Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala

yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga

makalah Bahasa Indonesia Bab 4 yang berjudul “Indahnya Berpuisi” dapat tersusun

dengan baik dan dapat disajikan dengan baik.

Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan maupun pengkajiannya

masih banyak kekurangan dan kelemahannya. Oleh karena itu, kritik dan saran

dari berbagai pihak yang sifat-sifatnya membangun sangat penulis harapkan, demi

untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Demi kelancarannya mengerjakan tugas ini saya ucapkan terima kasih

kepada Kedua orang tua saya yang telah memberikan motivasi dan semua teman –

teman yang ikut membantu dalam penyusunan makalah ini.

Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala senantiasa melimpahkan rahmat dan

karunianya kepada kita semua, dan akhirnya mudah-mudahan makalah ini

walaupun sederhana dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para

pembaca pada umumnya. Amiin ya robbal ‘alamin.

Harapan Jaya, September 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Hal
JUDUL ................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR........................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A. Latar Belakang.................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................... 1
C. Tujuan ................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 3
A. Pengertian Puisi dan Unsur Pembentuk Puisi..................................... 3
B. Struktur Batin Puisi............................................................................ 4
C. Jenis-jenis Puisi.................................................................................. 5

BAB III PENUTUP............................................................................................... 13


A. Kesimpulan......................................................................................... 13
B. Saran................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Puisi sebagai salah satu jenis karya sastra memiliki nilai seni kesusastraan
yang tinggi, melalui bahasanya yang padat dan bermakna dalam setiap pemilihan
katanya. Puisi pada dasarnya merupakan sarana ekspresi seseorang untuk
mengungkapkan pikiran dan perasaannya. Oleh karena itu, puisi selalu diciptakan
dan dibaca, untuk menikmati nilai seni dan nilai kejiwaan yang tinggi. Menurut
Waluyo (2002:1) puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan,
dipersingkat, diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias atau
imajinatif.
Menurut Pradopo, puisi itu merupakan rekaman dan interpretasi pengalaman
manusia yang penting, digubah dalam wujud yang berkesan (2009:7). Dari dahulu
hingga sekarang, puisi digemari oleh semua lapisan masyarakat. Kemajuan
masyarakat dari waktu ke waktu selalu meningkat, maka corak, sifat, dan bentuk
puisi pun selalu berubah, mengikuti perkembangan selera. Saat ini wujud puisi
semakin kompleks dan semakin terasa sungkar sehingga lebih menyukarkan
pemahamannya. Begitu juga halnya corak dan wujud puisi Indonesia modern.
Meskipun demikian, orang tidak akan memahami puisi secara sepenuhnya tanpa
mengetahui dan menyadari bahwa puisi itu karya estetis yang bermakna, yang
mempunyai arti, bukan hanya sesuatu yang kosong tanpa makna (Pradopo, 2009:3).

B. Rumusan Masalah
a. Menjelaskan Pengertian Puisi
b. Menjelaskan unsur-unsur Puisi Lama
c. Menjelaskan unsur – unsur Puisi Baru
d. Menjelaskan Makna dalam puisi
d. Menjelaskan Penggunaan Majas dalam puisi
e. Menjelaskan unsur-unsur puisi
f. Menjelaskan hakikat puisi

C. Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan dari pada pembuatan makalah yaitu sebagai
berikut :
a. Pengertian-pengertian puisi dari beberapa ahli

1
b. unsur-unsur Puisi Lama
b. unsur – unsur Puisi Baru
c. Makna dalam puisi
d. Penggunaan Majas dalam puisi
e. Unsur-unsur puisi
f. Hakikat puisi

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Puisi dan Unsur Pembentuk Puisi


1. Pengertian Puisi
Pengertian puisi adalah teks atau karangan yang mengungkapkan pikiran dan
perasaan dengan mengutamakan keindahan kata-kata. Dalam puisi, kita dapat
mengungkapkan berbagai hal, seperti kerinduan, kegelisahan, atau pengagungan
yang kamu ungkapkan dalam bahasa indah. Hanya saja kamu jarang menyadarinya
bahwa itu adalah puisi.

