Anda di halaman 1dari 10

SMK NEGERI 1 TUREN

TAHUN AJARAN 2018/2019


KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena atas

limpahan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad S.A.W

yang diutus sebagai rahmat untuk sekalian alam dan membimbing umat ke jalan yang lurus.

Makalah ini disusun sebagai pemenuhan tugas mata Seni Budaya. Kami menyadari

tentunya makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karenanya kami senantiasa mengharap

adanya kritik dan saran guna perubahan yang lebih baik kedepannya. Kendati demikian, kami

berharap makalah ini bermanfaat bagi para pembaca. Akhir kata, permohonan maaf kami

haturkan atas segala kekurangan dalam makalah ini.


BAB 1

A. Latar Belakang
Keindahan menurut etimologi berasal dari kata latin bwllum, akar dari kata bonum yang berarti
kebaikan. Menurut cakupannya dibedakan keindahan sebagai suatu kualitas abstrak(beauty)dan
sebagai sebuah benda tertentu yang indah(the beautiful)
Keindahan tidak dapat dilepaskan dari setiap manusia. Karena pada dasarnya
setia manusia memiliki kecenderungan untuk menghadirkan keindahan dalam
hidupnya,memulai dari pakaian,rumah,sekolah,tempat ibadah,buku dan lain lain.
Ditampilkan dengan membawa cita rasa estektik tertentu. Pentingnya keindahan
dalam perasaan yang halus dan menghargai kualitas
Mengapreasiasi seni berarti menghargai karya seni itu sendiri. Rasa dan sikap
batin tersebut berangkat dari sesuatu kemampuan meresapi dan menghayati keindahan
serta memahami makna yang terkandung di dalamnya

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas,dapat ditarik beberapa masalah yaitu,
1. Bagaimana makna dari keindahan?
2. Bagaimana perbedaaan antara seni dan keindahan?
3. Bagaimana sifat-sifat keindahan?
4. Bagaimana keindahan dari sudut pandang Islam?
5. Bagaimana yang dikatakan karya seni yang tak indah?

C, Tujuan
Tujuan dari tulisnya manakalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui tentang makna keindahan
2. Untuk mengetahui tentang seni dan keindahan
3. Untuk mengetahui tentang karya seni yang tak indah
4. Untuk mengetahui sifat-sifat keindahan
5. Untuk mengetahui keindahan ditinjau dari sudut pandang Islam
BAB II
PEMBAHASAN
A. Makna Keindahan
Makna keindahan secara akademis sudah dipelajari manusia sejak abad ke-18
oleh para filsuf yang tertarik untuk mengembangkan estetika. Berawal dari sanalah
dapat dilihat pandangan dari berbagai ahli tentang makna keindahan tersebut.
Keindahan bersal dari kata indah, artinya bagus, permai, cantik dan sebagainya.
Menurut The Liang Gie dalam bukunya Garis Besar Estetika, keindahan berasal dari
bahasa Inggris, yaitu beautiful, bahasa Perancis yaitu beau, dan Italia juga Spanyol
yaitu bello. Kata-kata tersebut berasal dari bahasa Latin bellum.

Beberapa pendapat mengenai keindahan yang dikemukakan oleh para ahli yaitu:

1. Alexander Baungarten
Ia berpendapat bahwa keindahan adalah keseluruhan yang tersusun secara
teratur dari bagian bagian yang saling berhubungan satu sama lain (beauty is an order
of parts in their manual relations and in their relation to the whole)

2. Sulzer
Ia berpendapat bahwa yang indah hanyalah yang baik, jadi jika tidak baik
belum dapat dikatakan indah.

3. Shaftesbury
Ia berpendapat bahwa yang indah adalah yang memiliki proporsi yang
harmonis.

4. Tolstoy
Ia berpendapat bahwa keindahan adalah sesuatu yang mendatangkan rasa
menyenangkan bagi yang melihat.

Dari berbagai pendapat tersebut, pengertian keindahan dapat dikelompokkan menjadi:

1. Berdasar Landasan Objektif dan Subjektif


Secara objektif yaitu keindahan memang ada pada objeknya. Secara subjektif,
yaitu keindahan ditinjau dari segi subjek yang menghayati sehingga menimbulkan
rasa senang
2. Berdasarkan Cakupannya
Berdasarkan cakupannya keindahan dibedakan menjadi dua yaitu keindahan
sebagai kualitas abstrak dan sebagai benda tertentu yang memang indah.

