Anda di halaman 1dari 21

KELOMPOK 3 :

ANNISSA GIANIFISISCA DENANDRI


EVA FITRIANA
EVIKA PUTRI WIDIASARI
KAILA JUVITA NUR SANTI
RICZO FATJRIN ARDIANSYAH
VERNANDA HANI PRADANA
Teks Anekdot adalah cerita singkat yang di dalamnya
mengandung unsur lucu dan mempunyai maksud untuk
melakukan kritikan. Teks anekdot biasanya bertopik
tentang layanan publik, politik, lingkungan, dan sosial.
Tidak hanya berbentuk cerita, pengertian teks anekdot
juga dapat berbentuk dialog singkat antara dua tokoh.
Teks anekdot sendiri tentunya selain untuk memberi
humor, teks tersebut juga harus memuat amanat, pesan
moral ataupun kebenaran secara umum.
• Tujuan teks anekdot adalah untuk membangkitkan
tawa bagi pembacanya, sebagai saran penghibur,
sebagai saran pengkritik.
• Fungsi komunikasi teks anekdot adalah untuk
menyampaikan kritik terhadap kejadian yang
menyangkut orang banyak atau perilaku tokoh publik.
• Berupa teks yang mendekati perumpamaan. Perumpaan
pada sebuah teks dengan struktur anekdot mendekati
bentuk sebuah dongeng. Layaknya karangan cerita
berdasarkan imajinasi dan ditambah dengan segala hal
yang bersifat nyata atau benar-benar terjadi di
masayarakat.
• Menampilkan tokoh-tokoh atau figur yang dekat dengan
kehidupan sehari-hari atau juga orang penting. Biasanya
pada sebuah teks anekdot terdapat tokoh atau figur yang
ada dalam dunia nyata dan mudah kita temui dalam
keseharian. Contohnya : seperti orang-orang
pemerintahan, anggota keluarga, dan lainnya.
• Memiliki sifat humoris, lucu, menggelitik, dan berbau
lelucon tapi menyindir. Seperti yang sudah disebutkan
sebelumnya, teks yang berupa anekdot memang dibuat
untuk memberi kritik dengan cara yang berbeda. Semacam
guyonan yang sengaja dibuat dengan tujuan tertentu
seperti menyindir. Biasanya menyindiri disini berkaitan
dengan isu sosial dalam negeri yang sudah menjadi
rahasia umum.
• Terselip kritikan atau tujuan. Mungkin ini juga dapat
menjadi salah satu tujuan dari dibuatnya sebuah teks
berbentuk anekdot, dimana pembuatnya akan menyelipkan
kritik dengan cara yang lebih lucu dan mampu diterima
oleh masyarakat.
Perbedaan antara anekdot dengan humor terletak pada :
• Berdasarkan ide pokok : humor berupa rekaan, sedangkan
anekdot biasanya dari kisah nyata.
• Berdasarkan isi : humor menyngkut masalah sehari-hari,
sedangkan anekdot menyangkut orang banyak.
• Berdasarkan fungsi : humor berfungsi untuk menghibur,
sedangkan anekdot berfungsi sebagai kritikan atau
sindiran secara halus.
• Berdasarkan makna tersirat : humor tidak mengandung
makna tersirat, sedangkan anekdot mengandung makna
atau pesan didalamnya.
Berdasarkan sifat peristiwanya :
• Anekdot Nonfiksi
Adalah anekdot yang menceritakan peristiwa nyata dengan
tokoh dan latar yang sebenarnya. Pengalaman lucu dalam
kehidupan sehari hari dapat diceritakan kembali sesuai
kenyataan sebenarnya.
• Anekdot fiksi
adalah anekdot yang menceritakan kisah fiksi atau khayal,
menggunakan tokoh rekaan atau latar rekaan.
Berdasarkan tokoh :
• Anekdot tokoh terkenal
Menceritakan kisah orang orang terkenalyang dimaksut dapat
bersifat fiksi/ nonfiksi.
a. anekdot tokoh terkenal nonfiksi. Berasal dari tokoh terkenal
nonfiksi bersumber dari kisah nyata.
b.Anekdot tokoh terkenal fiksi. Menceritakan kisah tokoh
terkenal hasil rekaan pengarangnya. Dapat diambil dari tokoh
fiksi / dongeng.
• Anekdot sufi, adalah anekdot yang menceritakan kisah sufi
atau pemuka agama.
• Anekdot binatang, adalah anekdot yang menggunakan seekor
tokoh binatang.yang mengumpamakan binatang seperti
