Anda di halaman 1dari 10

AL-SYI’RI AL-‘AROBI (JENIS DAN UNSUR)

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah As-Syi’ri Al-‘Arabi


Dosen Pengampu : Muhammad Syadid Daelami M.Pd

Disusun Oleh :
Anggota Kelompok
Annisa Nukhoni 214110403135
M. Rizal Azis J 214110403130
Dinda Alfitasari 214110403117

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB


JURUSAN PENDIDIKAN MADRASAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI PRO.K.H. SAIFUDDIN
ZUHRI PURWOKERTO
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat-Nya maka kami
dapat menyusun penyusunan makalah yang berjudul “As-Syi’ru Al-‘Arobi (Jenis dan
Unsur)” penyusun makalah adalah merupakan salah satu tugas dalam mata kuliah As-Syi’ru
Al-‘Arobi di Universitas Islam Negri Prof. K.H. Saifuddin Zuhri.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah As-Syi’ru Al-‘Arobi. Selain itu,
makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang pembelajaran As-Syi’ru Al-‘Arobi
bagi penyusun dan pembaca. Dalam penyusunan makalah ini kami menyampaikan ucapan
terimakasih kepada Bapak Muhammad Syadid Daelami. selaku Dosen mata kuliah As-Syi’ru
Al-‘Arobi. Ucapan terimakasih juga kepada pihak pihak yang membantu dalam
menyelesaikan makalah ini. Akhirnya saya berharap semoga Allah SWT memberikan
imbalah yng setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan
semua bantuan ini sebagai amal ibadah, Aamiib Ya Rabbal ‘Alamiin.

Purwokerto, 19 Maret 2024

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
A. Latar belakang.................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................5
C. Tujuan masalah...............................................................................................................5
BAB III.......................................................................................................................................6
A. Jenis-jenis yang terdapat pada syiir arobi.......................................................................6
B. Uusur-unsur yang terdapat pada syiir arobi....................................................................6
BAB III.......................................................................................................................................9
A. Kesimpulan.....................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Syair dalam bahasa Arab ialah “Syi’ir” yang menurut bahasa berasal dari kata
“Sya’ara” artinya mengetahui atau merasakan. Menurut istilah, syair ialah perkataan
yang sengaja disusun menggunakan irama atau wazan Arab. Syair Arab adalah seni
puisi yang dikembangkan bangsa Arab sepanjang sejarah mereka, sejak zaman pra –
Islam hingga dewasa ini. Syair Arab tidak timbul sekaligus dalam bentuk yang
sempurna, tetapi sedikit demi sedikit berkembang menuju kesempurnaa, yaitu mulai
dari bentuk ungkapan kata yang bebas (mursal) menuju sajak, dan dari sajak menuju
syair yang berbahar rajaz. Mulai dari sinilah Syair Arab dianggap sempurna dan
berkembang membentuk qasidah yang terikat dengan wazan dan qafiyah.
Syair merupakan salah satu bentuk puisi yang memiliki ciri khas berupa
pengulangan bunyi akhiran pada tiap barisnya. Syair biasanya terdiri dari empat baris
pada setiap baitnya. Jenis syair merupakan bagian integral dari warisan sastra
Indonesia. Syair adalah bentuk puisi yang memiliki ciri khas dalam pola irama, bait,
dan rima. Syair juga sering kali mengangkat tema-tema seperti nasihat, keagamaan,
kisah cinta, serta keberanian. Jenis-jenis syair yang dikenal di Indonesia antara lain:
Syair Nasihat: Jenis syair yang berisi nasihat-nasihat bijak tentang kehidupan,
moralitas, dan kebajikan.
Syair Agama: Syair yang berisi tentang ajaran agama Islam.
Syair Romantis: Syair yang mengungkapkan tentang perasaan cinta dan kasih sayang.
Syair Patriotik: Syair yang menampilkan semangat perjuangan dan kebanggaan akan
tanah air.
Syair telah memainkan peran penting dalam merawat dan menyebarkan nilai-
nilai budaya serta sejarah masyarakat Indonesia. Dengan demikian, syair menjadi
simbol kekayaan sastra Indonesia yang perlu dilestarikan dan diapresiasi.
Unsur-unsur yang membentuk syair adalah:
Bait: Syair terdiri dari beberapa bait, di mana setiap bait terdiri dari beberapa baris.
Rima: Syair memiliki pola rima yang khas, di mana akhiran kata pada tiap barisnya
berulang dengan pola tertentu.
Isi: Isi dari syair dapat berupa cerita, nasihat, atau perasaan penyair.
Dengan unsur-unsur ini, syair menjadi bagian penting dari tradisi sastra
Indonesia, memainkan peran dalam menyebarkan nilai-nilai budaya serta sejarah
masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja jenis-jenis yang terdapat pada syiir arobi?
2. Apa saja unsur-unsur yang terdapat pada syiir arobi?

