Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

TUJUAN-TUJUAN SASTRA SYAIR JAHILI, TOKOH-TOKOH


PENYAIR

Makalah ini Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Tarikh Al-Adab

Dosen Pengampu : Ustadz. Muhammad Uzaer Damairi, M.Th.i

Oleh:
Nilam Pratiwi Dirgahayu Afandi 203104030001

Alfian Syahrul Amin 204104030007

Anis Khofifatul Mas Ula 201104030004

PROGRAM STUDI TARIKH AL-ADAB

FAKULTAS USHULUDDIN,ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KH AHMAD SHIDDIQ JEMBER

2021

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Bismillahirohmanirrahim.

Puji syukur kami panjatkan kepada kehadirat Allah S.W.T. Tuhan semesta alam. Atas izin dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktu tanpa kurang suatu
apapun. Tak lupa pula kami haturkan shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Muhammad
SAW.Semoga syafaat nya mengalir kepada kita di hari akhir kelak.

Penulisan makalah yang berjudul : “TUJUAN-TUJUAN SASTRA SYAIR JAHILI, TOKOH-


TOKOH PENYAIR”.

Akhirul kalam, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Besar
harapan kami agar pembaca berkenan memberikan umpan balik berupa kritik dan saran. Semoga
makalah ini bisa bermanfaat bagi berbagai pihak. Aamiin.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh

Bangsalsari, 24 September 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................................iv
BAB I............................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................1
BAB II...........................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................2
1. Zaman jahiliyah................................................................................................................................2
A. Tujuan puisi zaman jahiliyah........................................................................................................2
B. TOKOH TOKOH PENYAIR..............................................................................................................3
BAB III..........................................................................................................................................................7
KESIMPULAN...............................................................................................................................................7
BAB IV..........................................................................................................................................................8
DAFTAR PUSAKA..........................................................................................................................................8

iv
BAB I

PENDAHULUAN

Secara sosiologis sastra merupakan refleksi lingkungan budaya dan merupakan satu teks
dialektis antara pengarang dan situasi social yang membentuknya atau merupakan penjelasan
suatu sejarah dialektik yang dikembangkan dalam karya satra. Sering dikatakan bahwasanya
syair merupakan antologi kehidupan masyarakat arab yang artinya semua aspek kehidupan yang
berkembang pada masa tertentu tercata dan terekamdalam sebuah karya syair.

Syair bagi masyarakat arab bukanlah sekedar untaian yang tidak berwarna melainkan sacral
untuuk membakar semangat, menarik perhatian, dan juga meredam emosi yang bergejolak di
tengah kehidupan masyarakat. Syair arab jahili juga dipergunakan untuk tujuan tasybib,
hamasah, madah, ritsa’ dan lain sebagainya dan pada masa itulah terkenal beberapa jenis prosa.

A. Rumusan Masalah
1. Apa saja tujuan sastra syair jahili?
2. Siapa saja kah tokoh-tokoh penyair tersebut ?

1
BAB II

PEMBAHASAN

1. Zaman jahiliyah

Menurut pandangan bangsa Arab puisi adalah sebagai puncak keindahan dalam sastra. Sebab,
puisi adalah bentuk gubahan yang dihasilkan dari kehalusanperasaan dan keindahan daya hayal.
Karena itu, orang Arab lebih menyenangi puisi dibanding jenis sastra lainnya.Orang Arab
memandang puisi dengan pandangan penuh kebanggaan, bahkan barangkali sampai pada tingkat
kesakralan. Pada waktu-waktu tertentu mereka hanya melantunkan puisi ketika dalam keadaan
berwudhu sebagaimana menyenandungkan qasīdah al-multamis (kasidah do’a) yang berkofiyah
mim.Mendengarkan puisi dan cinta kepadanya bagi orang Arab merupakan kesenian dan
perasaan yang menggebu-nggebu yang dapat merasakan isi ceritanya dan sekaligus mencari
ilmu, menambah pengetahuan dan memperbanyak pengalaman. Mereka mencintai puisi dan suka
mendengarkannya, karna puisi merupakan dīwān (kumpulan) yang melestarikan kebesarannya,
mencatatketurunan dan peristiwa-peristiwa serta mempertajam semangat kepahlawanan pada
dirinya. Setiap suku mempunyai penyair yang mampu memperjuangkan keagungan sukunya dan
memperkuat kebesarannya serta mempertahankannya.

A. Tujuan puisi zaman jahiliyah


 Tashbīh/ghazal: ialah suatu bentuk puisi yang didalamnya menyebutkan wanita dan
kecantikannya.
 Ḥammāsah/Fakhr: ialah suatu puisi yang digunakan untuk membanggakan keunggulan
suatu kaum atau menyebutkan kemenangan yang diperoleh.
 Madaḥ: ialah puisi yang digunakan untuk memuji seseorang dengan segala sifat dan
kebesaran yang dimilikinya seperti kedermawanan dan keberanian maupun ketiggian
budi pekertinya.
 Rothā’: jenis puisi ini digunakan untuk mengingat jasa orang yang sudah meninggal.

