MENDALAMI PUISI
Disusun Oleh :
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat
tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak/Ibu guru
dan teman-teman yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materi sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu.Kami berharap
semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman untuk para pembaca.
Kami yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2. Permasalahan
Dari tinjauan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka pemakalah
merumuskan masalah yang akan dibahas sebagai berikut:
1. Apa saja komponen penting dalam puisi?
2. Apa yang dimaksud dengan mendemonstrasikan puisi?
3. Apa saja unsur pembangun dalam puisi?
4. Apa saja ciri-ciri, manfaat, dan tujuan berpuisi?
5. Apa saja jenis-jenis dari puisi?
6. Bagaimana mempraktikkan menulis puisi?
7. Bagaimana cara menyusun ulasan dari buku yang dibaca?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
dapat dikatakan sebagai inti permasalahan yang ingin disampaikan penyair kepada
pembaca. Nah, untuk menentukan tema, pembaca harus mengamati diksi-diksi yang
sering keluar dalam puisi yang diidentifikasi. Diksi-diksi itulah yang dapat menjadi
kata kunci karena membawa kita ke tema. Misalnya, tema cinta pastilah diksi-diksi
yang digunakan tidak jauh dari cinta dan konotasinya, dan seterusnya.
3. Menentukan makna puisi, makna atau juga biasa dikenal dengan amanat
merupakan pesan yang disampaikan penulis puisi pada pembaca. Pesan tersebut
dapat tersirat maupun tersurat. Tentu saja, setiap pembaca akan menemukan makna
yang sama ataupun berbeda dengan pembaca lain. Hal tersebut karena setiap
pembaca bebas untuk memapresiasi atau menafsirkan makna puisi sendiri-sendiri.
Makna atau pesan tersebut dapat ditemukan lebih dari satu oleh setiap pembaca akan
menemukan jumlah makna puisi berbeda dengan yang lain.
Selain hal-hal di atas, ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika akan membacakan
puisi yaitu sebagai beikut:
1. Vokal
4
Suara yang dihasilkan harus benar. Salah satu unsur dalam vokal ialah artikulasi
kejelasan pengucapan. Kejelasan artikulasi dalam mendemonstrasikan puisi sangat
dibutuhkan. Bunyi vokal seperti a, i, u, e, o, ai, au, dan sebagainya harus jelas
terdengar, demikian pula dengan bunyi-bunyi konsonan.
2. Ekspresi
Ekspresi ialah pengungkapan atau proses menyatakan yaitu memperlihatkan atau
menyatakan maksud, gagasan, dan perasaan. Ekspresi mimik atau perubahan raut
muka harus ada, namun haruslah proporsional sesuai dengan kebutuhan
menampilkan gagasan puisi secara tepat.
3. Intonasi tekanan dinamik dan tekanan tempo
Intonasi ialah ketepatan penyajian dalam menentukan keras-lemahnya pengucapan
suatu kata. Intonasi terbagi menjadi dua yaitu tekanan dinamik tekanan pada kata-
kata yang dianggap penting dan teknanan tempo cepat lambat pengucapan suku kata
atau kata.
Dalam mendemonstrasikan puisi, kita dapat menggunakan teknik-teknik sebagai
berikut:
1. Membaca dalam hati puisi tersebut berulang-ulang.
2. Memberikan ciri pada bagian-bagian tertentu, misalnya tanda jeda. Jeda pendek dengan
tanda dan jeda panjang dengan tanda. Penjedaan panjang diberikan pada frasa, sedangkan
penjedaan panjang diberikan pada akhir klausa atau kalimat.
3. Memahami suasana, tema, dan makna puisinya.
4. Menghayati suasana, tema, dan makna puisi untuk mengekspresikan puisi yang kita baca
5
2.3. Menganalisis Unsur Pembangun Puisi
Adapun unsur-unsur pembangun puisi yaitu:
A. Unsur Intrinsik
Unsur intrinsik adalah unsur yang terdapat di dalam karya sastra (puisi). Unsur intrinsik
terbagi menjadi dua yaitu, unsur batin dan unsur fisik.
