lebih bermakna.

Penulis menyadari bahwa dalam hal penyusunan masih terdapat banyak kekurangan
dan belum sempurna. Untuk itu penulis berharap akan kritik dan saran yang bersifat
membangun kepada para pembaca guna perbaikan langkah-langkah selanjutnya. Akhirnya
hanya kepada Allah SWT kita kembalikan semua, karena kesempurnaan hanya milik Allah
SWT semata.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Duri,10 September 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………….…………….… i
DAFTAR ISI…………………………………………………….……………….....ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………….....……….….… 1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………......…...…..2
1.3 Tujuan Masalah……………………………………………......………….....3
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Karya Ilmiah.....................................................................................4

2.2 Ciri-ciri Karya Ilmiah.....................................................................................

2.3 Jenis-jenis Karya Ilmiah.................................................................................

2.4 Karakteristik Karya Ilmiah.............................................................................

2.5 Tujuan Penulisan Karya Ilmiah........................................................................

2,6 Fungsi Penulisan Karya Ilmiah.......................................................................

2.7 Syarat Penulisan Karya Ilmiah.......................................................................

2.8 Prinsip-prinsip Penulisan Karya Ilmiah.........................................................

2.9 Tahapan Umum Penulisan Karya Ilmiah.......................................................

2.10 Penggunaan Bahasa Dan Penulisan Karya Ilmiah..........................................

2.11 Manfaat Penulisan Karya Ilmiah....................................................................

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan…………………………………………………..…………....
3.2 Saran…………..……………………………………….……..…………...

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Menulis karya ilmiyah sering kali menjadi masalah bagi seseorang yang telah
menyelesaikan makalah karya ilmiyah, atau bahkan telah melaksanakan penelitian ilmiyah,
atau bahkan telah melaksanakan penelitian. Dalam menulis karya ilmiyah diperlukan sebagai
pemahaman yang cukup kompleks untuk dipelajari.

Adapun berbagai ke senjangan yang sering terjadi :

1. Banyaknya kasus mahasiswa atau mahasiswi yang bermasalah dengan skripsi atau
tesisnya;
2. Kurangnya wawasan dalam menulis karya ilmiyah, sepertiketerampilan menulis dan
berbahasa;
3. Banyaknya mahasiswa dan mahasiswi yang tidak mengetahui sistematika penulisan karya
ilmiyah serta aturan yang jelas.

Jadi,dapat disimpulkan belajar menulis karya ilmiah itu sangat penting agar dapat
memperjelas sasaran atau tujuan dilaksanakannya penelitiannya. Sehingga dalam
pembahasannya dapat disampaikan secara tepat dan mudah dipahami oleh pembaca. Oleh
karena itu, penulis membuat makalah penulisan karya ilmiah ini sebagai bahan pembelajaran.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah yang disusun oleh penulis :

1. Apa yang dimaksud karya ilmiah?


2. Sebutkan ciri-ciri karya ilmiah?
3. Sebutkan jenis jenis karya ilmiah?
4. Bagaimana karakteristik karakteristik karya ilmiah?
5. Apa tujuan penulisan karya ilmiah?
6. Apa fungsi dari penulisan karya ilmiah?
7. Apa syarat-syarat dalam penulisan karya ilmiah?
8. Apa saja prinsip dari penulisan karya ilmiah?
9. Bagaimana penggunaan bahasa dalam karya ilmiah?
10. Bagaimana struktur karya ilmiah?
11. Apa manfaat dari penulisan karya ilmiah?

1.3 TUJUAN MASALAH

Adapun tujuan dalam penyusunan makalah ini :

1. Memberikan pemahman kepada pembaca mengenai manfaat penulisan karya ilmiah


2. Memberikan wawasan kepada pembaca mengenai tahap-tahap penulisan karya ilmiah
3. Memberikan pemahaman kepada pembaca mengenai sistematika penulisan karya ilmiah
4. Mengurangi tingkat ke sulitan pembaca dalam menulis karya ilmiah
5. Memberikan pemahaman kepada pembaca mengenai penggunaan bahasa yang baik dan
benar dalam karya ilmiah
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Karya Ilmiah

Karya ilmiah dikenali juga dengan sebutan Scientific paper adalah hasil
penelitian atau pemikiran yang diterbitkan dan ditulis dengan memenuhi kaidah
ilmiah dan etika keilmuan.Istilah karya ilmiah berkaita dengan laporan tertulis dan
diterbitkan.Karya ilmiah berfungsi untuk memaparkan hasil penelitian atau
kajian.Kajian dapat dilakukan secara perseorangan atau berkelompok sesuai ketentuan
kaidah dan etika keilmuan yang disepakati dan ditaati oleh masyarakat keilmuan itu
sendiri.
Karya ilmiah dengan demikian tidak saja berkaitan langsung dengan
penelitian,tetapi juga adalah hasil-hasil yang diperoleh dari proses pembelajaran dan
pengajaran.Pada kegiatan akademik,banyak kegiatan pembelajaran dan pengajaran
secara tidak langsung melibatkan penelitian.Kegiatan laboratorium pendidikan unuk
mahasiswa menghasilkan laporan praktikum adalah pembelajaran penelitian bagi
mahasiswa.Kegiatan studi lapangan atau kegiatan studi pustaka akan menghasilkan
makalah juga merupakan pembelajaran penelitian.Dengan demikian,laporan
praktikum merupakan karya ilmiah yang dituliskan berdasarkan pengalaman pribadi
dalam melaksanakan praktikum dan tidak menyimpang dari jalur yang telah
ditentukan oleh para pakar.Penyusunan laporan praktikum ditugaskan kepada
mahasiswa sebagai wahana untk mengembangkan kemampuan menusun laporan
penelitian.Sedangkan makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan
simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan penelaah terhadap karya-
karya ilmiah yang ditulis oleh para pakar dalam bidang persoalan yang dipelajari.

Pengertian karya ilmiah menurut beberapa sumber yaitu sebagai berikut:

1. (LIPI 2012 :2) merupakan hasil dari litbang atau tinjauan,ulasan(review),kajia,dan


pemikiran yang sistematis kemudian dituangkan oleh perseorangan atau kelompok
sesuai dengan kaidah yang berlaku.
2. (KBBI) terdiri dari dua kata yaitu karya dan tulis,yang artinya karya adalah suatu
pekerjaan,hasil perbuatan,buatan,ciptaan.sedangkan tulis adalah huruf atau angka
yang dibuat dengan pena(pensil,cat dan lain sebagainya),bersurat (yang sudah
disetujui),yang ada tulisannya.
3. (pedoman penulisan karya ilmiah 2019:2) adalah tugas akhir mahasiswa berupa
laporan studi kasus atau hasil penelitian baik secara mandiri dengan bimbingan
dosen sebagai persyaratan meperoleh derajat/gelar ahli.

Disimpulkan dari beberapa kutipan diatas bahwa karya tulis ilmiah adalah sebuah
tulisan yang dibuat atas dasar penelitian,tinjauan,ulasan (review),kajian serta studi
kasus yang dibuat oleh individu atau kelompok sesuai kaidah yang telah ditentukan
dengan tujuan pembuatan yang berbeda-beda.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah pekerjaan,hasil


perbuatan,buatan,ciptaan (terutama hasil karangan).Sedangkan ilmiah adalah bersifat
ilmu dan secara ilmu pengetahuan,memenuhi syarat(kaidah)ilmu pengetahuan.Ilmiah
diartikan sebagai hal yang berlandaskan kepada ilmu pengetahuan.Dalam membuat
sesuatu yang bersifat ilmiah seseorang harus memiliki landasan yang kuat atau
dikenal dengan istilah teori.

Setiawan (2001) karya ilmiah merupakan buah pemikiran ilmuwan yang


melakukan kepustakaan,mengumpulkan pengalaman,penelitian dan didapat dari
pengetahuan orang sebelumnya dengan mengembangkan ilmu pengetahuan,teknologi
dan seni.Karya merupakan hasil pemikiran ilmiah pada suatu disiplin ilmu tertentu
disusun berdasarkan fakta yang bersifat emosisonal dan disusun secara
sistematis,ilmiah,logis,dan kompherensif.