2
 Hijā’: jenis puisi ini digunakan untuk mencaci dan mengejek seorang musuh dengan
menyebutkan keburukan orang itu.
 I‘tidhār: ialah jenis puisi yang digunakan untuk mengajukan udhur dan alasan dalam
suatu perkara dengan mohon maaf dan mengakui kesalahan yang telah diperbuatnya.
 Waṣf: jenis puisi ini biasanya digunakan untuk menggambarkan segala sesuatu, seperti
peperangan dan keadaan alam.
 Ḥikmah: puisi ini berisi pelajaran kehidupan yang terkenal pada zaman jahiliyah.
 Al-Mu‘allaqāt
Al-Mu’allaqāt adalah qasidah panjang yang indah yang diucapkan para penyair jahiliyah
dalam berbagai kesempatan dan tema. Sebagian mu’allaqāt ini diabadikan dan
ditempelkan di dinding-dinding Ka’bah pada masajahiliyah. Dinamakan dengan
mu’allaqāt (kalung) karena indahnya puisi-puisi tersebut menyerupai perhiasan yang
dikalungkan pada wanita.masa jahiliyah. Dinamakan dengan mu’allaqāt (kalung) karena
indahnya puisi-puisi tersebut menyerupai perhiasan yang dikalungkan pada wanita.

B. TOKOH TOKOH PENYAIR

Arab adalah salah satu tempat yang melahirkan banyak penyair. Kebudayaan Arab sejak
berabad-abad lampau sangat mengandalkan sastra syair. Puisi-puisi banyak dibuat baik oleh
lelaki maupun perempuan. Bahkan kepandaian membuat syair menjadi salah satu cara untuk
meningkatkan status sosial di masyarakat.Di era modern ada banyak penyair Arab. Mereka tidak
banyak menuangkan gagasan lewat medium sastra, tapi juga melestarikan kebudayaan nenek
moyangnya.

 Nizar Qabbani (1923-1998)


Nizar Qabbani adalah seorang penyair yang lahir di Damaskus, Suriah pada 21 Maret
1923. Ia berasal dari keluarga pedagang kelas menengah. Selain sebagai penyair, Nizar
juga merintis karier sebagai diplomat di kantor Kementerian Luar Negeri Suriah, dan
pernah bertugas di beberapa ibukota negara, seperti Beirut (Lebanon), Kairo (Mesir),
Istanbul (Turki), Madrid (Spanyol), dan London (Inggris).Nizar mulai menulis puisi sejak

3
usia 16 tahun. Ia menerbitkan sendiri buku kumpulan puisi pertamanya berjudul The
Brunette Told Me ketika berumur 19 tahun dan masih menjadi mahasiswa di Fakultas
Hukum Universitas Damaskus tahun 1944.

Kumpulan puisi itu adalah kumpulan dari bait-bait romantis yang memuat beberapa
referensi mengejutkan tentang tubuh wanita, dan hal itu menciptakan gelombang kejut ke
seluruh masyarakat konservatif di Damaskus. Hal itu disebabkan simpati dan empati yang
mendalam dari Nizar terhadap nasib perempuan Suriah di kala itu yang selalu dikekang,
baik fisik maupun batin.Meski begitu, Nizar Qabbani tetap dihormati dengan diberi
julukan “Raja Penyair Arab”, dan kematiannya dihadiri oleh banyak laki-laki dan
perempuan di Damaskus pada 30 April 1998.

 Mahmoud Darwish (1941-2008)

Mahmoud Darwish merupakan penyair kelahiran Palestina pada 13 Maret 1941 di sebuah
desa bernama Al-Birwa. Ia pernah diberi penghargaan sebagai Penyair Nasional Palestina
karena karya-karyanya yang banyak menyuarakan kemerdekaan.Di awal kariernya
sebagai penyair, ia menulis dengan teknik puisi Arab Klasik. Namun, di tahun 1970, ia
mulai menulis sajak-sajak dengan gaya bebas. Sepanjang hidupnya, ia telah menerbitkan
sebanyak 30 buku puisi dan 8 buku prosa.Di usia 17 tahun, Darwish bahkan menulis puisi
tentang penderitaan pengungsi Pelestina, dan ketidakmungkinan mereka kembali pulang.
Dari situlah ia  kemudian banyak diundang untuk membacakan puisi-puisi di banyak
festival puisi. Darwish juga seringkali diminta bekerja sebagai editor di beberapa
perusahaan majalah dan surat kabar, seperti Al-Jadid dan Al-Fajr. Ia wafat di Texas,
Amerika Serikat, pada 9 Agustus 2008 setelah tiga hari dirawat pasca operasi hati.

