Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN KEGIATAN

SMA ISLAM AL AZHAR 10 PONTIANAK


LAPORAN HASIL KARYA PRESTASI
TERKAIT KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI
SECARA TERTULIS

YAYASAN KEJAYAAN ISLAM KHATULISTIWA


SMA ISLAM AL AZHAR 10 PONTIANAK
Telp. (0561) 761504
Web : www.smaiaalazhar10.sch.id

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan  kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami bisa menyelesaikan karya ilmiah tentang “Laporan hasil karya prestasi
terkait ketereampilan berkomunikasi ”.

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan laporan. Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika
tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan
maupun tata bahasa penyampaian dalam laporan ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati
menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki karya ilmiah ini.

Kami berharap semoga laporan yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga inspirasi
untuk pembaca.

Pontianak,  November 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG......................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH..................................................................................1
C. TUJUAN.........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
A. PUISI..............................................................................................................3
B. TEKNIK PEMBACAAN PUISI YANG BAIK DAN BENAR........................................4

BAB III PENUTUP


A. KESIMPULAN................................................................................................8

LAMPIRAN HASIL KARYA ........................................................................................9


LAMPIRAN PIAGAM PENGHARGAAN......................................................................9

iii
BAB I
“PERAN REMAJA DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER BANGSA
MELALUI PUISI YANG CERDAS, BERMORAL DAN BERKUALITAS”

1. LATAR BELAKANG

Pada dasarnya puisi adalah sebuah luapan ekspresi dari sebuah emosional
jiwa. Puisi biasanya berwujud stanza (paragrap) dan cantos (chapter) yang
didalamnya terdapat macam-macam struktur variasi seperti rhyme, metter,
imagery, allegory, figurative language dan lain sebagainya. Dari keragaman itu
puisi dikenal dengan kata Defamiliarization atau ketidak biasaan dalam
penggunaan struktur kalimat yang biasa digunakan sehari- hari. Puisi dikatakan
sebagai karya sastra yang paling unik karena tercipta dari kontemplasi terdalam
penyairnya. Namun, dalam memahami maknanya, kita mesti mengkaitkan puisi
dengan riwayat pengarang serta kondisi yang menjadi konteks penciptaan karya.
Berdasarkan ukurannya, puisi dapat dikatakan bahwa puisi adalah bentuk karya
sastra yang dapat menyampaikan aspek- aspek kehidupan secara dalam dan luas
dengan kata- kata yang jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan jumlah kata-
kata yang digunakan dalam karya sastra yang lain. ”the difference between poetry
and other liter.

Puisi mengandung karya estetis yang bermakna, mengekspresikan pemikiran yang


membangkitkan perasaan, merangsang panca indra dalam susunan yang berirama. Puisi
merupakan rekaman dan interpretasi pengalaman manusia yang digubah dalam wujud
yang paling berkesan. Puisi dapat membuat kita tertawa, menangis, tersenyum, berfikir,
merenung, terharu bahkan emosi dan marah

Sampai sekarang, puisi selalu mengikat hati dan digemari oleh semua lapisan
masyarakat karena keindahan dan keunikannya. Oleh karena kemajuan masyarakat dari
masa kemasa selalu meningkat, maka corak, sifat dan bentuk puisi pun selalu berubah,
mengikuti perkembangan selera, konsep estetika yang selalu berubah dan kemajuan
intelektual yang selalu meningkat.
2. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka beberapa
permasalahan yang akan dibahas antara lain :
1. Apa saja teknik Membaca Puisi yang baik ?