2. Unsur Pembentuk Puisi


a. Majas dan Irama.
Teks puisi merupakan teks yang mengutamakan majas dan
mengutamakan irama.
Majas (figurative language) adalah bahasa kias yang dipergunakan untuk
menciptakan kesan tertentu bagi penyimak atau pembacanya. Untuk
menimbulkan kesan-kesan tersebut, bahasa yang dipergunakan berupa
perbandingan, pertentangan, perulangan, dan perumpamaan. Majas yang
biasanya digunakan adalah majas personifikasi, majas paralelisme, majas
metafora, majas hiperbola, dan majas perumpamaan.
Irama (musikalitas) adalah alunan bunyi yang teratur dan berulang-ulang.
Irama berfungsi untuk memberi jiwa pada kata-kata dalam sebuah puisi yang
pada akhirnya dapat membangkitkan emosi tertentu seperti sedih, kecewa,
marah, rindu, dan bahagia.

b. Penggunaan Kata-kata Konotasi


Kata konotasi adalah kata yang bermakna tidak sebenarnya. Kata itu
telah mengalami penambahan-penambahan, baik itu berdasarkan pengalaman,
kesan, maupun imajinasi, dan perasaan penyair. Kata-kata dalam puisi memang
banyak menggunakan kata-kata bermakna konotatif. Kata-kata itu merupakan
kiasan atau merupakan suatu perbandingan. W.S. Rendra (Sumber:
azissubekti.com)

c. Kata-kata Berlambang

3
Lambang atau simbol adalah sesuatu seperti gambar, tanda, ataupun kata
yang menyatakan maksud tertentu. Misalnya, rantai dan padi kapas dalam
gambar Garuda Pancasila, tunas kelapa sebagai lambang Pramuka. Lambang-
lambang itu menyatakan arti tertentu yang bisa dipahami umum.
Untuk kata-kata dalam puisi, seperti kata putih yang melambangkan
kesucian atau kebersihan, bunga yang melambangkan kecantikan, api yang
melambangkan kemarahan, dan baja yang melambangkan kekuatan atau
ketangguhan.

d. Pengimajinasian dalam Puisi


Pengimajinasian adalah kata atau susunan kata yang dapat menimbulkan
khayalan atau imajinasi. Dengan daya imajinasi tersebut, pembaca seolah-olah
merasa, mendengar, atau melihat sesuatu yang diungkapkan penyair. Dengan
kata-kata yang digunakan penyair, pembaca seolah-olah mendengar suara
(imajinasi auditif), melihat benda-benda (imajinasi visual), atau meraba dan
menyentuh benda-benda (imajinasi taktil).

B. Struktur Batin Puisi


1. Tema
Tema adalah gagasan pokok yang ingin diungkapkan oleh penyair. Tema
biasanya tersirat dalam keseluruhan isi puisi. Tema yang diungkapkan merupakan
penggambaran suasana batin atau juga berupa respon penyair terhadap kenyataan
sosial budaya.

2. Nada dan suasana


Nada mengungkapkan sikap penyair terhadap pembaca, sedangkan suasana
adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi akibat psikologis yang
ditimbulkan puisi terhadap pembaca. Nada dan suasana puisi saling berkaitan karena
nada puisi menimbulkan suasana terhadap pembacanya.

3. Perasaan dalam puisi


Puisi mengungkapkan perasaan dari penyair. Jika penyair hendak
mengungkapkan keindahan alam, maka sebagai sarana ekspresi ia akan
menggunakan imaji-imaji, majas serta diksi yang mewakili makna tentang keindahan
alam.

4. Amanat

4
Amanat merupakan suatu pesan yang ingin disampaikan penyair dalam
puisinya. Pesan tersebut dihadirkan dalam ungkapan yang tersembunyi. Amanat akan
selaras dengan tema dari puisi tersebut.

Berdasarkan penjelasan di atas, kita dapat mengetahui bahwa puisi adalah jenis
karya sastra berbentuk karangan terikat yang menggambarkan perasaan dari
penyairnya. Maksudnya adalah puisi biasanya dibatasi aturan-aturan seperti yang
sudah dijelaskan di atas. Tentu sudah paham ‘kan Squad? Ingin lebih paham lagi?
Yuk, berlangganan ruangbelajar. Kamu bisa nonton video belajar beranimasi, latihan
soal, dan rangkuman untuk membuat

C. Jenis-jenis Puisi
a. Puisi Lama
Puisi menjadi tulisan sastra yang begitu akrab di telinga banyak orang.
Apalagi sekarang, teman-teman bisa membuat puisi tanpa beragam syarat ataupun
ketentuan. Inilah yang disebut sebagai puisi modern. Namun, tahukah kalian bahwa
puisi sudah berkembang dari zaman lampau dan memiliki banyak jenis? Tidak
seperti puisi modern yang cenderung bebas, puisi lama memiliki berbagai ketentuan
dalam pembuatannya. Berikut ini pembahasan lengkapnya.

