Menganalisis Pendapat Tim Afirmasi, Tim Oposisi, dan Tim Netral dalam Debat
Meskipun tujuan debat tidak untuk mencapai kesepakatan atau persamaan pendapat
dalam menyikapi mosi, tetapi masing-masing pihak harus mampu mempertahankan
pendapatnya dengan argumen yang kuat. Bila argumen yang disampaikan satu pihak
lebih kuat dan lebih meyakinkan, bukan tidak mungkin pada akhir debat pihak lain akan
mengubah pendapatnya tentang mosi.
Sebelum menganalisis kekuatan dan kelemahan pendapat pihak-pihak yang berdebat, hal
yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah mengidentifikasi pendapat dan argumen
yang disampaikan masing-masing pihak.
Berikut disajikan hasil identifikasi pendapat dan argumen yang disampaikan tim
afirmasi, tim oposisi, dan tim netral dalam debat tentang penyerapan kosakata bahasa
asing bukti ketidakmampuan bahasa Indonesia dalam interaksi dengan bahasa asing”
Bahasa baku adalah ragam bahasa yang telah ditetapkan, dapat diterima dan berfungsi
sebagai model untuk suatu masyarakat. Jadi, ada tiga aspek dalam bahasa baku yang saling
menyatu yaitu kodifikasi, keberterimaan, dan difungsikan sebagai model.
Membicarakan kalimat baku tidak bisa dilepaskan dengan pembicaraan kalimat efektif.
Kalimat baku selalu efektif, meskipun kalimat efektif belum selalu baku.
Kalimat efektif adalah kalimat yang mampu menyampaikan pesan pembicara atau penulis
sama seperti yang dipahami oleh pembaca atau pendengar. Kalimat baku selalu berwujud
kalimat efektif, meskipun kalimat efektif tidak selalu berwujud kalimat baku. Kalimat
efektif yang tidak baku digunakan dalam bahasa pergaulan (ragam lisan). Kalimat efektif
yang dibahas dalam bab ini adalah kalimat efektif yang memenuhi kaidah bahasa baku.
Oleh karena itu, kalimat efektif harus memenuhi kaidah struktur, diksi, maupun logikanya.
1. Kesepadanan Struktur
Ciri kalimat efektif yang pertama adalah kesepadanan. Kalimat dengan kesepadanan setidaknya
memenuhi dua unsur pembentuk kalimat. Dua unsur tersebut adalah Subjek (S) dan Predikat
(P). Subjek adalah pokok pembicaraan/bahasan yang melakukan aktivitas. Bentuk subjek bisa
meliputi orang, benda, atau tempat. Predikat adalah bagian kalimat yang menerangkan kegiatan.
Biasanya, bentuk predikat dalam sebuah kalimat berupa kata kerja.
Perhatikan kalimat:
Dalam makalah ini membahas kalimat efektif.
Perhatikan juga kalimat:
Makalah ini membahas kalimat efektif.
Sepintas, dua kalimat tersebut memiliki kemiripan. Nyatanya, struktur dari kalimat tersebut
berbeda.
Pada contoh kalimat pertama ini tidak ada subjek. Sehingga, contoh kalimat pertama
ini bukan merupakan kalimat efektif.
Contih berikutnya,
Ada unsur subjek dan predikat dalam kalimat. Sehingga, contoh kalimat yang kedua ini
merupakan kalimat efektif.
2. Kelogisan Bahasa
Kelogisan adalah suatu gagasan/ide yang dapat diterima oleh akal. Kelogisan bahasa memiliki
pengertian kalimat memiliki arti yang bisa diterima oleh akal. Selain itu penting juga untuk
memperhatikan bahwa kalimat mudah dipahami. Logis atau tidaknya kalimat dilihat dari segi
maknanya, bukan strukturnya. Suatu kalimat dikatakan logis apabila informasi dalam kalimat
tersebut dapat diterima oleh akal/nalar.
Jalannya macet!
Bukan jalan yang macet, tetapi lalu lintas kendaraannya
Kepada Saudara pemateri, Waktu dan tempat kami persilahkan.
Yang dipersilahkan seharusnya pemateri, bukan waktu dan tempat
Kecermatan dalam pemilihan kata diperlukan untuk menghindari makna ganda. Sehingga,
kalimat efektif perlu disusun secara cermat. Kecermatan tersebut meluputi pemilihan,
penggunaan, dan penempatan kata.
Contoh:
Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah. → bukan kalimat efektif
Memiliki dua arti yaitu mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal atau
mahasiswa dari perguruan tinggi yang terkenal.
Mahasiswa perguruan tinggi terkenal itu menerima hadiah (benar). → kalimat efektif
Hanya memiliki satu arti yaitu mahasiswa dari perguruan tinggi terkenal
4. Kehematan Kata
Pengertian kehematan kata adalah tidak boros kata. Caranya dengan menggunakan kata – kata
seperlunya. Kehematan kata tidak berarti harus menghilangkan kata – kata yang dapat
menambah kejelasan kalimat. Namun, hindari menggunakan kata yang memiliki fungsi sama
dalam sebuah kalimat.
Kesejajaran/keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu.
Artinya, jika bentuk pertama menggunakan nomina, maka bentuk kedua dan selanjutnya juga
menggunakan nomina. Jika bentuk pertama menggunakan verba, maka bentuk kedua dan
seterusnya juga menggunakan verba.
Begitu pun dengan verba. Adanya sebuah kesamaan kata dan imbuhan dalam sebuah kalimat.
Contoh:
Liputan ini membahas tentang desain interior pada rumah adat. → tidak padu
Liputan ini membahas desain interior pada rumah adat. → padu
7. Ketegasan
Sebuah kalimat memerlukan ide/gagasan yang perlu ditonjolkan. Ketegasan pada suatu kalimat
merupakan penekanan atau suatu perlakukan menonjol pada ide pokok kalimat. Ada beberapa
cara untuk membentuk penekanan dalam kalimat, yaitu