Anda di halaman 1dari 9

Teks Anekdot

Anekdot adalah sebuah cerita singkat dan lucu atau menarik, yang mungkin
menggambarkan kejadian atau orang sebenarnya.Anekdot selalu disajikan berdasarkan pada
kejadian nyata melibatkan orang-orang yang sebenarnya, apakah terkenal atau tidak, biasanya di
suatu tempat yang dapat diidentifikasi.Namun, seiring waktu, modifikasi pada saat penceritaan
kembali dapat mengubah sebuah anekdot tertentu menjadi sebuah fiksi, sesuatu yang diceritakan
kembali tapi “terlalu bagus untuk nyata.”

Strktur dari Teks Anekdot


1. Abstraksi : Ringkasan anekdot secara keseluruhan. Abstraksi terletak di bagian awal
paragraf. Fungsi abstraksi adalah memberikan gambaran tentang isi teks. Secara umum,
bagian ini menunjukkan hal unik yang akan ada di dalam teks.
2. Orientasi  : Orientasi merupakan bagian yang menunjukkan awal kejadian cerita atau
latar belakang bagaimana peristiwa terjadi. Pada bagian ini, penulis bercerita secara detail
(pengenalan tokoh, waktu, dan tempat).
3. Krisis        : Krisis adalah bagian terjadinya hal atau masalah yang unik atau tidak biasa
yang terjadi pada penulis atau orang yang di ceritakan.
4. Reaksi : Reaksi merupakan bagian bagaimana cara penulis atau yang ditulis
menyelesaikan masalah yang timbul pada bagian krisis tadi.
5. Koda         : tanda berakhirnya sebuah anekdot

Kaidah Bahasa Teks Anekdot


1. Menggunakan waktu lampau, seperti : Saya menemukannya semalam.
2. Menggunakan pertanyaan rotoris,
pertanyaan retorik: pertanyaan yang tidak perlu dijawab karena jawabannya sudah
diketahui oleh publik/khalayak umum, termasuk si penanya. biasanya pertanyaan retorik ini
dilontarkan untuk lebih menekankan kepada topik yang sedang menjadi pembicaraan.
misalnya: seseorang sedang berorasi tentang rasa nasionalisme, kemudian dia menyelipkan
pertanyaan, "bukankah negara kita Indonesia tercinta sudah terbebas dari penjajahan,
saudara2?"
3. Menggunakan kata sambung (konjungsi) temporal waktu, seperti : kemudian, setelah itu, dll.
4. Menggunakan kata kerja, seperti: pergi, tulis, dll. 
5.  Menggunakan kalimat perintah
6. Menggunakan kalimat seru.
7. Adanya
a. Partisipan
b. Unsur lucu
c. Sindiran =sindiran itu dapat diungkapkan dengan pengandaian; sindiran itu dapat
diungkapkan dengan lawan kata (antonim)
8. Gaya bahasa dalam teks anekdot dalam bentuk puisi (metafora)