1. Pengertian Puisi Lama


Apa perbedaan puisi lama dan puisi baru? Secara mudahnya, puisi lama
adalah jenis puisi yang terikat beragam aturan dari segi rima, bait, hingga suku
katanya. Tiap jenisnya memiliki ketentuan yang berbeda dengan jenis lainnya.
Berikut ini adalah beragam jenisnya beserta aturan yang mengikatnya.

2. Jenis-jenis Puisi Lama

Pantun
Jenis puisi lama yang satu ini pastinya sudah akrab di telinga kalian.
Berasal dari kata panutun asal Minangkabau, jenis yang satu ini awalnya
dipakai untuk menjalin pergaulan di masyarakat. Mengenai ciri-ciri dari pantun
pun cukup banyak, seperti di bawah ini.
Tiap bait terdiri atas empat baris.
Tiap baris terdiri atas 8—12 suku kata.
Memiliki rima a-b-a-b

5
Baris pertama dan kedua berisi sampiran, yakni kata-kata pembuka yang tidak
atau kurang berkaitan dengan maksud pantun.

Baris ketiga dan keempat berisi isi dari puisi ini.


Contoh:
Berjalan di terik hingga lena
Haruslah beristirahat agar tiada mati
Gerutu itu tiada berguna
Rasa syukurlah yang buat hidup berarti

Karmina
Memiliki syarat yang tidak berbeda jauh dengan pantun, karmina bisa
dibilang adalah jenis pantun singkat. Ciri-cirinya sendiri sebenarnya tidak
terlalu berbeda dengan pantun, seperti di bawah ini.

Tiap bait terdiri atas dua baris.


Tiap baris terdiri atas 8—12 suku kata
Rima ada di tiap frasa dengan pola a-b-a-b

Frasa pertama di baris pertama berima sama dengan frasa pertama di baris
kedua, begitu pula dengan frasa selanjutnya di tiap baris.
Baris pertama adalah sampiran, sedangkan isi ada di baris kedua.
Contoh:
Dahulu parang sekarang besi
Dahulu sayang sekarang benci

Talibun
Jika karmina dapat dikatakan sebagai puisi singkat, talibun adalah
sebaliknya. Jenis puisi lama yang satu ini seperti pantun, namun memiliki baris
yang lebih panjang. Berikut ini adalah aturannya:

Tiap baitnya memiliki baris berjumlah genap, namun lebih dari empat.
Jumlah suku kata tiap baris berkisar 8—12.
Memiliki rima a-b-c-a-b-c.
Setengah dari jumlah baris per bait di bagian awal adalah sampiran,
selanjutnya isi.

6
Contoh:
Mencari batu sepanjang lima senti
Batu diambil lalu letakkan sejajar
Jangan lupa diatur mengelilingi gelas

Jika setiap hari bermain tiada henti


Tak pernah ada waktu untuk belajar
Jangan kaget nantinya tinggal kelas

Seloka
Jika dilihat dari strukturnya, jenis puisi lama yang satu ini sangat mirip
dengan pantun. Yang paling membedakan keduanya adalah letak isi. Berikut
ini adalah ciri lain dain seloka.

Tiap bait minimal terdiri atas empat baris, dapat lebih asal genap.
Tiap baris terdiri atas 8—12 suku kata.
Tiap baris adalah isi puisi.
Memiliki rima a-b-a-b

Contoh:
Warna merah menghias kuku
Cantik nia kala dipandang
Sang istri menjadi sendu
Karena mertua tak kunjung bertandang

Mantra
Tidak ada ciri khusus untuk mantra. Puisi lama yang dianggap memiliki
kekuatan gaib ini dapat dikatakan sebagai jenis puisi lama yang pertama kali
berkembang. Satu-satunya ciri khas dari mantra adalah ada sebagian kata-kata
yang diulang untuk memberi rasa sugesti bagi yang mendengar.

