EVA FITRIANA EVIKA PUTRI WIDIASARI KAILA JUVITA NUR SANTI RICZO FATJRIN ARDIANSYAH VERNANDA HANI PRADANA Teks Anekdot adalah cerita singkat yang di dalamnya mengandung unsur lucu dan mempunyai maksud untuk melakukan kritikan. Teks anekdot biasanya bertopik tentang layanan publik, politik, lingkungan, dan sosial. Tidak hanya berbentuk cerita, pengertian teks anekdot juga dapat berbentuk dialog singkat antara dua tokoh. Teks anekdot sendiri tentunya selain untuk memberi humor, teks tersebut juga harus memuat amanat, pesan moral ataupun kebenaran secara umum. • Tujuan teks anekdot adalah untuk membangkitkan tawa bagi pembacanya, sebagai saran penghibur, sebagai saran pengkritik. • Fungsi komunikasi teks anekdot adalah untuk menyampaikan kritik terhadap kejadian yang menyangkut orang banyak atau perilaku tokoh publik. • Berupa teks yang mendekati perumpamaan. Perumpaan pada sebuah teks dengan struktur anekdot mendekati bentuk sebuah dongeng. Layaknya karangan cerita berdasarkan imajinasi dan ditambah dengan segala hal yang bersifat nyata atau benar-benar terjadi di masayarakat. • Menampilkan tokoh-tokoh atau figur yang dekat dengan kehidupan sehari-hari atau juga orang penting. Biasanya pada sebuah teks anekdot terdapat tokoh atau figur yang ada dalam dunia nyata dan mudah kita temui dalam keseharian. Contohnya : seperti orang-orang pemerintahan, anggota keluarga, dan lainnya. • Memiliki sifat humoris, lucu, menggelitik, dan berbau lelucon tapi menyindir. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, teks yang berupa anekdot memang dibuat untuk memberi kritik dengan cara yang berbeda. Semacam guyonan yang sengaja dibuat dengan tujuan tertentu seperti menyindir. Biasanya menyindiri disini berkaitan dengan isu sosial dalam negeri yang sudah menjadi rahasia umum. • Terselip kritikan atau tujuan. Mungkin ini juga dapat menjadi salah satu tujuan dari dibuatnya sebuah teks berbentuk anekdot, dimana pembuatnya akan menyelipkan kritik dengan cara yang lebih lucu dan mampu diterima oleh masyarakat. Perbedaan antara anekdot dengan humor terletak pada : • Berdasarkan ide pokok : humor berupa rekaan, sedangkan anekdot biasanya dari kisah nyata. • Berdasarkan isi : humor menyngkut masalah sehari-hari, sedangkan anekdot menyangkut orang banyak. • Berdasarkan fungsi : humor berfungsi untuk menghibur, sedangkan anekdot berfungsi sebagai kritikan atau sindiran secara halus. • Berdasarkan makna tersirat : humor tidak mengandung makna tersirat, sedangkan anekdot mengandung makna atau pesan didalamnya. Berdasarkan sifat peristiwanya : • Anekdot Nonfiksi Adalah anekdot yang menceritakan peristiwa nyata dengan tokoh dan latar yang sebenarnya. Pengalaman lucu dalam kehidupan sehari hari dapat diceritakan kembali sesuai kenyataan sebenarnya. • Anekdot fiksi adalah anekdot yang menceritakan kisah fiksi atau khayal, menggunakan tokoh rekaan atau latar rekaan. Berdasarkan tokoh : • Anekdot tokoh terkenal Menceritakan kisah orang orang terkenalyang dimaksut dapat bersifat fiksi/ nonfiksi. a. anekdot tokoh terkenal nonfiksi. Berasal dari tokoh terkenal nonfiksi bersumber dari kisah nyata. b.Anekdot tokoh terkenal fiksi. Menceritakan kisah tokoh terkenal hasil rekaan pengarangnya. Dapat diambil dari tokoh fiksi / dongeng. • Anekdot sufi, adalah anekdot yang menceritakan kisah sufi atau pemuka agama. • Anekdot binatang, adalah anekdot yang menggunakan seekor tokoh binatang.yang mengumpamakan binatang seperti manusia. Sering digunakan untuk menceritakan nilai nilai kehidupan. Berdasarkan tujuan : • Anekdot kritik Anekdot yang bertujuan untuk mengkritik yang disampaikan secara tersirat. • Anekdot nasihat. Bertujuan untuk menasehati, nasihat anekdot tersirat dalam tindakan isi ceritanya. • Anekdot hiburan. Bertujuan untuk menghibur orang lain, sering digunakan untuk sekedar berkelakar dan menjalin keakraban antara pembicara dan pendengar. • Abstraksi Abstraksi menjadi struktur teks humor paling awal yang ada dalam sebuah teks anekdot. Abstraksi ditaruh di awal paragrafdengan fungsi untuk menggambarkan mengenai teks tersebut secara umum agar pembaca dapat membayangkan. • Orientasi Orientasi merupakan awal kejadian pada cerita atau juga bagian yang menjelaskan latar belakang mengapa peristiwa utama dalam cerita dapat terjadi. Orientasiakan membangun konteks pembaca terhadap suatu cerita. • Krisis Krisis merupakan bagian cerita yang menggambarkan keadaan yang genting atau terjadinya konflik yang dialami oleh tokoh, atau bahkan terjadi pada penulisnya sendiri. • Reaksi Reaksi berhubungan besar dengan struktur krisis. Reaksi adalah bagian yang akan melengkapi berupa penyelasaian masalah menggunakan cara-cara yang juga unik dan berbeda. Reaksi