Anda di halaman 1dari 2

Bagi para pencinta kuliner, salah satu kuliner khas kota Makassar-Sulawesi Selatan yang

sangat sayang kalau dilewatkan begitu saja. Namanya Sop Ubi Datumuseng. Bagi Anda yang
kebetulan sedang berkunjung ke Makassar dan ingin mencicipi lezatnya Sop Ubi, datanglah ke
Jalan Datumuseng. Di sini, Anda akan menemukan sebuah kedai Sop Ubi yang sudah sangat
tersohor, yaitu Sop Ubi Hj. Haniah.

Kuliner ini juga disebut dengan nama Sop Ubi Datumuseng Dalam Lorong, karena letak
warung berada di dalam lorong. Tempatnya tidak besar dan megah di pinggir jalan raya, tetapi
Anda harus berjalan melewati gang sempit untuk mencapai kedai ini.

Sop ubi merupakan salah satu kuliner tradisional dengan bahan ubi kayu atau singkong yang
sangat mudah diperoleh di Makassar. kehadiran Sop Ubi Datu Museng yang akhirnya
mengangkat makanan berkuah mirip soto ini hingga mulai dikenal khususnya masyarakat Kota
Makassar. Sop Ubi merupakan paduan beberapa jenis sayuran yang dikemas dengan kuah kaldu
hingga memberikan rasa yang istimewa. Sajian ini dikatakan komplit karena sumber
karbohidratnya yang berasal dari ubi (Singkong), vitamin dari sayuran, dan proteinnya dari
daging.

Walau namanya tidak sepopuler coto makassar, pallubasa dan konro, namun pengunjung
ditempat ini tidak pernah sepi. Pengunjung yang menyambangi tempat ini pun seakan tidak ada
habisnya. Suhu ruangan yang sering kali terlalu pengap tidak menghambat para pelanggan
setianya untuk terus datang. rasanya yang khas dan lezat membuat peminat masakan berjenis sop
ini, selalu berkeinginan untuk mengulangi  kunjungannya. Siapa sangka kedai yang hanya
menempati ruangan berukuran tidak lebih dari 3×4 meter dengan langit-langit rendah ini ternyata
pernah dianugerahi gelar sebagai warung terfavorit untuk kategori sup ubi pada 2012.
pengunjung sekelas pejabat bahkan publik figur pun pernah datang ketempat ini, untuk
menikmati kelezatan kuliner yang satu ini.

Tak ada daftar menu di sana, makanan yang tersedia hanya Sop Ubi. Hidangan ini terdiri atas
sohun, singkong yang dipotong berbentuk kotak, potongan daging sapi, taoge, telur rebus,
kacang tanah, daun bawang dan seledri, serta sedikit taburan bawang goreng di atasnya. Warung
makan Sop Ubi Datu Museng ini, awalnya dirintis oleh H Abd Rasyid Dg Gassing, kemudian
dilanjutkan oleh generasi berikutnya yakni sang anak, Hj Hania dan menantunya Abdul Salam.
Warung ini berdiri sejak tahun 1969.

Walau warung tempat berjualan sop ubi ini sederhana, namun omset mereka tidak
sesederhana warungnya. pemilik warung Sop ubi ini mengaku mampu meraup hingga puluhan
juta rupiah per bulan. Untuk bahan dasar ubi sendiri, dapat menghabiskan 2 karung per hari.
Sedangkan telur, bisa dihabiskan hingga sepuluh krak per harinya.

Porsinya yang cukup besar tidak sebanding dengan jumlah potongan daging di dalam supnya,
satu hal yang memang sangat disayangkan. Namun, yang patut digarisbawahi di sini adalah
tekstur dan rasa singkongnya yang ternyata bisa memberikan kenikmatan tersendiri saat dilahap
bersama kuah supnya. Harga satu porsi sup ubi adalah sekitar Rp 25.000. Dengan segala
kelebihan dan kekurangannya, saya cukup puas dengan suguhan makanannya dan pastinya akan
menyempatkan diri untuk kembali ke sini di masa yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai