Anda di halaman 1dari 11

MENDIDIK ANAK DALAM KELUARGA MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

Oleh: Umi Masridah (2011170166)

Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, IAIN
Palangka Raya.

umimasridah@gmail.com

ABSTRAK

Pendidikan anak yang pertama dan paling utama dalam Islam adalah pendidikan
dalam keluarga yang berperspektif Islam. Pendidikan dalam keluarga yang
berperspektif Islam adalah pendidikan yang didasarkan pada tuntunan agama Islam
yang diterapkan dalam keluarga yang dimaksudkan untuk membentuk anak agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta
berakhlak mulia yang mencakup etika, moral, budi pekerti, spiritual atau pemahaman
dan pengalaman nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini
merupakan salah satu wujud amar makruf nahi munkar dalam kehidupan
keluarga, yaitu dengan memberikan pendidikan kepada putra putrinya berdasarkan
ajaran Islam. Anak dalam menuju kedewasaannya memerlukan bermacam-macam
proses yang diperankan bapak dan ibu dalam lingkungan keluarga. Pola atau metode
pendidikan agama dalam Islam pada dasarnya mencontoh pada perilaku Nabi
Muhammad SAW dalam membina keluarga dan sahabatnya. Karena segala apa yang
dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW merupakan manifestasi dari kandungan Al-
Qurán. Adapun pelaksanaannya nabi memberikan kesempatan pada para
pengikutnya untuk mengembangkan cara sendiri selama cara tersebut tidak
bertentangan dengan prinsip-prinsip pelaksanaan pendidikan yang dilakukan oleh
Nabi SAW.

Kata Kunci: Pendidikan, Islam, dan Keluarga.

ABSTRACT
The first and the prime education for children in Islam is the
Islamic family education. This family education is based upon Islamic guidance
in purpose of building childrens, faith, piety,highest endeavor including ethics,
morality, and spirituality, and the practice of religious values in daily life. This effort
is a kind of amar makruf nahi munkar in family scope. Children needs family model
for their future mental and spiritual development. The model and methods of
Islamic education in the family scopes are adopted pretty much from the way of
our prophet Muhammad taught his family and his companions. Muslim
believes that whatever done by the prophet is the manifestation of Quranic
essence. In the implementation level, the prophet let his companions and
his follower to develop the teaching as long as the development itself in line with
educational principles by the prophet.

Keywords: Education, Islam, and Family.


PENDAHULUAN

Perkembangan zaman saat ini telah mengalami perubahan dengan


cepat. Keadaan ini menuntut generasi muda agar mempunyai kemampuan
kompetitif yang tinggi. Anak merupakan AMANAT dari Allah swt. Mendidik
anak sebaiknya dimulai sejak dini, karena perkembangan jiwa anak mulai
tumbuh sejak dia kecil, sesuai dengan fitrahnya. Dengan demikian maka fitrah
manusia itu kita salurkan, kita bimbing dan kita juruskan kepada jalan yang
seharusnya sesuai dengan arahnya. Sepatutnya umat Islam memperhatikan
pendidikan anak dan pembinaan individu untuk mencapai predikat "umat
terbaik", sebagaimana dinyatakan Allah 'Azza Wa lalla dalam firman-Nya:
"Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada
yang ma'ruf dan mencegah dariyang munkar... ". (Surah Ali Imran : 110).

Menurut sigmund freud, kepribadian manusia berdiri diatas tiga pilar,


yairu id, ego dan super ego. Dengan istilah lain adalah unsur hewani, akal,
dan moral.perilaku manusia menurut freud merupakan interaksi dari ketiga
pilar tersebut tetapi kesimpulan freud tentang manusia adalah homo volens,
yakni makhluk yang berkeinginan yang tingkah lakunya dikendalikan oleh
dorongan keinginan alam bawah sadarnya. Dalam pandangan islam,
kepribadian merupakan interaksi dari kualitas-kualitas nafs, qald, ‘aql, dan
bashirah-nya, yaitu interaksi antara jiwa, hati, akan danhati nuraninya.
Kepribadian seseorang, selain bermodal kapasitas fitrah bawaannya, ia jua
terbentuk melalui proses panjang riwayat hidupnya.