yaitu tanggapan tokoh terhadap konflik yang dialami oleh tokoh. • Koda Seperti penutup, struktur teks anekdot yang terakhir ialah koda. Koda merupakan bagian yang menutup cerita atau keadaan akhir cerita dalam teks tersebut. • Diawali dan diakhiri dengan tanda “...” • Huruf awal setelah tamda petik ditulis dengan huruf kapital. • Antara peembicara dan kalimat yang diucapkannya dipisahkan dengan tanda (:) pada dialog. • Jika kalimat langsung dirangkai dengan pembicara, antara pembicara dan kalimat yang di ucapkan dipisahkan dengan tanda (,) sebelum petik awal. • Jika pembicara diletakkan dibelakang kalimat, kata setelah tanda petik akhir ditulis dengan huruf kecil. • Menggunakan kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu. • Menggunakan kalimat retoris, (kalimat pertanyaan yang tidak ditujukan untuk mendapat jawaban). • Menggunakan konjungsi hubungan waktu seperti : kemudian, lalu, akhirnya, sejak, semenjak, sedari,sewaktu, ketika, tatkala, selagi, seusai,setelah, sesudah, sebelumnya, hingga dan sampai. • Menggunakan kata kerja aksi, seperti menulis, membaca, berjalan, dan lain-lain. • Menggunakan kalimat imperatif ( perintah, permohonan, ajakan,larangan dan pembiaran) - perintah / suruhan adalh kalimat yg digunakn untuk menyuruh lawan bicaranya berbuat sesuatu - permohonan jika pembicara, demi kepentingan nya, minta lawan bicaranya berbuat sesuatu - ajakan dan harapan jika pembicara mengajak dan berharap lawan bicara berbuat sesuatu - larangan / perintah negatif, jika pembicara menyuruh agar jgn berbuat sesuatu. - pembiaran jika pembicara minta agar tidak dilarang. • Menggunakan kalimat seru. Isinya mengungkapkan kekaguman perasaan, kalimat seru dibentuk dari kalimat statif. Dan disebut juga kalimat interjektif. • Menggunakan kalimat tanya - mengunakan kata tanya (apa, dimana, kapan, siapa, bagaimana.) - diakhiri dgn tanda ? pada bahasa tulis. - pada bahasa lisan diucapkan dengan nada naik. Mengindentifikasi makna tersirat dalam teks anekdot. Anekdot adalah sebuah cerita yang mengandung makna tersirat. Makna tersirat dalam anekdot dapat diketahui setelah anda membaca keseluruhan cerita. Makna tersirat dalam suatu anekdot dapat berupa pesan, kritik, ataupun nasihat.
Cara mengidentifikasikan makna tersirat.
• Membaca teks anekdot secara seksama. • Menganalisis pesan, kritik, ataupun nasihat dgn menilai tindakan ataupun dialogyg disampaikan tokoh. • Menyimpulkan makna tersirat berupa pesan, ktitik,ataupun nasihat dari cerita. • Makna tersirat dalam teks anekdot disampaikan dalam cerita humor . Artinya dalam teks anekdot trdapat faktor humor yg menjadifaktor kelucuan dalam cerita. Mengindentifikasikan kelucuan dalam teks anekdot. • Membaca teks anekdot dgn seksama • Menganalasis peristiwa janggal yang dialami tokoh, baik melalui tindakan tokoh, maupun dialog tokoh. • Menyimpulkan faktor penyebab kelucuan pada teks anekdot tersebut. • Menentukan topik Topik adalah ide cerita atau gagasan cerita atau dasar cerita atau apa yang akan diceritakan. • Mencari bahan referensi Bahan yang diperoleh bisa berupa buku/ majalah/ koran/ internet, observasi, dan imajinasi. • Menentukan pesan yang akan disampaikan atau sindiran yang akan disampaikan. Pesan yang akan disampaikan bias tersirat (implisit) maupun tersurat (eksplisit). • Menentukan unsur lucu /konyol / jengkel • Menentukan alur cerita berdasarkan struktur teks anekdot. • Mengembangkan teks anekdot Contoh teks anekdot dalam bentuk dialog (Aksi Maling Tertangkap CCTV) pada buku paket halaman 93 Unsur kebahasaan : • Kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu : seorang warga melapor kemalingan. • Kalimat retoris : “Kemalingan kok beruntung?” • Penggunaan kata kerja aksi : “Iya pak. Saya beruntung karena CCTV dengan jelas. Saya bisa dengan jelas wajah malingnya.” • Penggunaan kalimat perintah : “Itu ilegal. Anda saya tangkap.” • Penggunaan kalimat seru : “Belum…..”(sambil menatap polisi dengan penuh keheranan. Contoh teks anekdot dalam bentuk narasi (Kisah pengadilan Tindak Pidana Korupsi) pada buku paket halaman 95, unsur kebahasaan pada halaman 96
Abstraksi : Pada puncak pengadilan korupsi politik, Jaksa penuntut
umum menyerang saksi. Orientasi : “Apakah benar,” teriak Jaksa, “bahwa Anda menerima lima ribu dolar untuk berkompromi dalam kasus ini?” Krisis : Saksi menatap keluar jendela seolah-olah tidak mendengar pertanyaan. “Bukankah benar bahwa Anda menerima lima ribu dolar untuk berkompromi dalam kasus ini?” ulang pengacara. Reaksi : Saksi masih tidak menanggapi. Akhirnya, hakim berkata, “Pak, tolong jawab pertanyaan Jaksa.” Koda : “Oh, maaf.” Saksi terkejut sambil berkata kepada hakim, “Saya pikir dia tadi berbicara dengan Anda.”