1. Tema, adalah pokok pikiran dasar untuk mengembangkan dan membuat puisi.
2. Rasa, yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam
puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar belakang sosial
dan psikologi penyair, misalnya latar belakang pendidikan, agama, jenis kelamin,
kelas sosial, kedudukan dalam masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan
psikologis, dan pengetahuan.
3. Nada, yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan dengan
tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada menggurui,
mendikte, bekerja sama dengan pembaca untuk memecahkan masalah, menyerahkan
masalah begitu saja kepada pembaca, dengan nada sombong, menganggap bodoh
dan rendah pembaca, dll.
4. Amanat/tujuan/maksud, yaitu pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada
pembaca atau pendengar.
5. Gaya Bahasa, dalam sebuah puisi akan banyak dijumpai rangkaian kata yang
bersifat konotatif, berlebihan, ataupun terkesan merendahkan diri. Inilah yang
disebut sebagai gaya bahasa dalam puisi. Biasanya tiap penulis cenderung memiliki
gaya bahasanya sendiri, yang paling mudah dilihat melalui majas-majas, seperti
personifikasi, metafora, eufemisme, bahkan tak jarang ada yang menggunakan majas
ironi. Jadi, gaya bahasa merupakan cara pemakaian bahasa dalam karangan atau
bagaimana seorang pengarang mengungkapkan sesuatu yang akan dikemukakan.
6. Rima, yaitu kesamaan nada atau bunyi. Rima bisa dijumpai tidak hanya di akhir tiap
larik atau baris, namun dapat juga berada di antara tiap kata dalam baris.
7. Tipografi, yaitu bentuk penulisan puisi. Secara umum, sering ditemukan puisi
dalam bentuk baris, namun ada juga puisi yang disusun dalam bentuk fragmen-
fragmen bahkan dalam bentuk yang menyerupai apel, zigzag, ataupun model
lainnya.
8. Imaji, penyair juga sering menciptakan pengimajian atau pencitraan dalam puisinya.
Pengimajian dapat berupa kata atau rangkaian kata-kata yang dapat memperjelas apa
6
yang ingin disampaikan oleh penyair karena menggugah rasa imajinasi pembaca
melalui penginderaan.
9. Kata Konkret, ada keinginan penyair untuk menggambarkan sesuatu secara lebih
konkret atau berwujud. Oleh karena itu, dipilih kata-kata yang membuat segala hal
terkesan dapat disentuh. Bagi penyair, hal itu dirasakan lebih jelas.
7
4. Pemilihan diksi yang digunakan mempertimbangkan adanya rima dan persajakan.
5. Setting, alur, dan tokoh dalam puisi tidak begitu ditonjolkan dalam pengungkapan.
2) Ciri-Ciri Puisi Lama
1. Anonim atau tidak diketahui siapakah nama pengarang puisi.
2. Terikat pada jumlah baris, rima, irama, diksi, intonasi dan sebagainya.
3. Memiliki gaya bahasa yang statis/tetap dan klise.
4. Isinya cenderung fantastis dan istanasentris
5. Merupakan sastra lisan karena disampaikan dan diajarkan dari mulut ke mulut.
3) Ciri-Ciri Puisi Baru
1. Nama pengarang puisi diketahui.
2. Tidak terikat jumlah baris, rima dan irama.
3. Memiliki gaya bahasa yang dinamis atau berubah-ubah.
4. Puisi cenderung bersifat simetris atau memiliki bentuk rapih.
5. Lebih menggunakan sajak syair atau pola pantun.
6. Puisi biasanya berbentuk empat seuntai.
7. Terdiri dari kesatuan sintaksis atau gatra.
8. Pada tiap gatra terdiri dari 4 sampai 5 suku kata.
9. Isi puisi tentang kehidupan pada umumnya.
B. Tujuan Puisi
Setiap penulis pasti memiliki maksud dan tujuan ketika membuat puisi. Tentunya
maksud dan tujuan setiap penulis juga berbeda-beda. Umumnya penulis membuat puisi untuk
mengungkapkan isi hatinya, dan hal-hal yang berkecamuk dalam dirinya yang tidak dapat ia
sampaikan secara lisan. Namun ada juga penulis yang membuat puisi sekadar untuk
kesenangan semata. Maksud dan tujuan tersebut seringkali tersirat (tersembunyi) dibalik
lambang-lambang dan bahasa kiasan yang digunakan penyair. Karena puisi itu karya seni
untuk menyampaikan gagasan, maka tujuan puisi adalah dulce, (indah, manis) dan utile
( berguna, bermanfaat). Dulce berhubungan dengan muatan yang dikandung puisi, berupa
ajran, gagasan, atau pikiran. Karya seni itu, termasuk puisi, berupaya mengembalikan nilai-
nilai kemanusiaan pada keduis teknologi dan menyadarkan kembali manusia pada
kedudukannya sebagai subjek dalam kehidupan ini. Puisi berusaha mengembalikan nilai-nilai
kemanusiaan yang terkikis teknologi dan menyadarkan kembali manusi apada kedudukannya
sevagai subjek dalam kehikdupan ini. Puisi berusaha mengembalikan stabilitas, keselarasan
dan keutuhan dalam diri manusia.
8
C. Manfaat Puisi
Puisi memiliki manfaat spiritual yang sifatnya tidak langsung bagi kehidupan fisikal yang
praktis. Hal ini sesuai dengan hakikat puisi ini berhubungan dengan kehidupan kebatinan
dan kejiwaan manusia. Puisi mempengaruhi kehidupan manusia lewat kehidupan batin dan
kejiwaannya. Lewat kehidupan kejiwaan ini puisi memepengaruhi aktivitas kehidupan
fisik manusia. Serta puisi merangsang kepekaan terhadap keindahan dan terhadap rasa
kemanusiaan.
9
Mantra adalah ucapan yang dianggap sakral dan memiliki kekuatan gaib, umumnya
antra digunakan dalam upacara tertentu seperti mantra yang digunakan untuk
menolak datangnya hujan dan sebaliknya.
2. Pantun
Pantun adalah puisi yang memiliki sajak a-a-a-a atau a-b-a-b yang setiap baitnya
terdiri dari empat atau delapan baris, dan di tiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata,
dua baris awal sebagai sampiran, sedangkan untuk dua baris berikutnya sebagai isi.
Pantun dapat bedakan berdasarkan temanya, misalnya: pantun jenaka, Pantun anak,
Pantun kehidupan dan sebagainya.
3. Talibun
Talibun adalah pantun yang memiliki jumlah baris yang selalu genap dalam setiap
baitnya. biasanya terdiri dari enam, delapan, sepuluh baris maupun kelipatan dua
lainnya.
4. Syair
Syair adalah puisi atau karya sastra dari arab yang memiliki sajak a-a-a-a. Biasanya
syair menceritakan sebuah kisah dan didalamnya akan terkadung amanat atau
nasehat.
5. Karmina
Karmina adalah pantun yang sangat pendek atau biasa disebut dengan pantun kilat.
6. Gurindam
Gurindam adalah puisi yang hanya terdapat dua baris kalimat saja dalam setiap
baitnya, memiliki sajak a-a-a-a dan memiliki nasehat atau amanat.
B. Puisi Baru
1) Pengertian Puisi Baru
Pengertian Puisi Baru adalah puisi yang bentunya lebih bebas dan tidak terikat sama
sekali seperti aturan-aturan yang ada pada puisi lama. Biasanya ini disebut dengan puisi
modern. Puisi ini mulai terlihat dengan adanya pujangga pujangga baru. Dan mulai
terkenal pada tahun 1945 yang dipelopori oleh Chairil Anwar.