C. Tujuan masalah
1. Untuk mengetahui jenis-jenis yang terdapat pada syiir arobi
2. Untuk mengetahui unsur-unsur yang terdapat pada syiir arobi
BAB III
PEMBAHASAN

A. Jenis-jenis yang terdapat pada syiir arobi


Jenis syair merupakan bagian integral dari warisan sastra Indonesia. Syair adalah
bentuk puisi yang memiliki ciri khas dalam pola irama, bait, dan rima. Syair juga sering kali
mengangkat tema-tema.
1. Tasybib/gazal (‫زل‬II‫ الغ‬/ ‫بيب‬II‫)التش‬: suatu bentuk syair yang di dalamnya banyak
menyebut tentang wanita dan kecantikannya, tentang kekasih dan tempat
tinggalnya, juga segala hal yang berhubungan dengan kisah percintaan.
2. Hamasah/Fakhr (‫ الفخر‬/ ‫)الحماسة‬: syair yang berbangga dengan segala kelebihan dan
keunggulan yang dimiliki oleh seseorang atau suatu suku. Pada umumnya, puisi ini
digunakan untuk meyebutkan keberanian dan kemenangan yang diperoleh suku.
3. Madh (‫)المدح‬: syair yang berupa pujian terhadap seseorang dengan segala macam
sifat dan kebesaran yang dimilikinya, seperti kedermawanan, keberanian,
ketinggian budi pekertinya, dsb.
3. Rasa’ (‫)الرثاء‬: syair mengingat jasa seseorang yang sudah meninggal dunia; rasa
putus asa, kesedihan dan kepedihan akan meninggalnya seseorang
4. Hija’(‫اء‬II‫)الهج‬: syair yang berisi kebencian, kemarahan, atau ketidaksukaan thd
seseorang atau suku lain. Syair ini digunakan untuk mencaci dan mengejek seorang
musuh dengan menyebutkan keburukannya
5. I’tizar(‫)االعتذار‬: syair yang digunakan untuk mengajukan uzur dan alasan dalam
suatu perkara dengan jalan memohon maaf dan mengakui kesalahan yang telah
diperbuat
6. Wasf(‫)الوصف‬: syair yang digunakan untuk menggambarkan suatu kejadian atau
segala hal yang menarik, seperti menggambarkan jalannya peperangan, keindahan
alam, dsb.
7. Hasil karyanya disebut al-mu’allaqat ‘yang digantung’, al-muzahhabat ‘yang
ditulis dengan tinta emas’, as-sumut ‘kalung, al-qasa’id al-masyhurah ‘qasidah-
qasidah yang terkenal’, as-sab`u at-tiwal ‘tujuh yang panjang-panjang’, al-qasa’id
at-tis` ‘sembilan qasidah’.