Anak adalah generasi penerus bangsa. Anak dan masa depan adalah
satu kesatuan yang dapat diwujudkan untuk membentuk suatu generasi yang
dibutuhkan oleh bangsa terutama bangsa yang sedang membangun.
Peningkatan keterampilan, pembinaan mental dan moral harus lebih
ditingkatkan begitu juga dengan aspek-aspek lainnya. Menghadapi era
globalisasi yang ditandai dengan berbagai perubahan tata nilai, maka anak
harus mendapat pembinaan intensif dan terpadu. Untuk itu, orang tua harus
memperhatikan perkembangan jasmani, ruhani, dan akal anak-anaknya.3

Pendidikan anak yang pertama dan paling utama dalam Islam adalah
pendidikan dalam keluarga yang berperspektif Islam. Pendidikan dalam
keluarga yang berperspektif Islam adalah pendidikan yang didasarkan pada
tuntunan agama Islam yang diterapkan dalam keluarga yang dimaksudkan
untuk membentuk anak agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
pada Tuhan Yang Maha Esa, serta berakhlak mulia yang mencakup etika,
moral, budi pekerti, spiritual atau pemahaman dan pengalaman nilai-nilai
keagamaan dalam kehidupan sehari-hari. Yang nantinya hal itu merupakan
sumbangan penting bagi pembangunan bangsa dan Negara.
Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang utama dan pertama bagi
seorang anak. Sebelum ia berkenalan dengan dunia sekitarnya, seorang anak
akan berkenalan terlebih dahulu dengan situasi keluarga. Pengalaman
pergaulan dalam keluarga akan memberikan pengaruh yang sangat besar bagi
perkembangan anak untuk masa yang akan datang. Keluarga sebagai
pendidikan yang pertama dan utama bagi anak.1
Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak
mereka karena dari merekalah anak mulai menerima pendidikan.2 Pada setiap
anak terdapat suatu dorongan dan daya untuk meniru. Dengan dorongan ini
anak dapat mengerjakan sesuatu yang dikerjakan oleh orang tuanya. Oleh
karena itu orang tua harus menjadi teladan bagi anak-anaknya. Apa saja yang
didengarnya dan dilihat selalu ditirunya tanpa mempertimbangkan baik dan
buruknya. Dalam hal ini sangat diharapkan kewaspadaan serta perhatian yang
besar dari orang tua. Karena masa meniru ini secara tidak langsung turut
membentuk watak anak di kemudian
hari.

Pendidikan bagi anak merupakan sesuatu yang sangat penting. Sebab,


pendidikan yang diperoleh seorang anak pada masa awal akan berpengaruh
pada kemudian hari. Aktivitas dan proses pendidikan dapat terjadi dalam
empat pusat pendidikan, yaitu keluarga, masjid, sekolah, dan masyarakat.1
Dengan demikian dari empat pusat pendidikan tersebut seharusnya saling
melengkapi, berkontribusi dan tidak bisa dipisahkan untuk mencapai tujuan
dari pendidikan itu sendiri. Pendidikan khususnya di dalam keluarga
diperlukan pemahaman orang tua terhadap kondisi psikologis, metode dan
materi yang tepat untuk mendidik anak. Termasuk materi Pendidikan Agama
Islam, merupakan hal yang harus diajarkan dan ditanamkan pada anak sejak
usia dini. Pokok ajaran Islam yang ditanamkan pada anak meliputi: aqidah,
akhlak, dan ibadah.