iv
3. TUJUAN
Tujuan penulisan
1. Dapat Membaca Puisi yang Baik dan Benar

v
BAB II
PEMBAHASAN
1. Puisi
Siapa sih yang tidak suka dengan puisi? Kata-kata yang indah dengan
syair yang penuh makna. Kadang ketika membaca atau mendengarkan puisi
bahkan bisa sampai baper (bawa perasaan). Tapi tahukah kalian yang
dimaksud puisi itu apa? Sebelum memulai membuat puisi, pembaca sebaiknya
mengetahui pengertian puisi atau makna puisi terlebih dahulu.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Puisi atau sajak
merupakan ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, mantra, rima serta
penyusunan larik dan bait. Biasanya puisi berisi ungkapan penulis mengenai
emosi, pengalaman maupun kesan yang kemudian dituliskan dengan bahasa
yang baik sehingga dapat berima dan enak untuk dibaca. Beberapa para ahli
dalam bidang sastra telah menjelaskan pengertian puisi, salah satunya adalah
H.B Jassin, menurut beliau puisi adalah suatu karya sastra yang diucapkan
dengan perasaan dan memiliki gagasan atau pikiran serta tanggapan terhadap
suatu hal atau kejadian tertentu.
Sumardi, juga berpendapat bahwa puisi adalah sebuah karya sastra
dengan menggunakan bahasa yang telah dipadatkan, dipersingkat serta diberi
irama bunyi sehingga dan memiliki kata-kata bermakna kiasan atau imajinatif.
James Reeves mengemukakan pula pengertian puisi. Menurut James puisi
adalah ungkapan bahasa yang memiliki kaya serta daya pikat.
Selain Sumardi, H.B Jassin serta James Reeves, ahli sastra lain yaitu Herman
waluyo berpendapat bahwa puisi adalah suatu karya sastra yang mengungkapkan
pikiran serta perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan memfokuskan
kekuatan bahasa dalam struktur fisik serta struktur batin.

Dari pengertian yang dikemukakan oleh para ahli dan KBBI dapat disimpulkan
bahwa : Puisi adalah karya sastra yang berisi tanggapan serta pendapat penyair
mengenai berbagai hal. Pemikiran penyair ini kemudian dituangkan dengan
menggunakan bahasa-bahasa apik serta memiliki struktur batin dan fisik khas penyair.
Pemikiran penyair dituliskan dengan menggunakan beragam pemilihan kata yang indah,
sehingga dapat memikat para pembaca. Puisi memiliki nilai estetika yang berbeda-beda
bergantung penulis puisi. Setiap penyair biasanya memiliki kekhasan dalam menulis