3. Berdasarkan Luasannya
Keindahan dalam arti luas dimana didalamnya terdapat kebaikan. Terdapat
istilah symmetria untuk keindahan berdasarkan penglihatan, dan harmonia untuk
keindahan berdasarkan pendengaran. Jadi, keindahan dalam artian yang luas meliputi
keindahan seni, alam, moral, dan intelektual. Keindahan dalam arti sempit yakni
keindahan yang terlihat meliputi bentuk dan warna. Serta keindahan dalam arti estetis
murni yang merupakan pengalaman estetis seseorang dalam hubungannya dengan
segala sesuatu yang diamati tanpa tujuan lain selain untuk pengamatan itu sendiri.
Keindahan pada dasarnya merupakan kualitas pokok tertentu yang terdapat
pada sesuatu. Kualitas yang paling sering disebut yaitu kesatuan (unity), keselarasan
(harmony), kesetangkupan (symmetry), keseimbangan (balance), dan pertentangan
(contrast). (5) Rumusan keindahan yang paling sederhana adalah kesatuan hubungan
bentuk-bentuk yang ada diantara kesadaran persepsi yang memberikan kesenangan.

B. Perbedaan Seni dan Keindahan


Kesalahan mengenai konsep seni dan keindahan seringkali ditimbulkan oleh
kurang tepatnya penggunaan kata seni dan keindahan. Anggapan yang berkembang
yaitu bahwa seni itu indah dan yang indah adalah seni, padahal seni tidak selalu harus
identik dengan keindahan. Karena penilaian keindahan yang terdapat pada suatu karya
seni sifatnya berubah, bisa menurut zaman maupun lingkungan.
Perlu di perhatikan bahwasanya manusia yang menciptakan karya seni dan
menikmatinya sendiri. Manusia tidak melulu merupakan homo estheticus, melainkan
sebagai makhluk sosial yang secara historis berakar dari suatu masyarakat dan zaman
tertentu, itulah sebabnya dalam menciptakan barang-barang seni seorang seniman juga
terpengaruh lingkungan dan zamannya, dimana mungkin pada generasi sebelumnya
atau sedudahnya kurang diperhatikan sehingga terdapat perubahan penilaian sebuah
karya seni, terlepas dari sifat keindahan yang abadi, sehingga karya seni yang
keindahannya tidak abadi belum dapat dikatakan indah. (7)
Pada saat ini penciptaan seni juga tidak selalu didorong oleh hal-hal yag indah,
melainkan banyak diantaranya yang merupakan bentuk ekspresi dari apa yang
seniman alami yang sifatnya lebih riil dan dapat dirasakan oleh penikmat seni pda
umumnya, karena realita yang ada lebih bermakna dan lebih mendesak ketimbang
mengekspresikan apa yang dinikmati di tempat yang tenang dan tenteram.
C. Karya Seni yang Tidak Indah
Jika kita mengamati perjalanan sejarah seni, maka kita akan melihat bahwa seni
yang berkembang saat ini terlihat seperti tidak ada aturannya. Orang sering
mengatakan bahwa zaman ini adalah zaman kontemporer, sehingga seni yang hidup di
zaman kontemporer juga mengikuti gaya kontemporernya. Jika pada zaman
sebelumnya seni dapat diukur dengan jelas berdasarkan kriterianya seperti
keharmonisan, keteraturan, kesimetrisan, atau warna-warna yang rapi dan teratur,
maka pada zaman kontemporer kita merasa kesulitan untuk mengatakan bahwa
sebuah seni itu indah atau tidak.
Seni pada saat ini memang sulit dimengerti, karena daya tariknya tidak hanya
mengacu pada keindahan dan atau keharmonisan, melainkan suatu yang
menggemparkan. Seniman mencurahkan imajinasinya secara blak-blak an, seperti
menunjukkan rasa frustasi, pemberontakan, atau perasaan lain yang dirasakannya,
membiarkannya terekspose untuk menarik penikmat seninya.
Dalam karya seni yang baik tentu saja mengandung nilai keindahan, yang oleh
Horace dan dikutip oleh Wellek dan Warren (1987) disebut dulce et utile, yang artinya
berguna dan menyenangkan. Dengan kata lain sebuah karya seni yang baik haruslah
berguna bagi yang menikmatinya dan mampu menghibur atau menyenangkan. Aspek
kegunaan inilah yang kemudian diidentikkan dengan kebenaran, karena mampu
menggugah perasaan dan pikiran manusia tentang hal kebaikan. Sebuah karya seni
yang sebatas memberikan kesenangan namun tidak menggugah perasaan ke arah
kebaikan, maka dapat dikatakan karya tersebut tidak memiliki nilai keindahan.
Jika dipandang dari sudut indah atau tidaknya suatu karya seni, maka akan
kembali pada dasar penilaiannya yaitu relatif atau berbeda tiap individu yang menilai.
Jika keindahan dalam hal ini dikaitkan dengan kebaikan, maka indah tidaknya karya
seni juga menyangkut proses dan tujuan pembuatan karya tersebut. Misalnya, tidak
indah apabila suatu karya merupakan jiplakan, atau suatu karya dibuat dengan tujuan
untuk menghujat pada sasaran yang tidak tepat, termasuk juga karya seni yang
melangkahi norma atau aturan, seperti lukisan (graffity) bertema vullgar yang sering
kita jumpai di tepi jalan kota-kota besar.