Drs.Totok Djuroto dan Dr.Bambang Supriyadi (2005) menyebutkan bahwa karya


ilmiah merupakan serangkaian kegiatan penulisan berdasarkan hasil penelitian,yang
sistematis berdasarkan pada metode ilmiah terhadap permasalahan yang muncul
sebelumnya.

Brotowijoyo (1985) mengemukakan karya ilmiah adalah karangan ilmu


pengetahuan menyajikan fakta umum dan ditulis secara metodologi penulisan yang
baik dan benar,dan dapat dibuktikan benar tidaknya.lebih lanjut beliau
mengemukakan bahwa karya ilmiah harus ditulis dengan konkret,gaya bahasanya
formal,dan kata-katanya teknis.Sedangkan The Liang Gie (2002) berpendapat bahwa
karya ilmiah merupakan jenis karangan mengenai suatu topik keilmuan dan umumnya
ditujukan untuk masyarakay yang berkecimpung dalam bidang pengetahuan yang
bersangkutan.

Doyin dan wagiran (2008) mengungkapkan bahwa karya ilmiah adalah karangan
ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta umum yang dapat dibuktikan
kebenarannya,disajikan menurut metodologi penulisan yang baik dan benar,serta
menggunakan bahasa ragam ilmiah.Sementara itu,Ahmad (2016 : 98)
mengungkapkan bahwa karya ilmiah merupakan karya tulis yang memaparkan hasil
pembacaan,pengkajian,dan pembahasan secara ilmiah yang dilakukan oleh seorang
penulis atau peneliti untuk memberitahukan sesuatu hal secara logis dan sistematis
kepada pembaca.

Karya tulis ilmiah sebagai pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berupa
penjelasan,prediksi dan pengawasan serta membahas tentang penyelidikan yang
dilakukan peneliti secara logis dan empiris.Pemikiran alamiah memiliki dua tingkatan
yaitu :

1. Tingkatan abstrak,penalaran sangat berhubungan dengan tingkatan ini.pemikiran


yang bebas namun terhubung dengan ruang dan waktu.
2. Tingkatan empiris yaitu tingkatan yang berkaitan dengan pengamatan.

Temuan ilmiah dilakukan melalui penelitian, temuan ini dilakukan berdasarkan


penyelidikan.Pengamatan dan pengumpulan data yang diperoleh melalui suatu
penelitian.Kemudian temuan dipublikasikan dipaparkan hasil penelitian atau
pengajian yang telah dilakukan oleh peneliti. Dalam penulisan karya ilmiah,seorang
penulis harus memperhatikan tata bahasa yang digunakan,sistematika
penulisan,metodologi penulisan,dan teori yang digunakan.semua ini vertujuan untuk
memvalidkan data yang diperoleh.
B. Ciri-Ciri Karya Ilmiah

Jones menyebutkan beberapa ciri karya ilmiah,yaitu menyajikan fakta-


fakta,cermat dan jujur,tidak memihak sistematis,tidak bersifat haru,mengesampingkan
pendapat yang tidak mempunyai dasar,sungguh-sungguh,tidak bercorak debat,tidak
secara langsung bernada membujuk,dan tidak melebih-lebihkan.Secara umum,ciri-ciri
bahasa keilmuan sebagai media karya ilmiah adalah sebagai berikut :
1. Reproduktif, artinya pembaca bisa menerima dan memaknai karya tersebut
selaras dengan maksud yanh hendak penulis ungkapkan.
2. Tidak ambigu, dikarang berdasarkan kaidah bahasa yang baik dan benar, penulis
harus menguasai materi dan mampu untuk menyusun kalimat dengan subyek
dan prediket yang jelas juga tidak memiliki makna ganda.
3. Tidak emotif, disusun tidak dengan melibatkan aspek perasaan penulisnya.Hal-
hal yang diungkapkan harus rasional berdasarkan kenyataan atau fakta
dilapangan,tanpa diberi tambahan pada subjektifitas penulis.
4. Penggunaan bahasa baku, memuat kaidah berbahasa yang benar, baik dalam
ejaan,kata, dan paragrafnya agar pembaca tidak terjadi kesalahpahaman dalam
mengartikan.
5. Memahami kaidah keilmuan, penulis memuat istilah atau kata dalam aspek
keilmuan harus sesuai akan topic yang disampaikan juga latar belakang
penulis,hal ini menjadi suatu bukti penulis menguasai apa yang ditulisnya.
6. Bersifat dekoratif dan rasional, penulis dalam karyanya harus menggunakan
kata yang hanya memilki satu makna, rasional artinya penulis harus
menonjolkan kerunutan pikiran yang logis,lancar dan kecermatan penulisnya.
7. Adanya kohesi dan straight forward,perlu terdapat kohesi atau keterhubungan
antarkalimat pada setiap paragraph dalam setiap bab.Sedangkan straight forward
berarti langsung menuju tujuan atau sasaran, tertuju pada pembahasan dan tidak
berbelit.
8. Kalimat digunakan harus efektif dan focus, isi harus padat dan berisi.
9. Objektif,pembahsan suatu hasil penelitian dari fakta yang objektif harus sesuai
dengan yang akan diteliti.Jones memberikan ketentuan ilmiahnya yaitu sifat dari
fakta yang disajikan serta metode dalam penulisannya. Jika fakta yang disajikan
adalah fakta umum objektif dan dapat dibuktikan kebenaran ataupun tidaknya
serta harus ditulis secara ilmiah.
10. Sistematis dan metodis, dalam pembahasan masalah digunakan suatu metode
tertentu dengan memperhatikan langkah-langkahnya secara teratur dan harus
terkontrol dengan rapi dan tertib.
11. Harus selaras,tulisan ilmiah harus menggunakan bahasa ilmiah yang baku dan
formal.Ini dapat dikatakan sebagai laras ilmiah.Laras ilmiah harus jelas dan
lugas agar tidak menimbulkan keambiguan.

C. Karakteristik Karya Ilmiah

Berikut adalah karakteristik yang baik bagi sebuah karya ilmiah :

1. Dalam pembahasan masalah merujuk pada teori sebagai landasan berfikir


2. Lugas : tidak emosional, bermakna tunggal, tidak menimbulkan interprestasi
3. Logis : disusun berdasarkan urutan yang konsisten
4. Efektif : ringkas dan padat
5. Efisien : haya menggunakan kata atau kalimat yang mudah dipahami
6. Objektif sesuai fakta : setiap informasi dalam kerangka ilmiah selalu apa adanya,
sebenarnya, dan konkret
7. Sistematis : baik penulisan da pembahasan sesuai dengan prosedur dan sistem

Doyi dan Wagin (2009:25) secara umum memilah ciri ciri karya ilmiah sebagai
berikut :

1. Meyajikan fakta obektif secara sistematis atau runtut.


2. Penulisannya cermat, tepat, benar dan tulus. tidak memuat terkaan. Peryataan yang
disampaikan tidak mengandung penafsiran pribadi da tidak memiliki efek samping.
3. Tidak megejar keutungan pribadi yakni berambisi agar pembaca berpihak
kepadanya. Motivasi peulis hanya untuk memberitahukan sesuatu. Penulisan
ilmiah tidak ambisius dan tidak berprasangka.
4. Karangan ilmiah bersifat sistematis terkendali, secara konseptual, dan prosedural.
5. Karangan ilmiah tidak bersifat emotif dan tidak menojolkan perasaan.
6. Tidak memuat pandangan-pandangan tanpa pendukung kecuali hipotesis kerja.
7. Dituis secara tulus dan memuat hanya kebenaran. Tidak memancing pernyataa-
pernyataa yang bernada keraguan.
8. Karangan ilmiah tidak bersifat argumentatif. Karangan yang ilmiah mungkin
mencapai simpulan tetapi penulisannya membiarkan fakta berbicara sendiri.
9. Karangan ilmiah tidak bersifat persuatif.
10. Karangan ilmiah tidak melebih-lebihkan sesuatu dalam karangan ilmiah hanya
menyajikan kebenaran fakta. Melebih-lebihkan sesuatu itu didorong oleh motif
mementingkan diri sendiri.