Proses pendidikan terhadap anak yang dapat dilakukan dengan benar itu
juga dilakukan sesuai dengan pengetahuan yang diperoleh oleh orang tuanya.
Namun dalam mendidik anak kebanyakan orang tua menggunakan caranya
masing-masing dan bahkan ada pula yang menyuruh orang lain untuk
mendidiknya karena orang tua tersebut mempunyai kesibukan tersendiri.
Karena itulah anak kadang kurang mengerti apa yang disampaikan, tidak
perduli apa yang dibicarakan orang tuanya untuk anak tersebut. Lalu
bagaimana cara yang benar mendidik anak? Apa yang harus dilakukan oleh
orang tua? Itulah yang perlu dipelajari lebih dalam oleh calon-calon pendidik.
Dan yang paling utama adalah bagaimana cara mendidik anak sendiri dalam
perspektif Islam?

Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui hal apa yang seharusnya
dilakukan oleh para pendidik terutama orang tua untuk mendidik anaknya.
Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan informasi yang tepat
untuk para pendidik agar tidak salah dalam mendidik anak-anak didiknya. .

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan mulai dari ……sampai……Didalam melakukan


analisis terkait persoalan artikel, penulis menggunakan metode literatur
sebagai rujukan utama. Penulis menggunakan beraneka data sensus internet
yang membeberkan seputar pendidikan yang sesuai dengan perspektif Islam.
Untuk memperoleh data/isu penulis mengolah data dari beraneka variasi
sumber isu internet. Berbagai macam sumber rujukan yang tersedia membuat
penulisan artikel ini berjalan dengan baik. Selain mendapatkan data dari
internet penulis juga melalui survey. Tehnik pengumpulan data melalui
berbagai referensi ditambah dengan data pembanding untuk memperkuat
penelitian yang dilakukan melalui observasi awal dan wawancara. penulis
melakukan interview kepada beberapa orang tua terkait pendapatnya untuk
penelitian ini, sehingga dapat ditemukan tambahan data melalui observasi dan
wawancara.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil observasi awal penulis kepada lingkungan sekitar


penulis dapat ditemukan :

Tabel 1. Hasil observasi awal


Mendidik anak dalam keluarga menurut perspektif Islam
No Hasil Observasi
.
1. Banyak orang tua yang berhasil mendidik anaknya terlihat secara
Islami dilingkungan keluarganya, itu terlihat dari Ibadah yang
dilakukan orang tuanya serta anaknya yang ikut sholat
berjamaah ke masid
2. Terdengar lantunan suara anak kecil dalam membaca ayat suci
Al-Qur’an dari rumah tetangga.
3. Terlihat dari pakaian bersyariat Islam, dengan menutup aurat
saaat keluar rumah
4. Orang tua menjadi guru pertama dalam keluarga
5. Hadirnya Guru Privat/les di dalam lingkungan keluarga
6. Orang tua menjadi teladan
7. Pergaulan atau lingkungan yang mendukung
8. Teguran dan nasehat orang tua

Berdasarkan observasi yang dilakukan diperoleh data bahwa sebagian


orang tua berhasil dalam mendidik anaknya menjadi soleh dan sholehah
dikarenakan penddikan agama yang diberikan orang tuanya semenjak dini,
sehingga tertanam dalam diri anak perilaku yang baik, terlihat dari ibadah dan
aktivitasnya dalam keseharian.
Tabel 2 Hasil wawancara kepada orang tua
Mendidik anak dalam keluarga menurut perspektif Islam

NAMA JAWABAN
NO PERTANYAAN
ORANG TUA RESPONDEN
Bagaimana 1. Perlunya peneladanan dari
menurut Bapak orang tua itu sendiri, dalam
mendidik anak hal ini orang tua wajib
dalam keluarga mencontohkan kepada anak
menurut perspektif/ secara langsung misalnya
pandangan Islam ? membawa nak pergi ke
masjid untuk melakukan
sholat berjamaah, dengan
demikian anak secara
langsung akan meniru
perbuatan ortunya sekaligus
1. Ahmad
mengajarkan pendidikan
sholat kepada anak.