vi
puisinya

2. Teknik Pembacaan Puisi Yang Baik dan Benar

Teknik Membaca Puisi yang Baik dan Benar. Membaca puisi untuk orang lain
pada dasasrnya sama dengan memgkonkretkan sebuah puisi, baik dalam bentuk audio
maupun visual. Pembacaaan demikian disebut deklamasi. Deklamasi akan melibatkan
unsur pembaca, pendengar, dan puisi yang dibaca. Pembaca mempunyai tugas yang
sangat mayoritas dalam menghidupkan puisi biar sanggup dinikmati pendengar. Maka
dari itu, dalam membaca ada beberapa hal yang harus diperhatikan seperti, alat ucap,
faktor kebahasaan, dan faktor-faktor non kebahasaan. Dengan menguasai ketiga faktor
tersebut akan megampangkan dalam berdeklamasi.
Membaca puisi umumnya dilakukan dengan membaca nyaring atau dengan
mendeklamasikannya. Deklamasi adalah pembacaan puisi yang disertai gerak dan
mimik yang sesuai. Dalam berpuisi, berdeklamasi, pembaca tidak sekedar
membunyikan kata-kata, lebih dari itu ia pun bertugas mengekspresikan perasaan dan
pesan penyair dalam puisinya. Untuk itu pembaca hendaknya: (1) memaknai puisi
secara utuh, (2) memerhatikan lafal, tekanan, dan intonasi dalam menyampaikannya,
sesuai dengan struktur fisik dan struktur batin puisi itu. Deklamasi juga menekankan
kepada ketepatan pemahaman, keindahan vokal dan ekspresi wajah. Akan tetapi,
deklamasi acapkali disertai dengan gerak-gerik tubuh yang lebih bebas dan ekspresi
wajah yang lebih kuat dibandingkan membaca indah (Kosasih, 2012: 119)
Apa saja Teknik Membaca Puisi yang baik ? Ada 3 Teknik Membaca Puisi
yaitu 1) Ketepatan ekspresi/mimik; 2) Kinesik yaitu gerak anggota tubuh, dan 3)
Kejelasan artikulasi.
Berikut ini penjelasan 3 Teknik Membaca Puisi yang baik dan benar. Simak
penjelasan berikut agar kamu bisa membaca puisi dengan benar.
1. Ketepatan ekspresi/mimik
Ekspresi adalah pernyataan perasaan hasil penjiwaan puisi. Mimik adalah
gerak air muka. Keduanya menjadi penting saat membawakan sebuah karya puisi.
Seorang pembaca puisi tentu saja harus dapat menyesuaikan ekspresi dan mimik
wajah sesuai dengan isi yang terkandung dalam puisi tersebut.
Ketika puisi yang dibawakan bernada sedih, maka ekspresi si pembaca juga
harus memperlihatkan ekspresi dan mimik kesedihan. Atau jika puisi yang
dibawakan bernada marah, gembira atau senang. maka sesuaikanlah ekspresinya.
vii
Ketepatan ekspresi dan mimik dalam membaca puisi saat tampil merupakan satu
keharusan yang berguna untuk menggambarkan serta menyampaikan isi (pesan)
dari cerita di dalam puisi tersebut terhadap pemirsa atau penonton.
2. Kinesik yaitu gerak anggota tubuh
Dalam komunikasi nonverbal, kinesik atau gestur adalah gerakan tubuh
meliputi kontak mata, ekspresi wajah, isyarat, dan sikap tubuh. Gerak anggota
tubuh saat membawakan puisi juga tidak kalah penting selain ekspresi dan mimik
yang harus anda perhatikan.
Gerak gerik dan mimik yaitu faktor yang penting dalam membaca puisi
didepan orang banyak. Penggunaan gerak-gerik dalam pembacaan puisi sanggup
membangkitkan gairah pendengar untuk mendengarkan puisi yang anda bawakan.
Selain itu penggunaan mimik yang tepat sesuai dengan tema puisi juga haruslah
dilakukan dengan baik biar seperti pembaca ikut mengalami dan mencicipi apa
yang terdapat di dalam puisi yang dibacakan. Oleh alasannya yaitu itu, pembaca
dituntut untuk memahami bahan puisi dan mendalaminya dengan sungguh-sungguh
biar mimik yang didapatkan sanggup sempurna.
Bayangkan, ketika anda harus membawakan sebuah puisi sukacita, namun
gerakan anda tidak memperlihatkan kebahagiaan. Makna puisi tersebut tidak akan
tersampaikan. Yang ada malah jadi terlihat aneh. Itulah sebabnya sangat dianjurkan
sebelum mulai membaca puisi, pelajari dulu tema puisi tersebut. Menggambarkan
kebahagiaan, kesedihan atau mungkin kemarahankah? Kalau kamu sudah
mengenali isi dari puisi tersebut, akan lebih mudah bagi anda untuk
mengekspresikan dalam gerakannya nanti. Pesan puisi bisa tersampaikan hanya
melihat dari kinesik atau gerakan anggota tubuh kamu. Karenanya, perhatikan dan
sesuaikan gerakan tubuh anda dengan kandungan puisi yang anda baca.
Selain gerak gerik dan mimik, sikap merupakan kunci kesuksesan membaca
puisi dihadapan orang, maka dari itu diharapkan penguasaan perilaku yang tepat
oleh pembaca. Selama membaca puisi, sebaiknya pembaca berusaha mendapat
perhatian yang positif dari pendengar atau penonton. Hal yang harus dilakukan
yaitu perilaku yang masuk akal dan ketenangan menghadapi orang lain. Untuk
sanggup menguasai dua hal tersebut, pembaca dituntut untuk latihan dan
menguasai puisi yang akan dibacakan secara matang biar kadab tampil tak akan
gugup dan perilaku yang ditunjukan sanggup sempurna.
3. Kejelasan artikulasi atau ketepatan dalam melafalkan kata- kata.
Pelafalan yaitu suatu proses atau perjuangan untuk mengucapkan bunyi
bahasa, baik itu suku kata, kata, frasa, ataupun kalimat sesuai dengan jiwa dan tema

viii
puisi. Intonasi yaitu penyajian tinggi rendah irama puisi dengan memerhatikan
jenis-jenis tekanan, menyerupai tekanan dinamik, tekanan nada, dan tekanan
tempo. Simak penjelasannya di bawah ini.
a. Tekanan dinamik
Tekanan dinamik, yaitu tekanan pada kata yang terpenting menjadi sari kalimat
atau bait puisi.
b. Tekanan nada
Tekanan nada, yaitu tekanan tinggi rendah, perasaan girang, gembira, marah,
sedih, gundah, galau, dan suasana hati lainnya.
c. Tekanan tempo
Tekanan tempo, yaitu lambat atau cepatnya pengucapan suku kata atau kalimat.

