Anda di halaman 1dari 5

MATERI TEKS DEBAT

BAB VI KELAS X

1. PENGERTIAN DEBAT
Debat adalah kegiatan untuk mempertahankan pendapat dengan disertai argumen yang
mendukung pendapat. Hasil debat biasanya menghasilkan sudut pandang baru yang bisa
diterima kedua belah pihak.

2. UNSUR-UNSUR DEBAT
Dalam debat terdapat unsur manusia dan bukan unsur manusia, yaitu sebagai berikut.
a) Unsur Bukan Manusia
Mosi
Mosi adalah topik atau permasalahan yang diperdebatkan. Mosi bersifat kontroversial
(ada pihak pro dan kontra).
b) Unsur Manusia
1) Moderator
Moderator ialah seseorang yang memiliki tugas untuk mengatur jalannya debat,
membacakan tata tertib debat, memperkenalkan pembicara baik tim pro maupun tim
kontra, dan menyampaikan latar belakang atas mosi yang dibicarakan.
2) Tim Afirmasi/ Pro
Tim afirmasi adalah kelompok yang menyetujui atau mendukung atas mosi yang
disampaikan.
3) Tim Oposisi/ Kontra
Tim oposisi yakni kelompok yang tidak menyetujui atau tidak mendukung atas mosi
yang disampaikan.
 Tim pro dan kontra dalam debat biasanya terdiri atas 3 orang yakni
pembicara 1, 2, dan 3. Pembicara 1 bertugas menyampaikan pendapat dan
memberi kesimpulan, pembicara 2 dan 3 bisa menyangga dan mempertegas
pendapat pembicara sebelumnya. Dalam menyampaikan pendapat baik tim
pro dan tim kontra memiliki kelemahan (argumen yang menimbulkan
sanggahan) dan kekuatan (argumen yang sesuai fakta dan tidak menimbulkan
sanggahan).
4) Tim Netral
Tim netral dalam debat adalah tim yang menyampaikan jalan tengah atau solusi atas
permasalahan yang disampaikan.
5) Penonton/ Juri yang Dipanggil
Penonton atau juri yang dipanggil adalah orang yang memberi penilaian dan
mengikuti jalannya debat.
6) Notulis (Penulis)
Notulis adalah seseorang yang bertugas mencatat jalannya debat dan menyampaikan
hasil dari pelaksanaan debat.

3. TATA CARA DEBAT (BUKU PAKET HALAMAN 183)

4. CARA MENARIK KESIMPULAN DALAM DEBAT


a) Generalisasi (khusus-umum)
Penarikan kesimpulan dengan cara generalisasi berpangkal pada pernyataan-pernyataan
yang bersifat khusus, fenomena-fenomena khusus kemudian ditarik pernyataan yang
bersifat general/ umum.
Contoh: pada buku paket halaman 189.

b) Analogi
Proses penarikan simpulan yang didasarkan atas perbandingan dua hal yang berbeda.
Akan tetapi, karena mempunyai kesamaan segi fungsi atau ciri, kemudian keduanya
dibandingkan (disamakan).
Contoh: pada buku paket halaman 190.

c) Sebab-Akibat
Dalam pola penalaran ini, sebab bisa menjadi gagasan utamanya, sedangkan akibat
menjadi gagasan penjelasnya. Namun juga bisa sebaliknya.
Contoh: pada buku paket halaman 191.

5. TUJUAN DEBAT
Debat tidak untuk mencapai kesepakatan atau persamaan pendapat dalam menyikapi mosi,
tetapi masing-masing pihak harus mampu mempertahankan pendapatnya dengan argumen
yang kuat.

6. LANGKAH-LANGKAH DEBAT (BUKU PAKET HALAMAN 204-205)

7. PERBEDAAN DEBAT ILMIAH DAN DEBAT KUSIR


a. Debat ilmiah dilakukan dengan menggunakan ragam bahasa baku sekaligus ilmiah.
b. Debat kusir bertujuan untuk mengalahkan pendapat pihak lain seringkali dilakukan
tanpa memedulikan kesahihan/ kebenaran argumen yang disampaikan. Seperti yang
biasa kita temukan dalam kehidupan sehari-hari.