2. Menanamkan pendidikan
agama kepada anak sejak
dini, sehingga sampai ia
tumbuh dewasa, anak akan
menjadi terbiasa dengan
pendidikan yang diajarkan
semenjak kecil oleh orang
tuanya
Pendidikan anak dimulai dari
rumah, siapa yag mendidik
tentu orang tua, dan
2. Erwin bagaimana cara mendidiknya,
dan yang menjadi contoh
panutan adalah Nabi
Muhammad SAW.
Mendidik anak dimulai dari
pembiasaan sehari-hari,
mengajarkannya pendidikan
Tauhid kepadanya terlebih
dahulu agar dia mampu
mengenal Tuhan-Nya, dimulai
3. Budi
dari berumur 7 tahun
membiasakannya untuk
bangun pagi dan membaca al-
Qur’an rutin setelah selesai
sholat fardu sampai batas
maqro
4. Irwan Mengingat hadis Nabi yang
berbunyi Nawwiru buyutakum
bisholah waqirooatil qur’an
artinya hiasilah rumahmu
dengan sholat dan
pembacaan Qur’an dengan
demikian mendidik yang
utama adalah menanamkan
sholat dan mengajarkan sholat
sejak kecil dan mengajarkan
membaca Qur’a, dengan
demikian jika kedua hal
tersebut dilakukan maka
dalam sebuah keluarga akan
tercipta suasana yang Islami
Dengan mengingat firman
Allah dalam Al-Qur’an yang
berbunyi ‘’ Quu Anfusakum
Wahliikum Naaro” artimya
jagalah dirimu dan keluargamu
dari siksa api neraka, dari ayat
tersebut bisa kita jadikan
5. Maman sebagai dasar pendidikan
anak dalam sebuah keluarga,
mengajarjkannya pendidikan
agama khususnya sholat,
membaca Qur’an dan ibadah
sunnah lainnya, menjaga
pergaulannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Mendidiknya dengan member
nasehat, dengan perhatian,
meberikan hukuman jika tidak
melaksanakan perintah Allah
6. M. Yusuf tentunya yang berifat
mendidik, memberinya
perhatian, arahan melalui
wasiat, serta dengan
kelembutan
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada beberapa orang
tua, dapat ditemukan bahwa hampir semua orang tua mengutamakan
pendidikan agama anak dimulai sejak dini dengan menanamkan pendidikan
agama terutama sholat dan pembacaan ayat Al-Qur’an kepada anak,
sehingga tumbuh dalam diri anak kelak menjadi pribadi yang taat kepada
Allah dan menumbuhkan kecintaannya dalam membaca Al-Qur’an. Juga
melalui pendekatan dengan member nasehat, dengan perhatian, meberikan
hukuman jika tidak melaksanakan perintah Allah tentunya yang berifat
mendidik, memberinya perhatian, arahan melalui wasiat, serta dengan
kelembutan

Langkah ketiga melalui rujukan berbagai referensi tentang


Mendidik anak dalam keluarga menurut perspektif Islam

Dengan melihat prinsip-prinsip dasar pendidikan islam dan praktik


historis ibadah-ibadah ritual yang dilakukan orang-orang terdahulu, serta
memadukan temuan-temuan ilmiah para ilmuwan di bidang pendidikan
pralahir saat ini, dapat memberikan kejelasan bahwa pendidikan anak dalam
kandungan itu meliputi berbagai aspek kehidupan dan perkembangan janin
hingga menjadi bayi yang nyata hidup sebagai anak manusia, yaitu
memberikan stimulasi edukatif terhadap janin yang sudah menjadi bayi
selama dalam kandungan ibunya yang dilakukan oleh orang tuanya secara
sadar dengan langkah-langkah tertentu, serta materi-materi pembelajaran
yang dipilih oleh orang tuanya.
Saat anak pertama kali lahir ke dunia, suara yang pertama kali
diperdengarkan adalah suara adzan. Makna dari mendengarkan suara adzan
sangat besar, yaitu agar anak tahu bahwa kita lahir ke dunia ini hanya untuk
Allah. Pendidikan anak yang pertama dan paling utama dalam Islam adalah
pendidikan dalam keluarga yang berperspektif Islam. Pendidikan dalam
keluarga yang berperspektif Islam adalah pendidikan yang didasarkan pada
tuntunan agama Islam yang diterapkan dalam keluarga yang dimaksudkan
untuk membentuk anak agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta berakhlak mulia yang mencakup etika,
moral, budi pekerti, spiritual atau pemahaman dan pengalaman nilai-nilai
keagamaan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini merupakan salah satu wujud
amar makruf nahi munkar dalam kehidupan keluarga, yaitu dengan
memberikan pendidikan kepada putra putrinya berdasarkan ajaran Islam.