Berikut beberapa contoh menganalisis struktur dan kaidah bahasa dalam berbagai bidang.
1. Bidang Ekonomi
Diujung jalan disebuahperumahankecil di sudutkota Jakarta, terdapat rumah sederhana
dimana keluarga Budi tinggal.Malamitu Ibu Budi sedang menata meja makan dan menyiapkan
makan malam untuk santap malam mereka malamitu.
Ibu Budi : Pak! Budi! Ayo makan, ini semua sudah siap!
Budi : Makannya sama apa, Bu?
Ibu Budi : Ini Ibu masak tumis kankung, telur dadar, sama kering tempe. Dijamin enak, kan
yang masak Ibu!
Budi : Ah Ibu. Budi bosen dari kemarin makannya itu-itu mulu. Budi munya daging!
Bapak Budi : Ada apa kok ribut-ribut? Ini sudah malam,malu sama tetangga.
Ibu Budi : Ini lho Pak, Budi katanya nggak mau makan. Maunya makan daging.
Bapak Budi : Ya tinggal dimasakin ajakan Bu, gitu aja kok repot.
Ibu Budi : Daging itu sekarang lagi mahal Pak. Uang belanja nggak cukup kalau buat beli
daging. Bapak mau kita makan daging sehari terus seminggunya lagi nggak makan?
Mau?
Budi : Tapi Budi maunyadaging Pak.
Bapak Budi : Budi, apa yang ada sekarang dimaka nsaja. Betul apa kata Ibu, harga daging sedang
mahal. Penghasilan Bapakkan pas-pasan.Andai saja Bapakmu ini anggota DPR, pasti
Budi bias makan daging tiap kali Budi mau.Dengan kerja santai cuma duduk-
dudukikutrapat, jalan-jalan sana-sini, fasilitasnya lengkap, udah gitu gajinya juga
setinggi langit.Sayangnya Bapakmu ini Cuma pegawai PNS biasa.
Ibu Budi : Udah-udah. Bapak juga, jangan mengandai-andai yang aneh-aneh. Ini yang ada
dimakan dulu!Besok,kalau harga daging sudah normal, Ibu pasti masakin rendang
special bikinan Ibu kesukaan Budi.
Budi : Janji ya, Bu. Ya udah Budi mau makan,tapi telurdadarnya buat Budi semuaya Bu!
Ibu Budi : Tadi katanya nggak mau, eh sekarang malah mau minta semua. Kayak anggota DPR
aja, tadi A sekarang B,nggak konsisten. Bagi-bagi sama Bapak dong, masa semua
dimakan sendiri?
Bapak Budi : Sudahlah Bu, biar saja dimakan semua. Bapak sama tumis kankung saja. Kan tumis
kankung buatan Ibu nggak ada duanya.
Ibu Budi : Ah Bapak bias aja.
Budi : Yeee. Makasih Bapak!
Keluarga Budi pun menikmati makan malam sederhana mereka yang dibumbui dengan
obrolan hangat dan tawa yang menambah keharmonisan keluarga mereka.Walaupun
hanyaberlaukseadanya, tetapi dengan adanya keluarga, semua menjadi lebih nikmat, bahkan tiada
duanya.

Struktur Anekdot
1. Abtraksi
Di ujung jalan di sebuah perumaha nkecil di sudut kota Jakarta, terdapat rumah sederhana di mana
keluarga Budi tinggal.
2. Orientasi
Malam itu Ibu Budi sedang menata meja makan dan menyiapkan makan malam untuk santap malam
mereka malamitu.
3. Krisis
Andai saja Bapakmu ini anggota DPR, pasti Budi bisa makan daging tiap kali Budi mau. Dengan kerja
santai Cuma duduk-duduk ikut rapat, jalan-jalan sana-sini, fasilitasnya lengkap, udah gitu gajinya
juga setinggi langit.
Tadi katanya nggak mau, eh sekarang malah mau minta semua. Kayak anggota DPR aja, tadi A
sekarang B,nggak konsisten.

4. Reaksi
Udah-udah.Bapak juga, jangan mengandai-andai yang aneh-aneh.Sayangnya Bapakmu ini Cuma
pegawai PNS biasa.
5. Koda
Keluarga Budi pun menikmati makan malam sederhan amereka yang dibumbui dengan obrolan
hangat dan tawa yang menambah keharmonisan keluarga mereka.

Kaidah Bahasa Anekdot


1. Menggunakan waktu lampau :Ah Ibu. Budi bosen dari kemarin makannya itu-itu mulu. Budi
maunya daging!
2. Menggunakan pertanyaanretoris: Bapak mau kita makan daging sehari terus seminggunya
lagi nggak makan?Mau?
3. Menggunakan kata sambung (konjungsi) temporal waktu
4. Menggunakan kata kerja: Ini Ibu masak tumis kankung, telur dadar, sama kering tempe.
Dijamin enak, kan yang masak Ibu!
5.  Menggunakan kalimat perintah: Ini yang ada dimakan dulu!
6. Menggunakan kalimat seru: Makasih Bapak!
7. Partisipan: Bapak Budi, Ibu Budi, Budi.
8. Unsur lucu: Daging itu sekarang lagi mahal Pak. Uang belanja nggak cukup kalau buat beli
daging. Bapak mau kita makan daging sehari terus seminggunya lagi nggak makan?Mau?
9. Sindiran :
Budi, apa yang ada sekarang dimakan saja. Betul apa kata Ibu, harga daging sedang
mahal. Penghasilan Bapakkan pas-pasan.Andai saja Bapakmu ini anggota DPR, pasti Budi bisa
makan daging tiap kali Budi mau.Dengan kerja santai Cuma duduk-duduk ikut rapat, jalan-
jalan sana-sini, fasilitasnya lengkap, udah gitu gajinya juga setinggi langit.Sayangnya
Bapakmu ini Cuma pegawai PNS biasa.
Tadi katanya nggak mau, eh sekarang malah mau minta semua. Kayak anggota DPR
aja, tadi A sekarang B,nggak konsisten.

