Tugas Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dalam Mata Bahasa Indonesia
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, tuhan semesta alam, yang mana pada kesempatan ini masih
diberikan-Nya kenikmatan sehat lahir dan batin sehingga pemaklah dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul : “Puisi”.
Solawat serta salam tetap tercurahkan kepada manusia pilihan, pembawa risalah islam yaitu Nabi
Muhamad SAW. Besrta para keluarga, sahabat dan kita semua pengikutnya.
Penulis sadari bahwa dalam maklah ini masih terdapat banyak kekurangan, kekeliruan ataupun
kesalah. Maka dari itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sanagat kami harapkan sebagai
perbaikan makalah ini dimasa mendatang.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pemakalah khususnya, dan bagi pembaca umumnya.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULAUN
Latar Belakang Masalah ………………………………………………..
rumusan Masalah ….……………………………………………………
Tujuan Penelitian ….……………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN
Pengertian Puisi …………………………………………………………
Unsur-unsur Puisi ………………………………………………………
Jenis-jenis Puisi …………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
I.3 Tujuan
Mengetahui pengertian puisi
Mengetahui unsur-unsur puisi.
Mengetahui jenis-jenis puisi.
BAB II
PEMBAHASAN
B. Puisi Baru
Puisi baru bentuknya lebih bebas daripada puisi lama baik dalam segi jumlah baris, suku kata,
maupun rima.
Ciri-ciri Puisi Baru:
Bentuknya rapi, simetris;
Mempunyai persajakan akhir (yang teratur);
Banyak mempergunakan pola sajak pantun dan syair meskipun ada pola yang lain;
Sebagian besar puisi empat seuntai;
Tiap-tiap barisnya atas sebuah gatra (kesatuan sintaksis)
Tiap gatranya terdiri atas dua kata (sebagian besar) : 4-5 suku kata.
B. Himne
Adalah puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau pahlawan. Ciri-cirinya adalah lagu pujian untuk
menghormati seorang dewa, Tuhan, seorang pahlawan, tanah air, atau almamater (Pemandu di Dunia
Sastra). Sekarang ini, pengertian himne menjadi berkembang. Himne diartikan sebagai puisi yang
dinyanyikan, berisi pujian terhadap sesuatu yang dihormati (guru, pahlawan, dewa, Tuhan) yang
bernapaskan ketuhanan.
C. Ode
Adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa. Nada dan gayanya sangat resmi (metrumnya
ketat), bernada anggun, membahas sesuatu yang mulia, bersifat menyanjung baik terhadap pribadi
tertentu atau peristiwa umum.
D. Epigram
Adalah puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup. Epigram berasal dari Bahasa Yunani epigramma yang
berarti unsur pengajaran; didaktik; nasihat membawa ke arah kebenaran untuk dijadikan pedoman,
ikhtibar; ada teladan.
E. Romansa
Aadalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih. Berasal dari bahasa Perancis Romantique yang
berarti keindahan perasaan; persoalan kasih sayang, rindu dendam, serta kasih mesra.
F. Elegi
Adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan. Berisi sajak atau lagu yang mengungkapkan rasa
duka atau keluh kesah karena sedih atau rindu, terutama karena kematian/kepergian seseorang.
Satire
Adalah puisi yang berisi sindiran/kritik. Berasal dari bahasa Latin Satura yang berarti sindiran;
kecaman tajam terhadap sesuatu fenomena; tidak puas hati satu golongan (ke atas pemimpin yang
pura-pura, rasuah, zalim, dsb.).
C. Puisi Kontemporer
Kata kontemporer secara umum bermakna masa kini sesuai dengan perkembangan zaman atau selalu
menyesuaikan dengan perkembangan keadaan zaman. Selain itu, puisi kontemporer dapat diartikan
sebagai puisi yang lahir dalam kurun waktu terakhir. Puisi kontemporer berusaha lari dari ikatan
konvensional puisi itu sendiri. Puisi kontemporer seringkali memakai kata-kata yang kurang
memperhatikan santun bahasa, memakai kata-kata yang makin kasar, ejekan, dan lain-lain.
Pemakaian kata-kata simbolik atau lambang intuisi, gaya bahasa, irama, dan sebagainya dianggapnya
tidak begitu penting lagi.
B. Puisi mbeling
Adalah bentuk puisi yang tidak mengikuti aturan. Aturan puisi yang dimaksud ialah ketentuan-
ketentuan yang umum berlaku dalam puisi. Puisi ini muncul pertama kali dalam majalah Aktuil yang
menyediakan lembar khusus untuk menampung sajak, dan oleh pengasuhnya yaitu Remy Silado,
lembar tersebut diberi nama "Puisi Mbeling". Kata-kata dalam puisi mbeling tidak perlu dipilih-pilih
lagi. Dasar puisi mbeling adalah main-main.
C. Puisi konkret
Adalah puisi yang disusun dengan mengutamakan bentuk grafis berupa tata wajah hingga menyerupai
gambar tertentu. Puisi seperti ini tidak sepenuhnya menggunakan bahasa sebagai media. Di dalam
puisi konkret pada umumnya terdapat lambang-lambang yang diwujudkan dengan benda dan/atau
gambar-gambar sebagai ungkapan ekspresi penyairnya.
Penyusunan puisi kontemporer sebagai puisi inkonvensional ternyata juga perlu memerhatikan
beberapa unsur sebagai berikut :
Unsur bunyi; meliputi penempatan persamaan bunyi (rima) pada tempat-tempat tertentu untuk
menghidupkan kesan dipadu dengan repetisi atau pengulangan-pengulangannya.
Tipografi; meliputi penyusunan baris-baris puisi berisi kata atau suku kata yang disusun sesuai
dengan gambar (pola) tertentu.
Enjambemen; meliputi pemenggalan atau perpindahan baris puisi untuk menuju baris berikutnya.
Kelakar (parodi); meliputi penambahan unsur hiburan ringan sebagai pelengkap penyajian puisi yang
pekat dan penuh perenungan (kontemplatif)
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa kata puisi dalam bahasa Yunani berasal dari poesis
yang artinya berati penciptaan. Dalam bahasa Inggris, padanan kata puisi ini adalah poetry yang erat
dengan –poet dan -poem. Mengenai kata poet, Coulter (dalam Tarigan, 1986:4) menjelaskan bahwa
kata poet berasal dari Yunani yang berarti membuat atau mencipta.
Membaca puisi bukan sekedar menyampaikan arus pemikiran penyair, tapi kita juga harus
menghadirkan jiwa sang penyair. Kita harus menyelami dan memahami proses kreatif sang penyair,
bagaimana ia dapat melahirkan karya puisi.
Puisi memiliki struktur, yaitu struktur fisik dan struktur batin. Sedangkan menurut jenisnya puisi
terbagi dari tiga bagian antara lain : puisi lama, puisi baru dan puisi kontemporer.
III.2 Saran
Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam membaca puisi sebagai berikut:
Ketepatan ekspresi/mimik
Ekpresi adalah pernyataan perasaan hasil penjiwaan puisi. Mimik adalah gerak air muka.
Kinesik yaitu gerak anggota tubuh.
Kejelasan artikulasi
Artikulasi yaitu ketepatan dalam melafalkan kata- kata.
Timbre yaitu warna bunyi suara (bawaan) yang dimilikinya.
Dinamik artinya keras lembut, tinggi rendahnya suara.
Intonasi atau lagu suara.
DAFTAR PUSTAKA
Syafriyadi. 2012. Makalah Bahasa Indonesia Tentang Puisi, [Online]. Tersedia: http://syafriadi-
argamakmur.blogspot.com. [16 Februari 2015 12:31]
Admin. 2014. Puisi, [Online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org. [16 Februari 2015 12:34]
Samono, Sapri. 2013. Contoh Makalah Bahasa Indonesia Puisi, [Online]. Tersedia:
http://ajunsapri.blogspot.com. [16 Februari 2015 12:31]
KATA PENGANTAR
Assalamungalaikum Wr. Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
hidayat-Nya, makalah yang berjudul “Karya Sastra Puisi” dapat terselesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun untuk pemenuhan tugas mata kuliah Bahasa Indonesia dan untuk
menambah wawasan serta pengetahuan bagi pembaca.
Informasi yang disajikan dalam bentuk makalah ini diperoleh dari pengamatan berbagai
sumber informasi dan referensi.
Dalam menyusun makalah ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu hingga terselesaikannya makalah ini. Besar harapan penulis makalah ini
dapat membantu pembaca untuk mengetahui dan memahami karya sastra dalam bentuk puisi.
Penulis juga berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar makalah ini lebih sempurna.
Wassalamungalaikum Wr. Wb.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
KATA PENGANTAR..................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah........................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................ 2
A. Pengertian Karya Sastra................................................................. 2
B. Pengertian Puisi.............................................................................. 2
C. Macam- Macam Puisi..................................................................... 3
1. Puisi lama, jenis dan contohnya................................................ 3
2. Puisi baru, jenis dan contohnya................................................ 8
D. Unsur Instrinsik Puisi..................................................................... 10
E. Unsur Ekstrinsik Puisi.................................................................... 13
BAB III PENUTUP......................................................................................... 14
A. Kesimpulan..................................................................................... 14
B. Saran............................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 16
LAMPIRAN.................................................................................................... 17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karya sastra puisi ialah suatu jenis karya sastra yang berisi ungkapan perasaan, pikiran,
atau penghayatan kehidupan yang dituangkan dalam bahasa yang padat dan penuh dengan
makna. Di era ini puisi memang sudah dibilang tidak zaman lagi tapi materi puisi juga sangat
penting bagi pelajar karena masih digunakan dalam pelajaran Bahasa Indonesia.
Biasanya puisi berisi kata-kata indah yang bermakna dan memiliki pesan tertentu yang
disampaikan oleh penyair kepada pembaca namun sering sekali pembaca sulit untuk memahami
maknanya karena puisi banyak mengandung makna kias. Kebanyakan masyarakat menganggap
membuat puisi sangatlah mudah tetapi sebenarnya sangatlah sulit jika tidak mengetahui unsur-
unsur yang terdapat dalam puisi .
Oleh karena itu penulis menyusun makalah tentang karya sastra puisi dengan tujuan agar
pembaca lebih memahami mengenai hal-hal yang berkaitan dengan puisi serta untuk menambah
wawasan pembaca.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan karya sastra?
2. Apa pengertian puisi dan contohnya?
3. Apa saja macam-macam puisi?
4. Apa pengertian puisi lama, jenis dan contohnya?
5. Apa pengertian puisi baru, jenis dan contohnya?
6. Apa saja yang termasuk unsur instrinsik puisi?
7.
Seloka (pantun berkait) adalah “Pantun yang salah satu sampirannya diulang kembali pada bait
berikutnya” (Tim LP2IP, 2009: 15).
Contoh seloka sebagai berikut:
Lurus jalan ke Payakumbuh,
Kayu jati bertimbal jalan
Dimana hati takan rusuh,
Ibu mati bapak berjalan.
( Panggabean, 2013)
e. SP, dkk ( 2008: 6) menyatakan gurindam adalah:
Salah satu bentuk puisi lama yang berasal dari bahasa Tamil dan memiliki ciri-ciri seperti
tiap bait terdiri dari 2 baris, bersajak aa, berisi nasihat, serta merupakan sebab-akibat.
Contoh gurindam sebagai berikut:
Kurang pikir kurang siasat
Tentu dirimu kelak tersesat
( Tim LP2IP, 2009: 15)
f. Tim LP2IP (2009: 15) menjelaskan pengertian syair adalah salah satu jenis puisi lama yang
memiliki ciri-ciri seperti tiap bait terdiri dari 4 baris, bersajak a-a-a-a, dan berisi nasihat ataupun
cerita.
Syair termasuk dalam sastra yang berasal dari Arab. Pada dasarnya syair ini berbentuk
cerita yang dipadukan seperti pantun, namun tidak selesai dalam satu bait karena semua baris
dalam syair berisi isi dan tidak ada sampirannya.
Contoh syair sebagai berikut:
Wahai muda kenali dirimu
Ialah perahu tamsil tubuhmu
Tiadalah berapa lama hidupmu
Ke akhirat juga kekal diammu
( Tim LP2IP, 2009: 15)
g.
Menurut Ali (dalam Panggabean, 2013) talibun adalah “Sajak yang lebih dari empat baris, biasanya
terdiri dari 6 atau 20 baris yang bersamaan bunyi akhirnya.”
Tim LP2IP( 2009: 15) memberi contoh talibun sebagai berikut:
Kalau anak pergi ke lepau
Yu beli belanak pun beli
Ikan panjang beli dahulu
Kalau anak pergi merantau
Ibu cari sanak pun cari
Induk semang cari dahulu
2. Puisi Baru
Puisi baru adalah “ Puisi yang sudah tidak mematuhi beberapa aturan puisi seperti pada puisi
lama” (SP, dkk, 2008: 7). Jadi puisi baru sama sekali tidak terikat oleh rima, bait, irama, jumlah
baris maupun suku kata. Di zaman sekarang puisi baru dikuatkan dengan kebebasan penyair
untuk mengubah puisi.
Ada beberapa pengelompokan dari puisi baru berdasarkan isinya, sebagai berikut:
a. Balada adalah “Puisi yang berisi kisah/ cerita” ( Tim LP2IP, 2009:15). Balada sering disebut
dengan puisi naratif. Contoh dari balada seperti balada Rama Sinta, balada Si Roy, Minggu
Kelabu.
b. Himne adalah “Puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau pahlawan” ( Tim LP2IP, 2009:15).
Contoh himne seperti puisi Guruku, Tuhan dan Diponegoro.
c.
Ode adalah “Puisi sanjungan untuk orang yang bersaja” ( Tim LP2IP, 2009: 15). Nada dan gayanya
sangat resmi, bernada anggun, membahas sesuatu yang mulia, bersifat menyanjung baik terhadap
pribadi tertentu atau pun peristiwa umum. Contoh dari ode seperti puisi Generasi Sekarang.
d. Epigram adalah “Puisi yang berisi tuntunan/ ajaran hidup” (Tim LP2IP, 2009: 15). Biasanya
epigram berisi nasihat yang membawa ke arah kebenaran untuk dijadikan pedoman, iktibar dan
teladan. Contohnya seperti puisi Arti Hidup.
e. Romance adalah “Puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih” ( Tim LP2IP, 2009: 15). Puisi
ini banyak disukai remaja yang sedang jatuh cinta karena bagi remaja cinta itu sangat berarti dan
bisa menjadi motivasi tersendiri. Biasanya puisi romance digunakan untuk mengungkapkan
perasaan cinta pada seseorang. Contohnya seperti puisi Arti Cinta, Selamat Pagi Cintaku, Janji
Suci Cinta, Cinta Adalah Kejujuran, dan Simple Love.
f. Elegi adalah “Puisi yang berisi ratap tangis/ kesedihan” ( Tim LP2IP, 2009: 15). Contohnya
seperti puisi Sia-sia, Dua Hati, Mimpi, dan Sebuah Senja.
g. Satire adalah “Puisi yang berisi sindiran” (Tim LP2IP, 2009: 15). Contohnya seperti puisi Gigit
Jari, Aku Bertanya, dan Kau.
D. Unsur Intrinsik
Dalam karya sastra puisi terdapat unsur penting yang dapat membangun puisi menjadi
lebih bersifat estitika. Salah satu unsur dalam puisi yaitu unsur intrinsik. Tim LP2IP(2009:16)
menjelaskan bahwa unsur intrinsik adalah salah satu unsur terpenting dalam puisi yang bersifat
membangun puisi. Secara garis besar unsur yang membangun puisi ada 2 meliputi bentuk batin
dan fisik.
1. Unsur Bentuk Batin
Unsur bentuk batin pada hakikat ialah isi atau kandungan yang akan dikemukakan oleh
penulis dalam puisinya. Hal-hal yang terdapat di dalam bentuk batin puisi adalah:
a. Tema adalah “Gagasan utama dari puisi baik yang tersirat maupun tersurat”(Sastrawan, 2012).
b. Seperti yang di jelaskan oleh Tim LP2IP( 2009: 16) bahwa rasa dan nada berkaitan dengan bagaimana perasaan
penyair terhadap objek atau persoalan yang dikemukakan dan terhadap pembaca.
c. Pesan atau amanat adalah “Nasihat yang hendak disampaikan penyair kepada pembaca”( Tim LP2IP, 2009:16).
Pesan atau amanat biasanya tersembunyi di balik tema atau pun susunan kata-kata yang diungkapkan. Namun
dengan memahami apa yang dikemukan maka pembaca akan dengan mudah maksud terselubung dalam puisi
tersebut dan dapat menyimpulkan hal-hal apa saja yang terdapat dalam puisi termasuk amanatnya.
9
10
11
adalah “Permainan bahasa untuk memperoleh efek estetis, memaksimalkan ekspresi, serta memperoleh kesan
tertentu” (Tim LP2IP, 2009: 18). Berdasarkan penjelasan TIM LP2IP( 2009: 18) majas yang
sering digunakan dalam puisi antara lain:
Metafora ( perbandingan langsung)
Majas ini berisi perkataan yang membandingkan sesuatu secara langsung dan tepat atas dasar
sifat yang sama atau hampir sama.
Contoh:
1. Engkaulah matahari dalam hidupku.
2. Dia hanyalah lintah darat disini.
Simile (persamaan)
Majas ini berisi persamaan dua hal yang berbeda namun memiliki karakteristik yang sama.
Majas smile biasanya ditandai dengan bagaikan, seperti, bak, seumpama, laksana, semisal, dan
bagai.
Contoh:
1. Rerumputan hijau bagaikan suasana di surga.
2. Angin berhembus seperti hiruk pikuknya pagi hari.
Personifikasi (benda mati seolah-olah hidup)
Majas ini biasanya menuliskan benda mati menjadi seolah-olah hidup, dapat bergerak atau pun
berbuat.
