Anda di halaman 1dari 22

Ideologi dalam Sastra Anak

beberapa pengertian ideologi:


• kumpulan konsep bersistem yang dijadikan
asas pendapat (kejadian) yang memberikan
arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup
• cara berpikir seseorang atau suatu golongan
• paham, teori, dan tujuan yang merupakan
satu program sosial-politik
Konsep ideologi menurut John Storey
• Pertama, mengacu pada suatu kelembagaan
yang secara sistematis diartikulasikan oleh
sekelompok masyarakat tertentu. Misalnya,
ideologi Partai Buruh, LEKRA, Manifest
Kebudayaan
• Kedua, ideologi sebagai upaya
penopengan dan
penyembunyian realitas
tertentu. Kaum Marxis meyakini
ideologi sebagai sebuah
kesadaran yang palsu. contoh:
iklan sabun/lotion pemutih ->
agar cantik -> seperti wanita
kulit putih (Eropa) -> efek
kolonialisasi, sekaligus bagian
dari cara kapitalisme untuk
memperbesar & meningkatkan
modal
• Ketiga, ideologi yang masih berkaitan
dengan konsep kedua dan menekankan
pengejawantahan ideologi dalam bentuk-
bentuk yang ideologis atau yang disebut
oleh Stuart Hall sebagai politik penandaan.
 priyayi: halus, ksatria, dst.
Konsep ideologi menurut John Storey
• Keempat, ideologi yang bisa dijumpai dalam
praktik keseharian yang mampu mengikat
dan melekatkan suatu individu pada tatanan
sosial, misalnya perayaan agama. Jenis
ideologi seperti ini berfungsi untuk
mereproduksi kondisi dan relasi sosial
strategis yang penting bagi mulusnya situasi
ekonomi dan kuasa ekonomi kapitalisme.
Ideologi inilah yang membentuk relasi
antarsubjek (Macdonell, 1986:101).  islam
santri vs abangan
• Kelima, ideologi yang kehadirannya tidak disadari dan terdapat dalam teks dan
praktik kehidupan. Ideologi seperti ini berfungsi untuk melegitimasi dan
menguniversalkan serta menaturalkan hal-hal yang sebenarnya kultural.
Seperti Subadra bagi Arjuna
makin jelita ia dia antara maru-marunya:
Seperti Arimbi bagi Bima
Jadilah ia jelita ketika melahirkan jabang bayi Tetuka;
Seperti Sawitri bagi Setyawan
Ia memelihara nyawa kita dari malapetaka
Ah. Ah. Ah.
Alangkah pentingnya isteri ketika kita melupakannya
Hormatilah isterimu
Seperti kau menghormati Dewi Sri
Sumber hidupmu
Makanlah
Karena demikianlah suratannya
(nukilah puisi Istri, karya Darmanto Jatman)
- subadra: isteri arjuna, melahirkan Abimanyu, tutur kata halus lembut, penurut pada
suami
- Arimbi (Hidimbi): istri Bima, raksasa, ibu dari Gatotkaca
- Sawitri : kesetiaan dan kecintaan isteri terhadap suami
cara kerja ideologi:

• aktif  pengarang sengaja menyalurkan ideologinya


(secara terang-terangan), mudah diketahui  LEKRA
• pasif  pengarang menyalurkan ideologinya secara
pasif, tak kentara, halus, tersembunyi. Bisa diketahui
melalui susunan kalimat, konflik antar tokoh,
pemikiran para tokohnya, isu/permasalahan yang
diperdebatkan  lihat karya-karya Pramoedya,
• bawah sadar  pengarang secara tidak sadar
memasukkan ideologi ke dalam karya yang ditulisnya.
Secara tidak sadar karena ideologi itu sudah terlanjur
menjadi belief (kepercayaan/diimani/diyakini) olehnya.
 Pramoedya dengan pernyataannya
catatan
• Antara ideologi pasif dan bawah sadar sebenarnya cukup
sulit untuk diketahui, apakah ideologi dalam suatu karya
disampaikan dengan cara pasif atau bawah sadar karena
kita tidak pernah mengetahui secara pasti niatan (intensi)
pengarangnya.
• Sebenarnya, ada beberapa teori yang bisa kita gunakan
untuk menganalisis ideologi, misalnya dengan teorinya
Althusser. Namun, teori Althusser ini adalah aliran Marxis
yang di dalam kajiannya (hampir bisa dikatakan) selalu
identik dengan upaya perjuangan kelas, atau memiliki
motif-motif ekonomi. Padahal, belum tentu atau tidak
semua sastra anak cocok dianalisis dengan menggunakan
teori Althusser, kecuali kita sudah pasti benar bahwa karya
yang kita baca itu bernuansa ekonomi-sosial-politis
Cara kerja hermeneutik John B. Thompson dalam
menganalisis ideologi dalam suatu karya sastra:
1. social-cultural analysis
• tahap pertama dari hermeneutik Thompson
adalah mengkaji/menganalisis latar belakang
sosial kultural. Latar belakang sosial kultural yang
dimaksud adalah menganalisis: (1) latar belakang
pencipta karya, (2) latar belakang penerbitan
karya, pemasarannya, dan resepsi/penafsiran
terhadap bentuk-bentuk simbolis dalam karya
yang dibaca (simbol ditafsirkan dengan cara
menghubungkannya/menafsirkannya dengan
realitas di masyarakat)
Cara kerja hermeneutik John B. Thompson dalam
menganalisis ideologi dalam suatu karya sastra:

2. formal discursive analysis


• pada tahapan ini, Thompson menganjurkan
pembaca untuk menganalisis bentuk
formal/struktur karya. Atau, melakukan
analisis diskursif/wacananya, seperti: bentuk-
bentuk pengekspresiannya. Dengan demikian,
pada tahapan ini, yang dianalisis adalah
struktur cerita, misalnya sudut pandang, gaya
bahasa, dan penokohan.
Cara kerja hermeneutik John B. Thompson dalam
menganalisis ideologi dalam suatu karya sastra:
3. interpretasi
• interpretasi dilakukan secara bolak-balik, spiral, bertangga.
• Bertangga maksudnya: untuk melakukan interpretasi, tahap 1 dan 2
harus dilakukan terlebih dahulu
• Bolak-balik maksudnya: untuk menginterpretasi ideologi apa yang
ada dalam sastra, hasil analisis tahap ke-1 harus dicek dengan hasil
analisis tahap ke-2. dengan kata lain, interpretasi dilakukan dengan
cara bolak-balik dari tahap 1 ke 2 atau tahap 2 ke 1.
• Spiral maksudnya: interpretasi - jika dirasa belum mendapatkan
hasil yang pasti, dapat dilakukan berulang-ulang (seperti bentuk
spiral yang melengkung-lengkung, menandakan bahwa interpretasi
bisa dilakukan secara berulang-ulang hingga mendapatkan keajegan
maknanya).
Kesimpulan:
• Cara kerja 1, 2, dan 3 itulah yang disebut
sebagai cara kerja hermeneutik.
• Ingat, cara kerja hermeneutik selalu dilakukan
melalui dua tahapan, yaitu:
• pembacaan heuristik  membaca struktur
karya
• pembacaan hermeneutik  membaca makna
karya (+analisis sosial kultural)
Analisis Ideologi melalui Analisis
Wacana Sarah Lehtonen
"ideologi diproduksi melalui wacana"
-> analisis wacana, disesuaikan dengan karakteristik fiksi, cara:
(1) analisis tekstual: mengkaji permasalahan yang dibicarakan
dalam teks, siapa yang membicarakan, siapa yang aktif/pasif
bicara atau dibicarakan, dari sudut pandang siapa
permasalahan disampaikan, bagaimana ending dari
permasalahan tersebut, dalam cara seperti apa permasalahan
itu disampaikan (berkaitan dengan gaya bahasa), bagaimana
relasi tokoh satu dengan tokoh yang lain, adakah yang
mendominasi, siapa yang mendominasi, dst
(2) analisis kontekstual: melihat produksi sosial dan kultural teks
itu dilahirkan. melihat aspek yang dibicarakan dalam karya
sastra di konteks masyarakat
(3) (1) dan (2) dilakukan seperti model Thompson
Analisis Wacana Kritis Fairclough
• Pertama, dalam tataran mikro. Alat dalam tahap analisis ini adalah alat kebahasaan,
khususnya mengamati lexical choices yang dijelaskan dalam cerpen.
• Tahapan kedua adalah analisis tataran meso untuk melihat rujukan-rujukan yang digunakan
dalam cerpen. Setiap teks dilihat interdiskursivitas dan intertekstualitasnya dengan teks-teks
lainnya untuk melihat bahwa wacana dibentuk oleh sebuah wacana institusional, sejarah, dan
relasionalnya.
• Interdiskursivitas adalah rujukan-rujukan kata-kata yang diungkapkan oleh orang lain yang
dirujuk oleh tokoh atau pengarang. Rujukan kata-kata merupakan mental model atau pikiran
yang menjadi model. Mental model merupakan common sense yang dilegitimasi oleh
berbagai bentuk kekuasaan dan sifatnya individual (Udasmoro, 2014:57).
• Intertekstualitas merujuk pada teks-teks di luar karya, bisa berupa teks sejarah, agama, atau
teks sastra lainnya


• Tahapan terakhir adalah analisis praktik sosial
untuk menjelaskan kekuasaan dan
praktikpraktik yang dilakukan oleh pengarang
atau tokoh-tokoh yang dijelaskan oleh
pengarang dalam cerpen
•  Pemilihan kata, rujukan teks atau wacana
yang digunakan oleh tokoh atau pengarang
merupakan produk dari ideologi.

Anda mungkin juga menyukai