2. Bidang Sosial
Becak, Dilarang Masuk
Saat menjadi Presiden, Gus Dur pernah bercerita kepada Menteri Pertahanan Mahfud MD
tentang orang Madura yang katanya banyak akal dan cerdik.
Ceritanya ada seorang tukang becak asal Madura yang pernah dipergoki oleh polisi ketika
melanggar rambu “Becak dilarang masuk”.Tukang becak itu masuk ke jalan yang ada rambu gambar
becak disilang dengan garis hitam yang berarti jalan itu tidak boleh dimasuki becak.
“Apa kamu tidak melihat gambar itu?Itu kan gambar becak tak boleh masuk jalan ini,”
bentak Pak polisi. “Oh saya melihat pak, tapi itu kan gambarnya becak kosong tidak ada
pengemudinya”, jawab si tukang becak. “Becak saya kan ada yang mengemudi, tidak kosong berarti
boleh masuk,” jawab si tukang becak.
“Bodoh, apa kamu tidak bisa baca?Di bawah gambar itukan ada tulisan bahwa becak
dilarang masuk,” bentak Pak polisi lagi.
“Tidak pak, saya tidak bisa baca, kalau saya bisa membaca maka saya jadi polisi seperti
sampeyan, bukan jadi tukang becak begini,” jawab si tukang becak sambil cengengesan.

Struktur Teks Anekdot


1. Abstraksi : Gus Dur pernah bercerita kepada Menteri Pertahanan Mahfud MD tentang orang
Madura yang katanya banyak akal dan cerdik.(paragraf 1)
2. Orientasi : Tukang becak dipergoki polisi, melanggar rambu lalu lintas. (paragraf 2)
3. Krisis : “Tidak pak, saya tidak bisa baca, kalau saya bisa membaca maka saya jadi polisi
seperti sampeyan, bukan jadi tukang becak begini,”
4. Reaksi : “Becak saya kan ada yang mengemudi, tidak kosong berarti boleh masuk,” jawab si
tukang becak.

5. Koda : jawab si tukang becak sambil cengengesan. (paragraf 5)

Kaidah bahasa
1. Menggunakan waktu lampau : Saat menjadi Presiden, Gus Dur pernah bercerita….
2. Menggunakan pertanyaan rotoris : Apa kamu tidak melihat gambar itu?
3. Partisipan : Gus Dur, Mahfud MD, Tukang Becak, Polisi
4. Unsur lucu: “Becak saya kan ada yang mengemudi, tidak kosong berarti boleh masuk,”
5. Sindiran: “Tidak pak, saya tidak bisa baca, kalau saya bisa membaca maka saya jadi polisi
seperti sampeyan, bukan jadi tukang becak begini,” jawab si tukang becak sambil
cengengesan.

3. Bidang Politik
SURAT BUAT WAKIL RAKYAT

Untukmu yang duduk sambil diskusi


Untukmu yang biasa bersafari
Di sana, di gedung DPR

Wakil rakyat kumpulan orang hebat


Bukan kumpulan teman teman dekat
Apalagi sanak famili

Di hati dan lidahmu kami berharap


Suara kami tolong dengar lalu sampaikan
Jangan ragu jangan takut karang menghadang
Bicaralah yang lantang jangan hanya diam
Di kantong safarimu kami titipkan
Masa depan kami dan negeri ini
Dari Sabang sampai Merauke

Saudara dipilih bukan dilotre


Meski kami tak kenal siapa saudara
Kami tak sudi memilih para juara
Juara diam, juara he'eh, juara ha ha ha......