Syair
Jenis yang satu ini lebih ke arah bercerita. Mengenai aturannya sendiri,
antara lain sebagai berikut.

7
Tiap bait terdiri atas empat baris.
Tiap baris terdiri atas 8—12 suku kata.
Setiap baris adalah isi dan saling berkait.
Memiliki rima a-a-a-a.
Contoh:
Pada zaman dahulu kala
Tersebutlah sebuah cerita
Tentang negeri yang aman sentosa
Dipimpin raja nan bijaksana

Gurindam
Jika karmina dapat dikatakan sebagai pantun singkat, gurindam adalah
syair yang singkat. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut.

Tiap bait terdiri atas dua baris.


Tiap baris terdiri atas 8—12 suku kata.
Memiliki rima a-a.
Tiap baris adalah isi.
Contoh:
Kurang pikir kurang siasat
Tentu dirimu akan tersesat

b. Puisi Baru
Pengertian puisi baru adalah salah satu jenis puisi yang memiliki bentuk yang
lebih bebas dalam hal aturan mulai dari jumlah baris, suku kata, rima dan irama.
Definisi puisi baru adalah jenis puisi yang tidak terikat dengan aturan-aturan
baku tertentu dalam pembuatan atau pembacaannya, artinya puisi baru merupakan
jenis puisi yang bebas, tidak terikat dengan aturan terkait jumlah suku kata, jumlah
kata, jumlah baris, rima (sajak) ataupun jumlah bait dalam pembuatannya.
Puisi baru juga diartikan sebagai suatu jenis puisi modern yang sudah tidak
terikat lagi oleh aturan-aturan atau dibuat secara bebas oleh sang pengarang, dan
puisi ini ada atau lahir setelah puisi lama.
Bentuk puisi baru lebih bebas dibanding puisi lama, bebas dalam segi jumlah
suku kata, jumlah baris, maupun sajaknya. Biasanya, untuk nama pengarang puisi
baru sudah diketahui dan sudah dicantumkan.
1. Ciri-Ciri Puisi Baru
Berikut ini ciri atau karakteristik puisi baru, diantaranya yaitu:

8
 Bentuknya simetris dan rapi
 Memiliki persajakan akhir yang teratur
 Pola yang dominan yaitu pola sajak pantun dan syair
 Hampir semua merupakan puisi empat seuntai
 Setiap baris terdiri atas sebuah gatra atau kesatuan sintaksis
 Setiap gatra terdiri dari 2 kata atau 4-5 suku kata
 Diketahui nama pengarangnya
 Dalam perkembangannya secara lisan dan juga tertulis
 Menggunakan majas atau gaya bahasa yang dinamis (berubah-ubah)

2. Jenis-Jenis Puisi Baru


Jenis Puisi Baru Berdasarkan Isi
Balada
Pengertian balada adalah jenis puisi baru yang berisi kisah dan cerita
tertentu. Balada terdiri atas 3 bait dengan tiap bait terdiri atas 8 baris dan
berima a-b-a-b-c-c-b kemudian beralih jadi berima a-b-a-b-b-c-c-b-c. Berikut
ini contoh Balada:

Contoh Balada
Balada Ibu yang dibunuh
Karya WS Rendra
Ibu musang di lindung pohon tua meliang
Bayinya dua ditinggal mati lakinya.
Bualan sabit terkait malam memberita datangnya
Waktu makan bayi-bayinya mungil sayang.
Matanya berkata pamitan, bertolaklah ia
Dirasukinya dusun-dusun, semak-semak, taruhan harian atas nyawa.
Burung kolik menyanyikan berita panas dendam warga desa
Menggetari ujung bulu-bulunya tapi dikibaskannya juga.
Membubung juga nyanyi kolik sampai mati tiba-tiba
Oleh lengking pekik yang lebih menggigitkan pucuk-pucuk daun
Tertangkap musang betina dibunuh esok harinya.
Tiada pulang ia yang mesti rampas rejeki hariannya
Ibu yang baik, matinya baik, pada bangkainya gugur pula dedaun tua.
Tiada tahu akan meraplah kolik meratap juga
Dan bayi-bayinya bertanya akan bunda pada angin tenggara

9
Lalu satu ketika di pohon tua meliang
Matilah anak-anak musang, mati dua-duanya.
Dan jalannya semua peristiwa
Tanpa dukungan satu dosa, tanpa.