manusia. Sering digunakan untuk menceritakan nilai nilai
kehidupan.
Berdasarkan tujuan :
• Anekdot kritik
Anekdot yang bertujuan untuk mengkritik yang
disampaikan secara tersirat.
• Anekdot nasihat.
Bertujuan untuk menasehati, nasihat anekdot tersirat
dalam tindakan isi ceritanya.
• Anekdot hiburan.
Bertujuan untuk menghibur orang lain, sering digunakan
untuk sekedar berkelakar dan menjalin keakraban antara
pembicara dan pendengar.
• Abstraksi
Abstraksi menjadi struktur teks humor paling awal yang ada
dalam sebuah teks anekdot. Abstraksi ditaruh di awal
paragrafdengan fungsi untuk menggambarkan mengenai teks
tersebut secara umum agar pembaca dapat membayangkan.
• Orientasi
Orientasi merupakan awal kejadian pada cerita atau juga bagian
yang menjelaskan latar belakang mengapa peristiwa utama dalam
cerita dapat terjadi. Orientasiakan membangun konteks pembaca
terhadap suatu cerita.
• Krisis
Krisis merupakan bagian cerita yang menggambarkan keadaan
yang genting atau terjadinya konflik yang dialami oleh tokoh, atau
bahkan terjadi pada penulisnya sendiri.
• Reaksi
Reaksi berhubungan besar dengan struktur krisis. Reaksi
adalah bagian yang akan melengkapi berupa penyelasaian
masalah menggunakan cara-cara yang juga unik dan berbeda.
Reaksi yaitu tanggapan tokoh terhadap konflik yang dialami
oleh tokoh.
• Koda
Seperti penutup, struktur teks anekdot yang terakhir ialah koda.
Koda merupakan bagian yang menutup cerita atau keadaan
akhir cerita dalam teks tersebut.
• Diawali dan diakhiri dengan tanda “...”
• Huruf awal setelah tamda petik ditulis dengan huruf
kapital.
• Antara peembicara dan kalimat yang diucapkannya
dipisahkan dengan tanda (:) pada dialog.
• Jika kalimat langsung dirangkai dengan pembicara, antara
pembicara dan kalimat yang di ucapkan dipisahkan dengan
tanda (,) sebelum petik awal.
• Jika pembicara diletakkan dibelakang kalimat, kata setelah
tanda petik akhir ditulis dengan huruf kecil.
• Menggunakan kalimat yang menyatakan peristiwa masa
lalu.
• Menggunakan kalimat retoris, (kalimat pertanyaan yang
tidak ditujukan untuk mendapat jawaban).
• Menggunakan konjungsi hubungan waktu seperti :
kemudian, lalu, akhirnya, sejak, semenjak, sedari,sewaktu,
ketika, tatkala, selagi, seusai,setelah, sesudah, sebelumnya,
hingga dan sampai.
• Menggunakan kata kerja aksi, seperti menulis, membaca,
berjalan, dan lain-lain.
• Menggunakan kalimat imperatif ( perintah, permohonan,
ajakan,larangan dan pembiaran)
- perintah / suruhan adalh kalimat yg digunakn untuk
menyuruh lawan bicaranya berbuat sesuatu
- permohonan jika pembicara, demi kepentingan nya, minta
lawan bicaranya berbuat sesuatu
- ajakan dan harapan jika pembicara mengajak dan berharap
lawan bicara berbuat sesuatu
- larangan / perintah negatif, jika pembicara menyuruh agar
jgn berbuat sesuatu.
- pembiaran jika pembicara minta agar tidak dilarang.
• Menggunakan kalimat seru. Isinya mengungkapkan kekaguman
perasaan, kalimat seru dibentuk dari kalimat statif. Dan disebut
juga kalimat interjektif.
• Menggunakan kalimat tanya
- mengunakan kata tanya (apa, dimana, kapan, siapa,
bagaimana.)
- diakhiri dgn tanda ? pada bahasa tulis.
- pada bahasa lisan diucapkan dengan nada naik.
Mengindentifikasi makna tersirat dalam teks anekdot.
Anekdot adalah sebuah cerita yang mengandung makna
tersirat. Makna tersirat dalam anekdot dapat diketahui
setelah anda membaca keseluruhan cerita. Makna tersirat
dalam suatu anekdot dapat berupa pesan, kritik, ataupun
nasihat.