Untukmu yang duduk sambil diskusi


Untukmu yang biasa bersafari
Di sana, di gedung DPR
Di hati dan lidahmu kami berharap
Suara kami tolong dengar lalu sampaikan
Jangan ragu jangan takut karang menghadang
Bicaralah yang lantang jangan hanya diam

Wakil rakyat seharusnya merakyat


Jangan tidur waktu sidang soal rakyat
Wakil rakyat bukan paduan suara
Hanya tahu nyanyian lagu "setuju......"

Warna merah: sindiran


Struktur
• Abstraksià “Untukmu yang duduk sambil diskusi
Untukmu yang biasa bersafari
Di sana, di gedung DPR”
Rakyat yang memprotes kinerja DPR
• Orientasi à suasana dalam lagu itu yaitu menentang pemerintah.
• Krisisà “Wakil rakyat seharusnya merakyat”
Mempertanyakan kinerja DPR yang hanya mementingkan kepentingan diri sendiri dan tidak
memikirkan rakyat.
• Reaksià“Jangan ragu jangan takut karang menghadang. Bicaralah yang lantang jangan hanya
diam”
“Suara kami tolong dengar lalu sampaikan”
• KodaàWakil rakyat bukan paduan suara
Hanya tahu nyanyian lagu "setuju......"

• Bahasaàpenuh kritikan, penuh protes.

4. Bidang Budaya
LUDAH YANG KERING
Lihatlah!
Masih adakah hati yang berisi?
Ketika logika sudah berbau terasi
Ketika nurani kian ter-erosi
Di kilatan hujan pesona yang tidak kunjung basi
Lihatlah!
Dendang-an birokrat dan wakil berdasi
Penuh kegiatan sinetron mengejar kursi
Ketika tikus sibuk pesta korupsi
Kucing justru giat pamer gusi
Terbuai diempuknya jok mercy
Lihatlah!
Gempita riuhnya demokrsi
Menumbuhkan nurani nurani yang semakin membesi
Lalu saat rakyat butuh nasi
Namun justru di kremasi
Ah sudahlah!
Ini bukan demokrasi...
Ini juga bukan mosi...
Ini hanyalah puisi...
Dari yang hidup mamun
sesungguhnya mati!!

Mari membedah struktur puisi anekdot diatas ^^


Mengidentifikasi struktur puisi anekdot diatas.

1. Abstraksi : Abstraksi adalah bagian dari puisi yang berfungsi mengenalkan peraga atau
tokoh dalam teks tersebut.
 Dendang-an birokrat dan wakil berdasi : “birokrat” mempunyai makna pejabat,
sedangkan “wakil berdasi” mempunyai makna para anggota dewan terhormat.
 Saat rakyat butuh nasi

2. Orientasi : Orientasi adalah bagian yang menunjukkan awal kejadian cerita atau latar
belakang bagaimana peristiwa terjadi. Biasanya penulis bercerita dengan detil di bagian
ini. 
Masih adakah hati yang berisi?
Ketika logika sudah berbau terasi
Ketika nurani kian ter-erosi
Latar belakang yang dijelaskan oleh penulis di dalam puisi diatas adalah penyebab mengapa
rakyat makin menderita.penyebabnya tidak lain karena para wakil rakyat yang sudah tidak
mempunyai hati nurani, ketika tujuan utama mereka menjadi wakil rakyat bukan mewakili
rakyat tapi mempersulit rakyat.

3. Krisis : Krisis adalah bagian dimana terjadi hal atau masalah yang unik atau tidak biasa
yang terjadi pada si penulis atau orang yang diceritakan.
 Ketika tikus sibuk pesta korupsi : Para koruptor diibaratkan menjadi se-
perti “tikus”
 Kucing justru giat pamer gusi : Para pejabat atau jutawan diibaratkan
menjadi seperti kucing.
4. Reaksi : Reaksi adalah bagian bagaimana cara penulis atau orang yang ditulis
menyelesaikan masalah yang timbul di bagian krisis tadi. 