Investasi dalam bidang pendidikan sangat diperlukan dalam budaya


menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan dapat
meningkatkan taraf hidup dan memungkinkan seseorang untuk
dapatmeningkatkan kemampuannya secara terencana. Anak harus dibiasakan
untuk selalu berbuat baik dan malu melakukan kejahatan, berlaku jujur dan
malu berbuat curang, rajin dan malu bersikap malas, serta membuang sapah
pada tempatnya dan malu membiarkan lingkungannya kotor.perubahan sikap
dan prilaku dari bertundak kurang bauk untuk bertindak lebih baik tidak
terbentuk secara instan. Perubahan tersebut harus dilatih secara serius dan
berkelanjutan agar mencapai tujuan yang diiginkan.

Dengan teori pendidikan Islam, para pendidik muslim akan


mengembangkan konsep-konsep baru sesuai dengan tuntutan zaman dan
lingkungan, sehingga pendidikan Islam akan terus berkembang mengacu
kepada tuntunan masyarakat yang berkembang secara dinamis-konstruktif
menuju masa depan yang sejahtera dan lebih maju, untuk mewujudkan ide
(cita) pendidikan Islam yaitu meningkatkan taraf kehidu- pan manusia melalui
seluruh aspek-aspek yang ada, sehingga sampai kepada tujuan yang telah
ditetapkan (sesuai dengan tujuan Islam) melalui proses tahap demi tahap.

Adapun fungsi dan peranan keluarga dalam pendidikan anak


menurutHasbullah adalah :

1. Pengalaman pertama masa kanak-kanak

2. Menjamin kehidupan emosional anak

3. Menanamkan dasar pendidikan moral

4. Memberikan dasar pendidikan social

5. Peletakan dasar-dasar keagamaan

Sedangkan menurut Kartini Kartono, fungsi keluarga dalam pendidikan


anak da- pat diklasifikasikan sebagai berikut, yaitu : fungsi biologis, fungsi
protektif, fungsi afek- tif, fungsi rekreatif, fungsi ekonomis, fungsi edukatif,
fungsi sosialisasi, fungsi civilisasi dan fungsi religious. Dari beberapa fungsi
ini, dapat dike- tahui bahwa urgensi pendidikan anak dalam keluarga adalah :

a. Sebagai pembelajaran dari segi linguistic yang berupa bahasa, logat anak
atau den- gan kata lain sebagai pembelajaran terhadap bahasa orang
tuanya

b. Sebagai pembentukan dan pembenahan moralitas anak, baik dari sikap,


tingkah laku dan pekerjaannya

c. Sebagai penumbuh aspek jasmani dan rohani anak

Dari fungsi dan urgensi pendidikan anak dalam keluarga, dapat diketahui
bahwa pendidikan dalam keluarga harus benar-benar mendapatkan prioritas
yang utama dan pertama agar supaya tujuan pendidikan Islam dapat terwujud
secara maksimal yaitu menciptakan manusia yang memiliki pengetahuan
tinggi, beriman teguh dan berakhlaq mulia serta berguna bagi agama dan
Negara.

Seorang pendidik harus tahu tentang gelombang otak anak karena


banyak yang menasehati anak dalam frekuensi gelombang otak yang tidak
tepat sehingga anak tidak mendengarkan dengan baik. Lalu bagaimana kita
dapat mengetahui gelombang otak anak? Untuk mengakses pikiran bawah
sadar dan mengukur keaktifan otak, kita dapat menggunakan alat yang
bernama EEG (Electroenchephalography). Namun tidak memungkinkan
semua orang menggunakan alat tersebut untuk mengukur gelombang otak
anak. Ada cara lain yang dapat dilakukan dengan sederhana, yaitu kita cukup
memahami karakteristik setiap frekuensi otak sehingga bisa menyimpulkan
frekuensi otak anak sedang berada di fase mana.
Memiliki anak laki-laki atau perempuan adalah anugrah yang diberikan
Allah swt. Menurut Islam ada beberapa cara mendidik anak laki-laki dan anak
perempuan, yaitu:

Cara mendidik anak laki-laki

1. Mengajarkan Ilmu Tauhid dan Akidah (Ilmu tauhid atau ilmu tentang
ketuhanan dan akidah (keimanan) sangat penting untuk diajarkan pada
anak sejak dini).
2. Mengajarkan ilmu agama (Ilmu agama bisa menjadi pondasi kehidupan
seorang anak di masa depan).
3. Mengajarkan tata cara shakat (Salat termasuk kewajiban yang harus
dilakukan seorang muslim. Karena itu, seorang anak wajib belajar salat
dan membiasakannya sejak kecil).
4. Mengajarkan ibadah puasa (Mengajarkan anak untuk melakukan rukun
Islam ketiga sangat dianjurkan).
5. Mengajarkan Anak untuk menjadi Pemimpin (Anak laki-laki kelak akan
menjadi pemimpin dan menjadi seorang imam yang baik pula untuk
keluarganya).
6. Mendidik Anak menjadi Laki-laki yang Bertanggung Jawab dan Mandiri (Rasa
tanggung jawab wajib ditanamkan sejak dini membuat anak memahami
kewajiban dan kodratnya sebagai laki-laki. Sedangkan kemandirian
merupakan salah satu kunci menjadi orang yang sukses dan behasil di masa
depan).
7. Mengajarkan Akhlak Mulia dan Berbakti pada Orang Tua (Kebaikan seseorang
akan dinilai dari dua hal, yaitu agama dan akhlaknya. Karena itu, ajarkan nilai-
nilai kebaikan pada anak-anak, tentang akhlak baik dalam Islam, bagaimana
berperilaku baik dengan orang lain dan sebagainya).

Cara mendidik anak perempuan

1. Mengerjakan Ilmu Tauhid (Tauhid atau konsep tentang ketuhanan merupakan


hal pertama yang wajib diajarkan oleh anak perempuan).
2. Mengajarkan Doa-doa Harian dan Kewajiban sebagai Seorang Muslim (Si
Kecil juga perlu diajarkan mengenai doa-doa harian. Kebiasaan menbaca doa
ini juga akan menumbuhkan kecintaannya dengan Allah SWT.).
3. Mengajarkan Akhlak Mulia dan Sopan Santun terhadap Orang Tua
(Mengajarkan akhlak yang mulia bisa menjadi modal awal untuk
menumbuhkan kebaikan lainnya dalam diri putri Dads dan Moms).
4. Mengajarkan tentang Fiqih Wanita (Sesuai dengan hadits, orang tua wajib
memberikan pendidikan yang baik untuk anak-anaknya, termasuk mengenai
hal-hal kewanitaan atau fiqih wanita).
5. Mengajarkan Keterampilan Rumah Tangga (Dikutip dari Muslimah.co.id,
keterampilan rumah tangga pastinya sangat dibutuhkan, agar anak
perempuan Dads dan Moms bisa mandiri. Apalagi, nantinya ia akan menjadi
seorang istri yang akan mengelola rumah tangga bersama suami).
6. Mengajarkan menjadi Seorang Istri (Seorang perempuan nantinya akan
bertanggung jawab menjadi seorang istri).
7. Mengajarkan Perempuan menjadi Seorang Ibu (Sampai kapan pun, seorang
wanita akan terus belajar menjadi seorang ibu).