Ahmad (2016:99) mengklarifikasikan ciri karya ilmiah sebagai berikut:

1. Logis, artinya segala keteragan yang disajikan dapat diterima oleh akal sehat.
2. Sistematis, artinya segala yang dikemukakan disusun dalam urutan yang
memperlihatkan adanya kesiambungan.
3. Objektif, artinya segala keterangan dikemukakan menurut apa adanya.
4. Lengkap, artinya segi-segi masalah yang diungkapkan dikupas selengkap-
lengkapnya.
5. Tugas, artinya pembicaraan langsung kepada pokok permasalahan.
6. Jelas, artinya keterangan yang dikemukakan dapat mengungkapkan maksud secara
jernih.
7. Empiris, yakni kebenaran yang dapat diuji.
8. Terbuka, yakni konsep atau pandangan keilmuan dapat berubah seandainya
muncul temuan baru.
9. Berlaku umum, yaitu semua simpulannya berlaku bagi semua populasinya.
10. Peyajian menggunakan ragam bahasa ilmiah dan bahasa tulis yang lazim.
11. Tuntas, artinya permasalahan dikupas secara medalam dan selengkap-lengkapnya.

Broto widjojo dalam Ahmad (2016:105) mengungkapkan bahwa persyaratan sebuah


tulisan untuk dianggap sebagai karya ilmiah adalah sebagai berikut :

1. Karya ilmiah meyajikan fakta objektif secara sistematis atau runut.


2. Aplikasi hukum alam pada situasi spesifik.
3. Karya ilmiah ditulis secara cermat,tepat,benar,jujur dan tidak bersifat terkaan.
4. Karya ilmiah disusun secara sistematis setiap langkah dilaksanakan secara
terkendali, terkonsep dan sesuai prosedur.
5. Karya ilmiah menyajikan rangkaian sebab-akibat dengan pemahaman dan alasan
induktif yang mendorong pembaca untuk menarik kesimpulan.
6. Karya ilmiah mengandung pandangan yang disertai pandangan dan pembuktian
berdasarkan hipotesis.
7. Karya ilmiah tidak menimbulkan keraguan. Penulis karya ilmiah tidak boleh
memanipulasi fakta, tidak bersikap ambisius, dan berprasangka. Penyajian tidak
melibatkan perasaan.
8. Karya ilmiah pada dasarnya bersifat ekspsitoris.

D. Jenis Karya Ilmiah

Beberapa jenis karya ilmiah yang paling banyak diterbitkan oleh manusia adalah
sebagai berikut:

1. Artikel

Dalam istilah jurnalistik artikel adalah tulisan berisi pendapat subjektif


penulisannya tentang suatu masalah atau peristiwa. Artikel dalam bidang karya tulis
ilmiah merupakan suatu yang dicanangkan termuat dalam suatu jurnal atau buku yang
berisikan sejumlah artikel terkait yang dibuat mengikuti kaidah peulisan karya ilmiah.
Artikel ilmiah didapat dari suatu pemikiran suatu kajian pustaka atau hasil
pengembangan proyek.

Sistematika artikel :

1. Judul
2. Nama penulis: tanpa gelar akademik.
3. Abstrak: rigkasan tulisan, gambaran umum isi artikel.
4. Kata kunci: 3-5 key words
5. Pendahuluan: latar belakang masalah dan rumusan singkat (1-2 kalimat) pokok
bahasan dan tujuannya.
6. Kerangka teori (kajian teori): dasar teori yang menjadi acuan.
7. Pembahasan: penulis mengupas suatu masalah dengan pendirian yang kuat dan
analisis secara mendalam.
8. Penutup: kesimpulan dan saran.
9. Daftar pustaka.
2. Makalah

Makalah adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang
pembahasannya berdasarkan data dilapangan yang bersifat empiris-objektif. Umumya,
makalah ditampilkan dalam sebuah seminar atau dipresentaskan di depan kelas sebagai
tugas perkuliahan.

Mahasiswa umumya merupakan salah satu syarat untuk meyelesaikan suatu


perkuliahan, baik berupa kajian pustaka maupun hasil perkuliahan lapangan. Makalah
megkaji suatu problem atau fenomena ditulis dengan sistematis diikuti analisis yang
masuk akal dan bersifat objektif.

Makalah ditulis untuk memenuhi tugas terstruktur yang diberikan oleh dosen atau
ditulis atas inisiatif sendiri untuk disajikan dalam forum ilmiah.

Sistematika makalah:

1. Pendahuluan
2. Pembahasan
3. Kesimpulan

3. Kertas kerja (work paper)

Kertas kerja ini pada dasarnya mirip dengan makalah namun disusun degan analisa
yang lebih mendalam serta tajam. Biasanya kertas kerja ditampilkan pada loka karya dan
seminar. Kertas kerja itu menjadi acua untuk tujuan tertentu dan bisa diterima atau
dimentahkan oleh forum ilmiah.

4. Paper

Paper adalah sebutan khusus untuk makalah dikalangan akademisi (mahasiswa) dalam
kaiitanya dalam pembelajaran dan pendidikanya sebelum menyelesaikan jenjang studi
(Diploma/S1/S2/S3). Sistematika penulisannya sama dengan artikel atau makalah,
tergatung panduan yang berlaku diperguruan tinggi masing-masing.
5. Skripsi

Skripsi adalah karya tulis illmiah mahasiswa untuk menyelesaikan jenjang studi
S1(Sarjana). Skripsi memuat karya sistematis yang megutarakan pendapat penulis
berlandaskan pendapat orang lain. Pendapat yang diajukan harus didukung oleh data dan
fakta empiris-obektif, baik berdasarkan penelitia langsung atau percobaan
dilaboratorium, juga diperlukan sumbangan material berupa temuan baru dalam bidang
tata kerja, suatu hukum dan dalil tertentu.

6. Tesis

Tesis adalah karya tulis ilmiah mahasiswa untuk meyelesaikan jenjang studi S2(pasca
sarjana) yang sifatnya lebih medalam dibandingkan dengan skripsi. Tesis
mengungkapkan pengetahuan baru yang diperoleh dari penelitian sendiri.

7. Disertasi

Disertasi disebut juga “ph. Thesis’ adalah karya tulis mahasiswa untuk meyelesaikan
jenjang studi S3 (meraih gelar Doktor/Dr) yang mengemukakan suatu dalil yang dapat
dibuktikan dengan penulis berdasarkan dengan data dan fakta yang sahih (valid) dengan
anlisis yang terperici. Disertasi ini berupa suatu temuan orisinal.

8. Artikel ilmiah popular

Artikel ilmiah popular adalah artikel ilmiah yang ditulis dengan gaya bahasa popular.
Artikel ini kerap dimunculkan pada media massa seperti surat kabar, majalah dan tabloid
menggunakan bahasa jurnalistik atau bahasa media. Berbeda dengan artikel ilmiah,
artikel ilmiah populer tidak terkait secara ketat dengan aturan penulisan ilmiah. Artikel
ilmiah ditulis lebih bersifat umum untuk disampaikan kepada khalayak melalui media
massa.

Arifin (2008:1) membagi jenis karya ilmiah menjadi:

1) Makalah
2) Skripsi
3) Kerta Kerja
4) Tesis
5) Disertasi
1. Makalah

Makalah adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang
pembahasannya berdasakan data dilapangan yang bersifat empiris objektif. Biasanya
makalah disusun untuk melengkapi tugas disekolah/mata kuliah. Makalah adalah
bentuk karya ilmiah yang paling sederhana.

2. Skripsi

Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang ditulis untuk persyaratan guna mendapatkan
gelar diploma atau sarjana da penyusunannya dibimbing oleh seorang dosen atau tim
yang ditunjuk oleh suatu lembaga pendidikan tinggi.

3. Kertas Kerja

Kertas kerja juga menyajikan sesuatu berdasarkan data dilapangan yang bersifat
empiris objektif. Hanya saja analisis dalam kertas kerja lebih serius daripada analisis
dalam makala. Kertas kerja disajikan dalam satu seminar atau lokakarya. Jadi tujuan
utama kertas kerja adalah dipresentasikan dalam pertemuan ilmiah.

4. Tesis

Tesis adalah karya ilmiah yang sifatnya lebih mendalam daripada skripsi. Tesis
mengungkapkan pengetahuan baru yag diperoleh dari penelitian sendiri. Dengan kata
lain tesis didukung oleh sejumlah argumen yang dapat dipertanggung jawabkan.