Cara mengidentifikasikan makna tersirat.


• Membaca teks anekdot secara seksama.
• Menganalisis pesan, kritik, ataupun nasihat dgn menilai
tindakan ataupun dialogyg disampaikan tokoh.
• Menyimpulkan makna tersirat berupa pesan, ktitik,ataupun
nasihat dari cerita.
• Makna tersirat dalam teks anekdot disampaikan dalam
cerita humor . Artinya dalam teks anekdot trdapat faktor
humor yg menjadifaktor kelucuan dalam cerita.
Mengindentifikasikan kelucuan dalam teks anekdot.
• Membaca teks anekdot dgn seksama
• Menganalasis peristiwa janggal yang dialami tokoh, baik
melalui tindakan tokoh, maupun dialog tokoh.
• Menyimpulkan faktor penyebab kelucuan pada teks anekdot
tersebut.
• Menentukan topik
Topik adalah ide cerita atau gagasan cerita atau dasar cerita
atau apa yang akan diceritakan.
• Mencari bahan referensi
Bahan yang diperoleh bisa berupa buku/ majalah/ koran/
internet, observasi, dan imajinasi.
• Menentukan pesan yang akan disampaikan atau sindiran
yang akan disampaikan. Pesan yang akan disampaikan bias
tersirat (implisit) maupun tersurat (eksplisit).
• Menentukan unsur lucu /konyol / jengkel
• Menentukan alur cerita berdasarkan struktur teks anekdot.
• Mengembangkan teks anekdot
Contoh teks anekdot dalam bentuk dialog
(Aksi Maling Tertangkap CCTV)
pada buku paket halaman 93
Unsur kebahasaan :
• Kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu : seorang
warga melapor kemalingan.
• Kalimat retoris : “Kemalingan kok beruntung?”
• Penggunaan kata kerja aksi : “Iya pak. Saya beruntung
karena CCTV dengan jelas. Saya bisa
dengan jelas wajah malingnya.”
• Penggunaan kalimat perintah : “Itu ilegal. Anda saya
tangkap.”
• Penggunaan kalimat seru : “Belum…..”(sambil menatap
polisi dengan penuh keheranan.
Contoh teks anekdot dalam bentuk narasi
(Kisah pengadilan Tindak Pidana Korupsi)
pada buku paket halaman 95, unsur kebahasaan pada halaman 96

Abstraksi : Pada puncak pengadilan korupsi politik, Jaksa penuntut


umum menyerang saksi.
Orientasi : “Apakah benar,” teriak Jaksa, “bahwa Anda menerima
lima ribu dolar untuk berkompromi dalam kasus ini?”
Krisis : Saksi menatap keluar jendela seolah-olah tidak mendengar
pertanyaan. “Bukankah benar bahwa Anda menerima lima ribu
dolar untuk berkompromi dalam kasus ini?” ulang pengacara.
Reaksi : Saksi masih tidak menanggapi. Akhirnya, hakim berkata,
“Pak, tolong jawab pertanyaan Jaksa.”
Koda : “Oh, maaf.” Saksi terkejut sambil berkata kepada hakim,
“Saya pikir dia tadi berbicara dengan Anda.”

Anda mungkin juga menyukai