Contoh:
1. Ombak pun berteriak menghampirinya.
2. Pepohonan melambai pada bulan.
12
Hiperbola (melebih-lebihkan)
Majas ini dalam menyatakan sesuatu akan mengunakan kata-kata yang berlebihan.
Contoh:
1. Berjuta harapan telah ku lewati.
2. Langit pun dapat ia dekap dengan tangannya.
Ironi (sindiran)
Majas ini dalam menyatakan sesuatu menggunakan makna yang berlawanan atau bertentangan
dengan maksud menyindir. Majas ironi sering disebut juga dengan majas sindiran
Contoh:
1. Bagus benar tulisanmu sehingga aku tidak bisa membacanya.
2. Rapi sekali rambutmu, apa tidak punya sisir.
Repetisi adalah “Pengulangan kata-kata yang sama dalam satu baris kalimat” ( TIM LP2IP, 2009:
20).
Paralelisme adalah “Pengulangan kata/ frasa antarbaris puisi” (TIM LP2IP, 2009: 20).
Contoh:
Bikin sendiri saja udara mana kau suka.
Bikin sendiri saja bumi mana kau suka.
Bikin sendiri saja rasa mana kau suka.
Bikin sendiri saja logika kau suka.
E. Unsur Ekstrinsik
Unsur ekstrinsik memang bukan unsur penting dalam karya sastra puisi namun untuk
mengetahui siapa penyairnya unsur ekstrinsik juga dibutuhkan. Unsur ekstrinsik adalah “Unsur
yang berada di luar naskah puisi” (Sastrawan, 2012).
Seperti yang disebutkan Sastrawan (2012) unsur ekstrinsik terdiri dari unsur biografi,
nilai dalam cerita dan unsur kemasyarakatan.
1. Unsur Biografi
Seperti yang dijelaskan Sastrawan( 2012) unsur biografi adalah latar belakang atau bisa disebut
juga dengan riwayat hidup peyair seperti tempat tanggal lahir, pendidikan, status sosial dan lain
sebagainya yang terkait dengan penyair.
2. Unsur Nilai Dalam Cerita
Seperti yang dijelaskan Sastrawan( 2012) unsur nilai dalam cerita merupakan salah satu unsur
dalam unsur ekstrinsik puisi biasanya terdiri dari nilai ekonomi, sosial, politik, budaya dan lain
sebagainya.
3. Unsur Kemasyarakatan
Sastrawan (2012) menyatakan bahwa unsur kemasyarakatan yaitu keadaan atau situasi yang
sedang dihadapi oleh penyair ketika membuat puisi.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dari bab pembahasan di atas maka penulis dapat menyimpulkan
bahwa puisi adalah salah satu jenis karya sastra yang berisi uangkapan perasaan, pikiran atau
penghayatan kehidupan yang dituangkan dalam bahasa tertulis. Ada 2 macam puisi yakni puisi
lama dan puisi baru. Puisi lama meliputi mantra, pantun, karmina, seloka, gurindam, syair,
talibun. Masing-masing puisi lama memilki ciri yang berbeda. Puisi baru meliputi balada, himne,
ode, epigram, romance, elegi dan satire.
Di dalam puisi terdapat 2 unsur yakni unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik
terdapat 2 macam yakni bentuk fisik dan batin. Bentuk batin terdiri dari tema, rasa dan nada,
serta amanat/ pesan. Unsur bentu batin sangatlah penting karena dengan bentuk bentuk batin
dapat diketahui makna yang terkandung dalam puisi. Bentuk fisik terdiri dari rima, irama, matra,
diksi gaya bahasa dan majas. Unsur ini digunakan untuk membuat puisi agar memilki nilai
keindahan dan bermakna. Dalam unsur bentuk fisik terdapat majas yang digunakan untuk
membuat kata-kata yg indah. Majas yang sering digunakan dalam puisi diantaranya majas
metafora, simile, personifikasi, hiperbola, ironi, repetisi dan paralelisme.
Sedangkan unsur ekstrinsik puisi meliputi unsur biografi, unsur nilai dalam cerita, dan
unsur kemasyarakatan. Unsur ekstrinsik memang hanya sebagai unsur pendamping yang tidak
terlalu penting, namun diperlukan jika akan mengetahui lebih detail tentang penyair.
14
B. Saran
Setelah makalah yang berjudul “Karya Sastra Puisi” terselesaikan, diharapkan dapat
bermanfaat bagi pembaca agar lebih mengetahui dan memahami karya sastra puisi serta dapat
menambah wawasan mengenai karya sastra puisi.
Makalah ini tentunya masih banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca agar makalah ini lebih sempurna.
15
DAFTAR PUSTAKA