Kendati seorang ibu memiliki peran sentral dalam mendidik anak, namun
sebenarnya pendidikan anak merupakan kewajiban bersama, bahkan menjadi
tanggung jawab yang lebih bagi seorang ayah. Hal ini misalnya dapat dilihat
pada ketentuan al-Qur'an misalnya dalam QS. Luqman: 13-14 , bahwa
kewajibanmendidik anak, mengajari mereka tentang akidah, ibadah dan
moralitas jugamerupakan tanggung jawab seorang bapak.

"Dan ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi


pelajaran kepadanya; "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan
Allah, sesungguhnya memperksekutukan Allah adalah benar-benar
kedzaliman yang besar".

KESIMPULAN

Dari uraian diatas mengenai mendidik anak dalam perspektif Islam,


dapat ditarik beberapa kesimpulan bahwa mendidik anak menurut
perspektif Islam yang didasrkan pada tuntunan Agama Islam yang
diterapkan dalam sebuah keluarga adalah untuk membentuk anak agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia yang beritika, bermoral spiritual dan
pengalaman nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan sehari-hari.
Pendidikan anak harus dilakukan semenjak kecil, pendidikan ini
dilakukan dengan mengajarkan pendidikan sholat dan pembacaan Al-
Qur’an, sehingga tertanam dalam diri anak untuk senantiasa
melaksanakan perintah Allah dan mengalkan budaya membaca Al-
Qur’an dalam lingkungan keluarganya.
Praktik pendidikan Islam oleh orang tua adaah melalui metode
kteladanan, pembiasaan, nasehat, ganjaran juga hukuman. Pendidikan
yang dipraktikan tersebut tidak berdiri sendiri, tetapi saling mendukung
terkait antara satu dengan yang lainnya, sesuai dengan situasi maupun
kondisi yang ada dalam lingkungan keluarga.

DAFTAR PUSTAKA
Anshor, Maria Ulfa dan Abdullah Ghalib. Parenting With Love. Bandung. PT
Mizan Pustaka. 2010.

Aynun, Nur. Mendidik Anak Pra-Aqil Balig. Jakarta. PT Elex Media Komputindo. 2018

http://ejournal.unuja.ac.id/index.php/pedagogik/article/download/126/106

https://parenting.orami.co.id/magazine/cara-mendidik-anak-laki-laki-
menurut-islam/

https://parenting.orami.co.id/magazine/cara-mendidik-anak-perempuan-
dalam-islam/

Nur, Ubes.Mendidik Anak dalam Kandungan. Jakarta. Perpustakaan


Nasional. 2008.

Purnomo, Agus. Pendidikan Anak Dini Usia (PADU) Dalam Islam. 2019

Sani, Ridwan Abdullah dan Muhammad Kadri. Mengembangkan Karakter


Anak yang Islami.Jakarta. Bumi Aksara. 2016.

Syakir, Septiani El.Mendidik Anak Masa Kini Ala Rasulullah. Jakarta. PT


Kawan Pustaka. 2014.

Taubah, Mufatihatut. 2016. Pendidikan Anak dalam Keluarga Perspektif


Islam. http://jurnalpai.uinsby.ac.id/index.php/jurnalpai/article/view/41

Wahidin, Unang. 2020. Peran Strategi Keluarga dalam Mendidik Anak.


http://jurnal.staialhidayahbogor.ac.id/index.php/ei/article/view/19

https://iainambon.ac.id/ojs/ojs-2/index.php/BS/article/view/511

http://103.107.187.25/index.php/bunayya/article/viewFile/1324/984

http://ejournal.iain-tulungagung.ac.id/index.php/taalum/article/view/2999

http://educasia.or.id/index.php/educasia/article/view/15

Anda mungkin juga menyukai