 Anis Mansour (1925-2011)

Anis Mansour dikenal sebagai penyair Mesir. Ia lahir di sebuah kota bernama Al-
Mansoura (artinya Berjaya). Selain meniti karier dalam bidang sastra, ia juga bekerja
sebagai Jurnalis dan penerjemah.Kariernya dimulai pasca ia lulus dari Universitas Kaior

4
pada 1947. Ia masuk menjadi staf di surat kabar Al Asas di Mesir. Lalu melanjutkan
karier jurnalisnya di media massa bernama Rose Al-Yousef, Al Ahram, Akher Saa, yang
ketiganya berkantor di Mesir.
Tercatat ada 170 buku yang telah ia tulis dan telah diterjemahkan ke bahasa lain, seperti
Perancis, Jerman, dan Rusia. Untuk karya terjemahan, ia sukses menerjemahkan 200
lebih cerita pendek dari berbagai bahasa dunia ke dalam bahasa Arab.Yang menarik, ia
pernah menulis buku berjudul “Berkeliling Dunia Selama 200 Hari”. Buku itu adalah
risalah perjalanannya keliling dunia pada awal 1960-an. Negara-negara yang
dikunjunginya antara lain India, Jepang, hingga Amerika Serikat. Pada tanggal 21
Oktober 2011, Anis diberitakan meninggal dunia di Mesir pada usia 87 tahun.

 Kahlil Gibran (1883-1931)


Gibran lahir di sebuah kota kecil bernama Bsharri di Lebanon. Ia dibesarkan dari
keluarga Katolik Maronite. Pada tahun 1895 keluarganya pindah ke Boston, Amerika
Serikat. Di sanalah ia menekuni studi seni dan sastra.Gaya penulisan Gibran banyak
disebut sebagai gaya romantik. Ia pandai menulis dalam dua bahasa, yaitu bahasa
Arab dan bahasa Inggris. Itulah yang membuatnya semakin dikenal oleh dunia.
Bahkan di Lebanon ia dianggap sebagai pahlawan sastra.
Karya Gibran yang masih dibaca dan diterbitkan hingga kini seperti Sang Nabi,
Sayap-Sayap Patah, dan Surat-Surat Cinta Kepada May Ziadah. Di tahun 2009,
seorang jurnalis Amerika Serikat, Joan Acocella menulis di The New Yorker
mengenai sosok Gibran. Ia menyebut bahwa karya-karya Gibran merupakan karya
terbaik ketiga dalam hal penjualan setelah karya-karya William Shakespear dan Lao-
Tze.. Kahlil Gibran dinyatakan wafat di New York pada usia 48 tahun karena
penyakit liver dan tuberkulosis.

 Nazek Al Malaika (1923-2007)


Nazek Al Malaika adalah penyair perempuan yang banyak menginspirasi. Ia
merupakan penyair Irak paling terkenal yang menggunakan teknik syair bebas. Nazek
memiliki ibu yang juga seorang penyair, sementara ayahnya berrprofesi sebagai guru.

5
Dengan kedua orangtuanya yang memiliki latar akademis, Nazek belajar untuk
menulis puisi. Ia menulis puisi pertamanya di usia yang sangat muda, yaitu 10 tahun.
Selain menempuh pendidikan seni di Universitas di Bagdad, ia juga mengambil
kuliah perbandingan sastra di Universitas Wisconsin di Amerika Serikat. Kemudian
Nazek melanjutkan studi di program studi Seni Murni di Departemen Musik di
Almamater yang sama. Buku kumpulan puisi pertamanya berjudul The Night’s Lover
yang terbit setelah ia lulus kuliah di Bagdad.

6
BAB III

KESIMPULAN

Menurut pandangan bangsa Arab puisi adalah sebagai puncak keindahan dalam sastra. Sebab,
puisi adalah bentuk gubahan yang dihasilkan dari kehalusanperasaan dan
keindahan. .Mendengarkan puisi dan cinta kepadanya bagi orang Arab merupakan kesenian dan
perasaan yang menggebu-nggebu yang dapat merasakan isi ceritanya dan sekaligus mencari
ilmu, menambah pengetahuan dan memperbanyak pengalaman. Mereka mencintai puisi dan suka
mendengarkannya, karna puisi merupakan dīwān (kumpulan) yang melestarikan kebesarannya,
mencatatketurunan dan peristiwa-peristiwa serta mempertajam semangat kepahlawanan pada
dirinya. Setiap suku mempunyai penyair yang mampu memperjuangkan keagungan sukunya dan
memperkuat kebesarannya serta mempertahankannya. Di dalam ny a juga ada beberapa tujuan
yakni tashbih, hamasah, rotha, hija’, I’tidor, wasf, hikmah, mualaqoh dan lain sebagainya.

7
BAB IV

DAFTAR PUSAKA

Idntimes.com/agung-setya-1

https://core.ac.uk/download/pdf/288101312.pdf

Anda mungkin juga menyukai