D. Sifat-Sifat Keindahan
Untuk mengatakan sesuatu itu indah atau tidak, berikut ini akan diungkapkan
sifat keindahan.

1. Keindahan itu kebenaran


Kebenaran artinya bukan tiruan. Oleh karena itu, tiruan lukisan Monalisa tidak
indah karena dasarnya tidak benar.
2. Keindahan itu abadi
Abadi artinya tidak pernah dilupakan, tidak hilang atau susut dari masa ke masa
atau tidak terikat waktu.

3. Keindahan itu mempunyai daya tarik


Daya tarik artinya memikat perhatian orang, menyenangkan, tidak
membosankan. Sebuah tempat wisata, seperti candi Borobudur menyenangkan orang,
juga mempunyai daya tarik, oleh karena itu dikatakan Borobudur indah.

4. Keindahan itu universal


Universal artinya tidak terikat selera perseorangan, waktu, dan tempat. Mode
tidak universal karena terikat pilihan seseorang dan dalam kurun waktu tertentu.

5. Keindahan itu wajar


Wajar artinya tidak berlebihan juga tidak minim, atau apa adanya. Seperti foto,
perempuan yang nampak cantik apa adanya jika difoto dengan tambahan aplikasi
B612 akan tampak berbeda dari aslinya dan hasil fotonya terkesan berlebihan..

6. Keindahan itu kenikmatan


Kenikmatan artinya kesenangan atau memberikan kepuasan. Pencipta karya
seni akan puas bila karyanya dikatakan indah. Contoh sebuah novel yang diangkat
menjadi film dan mendapat banyak penonton menyebabkan si pengarang merasa puas.

7. Keindahan itu kebiasaan


Kebiasaan artinya dilakukan berulang-ulang. Sesuatu yang tidak indah dapat
diubah menjadi indah karena kebiasaan. Contohnya yaiktu pemakaian pakaian adat
saat pernikahan.

