Anda di halaman 1dari 2

Contoh

PEMAKNAAN PUISI ‘SURAT CINTA’


KARYA GOENAWAN MOHAMMAD

Bukankah surat cinta ini ditulis


ditulis ke arah siapa saja
seperti hujan yang jatuh ritmis
menyentuh arah siapa saja

Bukankah surat cinta ini berkisah


berkisah melintas lembar bumi yang fana
seperti misalnya gurun yang lelah
dilepas embun cahaya

(Goenawan Mohammad, 1992)

Puisi “Surat Cinta” karya Goenawan Mohammad memanfaatkan sarana


pertanyaan retoris /Bukankah surat cinta ini ditulis/ dan /Bukankah surat cinta ini
berkisah/. Pertanyaan retoris ini sekaligus mengalami repetisi atau pengulangan
pada frase /Bukankah surat cinta ini..../. Hal itu mengimplikasikan “sesuatu yang
telah, sedang, dan akan diharapkan” yang memungkinkan bahwa “sesuatu itu
memang bernilai untuk diharapkan” yakni cinta yang sejak semula, seperti
diisyaratkan dalam judulnya, diperuntukkan bagi /siapa saja/. Frase tersebut
mengisyaratkan bahwa surat cinta diberikan kepada semua orang, bahkan
semua yang ada di alam semesta ini, tanpa pandang bulu. Perulangan frase “siapa
saja” pada baris kedua dan keempat bait pertama menegaskan dan meyakinkan
jawaban atas pertanyaan retoris utama /bukankah/.

Diksi “surat cinta” yang muncul dalam judul dan baris-baris puisi
mengisyaratkan adanya metonimi atau pemanfaatan sifat/ciri untuk menandai
sesuatu. Surat cinta adalah pertanda adanya cinta dari penulisnya kepada
pembacanya. Surat cinta juga menandai adanya rasa bahagia, baik dari penulis
maupun pembacanya. Dalam puisi ini, surat cinta mengisyaratkan adanya
kebahagiaan dan sesuatu yang menyenangkan. Hal ini didukung oleh baris yang
mengandung simile /seperti hujan yang jatuh ritmis/ dan /seperti misalnya gurun
yang lelah, dilepas embun cahaya/. Dalam hujan yang jatuh ritmis, suara air akan
terdengar melodius dan enak didengar. Sementara itu, dalam gurun yang lelah
terkandung makna tempat yang tidak nyaman karena panas ketika siang hari dan
gelap ketika malam hari. Namun, ketika gurun yang tidak nyaman itu dipenuhi
dengan embun dan cahaya, maka gurun itu akan berubah menjadi tempat yang
sangat nyaman. Hal ini sebagaimana bumi yang bisa menjadi tempat yang
nyaman untuk hidup bagi umat manusia. Hanya Tuhanlah yang mampu
memberikan kebahagiaan dan cinta seperti ini.

Puisi “Surat Cinta” karya Goenawan Mohammad mengandung makna tanda


cinta dan kasih yang diberikan Tuhan untuk penghuni alam semesta, seperti
manusia, tumbuhan, binatang, laut, hutan, dan sebagainya. Cinta dan kasih itu
diberikan oleh Tuhan kepada semuanya tanpa pandang bulu. Dengan cinta dan
kasih ini, penghuni alam semesta merasakan kebahagiaan dan kenyamanan
hidup.

***

Anda mungkin juga menyukai