5. Disertasi

Disertasi berisi suatu penemuan penulis sendiri yang berupa temuan orisinil.
Disertasi diperoleh untuk mendapatkan gelar doktor.

Finoza dalam Ahmad (2016:98) mengklarifikasi karangan disertasi menurut bobotnya


yaitu:

1. Karangan Ilmiah: karangan ilmiah berupa makalah, proposal, skripsi, tesis


2. Karangan Semi Ilmiah : karangan semi ilmiah berupa artikel, editora, opini, feature,
dan reportase
3. Karangan Non Ilmiah : karangan non ilmiah berupa anekdot, opini, dongeng,
hikayat, da semua cerita fiksi lainnya.
E. Tujuan Karya Ilmiah

Tujuan dari penulisan karya ilmiah ialah untuk memecahkan suatu permasalahn
tertentu, melatih kemampuan menulis, dan berpikir ilmiah bagi penulis yag menulis karya
ilmiah tersebut.

Adapun tuuan dari penelitian karya ilmiah secara umum :

1. Sebagai wujud menyampaikan ide atau gagasan pada kalangan tertentu, jenis karya
ilmia ini biasanya seperti artikel yang sering dimuat dalam media massa
2. Untuk memenuhi tugas dalam menyelesaikan studi, kita dapat menlihat pada
penulisan skripsi, tesis, maupun disertasi. Itu semua merupakan contoh karya ilmiah
yang dituliska mahasiswa tingkat akhir
3. Sebagai diskusi terhadap ide atau gagasan dalam pertemuan ilmiah, seperti seminar
atau sejenisnya
4. Untuk perlombaan. Dalam berbagai lembaga kita sering melihat lomba karya tulis
ilmiah yang dilakukan setiap tahunnya
5. Sebagai media untuk melatih menuangkan ide dan hasil penelitian daam suatu karya
tulis yang metodologis dan sistematis
6. Untuk wahana transformasi pengetahuan antara sekolah dan masyarakat
7. Sebagai media melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian secara benar
dan teratur
8. Untuk menunjukkan wawasan atau potensi mahasiswa menghadapi serta
menyelesaikan masalah dalam bentuk karya ilmiah dari pengetahuam bidang
keilmuannya
9. Sebagai media menumbuhkam etos ilmiah dikalangan mahasiswa
10. Untuk wahana melatih pengungkapan pikiran atau hasil penelitian dalam bentuk
tulisan ilmiah yang sistematis.
11. Utuk menghasilkan pelajar yang mampu menjadi penghasil pemikiran da karya tulis
ada suatu bidang dalam ilmu pengetahuan.
12. Sebagai sumber pengetahua yag berguna bagi orang orang yag membacanya.
13. Menjadi bukti bahwa pelajar memiliki wawasan dan potensi ilmiah dalam
menghadapi dan menyelesaikan berbagai macam permasalahan.
F. Fungsi Karya Tulis Ilmiah

Setelah kita mengetahui tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah, kita juga harus
mengetahui fungsi atau kegunaan dari karya ilmiah itu sendiri, yang berupa :

1. Karya ilmiah berfungsi sebagai bahan rujukan atau referensi untuk persiapan dalam
menulis karya tulis maupun kegiatan yang bersifat ilmiah. Contohnya saja seperti
penelitian maupun kegiatan seminar.
2. Karya ilmiah berfungsi sebagai fungsi edukatif, dimana ketika kita menulis karya
ilmiah maka wawasan yang didapat akan meningkat terhadap bidang keilmuan.
3. Karya ilmiah berfungsi sebagai fungsi sentral, maksudnya adalah bawa karya ilmiah
mampu memperluas wawasan kepada masyarakat umumnya dalam perkembangan
ilmu dalam karya ilmiah,yang membuat seseorang bebas menyampaikan ide atau
gagasan pada kalangan tertentu atau masyarakat luas.

Adapun fungsi lainnya bagi karya tulis ilmiah yaitu :

1. Untuk Suatu Penjelasan

Maksudnya adalah karya tulis ilmiah dapat menjelaskan hal-hal yang yang
sebelumnya belum diketahui pembaca, misalnya seperti hal hal yang belum jelas dan
tidak pasti, sehingga menjadi jelas dan pasti.

2. Untuk Prediksi

Adalah suatu karya tulis ilmiah hasil penelitian dapat mejadi prediksi mengenai suatu
hal yag belum terjadi, sehingga kejadian tersebut bisa diantisipasi atau bisa dicegah.

3. Untuk Kontrol

Adalah karya tulis ilmiah berguna juga untuk melakukan kontrol terhadap benar atau
tidaknya suatu pernyataan mengenai permasalahan.

Namun pada hakikatya karya ilmiah memiliki fungsi yaitu :

1. Penjelasan (explanation)

Tulisan ini dapat dijelaskan sebagai suatu hal yang sebelumnya tidak diketahui, tidak
jelas, dan tidak pasti.
2. Ramalan (prediction)
Tulisan ini dapat mengantisipasi hal yang kemungkinan akan datang dimasa yang
akan datang.
3. Kontrol (control)

Tulisan ini dapat berfungsi untuk mengontrol atau mengawasi benar atau tidaknya
suatu pernyataan.

G. Syarat penulisan Karya Ilmiah

Karya ilmiah tidak hanya berkaitan dengan susuna (teknis) penulisannya dan juga
materi. Jadi, karya ilmiah ditulis bukan sekedar untuk mempertanggungjawabkan
penggunaan sumber daya penelitian (uang,bahan dan alat). Penyusun karya ilmiah harus
memenuhi kaidah antara lain:

1. Peyebutan sumber tulisan harus jelas. Jika penulisan karya ilmiah menguntip pada
orag lain maka sumbernya harus disebutkan.
2. Memenuhi kaidah peulisan kata, frasa dan kalimat bahasa baik objektif, dan mudah
dipahami.

Sebuah karya ilmiah akan dikatakan sebagai tulisan ilmiah apabila memenuhi syarat-
syarat penulisan,adapun syarat-syarat penulisan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Komunikatif, harus disampaikan dengan uraia yang mudah dipahami pembaca,


baik dari segi bahasa maupun kalimatnya.
2. Bersifat denotatif dalam penyusunan kata dan kalimat penulisan, harus dilandasi
metode dan sistematika yag teratur agar tidak menimbulkan penafsiran ganda
bagi pembacanya.
3. Bernalar,artinya sistematis dan terdapat kohesi dan koherensi, sesuai dengan
metode ilmiah yang berlaku, diungkapkan secara objektif dan isi yang dipaparkan
dalam tulisan harus bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
4. Ekonomis, maksudnya kata atau kalimat dalam suatu penulisan karya ilmiah
hendakya diseeksi dulu agar tersusun secara padat dan berisi.
5. Berdasarkan landasan teori yang kuat, maksudnya tidak bisa ditulis secara asal-
asalan. Melainkan harus disertai dengan teori-teori atau pendapat-pendapat ahli
terpercaya yang mana teori tersebut telah terui kebenarannya.
6. Relevan denga ilmu tertentu, maksudya harus dilandasi ilmu yang relevan.karna
dalam penulisan karya ilmiah si penulis harus menguasai aa yang akan ditulisnya.
7. Berdasarkan sumber yang mutakhir, maksudnya harus menggunakan landasan
teori yang mutakhir yag mana landasan teori tersebut dapat dijadikan penopang
dalam suatu karya.
8. Dapat dipertanggugjawabkan, maksudnya karya tersebut baik itu buku, data, data,
kutipan dan acuan dalam penulisan harus bisa dipertanggungjawabkan dengan
cara menyebutkan sumber dari mana tulisan tersebut dikutip.
9. Menggunakan bahasa yang efektif, maksudnya harus disertai dengan kaidah
bahasa yang sesuai degan bidang yag ditulisnya.
10. Apa yag dikemukakan oleh penulis dapat dimasukan kedalam bidang ilmu
tertentu.
11. Tapa unsur plagiat, maksudnya harus bebas dari unsur menjiplak karya orang
lain. Berdasarkan pemikiran sendiri yang didasarkan pada penelitian dan
pengalaman, dan apabila ada megutip pendapat orang lain maka harus disertai
dengan sumber kutipannya.
12. Logis, berarti runtutan dalam penjelasan dari data dan informasi yang didapat
sesuai dengan logika suatu kebenaran ilmu yang ada.
13. Objektif, berarti adanya kesesuaian antara data dan informasi yang disajikan
dengan fakta yang ada di lapangan.
14. Sistematis, berarti dalam peyajian data maupun informasi yang didapat dari hasil
penelitian atau kajian harus berurutan sesuai dengan pola pikir yang
teratur,konsisten dan berkelanjutana
15. Andal, berarti informasi maupun data yang disajikan dalam sebuah karya ilmiah
harus sudah terbukti kebenarannya. Untuk menghasilkan data yang andaHl sangat
diperlukan perencanaan serta pemilihan pengguaan metode pengumpulan data
yang tepat.
16. Desain, maksudnya perlu didahului dengan taap perencanaan dan perancangan
awal terlebih dahulu agar dalam kegiatan pengumpulan data dan informasi dapat
terlaksana sesuai dengan metode dan rancangan yang tepat sesuai dengan yang
diinginkan.
17. Akumulatif, berarti sumber yang digunakan terpercaya dan terjamin kebenaran
dan keberadaannya. Yang mana informasi yang didapat harusdianalisi dan dicari
keterkaitannya antara stau dengan yang lainnya lalu dihubugkan dengan pendapat
penulis dan disimpulkan dengan tujuan penulisan karya ilmiah.