E. Keindahan Menurut Sudut Pandang Islam


Al - Ghazali, seorang filsuf islam berpendapat bahwa keindahan suatu benda
terletak pada kesempurnaannya, yang dapat dikenali dan sesuai dengan sifat benda itu.
Contohnya adalah karangan yang indah adalah karangan yang susunannya harmonis,
hubungan kalimatnya teratur, dan dapat membawa pembacanya meresapi makna dari
karangan tersebut.-Seperti yang kita ketahui bahwa seni merupakan salah satu media
penyebaran ajaran Islam. Seni dalam Islam lebih menonjolkan nilai suci atau sakral
yang dapat dinikmati estetikanya. Hal tersebut menjelaskan bahwa seni dan estetika
Islam sangat menghargai dan memikirkan tentang hubungan kreatifitas otak dengan
moralitas untuk menghaailkan karya yang indah, suci, dan dapat dihargai sebagai
karya seni yang sebenarnya.-Seni dalam islam merupakan sebuah upaya untuk
menuturkan kebesaran Illahi dalam berbagai aspek kehidupan. Contohnya puji-pujian.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda yang artinya"Allah itu indah dan menyukai
keindahan" dari sini dapat disimpulkan bahwa dalam ajaran islam juga terdapat kaitan
dengan keindahan atau seni. Sebagai wujud keindahan tidak hanya dalam karya seni,
namun juga dapat ditemukan dalam keindahan akhlak

F. Pandangan Hubungan Keindahan terhadap Pencapaian Kemakmuran dan Sebaliknya


Ketika berbicara mengenai kemakmuran, hal pertama yang akan terlintas dalam
pikiran kita adalah materi atau uang. Padahal kemakmuran tidak semata mengenai
harta, seperti halnya ketentraman hati, kemakmuran waktu dan lain lain.
Manusia yang berpikir tentunya menginginkan keindahan dalam hidupnya, baik
keindahan seni, keindahan alam, keindahan moral, maupun keindahan intelektual.
Seiring berjalannya waktu, tingkat keindahan dapat berubah yang biasanya
berbanding lurus dengan perubahan kemakmuran. Dapat dikatakan jika terjadi
peningkatan keindahan akan menjadikan perubahan pula pada kemakmuran, namun
dalam suatu perubahan kemskmuran tidak selalu berdampak baik bagi keindahan.
Seperti yang banyak kita jumpai di sekitar kita, adanya peningkatan keindahan
akan berdampak pada kemakmuran, sebagai contoh, jika moralitas kaum muda yang
awalnya tidak tertata, setelah keindahan moralnya diperbaiki akan berpengaruh pada
kemakmuran seperti menurunnya angka kejahatan. Dalam hal keindahan intelektual,
jika seseorang tingkat intelektualitasnya meningkat, maka ia akan dapat memberikan
pemikiran, gagasan, atau tindakan yang mungkin sedang di butuhkan dalam
masyarakat.
Namun jika dibalik, peningkatan kemakmuran tidak selalu berbanding lurus
dengan keindahan. Dalam kaitannya dengan kemamuran materiil, tidak semua orang
yang berkecukupan ekonominya dapat mengarahkan apa yang ia miliki ke arah yang
baik, tidak sedikit dari mereka yang berfoya-foya, hal ini menunjukka bahwa
keindahan moral orang tersebut tidak sebanding dengan kemakmurannya.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Keindahan pada dasarnya merupakan kualitas pokok tertentu yang terdapat pada
sesuatu. Kualitas yang paling sering disebut yaitu kesatuan (unity), keselarasan
(harmony), kesetangkupan (symmetry), keseimbangan (balance), dan pertentangan
(contrast). Rumusan keindahan yang paling sederhana adalah kesatuan hubungan
bentuk-bentuk yang ada diantara kesadaran persepsi yang memberikan kesenangan.
2. Kesalahan mengenai konsep seni dan keindahan seringkali ditimbulkan oleh kurang
tepatnya penggunaan kata seni dan keindahan. Anggapan yang berkembang yaitu
bahwa seni itu indah dan yang indah adalah seni, padahal seni tidak selalu harus
identik dengan keindahan. Karena penilaian keindahan yang terdapat pada suatu karya
seni sifatnya berubah, bisa menurut zaman maupun lingkungan.

3. Dalam karya seni yang baik tentu saja mengandung nilai keindahan, yang oleh
Horace dan dikutip oleh Wellek dan Warren (1987) disebut dulce et utile, yang artinya
berguna dan menyenangkan. Dengan kata lain sebuah karya seni yang baik haruslah
berguna bagi yang menikmatinya dan mampu menghibur atau menyenangkan. Aspek
kegunaan inilah yang kemudian diidentikkan dengan kebenaran, karena mampu
menggugah perasaan dan pikiran manusia tentang hal kebaikan. Sebuah karya seni
yang sebatas memberikan kesenangan namun tidak menggugah perasaan ke arah
kebaikan, maka dapat dikatakan karya tersebut tidak memiliki nilai keindahan.