8. CIRI ATAU UNSUR KEBAHASAAN DALAM DEBAT


a) Bahasa Baku
Bahasa baku adalah ragam bahasa yang telah ditetapkan sebagai ragam yang dapat
diterima dan berfungsi sebagai model untuk suatu masyarakat.
Contoh: pada buku paket halaman 199.
Banyak banget siswa jatuh bergelimpangan karena takut gagal dalam Ujian Nasional.
(kalimat tersebut tidak baku karena menggunakan frasa bermakna konotatif yaitu jatuh
bergelimpangan. Ketidakefektifan kalimatnya juga disebabkan adanya penggunaan kata
dari bahasa daerah yaitu banget)
Pembenahan kalimat, sebagai berikut.
Banyak sekali siswa frustrasi karena takut atau gagal dalam Ujian Nasional.

b) PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia)/ PUEYD


Ejaan adalah penggambaran bunyi bahasa dengan kaidah tulisan yang
distandardisasikan (penyesuaian bentuk) dan mempunyai makna, diantaranya sebagai
berikut.
1. Pemakaian Huruf
2. Penulisan Kata
3. Pemakaian Tanda Baca
4. Penulisan Unsur Serapan

c) Pembentukan Kata, Frasa, Klausa, Kalimat, dan Paragraf


1. Kata
Kata adalah satuan bahasa terkecil yang dapat berdiri sendiri.
2. Frasa
Frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif.
3. Klausa
Klausa adalah satuan gramatikal (tata bahasa) yang berupa kelompok kata,
sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan predikat serta berpotensi menjadi
kalimat.
4. Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola
intonasi final, dan secara aktual ataupun potensial terdiri atas klausa.
 Intonasi final adalah penurunan pola titi nada pada suku kata-suku kata yang
mengikuti tekanan frasa dalam kelompok gagasan terakhir dalam kalimat.
Intonasi final dapat berupa:
a) Intonasi deklaratif yang disimbolkan dengan tanda titik (.) dalam bahasa tulis
b) Intonasi tanya yang disimbolkan dengan tanda tanya (?) dalam bahasa tulis
c) Intonasi seru yang disimbolkan dengan tanda seru (!) dalam bahasa tulis

Contoh:
Pejabat itu pernah mengatakan bahwa Indonesia dapat berperan aktif dalam perdamaian
dunia.
Keterangan:
 Kalimat dan kata paling mudah dikenali. Contoh tersebut adalah satu kalimat yang
relatif berdiri sendiri dan memiliki intonasi final. Kalimat tersebut tersusun dari 12
kata yang dikenali sebagai satuan yang dipisahkan oleh spasi.
 Menguraikan frasa sedikit lebih sulit. Frasa paling sedikit harus terdiri dari dua kata
dan tidak memiliki subjek-predikat. Kalimat tersebut memiliki 4 frasa: (1) pejabat
itu, (2) pernah mengatakan, (3) dapat berperan aktif, (4) perdamaian dunia. Kata
bahwa, Indonesia, dan dalam tidak dimasukkan dalam frasa karena memiliki fungsi
sendiri dalam bentuk tunggal.
 Klausa dikenali dari bagian yang memiliki subjek dan predikat serta memiliki
potensi menjadi kalimat. Kalimat itu memiliki 2 klausa yang dihubungkan dengan
kata bahwa, yaitu (1) pejabat itu pernah mengatakan dan (2) Indonesia dapat
berperan aktif dalam perdamaian dunia.

5. Paragraf
Paragraf adalah suatu rangkaian kalimat yang saling berkaitan antar kalimat satu
dengan kalimat lainnya dan memiliki suatu gagasan utama.
 Jenis-jenis paragraf berdasarkan letaknya:
a) Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif ialah paragraf yang letak kalimat utamanya terdapat di awal
paragraf.
Contohnya: Tidur ialah keadaan dimana makhluk hidup untuk dapat beristirahat
secara alami. Tidur adalah cara setiap makhluk hidup untuk dapat beristirahat dan
memulihkan tenaganya. Tidur sangatlah di butuhkan, hal ini karena pada saat
tidur organ dalam tubuh akan merileksasi serta dapat membuat tubuh menjadi
sehat dan bugar kembali.

b) Paragraf Induktif
Paragraf induktif ialah paragraf yang letak kalimat utamanya terdapat di akhir
paragraf.
Contohnya: Seseorang yang lelah akan tidur guna menghilangkan lelah dan untuk
membugarkan tubuhnya kembali. Tidur sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh,
sebab dari aktivitas tidur tersebut tubuh merelaksasi dan mendetoksifikasi secara
alami serta dapat menyeimbangkan metabolisme dalam, oleh karena itu setiap
makhluk hidup sangat memerlukannya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tidur ialah
keadaan dimana makhluk hidup untuk dapat beristirahat secara alami.

c) Paragraf Campuran
Paragraf campuran ialah paragraf yang letak kalimat utamanya terdapat di awal
dan ditegaskan kembali di akhir paragraf.
Contohnya: Tidur ialah keadaan yang di alami makhluk hidup untuk beristirahat
secara alami. Tidur sangatlah bermanfaat bagi kesehatan tubuh, hal ini karena dari
aktivitas tidur tersebut tubuh akan merelaksasi serta mendetoksifikasi tubuh
secara alami, oleh karena itu setiap makhluk hidup sangat memerlukannya. Jadi
kesimpulannya adalah tidur adalah keadaan dimana setiap makhluk hidup dapat
beristirahat secara alami.

