Constituents (IC)
Disusun Oleh
Kelompok 10:
Nurhidayah (1754041001)
2017/2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat yang
diberikan-Nyasehingga tugas Makalah yang berjudul “Analisis Struktur Kalimat
Berdasarkan Immediate Constituents (IC)” ini dapat saya selesaikan. Makalah ini saya
buat sebagai kewajiban untuk memenuhi tugas.
Akhir kata, semoga Allah swt. senantiasa meridai niat baik dan usaha kita semua.
Wassalam.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Analisi bawahan langsung, sering disebut juga analisis unsure langsung, atau analisis
bawahan terdekat (Inggrisnya Immediate Constituent Analysis) adalah suatu teknik dalam
menganalisis unsur-unsur atau konstituen-konstituen yang membangun suatu satuan bahasa,
entah satuan kata, satuan frase, satuan klausa, maupun satuan kalimat. Misalnya, satuan
bahasa yang berupa kata dimakan. Unsur langsungnya adalah di dan makan. Meskipun teknik
analisis bawahan langsung ini banyak kelemahannya, tetapi analisis ini cukup memberi
manfaat dalam memahami satuan-satuan bahasa.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Immediate Constituents?
2. ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui klasifikasi verba bahasa jerman
2. Untuk mengetahui pergeseran kategori verba
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Unsur Langsung (Immediate Constituent)
2.Satuan-satuan bermakna yang secara langsung merupakan bagian dari satuan yang lebih besar
(Alam S).
3.Satuan-satuan bermakna yang merupakan bawahan langsung dari sebuah konstruksi (Alam S.).
4.Satuan-satuan gramatik yang satu tingkat lebih kecil dari suatu konstruksi (Ramlan, 1985: 42).
5.Satuan-satuan gramatik yang satu tingkat lebih kecil dari satuan gramatik kompleks (Simpulan
dari Ramlan dan Bloch and Trager).
Analisis bahawan langsung sering juga disebut analisis unsur langsung, atau analisis
bawahan terdekat (Inggrisnya immediate constituent analysis) adalah suatu teknik dalam
menganalisis unsur-unsur atau konstituen-konstituen yang membangun satuan-satuan
bahasa, entah satuan kata, satuan frase, satuan klausa, maupun satuan kalimat (Chaer,
2014: 21). Setiap unsur bahasa secara apriori diasumsikan terdiri dari dua buah konstituen
yang langsung membangun satuan itu (dalam hal ini mengapa harus dua buah, tidak perna
dijelaskan) Misalnya, satuan bahasa yang berupa kata dimakan. Unsur langsungnya
adalah di dan makan. Satuan kereta api unsur langsungnya adalah kereta dan api. Bagan
keduanya satuan bahasa itu adalah sebagai berikut:
Untuk satuan-satuan bahasa yang hanya terdiri dari dua buah konstituen seperti contoh di
atas tidak ada masalah; tetapi untuk satuan yang lebih besar, yang secara kuantitatif
terdiri dari beberapa unsur mulai timbul masalah. Misalnya bentuk dimakani, apakah
unsur langsungnya di dan makani ataukah dimakan dan i. Keduanya memang mungkin.
Baganya sebagai berikut:
Adanya dua tafsiran ini karena yang pertama bersandar pada teori bahwa sufiks –I dalam
bahasa Indonesia merupakan konstituen pembentuk kata secara derivative. Jadi, sufuks –
I diletakan lebih dahulu dari pada prefix di-. Sedangkan yang kudua bersandar pada teori
distribusi menurut urutan linier. Perbedaan tafsiran analisis lebih mungkin lagi dapat
terjadi pada satuan bahasa yang lebih kompleks.
Meskipun teknik analisis bawahan langsung ini banyak kelemahannya, tetapi analisis ini
cukup memberi manfaat dalam memahami satuan-satuan bahasa, bermanfaat dalam
menghindari keambiguan karena satuan-satuan bahasa yang terkait pada konteks
wacananya dapat dipahami dengan analisis tersebut.
BAB III
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
file.upi.edu/...BHS.../Pertemuan_6-Unsur_Langsung%3DImmediate_Constiuent.pdf