B. Uusur-unsur yang terdapat pada syiir arobi


Unsur pada syair merujuk pada elemen-elemen yang membentuk struktur dan
karakteristik dari puisi syair. Unsur pada syair terbagi menjadi 2 yang terdiri dari
unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.
a) Unsur instrinsik
Unsur intrinsik puisi adalah unsur yang membangun puisi dari dalam,
berikut ini unsur intrinsik puisi: bait, baris, dan sajak.
1. Bait
Arti bait dalam puisi adalah bagian atau kumpulan paragraf dalam puisi
yang didalamnya terdiri dari beberapa baris atau larik yang tersusun harmonis.
Sama halnya dengan paragraf, bait memiliki fungsi sebagai pemisah antara topik
inti dan topik pembahasan yang di ekspresikan dalam sebuah puisi.
2. Baris
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), baris adalah deret, leret,
banjar, dan jajar. Dalam sebuah puisi pasti memiliki baris, dan baris ini jumlahnya
bermacam – macam namun, umumnya lebih dari empat baris dan selebihnya
tergantung pengarang. Perlu diingat kembali ketika membuat puisi jangan terlalu
banyak baris pada baitnya, mengapa? Karena, akan memberikan kesan yang
bertele – tele kepada audiens dan menyulitkan audiens dalam memahami
maknanya. Jumlah kata dalam pengertian bait dalam puisi dan baris masih
dibatasi. Hal ini karena terdapat sebuah peraturan yang membatasi kata dalam
satu baris pada bait dalam puisi. Namun, pada pengertian bait dalam puisi baru,
penggunaan baris di sini dianggap bebas dibiarkan pengarang yang menentukan
jumlah barisnya.
3. Sajak
Sajak merupakan sebuah karangan berangkap, bentuk bebas yang sudah
menyimpang daripada bentuk puisi lama. Sajak tidak dilihat dengan jumlah kata,
baris atau skema rima, namun ia amat mementingkan bahasanya sehingga
menimbulkan kesan dan nilai estetika yang tinggi. Sajak juga dianggap sebagai
kata – kata yang terbaik dalam susunan yang terbaik. Selain itu, sajak adalah
sejenis karya sastera yang segala – galanya dipesat dan 5 dipadatkan, serta
kesatuan bahasa di dalam sajak tidak terlihat oleh logik sintaktik.
b) Unsur-unsur ekstrinsik
Unsur ekstrinsik puisi adalah unsur pembangun puisi dari luar. Dengan
kata lain, unsur yang mempengaruhi baik buruknya puisi dari luar kandungan
puisi tersebut. Berikut unsur – unsur ekstrinsik puisi:
1. Unsur nilai agama dan kepercayaan
Dalam puisi Arab selalu mengandung unsur nilai – nilai yang terkandung
di dalamnya, berupa nilai agama dan kepercayaan. Seperti halnya, sastrawan
membuat puisi udengan mengandung nilai – nilai tersebut.
2. Kondisi politik negara
Puisi juga mengandung unsur kondisi social politik negara. Banyak para
sastrawan yang membuat puisi – puisi mereka berdasarkan kondisi politik negara
yang sedang dialami.
3. Kondisi sosial budaya
Kondisi sosial budaya juga mempengaruhi dalam pembuatan karya sastra.
Tidak bisa dipungkiri bahwa budaya yang melekat dari sang penulis akan
berusaha ia tuangkan baik secara sadar maupun tidak. Karya yang baik memang
tidak melupakan kondisi sosial budaya yang melekat.
4. Latar belakang pengarang
Memahami latar belakang pengarang akan membuat kita dapat merasakan
pola tulisan yang dituliskannya. Hal ini tentu dapat terlihat melalui motivasi
pengarang dalam menulis hingga pandangan dan pemikiran penulis dalam
melihat permasalahan kehidupan, pengalaman pribadi ataupun menulis
berdasarkan imajinasinya. Latar belakang pengarang menjadi salah satu hal yang
harus ada dalam setiap karya sastra.
5. Psikologi pengarang
Psikologi pengarang merupakan salah satu wilayah psikologi kesenian
yang membahas aspek kejiwaan pengarang sebagai suatu tipe maupun sebagai
seorang pribadi. Dalam kajian ini yang menjadi fokus adalah aspek kejiwaan
pengarang yang memiliki hubungan dengan proses lahirnya karya sastra.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Syair dalam bahasa Arab ialah “Syi’ir” yang menurut bahasa berasal dari kata
“Sya’ara” artinya mengetahui atau merasakan. Menurut istilah, syair ialah perkataan
yang sengaja disusun menggunakan irama atau wazan Arab. Syair Arab adalah seni
puisi yang dikembangkan bangsa Arab sepanjang sejarah mereka, sejak zaman pra –
Islam hingga dewasa ini. Syair Arab tidak timbul sekaligus dalam bentuk yang
sempurna, tetapi sedikit demi sedikit berkembang menuju kesempurnaa, yaitu mulai
dari bentuk ungkapan kata yang bebas (mursal) menuju sajak, dan dari sajak menuju
syair yang berbahar rajaz. Mulai dari sinilah Syair Arab dianggap sempurna dan
berkembang membentuk qasidah yang terikat dengan wazan dan qafiyah.
Jenis syair merupakan bagian integral dari warisan sastra Indonesia. Syair
adalah bentuk puisi yang memiliki ciri khas dalam pola irama, bait, dan rima. Syair
juga sering kali mengangkat tema-tema seperti nasihat, keagamaan, kisah cinta, serta
keberanian.
Unsur pada syair merujuk pada elemen-elemen yang membentuk struktur dan
karakteristik dari puisi syair. Unsur pada syair terbagi menjadi 2 yang terdiri dari
unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.
DAFTAR PUSTAKA

Hidayatullah, Ahmad. 2018. Tema Dan Gaya Bahasa Puisi Karya Siswa Kelas VIII
SMP Islam Daar El Arqam Tangerang (Kajian Struktural). Prosiding Pekan Seminar
Nasional (Pesona) 1 (1): 126 – 128.
Widodo. 2017. Unsur – unsur Intrinsik Sya’ir Arab. Jurnal Ilmiah Pedagogy 7 (1): 8 -
10.
Riyan, safitri. Sejarah sastra arab. Id.scribd.com diakses pada 13 maret 2023
Gramedia.com. Pengertian Unsur Ekstrinsik dalam Novel dan Cerpen + Contohnya.
Diakses pada 10 maret 2023, dari https://www.gramedia.com/literasi/unsur-ekstrinsik-
noveldan-cerpen/
Ustadzhalut.blogspot. Pemikiran Imam Syafi’I Tentang Al-Qur’an, Tafsir dan Ta’wil.
Diakses pada 15 Maret 2017, dari http://ustadzhalut.blogspot.co.id/2014/11/pemikiran-
imamsyafii-tentang-alquran.html
Mas’an Hamid, Dr, Ilmu Arudl dan Qawafi, Surabaya: Al-Ikhlas, 1995.
Kamil, Sukron, Teori Kritik Sastra Arab, Jakarta: Rajawali Pres, 2009

Anda mungkin juga menyukai