H. Prinsip-Prinsip Penulisan Karya Ilmiah

Dalam penulisan karya ilmiah, terdapat prinsip-prinsip yang harus diperhatikan agar
dapat menghasilkan hasil yang tepat dan baik serta dapat disebut dengan sebuah karya
imiah. Prinsip-prisip tersebut yaitu:

1. Objektif : Setiap pernyataan ilmia yang terdapat dalam kata tersebutharus berdasarkan
pada data yang jelas dan fakta. Kegiatan untuk mengumpulkan data dan fakta bertujua
untuk karya tersebut disebut sebagai studi empiris.
2. Penyimpulan peemuan atau prosedur karya ilmih harus melalui penalaran iduktif dan
deduktif : Penalaran induktif merupakan proses penalaran yang gunanya untuk
menarik sebuah kesimpulan yang berupa sikap atau prinsip didasari dari fakta-fakta
bersifat khusus, prosesnya itu disebut induksi. Penalaran induksi ini merupakan
sebuah generalisasi, analogi, atau pun hubugan sebab-akibat. Sedangkan penalaran
deduktif merupakan suatu metode dari berfikir yang penerapannya bersifat umum
terlebih daulu da untuk seterusnya akan dihubungka kedalam bagian-bagian khusus.
Ini merupakan suatu sistem penyusunan sebuah fakta yang sudah diketahui
sebelumnya untuk digunakan sebagai pencapaian suatu kesimpulan yang masuk akal
atau logis. Didalam penalaran deduktif ini dilakukan serangkaian pernyataan yang
disebut silogisme. Silogisme yaitu bentuk dari proses penalara yang menghubungkan
dua proposis atau dengan kata lain antara pernyataan presis minor dan premis minor
yang berlawanan atau berlainan yang gunanya untuk menurrunkan suatu kesimpulan.
3. Pembahasan data harus bersifat rasio : Seorang penuis dari karya ilmiah dalam
menganalisis data harus menggunakan empiris atau pengalamannnya dan pemikiran
logis.
I. Tahapan Umum Penulisan Karya Ilmiah

1. Tahapan Persiapan
1. menemukan atau mengaukan masalah yang akan menjadi pembahasan dalam
penelitian dengan didukung oleh latar belakang, identifikasi dari masalah, batasan
topik, serta rumusan masalahnya.
2. Melakukan pengembangan terhadap kerangka pemikiran daam bentuk kajian teoritis
3. Pengajuan terhadap hipotesis atau dugaan sementara terkait penelitian yang akan
dilaksanakan.
4. Metedologi yang mencakup berbagai teknik yang dilakukan dalam pengambilan dan
pengumpulan data, teknik pengukuran, serta teknik analisis data.

2. Tahapan Penulisan

Perwujudan tahap persiapan ini ditambah dengan pembahasan yang akan dilakukan
selama dan setelah penulisan itu selesai.

3. Tahap Penyuntingan

Tahap ini dilakukan setelah proses peulisan dianggap selesai.

Bagaimana proses dan tahapan penuisan karya ilmiah?

Proses dan penulisan karya ilmiah tentu berbeda untuk setiap jenis karya ilmiah. Namun
secara umum proses dan tahapan penulisan karya ilmiah tentu berbeda untuk setiap
jenisnya karya ilmiah. Namun, secara umum proses dan tahapan penulisannya
dirumuskan sebagai berikut :

1. Persiapan

Hal-hal yang dilakukan padatahap ini adalah (1) memilih topik, (2)
mempertimbangkan tujuan, bentuk, dan pembaca, (3) megidentifikasi dan menyusun ide-
ide. Ketika menyiapka diri untuk menulis, mahasiswa perlu berfikir tentang tujuan
penulisan, selain itu mahasiswa juga perlu mempertimbangkan siapa yang akan
membaca tulisannya adalah hal yag sangat penting agar tema dan diksi dapat disesuaikan
dengan pembaca. Begitu pula dengan tulisan yang digunakan untuk anak-anak tentu akan
berbeda dengan tulisan yang peruntukkan untuk orang dewasa. Sama halnya dengan
tulisan yang diperuntukkan untuk masyarakat tentu akan beda dengan tulisan yang
diperuntukka untuk akademis.

Berikut ini beberapa pertanyaan yang dapat dijadikan penulis dalam menemukan alur
pikir :

1. Masalah atau topik apa yamg aka ditulis?


2. Apakah sesuai program studi?
3. Apakah pentingnya masalah atau topik itu?
4. Apakah tujua menulis topik atau masalah itu?
5. Apakah manfaat kajian atau penulisan kepada pembaca?
6. Bagaimana cara mengkaji atau menganalisisnya ?
7. Adakah konstribusi keilmuan yang ditawarkan?
8. Apa hal baru yang ada dalam tulisan?

2. Studi pustaka pendukung

Karya ilmiah harus didukung oleh teori,sehingga karya tersebut bisa meyakinkan
pembaca dan tentu saja bernilai ilmiah. Sebelum menulis karya ilmiah, seorang penulis
perlu menyiapkan atau memastikan referensi yang akan mendukung karya ilmiah yang
ditulisnya tersedia atau tidak.

3. Membuat draft

Pada tahap membuat draft ini, mahasiswa hanya dimita untuk megekspresikan ide-ide
mereka secara umum. Draft ini bersifat tentatif, artinya masih bisa berubah. Pada tahap
membuat draft ini, waktu lebih difokuskan pada pengumpulan ide-ide. Agar tidak sulit
dalam membuat draft maka yag perlu dilakukan adalah susun kerangka terlebih dahulu
agar tulisan berfokus kepada topik yag dibahas.

4. Merevisi

Pada tahap ini mahasiswa meninjau kembali draf yang telah ditulis. Merevisi bagian
yang rumpang, sehingga karagan tetap berfokus kepada sebuah gagasan pokok. Merevisi
bukanlah mengganti isi karangan tetapi kegiatan ini lebih berfokus kepada penambahan,
pengurangan, dan penyusunan kembali isi karangan sesuai dengan kebutuhan atau
keinginan pembaca.
Adapun kegiatan yang dilakuka pada tahap ini adalah :

1. Baca kembali keseluruhan tulisan. Jangan lakukan kegiatan ini, tepat setalah
menyelesaika draft. Hal ii agar pikira lebih objektif utuk menilai tentang isi karangan.
2. Selain merevisi sendiri, langkah selanjutya adalah berbagi pengalaman tentang draft
dasar karangan dengan teman
3. Tahap terakhir adalah mengubah atau merevisi tulisan dengan memperhatikan reaksi,
komentar, atau masukkan yag ada.