4. Sifat sifat keindahan yaitu : Keindahan itu kebenaran, keindahan itu abadi,
keindahan itu mempunyai daya tarik, keindahan itu universal, keindahan itu wajar,
keindahan itu kenikmatan, dan keindahan itu kebiasaan

5. Al - Ghazali, seorang filsuf islam berpendapat bahwa keindahan suatu benda


terletak pada kesempurnaannya, yang dapat dikenali dan sesuai dengan sifat benda itu.
Seni dalam Islam lebih menonjolkan nilai suci atau sakral yang dapat dinikmati
estetikanya. Seni dan estetika Islam sangat menghargai dan memikirkan tentang
hubungan kreatifitas otak dengan moralitas untuk menghaailkan karya yang indah,
suci, dan dapat dihargai sebagai karya seni yang sebenarnya. Seni dalam islam
merupakan sebuah upaya untuk menuturkan kebesaran Illahi dalam berbagai aspek
kehidupan.

6. Seiring berjalannya waktu, tingkat keindahan dapat berubah yang biasanya


berbanding lurus dengan perubahan kemakmuran. Dapat dikatakan jika terjadi
peningkatan keindahan akan menjadikan perubahan pula pada kemakmuran, namun
dalam suatu perubahan kemskmuran tidak selalu berdampak baik bagi keindahan.
B. Saran
Manusia tidak pernah lepas dari keinginan untuk memberikan keindahan dalam
berbagai aspek kehidupannya. Oleh karena itu pemanfaatan sumber daya yang
mendukung terciptanya keindahan harus dapat dikelola secara efektif. Agar keindahan
seni, keindahan alam, keindahan moral, dan keindahan intelektual terwujud secara
seimbang dan berjalan beriringan.-Seluruh komponen masyarakat dapat turut serta
dalam proses peningkatan kemakmuran dan keindahan. Perubahan lingkungan dan
zaman hendaknya tidak merubah total budaya sebagai perwujudan seni itu sendiri
sehingga bangsa ini tetap memiliki kekhas an dan tidak akan kehilangan jati dirinya.
DAFTAR PUSAKA

1. Mawardi dan Nurhidayati, IAD, ISD DAN IBD, Pustaka Setia, Bandung, 2007, hlm
158
2. Sujarwa, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2014, hlm
120
3. Ibid, hlm 121
4. Surajiyo, Ilmu Filsafat Suatu Pengantar, Bumi Aksara, Jakarta, 2014, hlm 103
5. Ibid
6. Mawardi dan Nurhidayati, IAD, IBD DAN ISD, Pustaka Setia, Bandung, 2007, hlm
144
7. Mawardi, hal 478.
8. Ibid, hlm 469.
9. Sujarwa, 314

Beberapa pendapat menurut kami tentang keindahan, hampir sama dengan konsep
yang dikemukakan oleh Tolstoy yang menyatakan “keindahan adalah sesuatu yang
mendatangkan rasa menyenangkan bagi yang melihatnya”. Yaitu:

1. Keindahan merupakan sesuatu yang membuat perubahan mood,dan suasana yang


menimbulkan efek positif serta menimbulkan efek sedikit terkejut yang datang secara
tiba-tiba.
2. Yang berkesan didalam hati dan terkenang didalam pikiran yang jika mengingatnya
menimbulkan kesan yang dramatis, dan menimbulkan ketenangan bagi yang
melihatnya.
3. Sesuatu yang dapat menjadikan diri kita tenang atau nyaman dan senang.
4. Yang menimbulkan efek berimajinasi yang terpancar dari pusat keindahan tersebut
NAMA KELOMPOK = DIO FITRI ARDIANSYAH (12)
MOH. IKHSAN F (18)
ISWAHYUDI (16)

Anda mungkin juga menyukai