d) Diksi
Diksi adalah sebuah pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk
mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan).
Berikut merupakan macam hubungan makna yang terbentuk antar kata:
1) Sinonim. Merupakan kata-kata yang memiliki kesamaan makna. Contoh: Pintar
dengan pandai, kurus dengan langsing. Meski memiliki kesamaan makna, kata-kata
dalam sinonim memiliki kesan masing-masing.
2) Antonim. Sekelompok kata yang memiliki makna yang berlawanan dengan kata lain.
Contoh: tinggi dengan pendek, pesek dengan mancung, dan lainnya.
3) Polisemi merupakan kata yang menunjukkan satuan bahasa yang dapat memiliki
banyak makna. Contoh: kepala yang dapat diartikan sebagai bagian tubuh atas
namun juga dapat berarti sebuah jabatan misalnya kepala bagian marketing. Contoh
lain: anak asuh, anak tangga, anak durhaka, anak sholeh, dan lain-lain.
4) Hiponim merupakan makna kata yang tercakup dalam kata lain. Contoh: melati
merupakan hiponim dari bunga.
5) Hipernim merupakan kata yang mencakup kata lain. Kebalikan dari hiponim.
Contoh: bunga merupakan hipernim dari melati, mawar, kenanga, dan lain-lain.
6) Homonim merupakan sekelompok kata yang memiliki kesamaan ejaan dan bunyi
tapi memiliki arti yang berbeda. Contoh: (1) ular ini mengeluarkan bisa yang sangat
berbahaya; dengan (2) kamu pasti bisa menghadapinya. Bisa pada kalimat pertama
artinya racun sedangkan bisa pada kalimat kedua artinya kemampuan.
7) Homofon merupakan sekelompok kata yang memiliki kesamaan bunyi namun ejaan
dan arti berbeda. Contoh: (1) bulan ini saya mendapat bunga bank sebesar 3%;
dengan (2) bang, pesen somay satu piring.
8) Homograf yaitu kata yang memiliki tulisan sama namun bunyi dan arti berbeda.
Contoh: (1) Saya sudah sampai di Serang, bu; dengan (2) Andi diserang kawanan
begal.

e) Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang disusun berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku,
seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap kalimat (subjek dan predikat);
memperhatikan ejaan yang disempurnakan, serta cara memilih kata (diksi) yang tepat
dalam kalimat. Kalimat yang memenuhi kaidah-kaidah tersebut jelas akan mudah
dipahami oleh pembaca atau pendengar. Kalimat efektif tidak menggunakan kata-kata
mubazir, tetapi juga tidak kekurangan kata.
Contoh:
1) Para siswa-siswa (salah) : para siswa/ siswa-siswa (benar)
2) Waktu dan tempat kami persilahkan (salah) : bapak kepala sekolah kami persilahkan
(benar)
3) Belajar, bekerja dan beribadah. (salah) : belajar, bekerja, dan beribadah. (benar)

f) Kalimat Fakta
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) fakta adalah sesuatu yang benar-benar
ada atau terjadi. Jadi kalimat fakta adalah kalimat yang di dalamnya mengandung hal
atau peristiwa yang benar-benar ada atau terjadi dan bisa dibuktikan kebenarannya.

 Ciri-ciri Kalimat Fakta


a. Bisa dibuktikan kebenarannya
b. Mempunyai data yang tepat dan akurat, misal waktu kejadian, tempat, dan
tanggal
c. Mempunyai narasumber yang dapat dipercaya dan terpercaya
d. Bersifat objektif, yaitu data benar-benar ada dan tidak dibuat-buat. Biasanya
dilengkapi dengan data yang menggambarkan suatu objek
e. Biasanya kalimat fakta dapat menjawab semua pertanyaan dari 5 W + 1 H
f. Menunjukkan kejadian yang pernah terjadi
g. Informasinya berasal dari kejadian yang sebenarnya

 Contoh Kalimat Fakta


a. Jakarta merupakan ibukota negara Indonesia.
b. Harimau adalah hewan karnivora.
c. Indonesia merdeka pada tahun 1945.

g) Makna Denotasi dan Konotasi


1) Makna denotasi merupakan makna kata yang sebenarnya dan tidak menimbulkan
makna kias. Contoh: kambing hitam itu keluar dari kandang saat pintu kadang
dibuka. (kambing hitam=hewan=kambing yang berwarna hitam)
2) Makna konotasi yaitu makna kias atau makna yang bukan sebenarnya yang mungkin
hanya dapat dimengerti oleh beberapa orang saja yang bersangkutan. Contoh: dia
selalu mencari kambing hitam jika usahanya gagal. (kambing hitam=orang yang
sebenarnya tidak bersalah, tetapi dipersalahkan atau dijadikan tumpuan kesalahan)

Anda mungkin juga menyukai