5. Menyunting

Pada tahap ini menyunting hal yang diperbaiki adalah aspek kebahasaan. Tujuannya
adalah untuk membuat karangan lebihb mudah dibaca orang lain. Aspek-aspek yang
diperbaiki adalah penggunaan huruf besar, ejaan, struktur kalimat, tanda baca, istilah,
dan kosakata, serta format karangan. Menyunting karangan bisa dilakuka dengan
membaca cepat. Tandailah bagia yang penulisanya tidak tepat, disinilah kebermaknaan
pembelajaran tata tulis meliputi ejaan, tanda baca, dan penggunaan struktur atau istilah,
menyunting juga bisa dilakuka denga teknik peer editing, mahasiswa bisa bertukar hasil
tulisan dengan teman, kemudian saling menyunting tulisan. Menemukan kesalahan orang
lain terbukti lebih mudah, dibandingkan denga menemukan kesalahan penulis sendiri.
Hal ini sesuai denga hasil penelitian yag telah dilakukan penulis bahwa teknik peer
editing dapat membantu siswa dalam memperbaiki struktur kebahasaan disebuah tulisan.

6. Mempublikasikan

Tahap akhir proses menulis ialah mempubikasikan hasil tulisan dalam bentuk jurnal,
buku, laporan, atau tulisan.
J. Pengguaan Bahasa Dalam Penulisan Karya Ilmiah

Karya ilmiah haruslah menggunaka bahasa keilmuan, yaitu suatu ragam bahasa yang
digunakan dalam suatu bidang ilmu tertentu. Ragam bahasa tersebut hanyalah dipahami
oleh para peminat ilmu tersebut. Oleh karena itu dalam penulisan karya ilmiah hedaknya
penulis mengambil topik permasalaha yag sesuai denga bidang yang telah diteliti dan
dikuasai agar hasil karya ilmiah tersebut dapat lebih rinci dan mendalam. Disamping itu
dalam penulisan karya ilmiah harus berpedoman dengan tata cara sesuai denga tata cara
penulisan karya ilmiah yang telah ditentukan dan mengikuti pedoman atau koveksi
ilmiah yang telah disepakati.

Humaeroh (2017) mendefinisikan bahasa baku sebagai ragam bahasa yang


dilembagakan dan diakui oleh sebagian besar warga masyarakat pemakaiannya sebagai
bahasa resmi, dalam penulisan karya ilmiah hal yag perlu diperhatika adalah penggunaan
bahasa baku, bahasa baku merupakan ragam bahasa yang sering digunakan dalam
penelitian, karya tulis ilmiah, maupu kegiata formal lainnya.

Menurut Parera bahasa baku memiliki tiga sifat utama diantaranya, yaitu :

1. Sifat Kemantapan

Pada dasarnya kemantapan pada penulisan karya ilmiah bersifat dinamis yang artinya
diwujudkan melalui kaidah aturan bahasa yang bersifat tetap atau tidak berubah-ubah.
Tata bahasa baku juga bisa bersifat dinamis yang artinya tata bahasa bisa sewaktu waktu
sesuai dengan kemajuan zaman dan juga sesuai dengan kebutuhan manusia.Dinamis juga
membuka kemungkinan adanya perubahan kosa kata dan istilah. Beragam istilah maupu
kosa kata berkembang sesuai dengan perkembangan zaman yang semakin modern
membuat kedinamisan atau perubahan terjadi pada bahasa baku.

Kamus Besar Bahasa Indonesia juga kaidah Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) yang
dahulu sempat disebut dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) telah melakukan
pembaharuan beberapa kali. Begitu pula pedoman penulisan karya ilmiah yang memiliki
banyak variasi sehingga membutuhkan suatu pegangan yang baku untuk dijadikan
patokan.
2. Sifat Kecerdikan

Sifat kecerdikan merupakan sifat kedua dalam tata bahasa penulisan karya tulis
ilmiah, sifat kecendikiaan dapat dilihat dari penyusunan kalimat, paragraf dan kesatuan
bahasa yang lebih luas serta pemikiran yang logis, teratur, dan juga masuk akal.

3. Sifat Penyeragaman

Tata bahasa baku dalam penulisan karya ilmiah memiliki sifat penyeragaman artiya
bahwa ada kaidah-kaidah bahasa yag bersifat tetap berlaku sama atau resmi dalam
kepentingan formal dan dipahami secara sama oleh pengguna bahasa baku lainnya,
menggunakan kata-kata dan istilah yang baku yaitu kata-kata yang sesuai kaidah
kebahasaan yag telah ditetapkan. Dalam memilih kata baku dan tidak baku, tidak boleh
berdasar pada kata-kata yang sering dijumpai karena belum tentu kata-kata tersebut
merupakan kata yang benar meurut kaidah.

Ciri-ciri penggunaan Bahasa Indonesia dalam karya ilmiah adalah :

1. Arifin (1998:82) penggunaan istilah yang tepat, cermat, dan hemat. Selain baku
pemilihan kata juga harus lazim, hemat, dan cermat
2. Arifin (1998:84) mengguakan kalimat efektif, karya tulis ilmiah yang baik tentunya
selain menggunakan diksi dan istilah yang tepat juga menggunakan kalimat yang
efektif. Kalimat yang efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai
kaidah, ringkasan, dan enak dibaca
3. Menggunakan Paragraf yang baik, paragraf yang baik harus mengguakan prinsip
kesatuan yang didalam paragraf hanya terdiri dari satu gagasan pokok. Adapun yang
dimaksud denga kelengkapan paragraf dalam paragraf adalah terpenuhinya
kebutuhan kalimat penjelas yang mengantar kalimat utama jika kalimat-kalimat
yang menopang dikembangka secara jelas dan lengkap sehingga tidak menyisakan
pertanyaan yang terkait degan kalimat utama maka dapat dikatakan paragraf tersebut
merupakan paragraf yang lengkap.

Sifat objektif, logis, sistematik, lugas, dan jelas dalam sebuah karya tulis ilmiah
dapat dicapai hanya dengan bahasa yang tepat. Isi atau gagasan yang sangat bagus jika
disampaikan dengan bahasa yang kurang tepat atau kurang baik akan berakibat pada
kurangnya pemahaman pembaca terhadap ide atau gagasan yang disampaikan oleh
penulis. Oleh karea itu, faktor bahasa dalam karya ilmiah menjadi salah satu faktor yang
sangat penting dipersiapkan.

Untuk mencapai suatu kualitas karya ilmiah yang baik khususnya dilihat dari segi
bahasanya, perlu kiranya dipahami bahwa bahasa Indonesia dalam karya ilmiah
mempunyai beberapa ciri khas atau aturan yang berbeda dari karya tulis nonilmiah.
Terdapat beberapa ciri khas yang harus dipenuhi dalam hal penggunaan karya ilmiah.

Menurut Suwito (1928) bahasa tulis ragam ilmu pengetahuan memiliki ciri yaitu :

1) Pilihan kata dan peristilahan yang tepat


2) Kalimat efektif dan penataannya dalam paragraf baik
3) Penalaran dan sistematika yang bagus
4) Pemaparan dan gaya bahasa yang menarik

Konteksnya adalah penulisan karya ilmiah, pemilihan kata atau diksi serta pemilihan
istilah harus mengikuti kaidah kaidah bahsa baku. Berkaitan dengan pemilihan kata atau
istilah yang tepat ini, terdapat beberapa hal yag perlu diperhatikan ketika menulisnya
karya ilmiah yaitu :
1. Menggunakan kata-kata dan istilah yang baku dalam menulis karya ilmiah, kata-kata
yang baku yaitu kata-kata yang pakai adalah sesuai kaidah kebahasaan yang sudah
ditetapkan.
Contoh kata baku dan kata tidak baku seperti berikut :
1. Tidak baku : sistim, ekstrim, anggauta, hipotesa, metoda, tekhnik, analisa, hakekat,
managemen, prosentase
2. Baku ; sistem, ekstrem, anggota, hipotesis, metode, tekhnik, analisis, hakikat,
manajemen, persentase

2. Penggunaan kata dan istilah yang tepat, cermat, dan hemat


Selain harus baku, pemilihan kata juga harus lazim, hemat, dan cermat
1. Kata yang lazim : adalah kata yang sudah dikenal oleh masyarakat luas
2. Kata yang hemat : adalah kata-kata yang tidak disertai penjelasan yang panjang
karena mempunyai bentuk gabugan kata yang lebih hemat
3. Kata yang cermat : adalah hal yang digunakan dalam kecermatan pemilihan kata
berkaitan dengan ketepatan antara ide dengan bentuk yang dipilih oleh penulis

Kata-kata yang terlalu spesifik akan susah dipahami oleh pembaca dikalangan yang
lebih luas, Oleh karena itu, jika terdapat kata-kata asing atau kata-kata dalam bahsa
daerah tentu sebaiknya harus dicantumkan padanannya dalam bahasa Indonesia. Sebagai
contoh dalam bahasa Indonesia “kimia” dapat diartikan sebagai “ilmu urai”, tetapi
penggunaan kata “ilmu urai” sangat tidak lazim dan yang lazim adalah penggunaan kata
“kimia”.