Hymne
Pengertian hymne adalah jenis puisi baru yang berisi pujian untuk
tuhan, dewa, pahlawan, tanah air atau almamater dalam dunia sastra. Namun
kini, hymne menjadi puisi yang dinyanyikan. Berikut ini adalah contoh hymne:

Contoh Hymne
Ya Tuhan kami
Kami telah terpuruk dalam lautan dosa
Detik menit jam kami terendam dalam dosa
Pikiran yang mendua
Hati yang beku
Ampunilah kami
Ya Tuhan kami
Ya Tuhan
Telah kotor setiap inci daging ini
Telah hina diri ini
Menyalahgunakan karunia-Mu
Mengkufurkan nikmat-Mu
Semoga Kau tuntun kami kembali
Ke jalan kebenaran-Mu
Ke jalan lurus-Mu
Sebelum Kau panggil kami kembali
Ke alam kekal-Mu
Amin

Ode
Pengertian ode adalah jenis puisi yang berisi tentang sanjungan atau
pujian. Kata-kata yang digunakan anggun namun resmi. Berikut ini contoh ode:
Contoh Ode

Guruku…

10
Cahaya dalam kegelapanku
Pengisi semua kekosonganku
Penyejuk kelayuan hatiku
Kau sirnakan segala kebodohan
Kau terangi setiap sisi jiwa
Kau terjang segala pandang negatif
Sungguh mulia hatimu
Sungguh besar pengorbananmu
Sungguh tak ternilai keikhlasanmu
Jasamu bagai emas mulia
Tak kan terganti sampai maut menjemput
Tak kan tertutup oleh keburukan dunia
Guruku…
Terima kasihku dari dalam lubuk hatiku

Epigram
Pengertian epigram adalah puisi yang berisi tentang tuntunan dalam
hidup. Berikut ini contoh epigram:
Contoh Epigram

Hari itu tak ada tempat berlari


Tak ada tempat bersembunyi
Tak ada memohon belas kasih
Semua sudah menyatu
Amal satu-satunya penolong
Amal satu-satunya cahaya
Merintih tiada berarti
Menyesal tiada berguna
Barulah sadar dunia yang fana

Epigram diatas berisi tentang pengingat untuk beramal selagi masih hidup.

Romansa
Pengertian romansa adalah salah satu jenis puisi baru yang berisi
tentang luapan rasa cinta dan kasih. Berikut ini adalah contoh romansa:
Contoh Romansa

11
Kisah ini hanya kau dan aku
Tak ada ketiga, keempat, kelima
Aku adalah kau
Kau adalah aku
Senyummu adalah bahagiaku
Tangismu adalah laraku
Citamu adalah wajibku
Karena kau…
Adalah tulang rusukku

Elegi
Pengertian elegi adalah jenis puisi baru yang berisi tentang luapan
perasaan kesedihan. Puisi ini bertujuan untuk mengungkapkan perasaan duka
cita, sedih, rindu terutama karena kepergian seseorang atau penyesalan dimasa
lalu. Berikut ini contoh elegi:
Contoh Elegi

Dalam erangan jiwa


Aku menangis mengingat-Mu
Dalam pilunya hati
Aku bersujud kepada-Mu
Dalam ratap tangisku
Aku berserah kepada-Mu
Renungi semua dosa dan khilaf
Takutku dan sesalku
Merangkai doa selalu kupanjatkan
Ya Tuhan…
Ampunilah dosaku
Ampunilah khilafku

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan
penyair secara imajinatif dan disusun secara cermat dengan mengkonsentrasikan
struktur fisik dan struktur batinnya sehingga mampu mempertajam kesadaran orang
akan pengalaman hidup.

B. Saran
Dari sumber yang diperoleh akhirnya penulis ingin menyampaikan saran
kepada pembaca bila akan menyampaikan :
1. Kita harus memahami sumber terlebih dahulu agar saat menyampaikan
tidak akan keliru
2. Saat menyampaikan kita harus tahu banyak tentang bersuci dalam ajaran
islam.

13
DAFTAR PUSTAKA

Buku Bahasa Indonesia/Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan. Edisi Revisi


Jakarta: Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan, 2017.

14

Anda mungkin juga menyukai