Ah sudahlah!
Ini bukan demokrasi...
Ini juga bukan mosi...
Ini hanyalah puisi...
Dari yang hidup mamun
sesungguhnya mati!!
Reaksi penulis dalam puisi ini, penulis jelas merasa kecewa hal tersebut dapat dilihat
dari pilihan basa yang di gunakan oleh penulis.Dari pilihan kalimat dan kata yang
digunakan dalam puisi diatas dapat diketahui bahwa penulis merasa sangat kecewa
dengan keadaan yang sangat bertolak belakan antara wakilrakyat dan rakyat sendiri.
5. Coda merupakan bagian akhir dari cerita unik tersebut. Bisa juga dengan memberi
kesimpulan tentang kejadian yang dialami penulis atau orang yang ditulis. 
Pada akhirnya penulis menyerahkan semua permasalahan kepada takdir dan keadaan karena
merasa percuma, semua suaranya pasti tidak di dengar olah para wakil rakyat walaupun
suara protesnya didengar belum tentu para wakil rakyat dan pejabat itu akan berubah dan
memperbaiki kinerjanya.

Kaidah bahasa yang digunakan penulis dalam puisi diatas diantaranya:


1. Menggunakan majas
a. Majas perumpamaan :
Ketika tikus sibuk pesta korupsi
Tikus : koruptor yang diumpamakan menjadi tikus
Kucing justru giat pamer gusi
Kucing : pejabat diumpamakan menjadi kucing
2. Menggunakan bahasa monolingual atau satu jenis bahasa
3. Terdapat kojungsi antar kalimat
Lalu : kata lalu digunakan untuk menyatakan urutan peristiwa.

Pertanyaan
Tentukan struktur dan kaidah dari 2 teks dibawah ini!
1. Boleh saja partai ribuan jumlahnya
Tapi yang menang yang punya uang
Seorang cepek ceng sudah bisa jadi presiden
Begitulah cerita yang berkembang

Gontok gontokan sudah nggak musim


Adu doku ini yang ditunggu tunggu
Pemilu tempat berpestanya uang palsu
Habis kalau nggak gitu nggak lucu
Program program berseliweran
Seperti dongeng jaman kecil dulu
Walau ternyata hanya kibul doang
Tapi kampanye bikin hati senang

Bul kibul tak kibul kibul


Kibul diadu demi perkibulan
Ini sudah dari jaman baheula
Dari jaman raja raja sampai sekarang

Uang adalah bahasa kalbu


Santapan rohani para birokrat
Tentu saja tidak semuanya
Tapi yang pasti banyak yang suka

Jangan heran korupsi menjadi jadi


Habis itulah yang diajarkan
Ideologi jadi komoditi
Bisa diekspor ke luar negeri

Uang adalah bahasa kalbu


Santapan rohani rakyat dan wakil rakyatnya
Tentu saja tidak semuanya
Tapi yang pasti banyak yang suka

Jangan heran korupsi menjadi jadi


Habis itulah yang diajarkan
Ideologi jadi dagangan
Bisa diekspor ke luar negeri

2. Suatu sore setibanya suami tercinta di rumah, setelah bekerja seharian di satu toko penjual
bahan makanan pokok. Sore itu terjadi dialog antarkeduanya:
Suami     : Say..(panggilan sayang pada sang istri yang agak gaul he…), kok akhir-akhir ini uang
belanja kok jadi boros banget sih.. emang belanja apa aja?
Istri        : yaaelahh…si papa ne lah, kan dari kemaren-kemaren harga sembako naik terus,
masa papa gak tau sih..kan kerja di took sembako. Gini ceritanya, dari uang yang ada, mama
tadi beli:
- Beli bumbu-bumbu masakan, kan di rumah perlu, katanyasetiapmasakan
haruspakebumbumasakan; biarempatsehat, lima sempurna…
- Terusjengkol, enakkan, biarmulutpadabaujengkol kaya perdebatan di tivi-tivituch.
- Yang terpentingmah,mama belicabemerahdancaberawit, biar mama tetep bias cerewetke
papa danketetanggasebelah yang sukaobraljanjituch.
Suami    : wuiddihh..istriku, makin lama makinpinterajaneh….
Istri        : yaialaahh…emang papa, yang gakpinternyariduit. Makanyaisi di dapurjuga
cumabegini
Suami    : ee..e..ee…ehh…wuallahhhh..si mama ngajakberantemneh..
Istri        : yaialah…mama jadibingung dan pusing hamper
tujuhkelilingngaturduitsedikitterusmikirinharga yang naikterussss…
Suami    : he…yaudahkalau begitu, papa juga mau laukpakecabemerahdancaberawitdoang..
Suami&istri: bertengkar??????
Nyambung….???Lain waktu.

Anda mungkin juga menyukai