Beberapa contoh penggunaan kata yang tidak hemat atau hemat, yaitu :

1. Tidak hemat :
1) Mengadakan penelitian
2) Dalam rangka untuk mencapai tujuan ini
3) Mempunyai pendirian
4) Tujuan dari penelitian yaitu
2. Hemat :
1) Meneliti
2) Untuk mencapai tujuan ini
3) Berpendirian
4) Tujuan penelitian ini yaitu

Persyaratan penting yang lain yang harus terpenuhi dalam pemilihan kata adalah
memilih kata secara cermat. Kecermatan tersebut tentunya berkaitan dengan
kebakuannya, kehematannya, serta ketepatan maknannya. Dalam hal kecermatan
pemilihan kata ini beiasannya berhubungan dengan kata-kata yang bersinonim. Kata-kata
yang bersinonim ini, meskipun maknanya hampir sama tetapi mempunyai nuansa makna
yang berbeda. Contoh kata seperti, menguraikan, menganalisis, membagi-bagi, memilah-
milah, menggolongkan dan megelompokkan mempunyai makna yang mirip tetapi
pemakaiannya berbeda dalam kalimat. Contoh lain misalnya penggunaan kata
“mengacuhkan” yang sebenarnya berarti “memperhatikan” kadang justru diartikan
kebalikannya yaitu “tidak memprhatikan” kesalahan seperti itu, tentunya akan
mempengaruhi ketepatan pemakaian kata tersebut dalam kalimat. Adapun berkaitan
dengan penggunaan istilah, menurut kaidah pembentukan istilah, sumber yang dipakai
sebagai pembentuk istilah dapat berupa kosakata bahasa indonesia, kosakata bahasa
serumpun dan kosakata bahasa asing. Pembentukan kosakata dari ketiga sumber tersebut
harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan (pusat pengembangan dan pembinaan
bahasa Depdiknas 2004). Hal ini agar standarisasi dalam hal istilah tetap terjaga serta
perkembangan bahasa dapat terkendali secara sehat. Kosakata bahasa indonesia yang
dapat dijadikan istilah harus memenuhi syarat seperti:

1. Kata yang tepat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan atau sifat yang
dimaksudkan.
2. Kata yang lebih singkat daripada yang lain yang berujukan sama seperti “gulma”
dibandingkan dengan “tanaman pengganggu” atau “suka politik” dibandingkan dengan
“perlindungan politik”
3. Kata yang tidak bernilai rasa (konotasi) buruk dan yang sedap didengar (eufonik),
seperti “tunakarya” dibandingkan dengan “penganggur”.

Demikian juga jika sumber istilah berasal dari bahsa serumpun,pembentukan istilah
harus memenuhi persyaratan tersebut contoh kata-kata seperti: gambut(banjar)
nyeri(sunda).

Sumber istilah dari bahasa asing, pembentukan istilah dapat dilakukan dengan cara:
menerjemahkan contoh: samenwerking yang berarti ” kerja sama” atau network yang
artinya “jaringan”, jika diandingkan dengan terjemahan inndonesiannya, atau dapat
mempermudah tercapainya kesepakatan jika istilah indonesiannya terlalu banyak
sinonimnya, dan menyerap sekaligus menerjemahkan bahasa asing.

Arifin (1998:84) karya tulis ilmiah yang baik tentunya selain menggunakan diksi dan
istilah yang tepat juga harus menggunakan kalimat yang efektif. Kalimat efektif adalah
kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan kaidah, ringkas, dan enak dibaca.

Widjono (2005:148) mengemukakan bebrapa ciri kalimat efektif adalah sebagai


berikut:

1. Keutuhan, kesatuan, kelogisan, atau kesepadanan makna dan struktur.


2. Kesejajaran bentuk kata dan struktur kalimat secara gramatikal.
3. Kefokusan pikiran sehingga mudah dipahami.
4. Kehematan penggunaan unsur kalimat.
5. Kecermatan dan kesantunan,
6. Kevariasian kata, dan struktur sehingga menghasilkan kesegaran bahasa.
K. Struktur Penulisan Karya Ilmiah

Meskipun masing masing karya ilmiah atau karya tulis memiliki gaya dan struktur
tersendiri, namun secara universal struktur ini lebih umum digunakan sebagaimana
dikutip dari sumber yang sama, yaitu :

1. Halaman Judul
Halaman judul berisi topik yang dipilih untuk dibahas pada karya ilmiah tersebut.
Pembuatan judul biasanya dibuat spesifik mungkin. Pada halaman judul ini biasanya juga
dibuat nama penulis, asal istitusi atau lembaga, tanggal, bulan,dan tempat karya
ilmiahdibuat serta ditulis dengan format rata tengah.
2. Abstrak
Struktur karya ilmiah yang selanjutnya yaitu abstrak. Abstrak merupakan ringkasan
dari keseluruhan isi atau materi yang ada di dalam karya tersebut.
Abstrak sendiri dimaksudkan untuk menjelaskan kepada pembaca secara ringkas dan
cepat.
3. Pendahuluan
Bagian pendahuluan ini biasanya terdapat paling awal materi karya ilmiah, pada
bagian pendahuluan dibagi menjadi 4 bab, yaitu :
1. Latar Belakang Masalah

Pada sub latar belakang masalah, biasanya berisi penjelasan teoritis dan faktual dari
isu atau permasalahan yang akan dibahas. Penjelasan dalam latar belakang masalah
biasanya logis dan singkat.

2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah berisi beberapa pertanyaan kritis dari masalah penelitian.


Pertanyaan pertanyaan tersebut muncul dari penjelasan yang ada di latar belakang
masalah.

3. Tujuan Penelitian

Pada sub bab ini berisi uraian singkat tentang tujuan penelitian tersebut dilaksanakan,
serta apa yang ingin diwujudkan dari adanya peneletian tersebut.
4. Manfaat Penelitian

Pada bagian ini berisi deretan manfaat dari masalah yang diteliti. Biasanya, manfaat
penelitian berkaitan dengan pengembangan ilmu pengetahuan.

1. Kerangka Teori

Terdapat beberapa sub bab dalam kerangka teori, antara lain :

1. Landasan Teori
Landasan teori dalam karya ilmiah biasanya berisi pembahasan akan fenomena secara
rinci beserta hubungan antar variabel.
2. Hipotesis Penelitian
Adalah kesimpulan sementara berdasarkan kerangka pemikiran sebelum dilaksanakan
suatu penelitian.

5. Metode Penelitian
Metode penelitian diartikan sebagai suatu langkah-langkah yang ditempuh oleh
penulis atau peneliti untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid.
Terdapat dua metode penelitian yang kerap kali digunakan yaitu metode kualitatif dan
kuantitatif. Kualitatif adalah metode penelkitian yang berfokus untuk melakukan analisa
secara deskriptif terhadap suatu masalah. Sedangkan, kuantitatif merupakan metode
penelitian yang lebih fokus dengan analisa terhadap angka, tabel, dan statistik.
1. Jenis Penelitian
Pemilihan jenis penelitian akan melakukan langkah apa yang perlu dilakukan untuk
mendapatkan hasil. Langkah-langkah penelitian antara lain tujuan, tempat pelaksanaan,
tujuan umum, sifat masalah, dan ruang lingkup masalah.
2. Definisi Konsep dan Operasional Variabel
Defenisi konsep bisa dipahami sebagai sebuah konsep tentang variabel penelitian.
Sedangkan operasional variabel artinya penjelasan secara sistematik dan operasional
tentang ukuran dari variabel yang akan diteliti.
3. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi sendiri adalah keseluruhan dari subjek penelitian, sementara sampel
penelitian yaitu, sebagian subjek penelitian yang akan diteliti.
4. Jenis, Sumber, dan Teori Pengumpulan Data

Bagian ini menguraikan terkait apa jenis data yang digunakan dalam penelitian dan
bagaimana cara mengumpulkan data untuk penelitian.