2) Ciri-Ciri Puisi Baru
- Memiliki bentuk yang rapi, simetris
- Persajakan akhir yang teratur
- Menggunakan pola sajak pantun dan syair walaupun dengan pola yang lain
- Umumnya puisi empat seuntai
10
- Di setiap baris atasnya sebuah gatra (kesatuan sintaksis)
- Di tiap gatranya terdiri dari dua kata (pada umumnya) : 4-5 suku kata
3) Jenis Jenis Puisi Baru
Puisi baru dikatogerikan menjadi dua macam yaitu sebagai berikut:
11
Elegi adalah puisi yang berisi rata tangis atau kesedihan yang berisi sajak atau
lagu dengan mengungkapkan rasa duka atau keluh kesah karena sedih atau rindu,
terutama karena kematian/kepergian seseorang.
7. Satire
Satire adalah puisi yang berisi sindira/kritik. Istilah berisi bahasa latin Sature
yang berarti sindiran; kejaman tajam terhadap sesuatu fenomena; tidak puasa hati
satu golongan (ke atas pemimpin yang pura-pura, rasuah, zalim, dsb).
12
Soneta adalah puisi yang terdiri dari empat belas baris yang terbagi dalam dua,
dimana dua bait pertama masing-masing empat baris dan pada dua bait kedua
masing-masing tiga baris.
13
3) Kemukakanlah ulasan minimal satu paragraf singkat pada setiap bagian buku (fiksi)
atau setiap bab buku nonfiksi (buku pengayaan) yang dianggap menarik;
4) Pada bagian akhir, sampaikanlah kesan kamu setelah membaca buku tersebut.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Puisi dapat diartikan sebagai karya sastra yang sangat erat kaitannya dengan
pengalaman imajinatif dan perasaan penulis, kemudian ditulis dengan pilihan diksi yang
indah dan memiliki hubungan tanda dengan makna. Dalam puisi terdapat tiga komponen
penting yang perlu dipahami yaitu menentukan suasana puisi, menentukan tema puisi.dan
menentukan makna puisi.
Kemudian dalam mendemonstrasikan puisi, dapat digunakan teknik-teknik sebagai
berikut: membaca dalam hati puisi tersebut berulang-ulang; memberikan ciri pada bagian-
bagian tertentu; memahami suasana, tema, dan makna puisinya; dan menghayati suasana,
tema, dan makna puisi untuk mengekspresikan puisi yang kita baca.
Selain itu adapun unsur-unsur pembangun puisi yaitu unsur intrinsik yang maksudnya
adalah unsur yang terdapat di dalam karya sastra (puisi) dan unsur ekstrinsik yang artinya
adalah unsur yang terdapat di luar karya sastra (puisi).
Berkaitan dengan ciri-ciri puisi tentu ada berbagai ciri baik secara umum dan khusus
tergantung juga dengan jenis puisinya. Adapun jenis puisi yaitu dibedakan menjadi puisi
lama dan puisi baru. Selanjutnya penulis juga memiliki maksud dan tujuan ketika membuat
puisi. Tentunya maksud dan tujuan setiap penulis juga berbeda-beda. Umumnya penulis
membuat puisi untuk mengungkapkan isi hatinya, dan hal-hal yang berkecamuk dalam
dirinya yang tidak dapat ia sampaikan secara lisan. Namun ada juga penulis yang membuat
14
puisi sekadar untuk kesenangan semata. Kesemuanya itu tentu dapat emmberikan manfaat
baik bagi penulis maupun pembacanya.
Proses menulis puisi dapat diawali dengan keinginan menuliskan segala sesuatu yang
dirasakan atau dipikirkan. Untuk dapat menuangkan ide, gagasan, atau pengalaman ke dalam
bentuk puisi perlu latihan dan pengetahuan tentang puisi yang memadai. Dengan
mengandalkan pengalaman-pengalaman dalam latihan belaka, tanpa didasari teori, tuntutan,
atau pengetahuan tentang puisi yang memadai, mungkin sulit meraih hasil yang maksimal.
15
DAFTAR PUSTAKA
Suherli; Suryaman, Maman; Septiaji, Aji; dan Istiqomah. 2017. Bahasa Indonesia untuk
SMA/SMK/MAK Kelas X. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
16