Volume bunyi yang dipakai sebaiknya menyesuaikan kawasan dan


jumlah estimasi jumlah pendengar. Jika pembacaan puisi dilakukan di kawasan
yang terbuka maka sebaiknya volume bunyi ludang keringh lantang dan jikalau
pembacaan puisi di dalam ruangan volume bunyi harus menyesuaikan luas
kawasan biar pendengar sanggup nyaman mendengarkan puisi yang anda
bacakan. Untuk pementasan puisi dikala ini sangat banyak memakai pengeras
bunyi atau mic. Maka dari itu pembaca puisi juga harus menguasai teknik
penggunaan mic biar bunyi yang dihasilkan tidak sumbang, tidak terlalu pelan
ataupun tidak terlalu keras.
Kelancaran dan kecepatan sangat mempengaruhi pendengar dalam
menikmati puisi yang dibawakan. Kedua hal tersebut harus benar-benar
dicermati biar pendengar sanggup menikmati puisi yang dibacakan dengan baik
serta pesan yang ada di dalam puisi juga sanggup tersampaikan. Kelancaran
membaca puisi dekat kaitannya dengan latihan, alasannya yaitu hanya dengan
latihan maka akan didapatkan kelancaran membaca yang baik. Selain itu
kecepatan membaca juga harus diperhatikan, apabila kecepatan membaca puisi
terlalu cepat maka pendengar akan susah memahami isi puisi dan jikalau terlalu
lambat juga akan menciptakan pendengar.

ix
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Teknik Membaca Puisi yang Baik dan Benar. Membaca puisi untuk orang
lain pada dasasrnya sama dengan memgkonkretkan sebuah puisi, baik dalam bentuk
audio maupun visual. Pembacaaan demikian disebut deklamasi. Deklamasi akan
melibatkan unsur pembaca, pendengar, dan puisi yang dibaca. Pembaca mempunyai
tugas yang sangat mayoritas dalam menghidupkan puisi biar sanggup dinikmati
pendengar. Maka dari itu, dalam membaca ada beberapa hal yang harus
diperhatikan seperti, alat ucap, faktor kebahasaan, dan faktor-faktor non
kebahasaan. Dengan menguasai ketiga faktor tersebut akan megampangkan dalam
berdeklamasi.
Ada 3 Teknik Membaca Puisi yaitu 1) Ketepatan ekspresi/mimik; 2)
Kinesik yaitu gerak anggota tubuh, dan 3) Kejelasan artikulasi. Dalam kegiatan
terkait lomba membaca puisi siswa mendapatkan juara harapan I Lomba Baca
Puisi

x
Tanah Kelahiran
Karya : Lili Pulungan

Sekian lama kembali aku melangkah ke tanah ini


Perubahan terjadi di tanah ini karena visi misi
hidup Tanah kelahiran penuh kenangan
Tak akan terkikis dimakan jaman

Rumah tinggi berbahan


kayu Pohon rindang
mengelilinginya
Khas wangi rumput bercampur aroma tanah yang
basah Membangkitkan kenangan lama

Ku duduk depan teras tua


Tampak beberapa gadis muda berjalan tanpa alas kaki
Pak tua penggunting rambut masih mengayuh sepeda menawarkan jasa
Anak kecil menjajakan kue sambil berteriak, menggoda pendengaran makhluk dalam
rumah Sungguh, ternyata masih ada yang tersisa di sini

Sesak rindu di dada


Terobati ketika kembali ke tanah kelahiran
Ada suara, bau, pandangan, rasa, dan sentuhan yang selalu menari-nari jika raga ini
jauh darinya Tanah kelahiran, bukan hanya sekedar tempat dan mencatat sejarah
dilahirkannya seorang anak manusia
Tetapi dimulai dari tanah kelahiran, aku mengenal betapa besar kasih sayangNya
kepada negeriku Indonesia
xi
1. Link kegiatan Lomba Puisi https://youtu.be/NBmA8N-
CkLc Dokumentasi

xii

Anda mungkin juga menyukai