5. Teknik Analisis/Pengujian Data

Bagian ini berisi penjelasan mengenai cara pengolahan sekaligus cara menganalisis
data dalam penelitian yang dilakukan.

6. Pembahasan Penelitian
Bagian ini merupakan bagian yang paling panjang dalam karya ilmiah. Hal ini
dikarenakan pembahasan memuat tentang penjelasan dari rumusan masalah, tujuan,
manfaat, kerangka teori, dan tentunya metode penelitian. Adapun bagian yang perlu
dijelaskan, diantaranya yaitu :
1. Gambaran umum objek penelitian
2. Deskripsi hasil penelitian
3. Penguji hipotesis
4. Interpelasi hasil penguji hipotesis

7. Penutup

Bagian penutup merupakan bagian yang berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang
diteliti.

1. Kesimpulan

Kesimpulan dalam karya ilmiah terletak dibagian akhir. Pada sub bab ini biasanya
memuat endapat dari karya ilmiah yang telah dibuat oleh peneliti atau penulis.

2. Saran

Pada bagian saran peneliti atau penulis dapat memberikan saran berupa pesan-pesan.
Tujuannya untuk mengarahkan penelitian yang hendak melakukan penelitian yang
sama, sehingga dapt berjalan dengan efektif.

8. Daftar Pustaka
Daftar pustaka sendiri merupakan sebuah daftar yang memuat sumber informasi atau
referensi teori yang digunakan oleh peneliti atau penulis dalam penelitiannya. Dalam
penulisannya ada formatnya tersendiri yaitu dimulai dari penulisan nama buku yang
dikutip, judul tulisan, nama penerbit buku atau karya akademik, identitas, dan waktu
terbit.

9. Lampiran
Lampiran dalam karya ilmiah berisi data yag berhasil diperoleh dan proses analisis
data pada saat penelitian berlangsung.

L. Manfaat Penulisan Karya Ilmiah

Adapun manfaat penulisan karya ilmiah diantaranya sebagai berikut :

1. Penulis dapat melatih mengembangkan kemampuan membaca secara lebih


efektif, sebab untuk menulis karya ilmiah harus mencari teori-teori terlebih
dahulu.
2. Penulis dapat melatih menggabungkan hasil bacaan mengenai teori-teori tentang
penelitian dari berbagai macam sumber.
3. Mengenalkan penulis dalam kegiatan kepustakaan.
4. Melatih penulis untuk meningkatkan kemampuan dalam pengorganisasian dan
juga menyajikan fakta secara velas serta secara sistematis.
5. Hasil karya digunakan sebagai ruukan penelitian lanjutan bila ada seseorang yang
hendak membuat penelitian selanjutya.
6. Membentuk budaya akademik pada pendidikan secara lebih baik bagi penulis.
7. Memperluas wawasan ilmu pengetahuan.
8. Penulis memperoleh kepuasan dari segi intelektual.
9. Kepuasaan yang berhubungan dengan penyajian gagasan atau ide sehingga
menghasilkan suatu pengetahuan baru.
10. Dapat mengembangkan kemampuan diri dalam hal menulis, dengan terus belajar
dan dilatih secara terus-menerus maka akan meningkatkan kualitas.
11. Sebagai sarana pengembangan pemikiran. Dukungan ini sebagai pembiasaan diri
untuk membedakan dan menyadari antara gagasan atau pemikiran dengan segala
hal tentang dunia nyata, tentang peristiwa di sekitar, bahkan tentang berbagai
keadaan atau kondisi apapun.
12. Sarana untuk mengorganisasi, menyimpan, dan mensintesiskan gagasan. Dengan
cara menulis, kita dapat lebih mampu untuk berfokus hanya pada segala
pemikiran kita,
juga menemukan saling berhubungannya antarmateri antara gagasan dan informasi
yang ditulis. Semua hal itu akan menimbulkan banyak pertanyaan baru yang
bebobot atau berharga untuk dijawab dan dapat membantu kita untuk menemukan
cara yang baru dalam penyelesaian masalahnya.
13. Sebagai sarana membantu kesenjangan antara pemahaman atau logika melalui
tulisan, kita mampu menemukan adanya hambatan, kesulitan, ataupun
kekurangan pengetahuan kita tentang berbagai macam konsep atau teori.
Setidaknya, kita dapat menyadari adanya berbagai macam isu yang seharusnya
dipikirkan dan mengkaji dengan melalui pembacaan berulang berbagai macam
teori baru.
14. Sebagai sarana membantu mengungkapkan sikap terhadap permasalahan. Melalui
tulisan, kita bisa mendapatkan kejelasan posisi atau kedudukan kita di tengah
permasalahan yang sedang dikaji.
15. Sebagai sarana untuk berkomunikasi. Melalui tulisan ini kita bisa menata
berbagai macam informasi yang adakalanya berlawanan, berserakan, atau pun
berlawanan. Selain itu juga bisa menyusun kategori, konsep, dan
mengorganisasikannya dengan berbagai konsep, dan mengorganisasikanya
dengan berbagai konsep yang masih simpang siur sehingga menjadi pola yang
mudah untuk dimengerti. Serta dengan tulisan pula akhirnya dapat
menyampaikan berbagai pemikiran dan gagasan.
16. Manfaat yang dirasakan oleh masyarakat luas sebab karya ilmiah dapat dijadikan
acuan atau referensi selain itu dapat memperluas wawasan terhadap berbagai
perkembangan ilmu pengetahuan yang ada.

k

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari definisi diatas, dapat dipahami, bahwa ada beberapa hal yang menjadi
parameter sebuah karya illmiah, yaitu dilihat dari materi, teori yang mendukung,
metode yang digunakan, sistematika penyajian, dan bahasa yang digunakan. Bila
dilihat dari materinya, sebuah karya ilmiah harus berdasarkan fakta atau bersifat
empiris, bukan rekaan, dalam menganalisis data atau atau fakta tersebut harus
didukung dan dilandasi oleh teori, metode dalam mendapati data atau fakta tersebut
harus sesuai dengan subtansi atau masalah yang ditulis, sistematika penyajiannya
harus mengikuti pola yang sesuai dengan jenis tulisannya, dan segi bahasanya,
tulisan ilmiah harus menggunakan bahasa yang baku atau bahasa yang baik dan
benar.

Dari beberapa pengertian dan penjelasan diatas, dapat dirumuskan, bahwa karya
ilmiah merupakan karya ilmu pengetahuan yang ditulis berdasarkan fakta atau data
(kondisi empiris) dengan menggunakan metode tertentu, disusun dengan sistematika
tertentu, dan dituangkan dengan bahasa yag baik dan benar.

B. Saran

Penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah diatas masih banyak
terdapat kesalahan dan susunannya belum seperti yang diinginkan oleh pembaca
serta jauh dari kata sempurna. Selain itu materi yang disampaikan juga masih
banyak kekurangannya karena hanya mengacu kepada beberapa sumber. Adapun
nantinya penulis akan segera melakukan perbaikan susunan makalah dengan
menggunakan pedoman dari beberapa sumber terpercaya dan kritik yang bisa
membangun dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Aji Saputra, Mochammad Ronaldy, 2016, Teori dan Praktik Menyusun Karya Ilmiah,
Sidoarjo: Nizamia Learning Center.
Andi Widodo, Agus Pramono, 2018, Penulisan Karya Tullis Ilmiah, Sidoarjo: Nizamia
Learning Center.
K.M Nasution, Mahyuddin, 2017, Karya Ilmiah, Sumatera Utara: Universitas Sumatera
Utara.
Martius, 2017, Bahasa Indonesia Versi Non Jurusan Bahasa Indonesia, Pekanbaru-Riau: Asa
Riau.
Suhartini, 2020, Menulis Karya Ilmiah Bukan Hanya Sekedar Menulis Teori, Pasuruan-Jawa
Timur: CV.Penerbit Qiara Media.
Ideloudshot.com/pengertian-fungsi-dan-contih-karya-ilmiah/.
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6077792/karya-ilmiah-pengertian-ciri-ciri-dan-
struktur-penulisannya/amp

Anda mungkin juga menyukai