Anda di halaman 1dari 3

Unsur Ekstrinsik Cerita

Cerpen terbentuk dari dua unsur yang berbeda, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur
intrinsik adalah unsur yang ada di dalam cerpen itu sendiri, seperti tema, alur, tokoh, latar, dan lain-lain.
Sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur dari luar cerpen. Nah, saat kalian berada di kelas IX, kalian
tentu sudah belajar mengenai apa saja unsur ekstrinsik dari sebuah cerpen. Kali ini, kita akan mencoba
untuk langsung menganalisis cerpen dan menemukan unsur ekstrinsiknya.

Terdapat tiga hal utama dalam unsur ekstrinsik cerpen, yaitu latar belakang masyarakat, latar
belakang pengarang, dan nilai-nilai yang terkandung dalam cerpen.

1. Latar Belakang Masyarakat

Sekarang langsung saja kita lihat latar belakang masyarakat dalam cerpen “Koruptor Kita Tercinta”
karya Agus Noor.

Ia menjadi orang paling dibenci. Baik buruk memang lebih cepat dari membalik telapak tangan.
Oleh majalah terpenting di negeri kami, ia dinobatkan Man of The Year sebagai pejabat paling jujur.
Karena kejujurannya itulah ia dihormati dan dicintai. Kau tahu sendiri, sekarang ini, mencari pejabat
jujur lebih sulit dari mencari jarum di tumpukan jerami. Pejabat jujur ibarat binatang langka yang harus
dilindungi.

Lalu bukti-bukti korupsi itu terkuak. Dan orang-orang yang selama ini begitu memujanya
terbelalak. Bertahun-tahun, dengan cara yang cerdik, ia mengatur: agar setiap kali ada orang buang
hajat, ia mendapatkan keuntungan.

Bagaimana setelah teman-teman membaca cerpen tadi, apakah tidak asing dengan fenomena
dalam cerpen tersebut? Dari kutipan tersebut, kita dapat melihat bahwa pengarang memasukan latar
belakang masyarakat pada cerpennya. Kutipan “Oleh majalah terpenting di negeri kami, ia dinobatkan
Man of The Year sebagai pejabat paling jujur” menunjukkan bahwa masyarakat yang melek membaca
dan teknologi.

2. Latar Belakang Pengarang

Tidak hanya latar belakang masyarakat saja, latar belakang pengarang juga memengaruhi cerpen
yang dihasilkan. Apakah kalian pernah mendengar pengarang A. A. Navis? Tahukan kalian siapakah
beliau?
A. A. Navis adalah seorang sastrawan dan budayawan terkemuka di Indonesia. Karyanya yang
terkenal adalah cerita pendek “Robohnya Surau Kami”. A.A Navis memiliki julukan 'Sang Pencemooh'.
Dia banyak ‘mencemooh’ atau mengkritik kondisi sosial masyarakat dalam karya-karyanya. Sebagai laki-
laki berdarah Minang, A. A Navis juga banyak memberikan latar belakang masalah sosial masyarakat
Minang dalam karya-karyanya, seperti “Surau Kami”, Bianglala (1963), Kemarau (1967), Cerita Rakyat
Sumbar (1994), dan masih banyak lagi.

3. Nilai-nilai yang Terkandung dalam Cerpen

Terakhir, nilai-nilai yang terkandung dalam cerpen. Contohnya, nilai sosial, nilai moral, nilai
budaya, dan nilai agama. Untuk lebih jelasnya, yuk kita lihat kutipan cerpen di bawah ini!

"AYAHKU MEMILIKI DARAH tana’ bulaan, bangsawan tinggi Toraja. Telah menjadi tradisi agar
upacara Rambu Solo’ keturunan tana’ bulaan diselenggarakan secara besar-besaran bagaikan pesta.
Tedong bonga yang berharga ratusan juta, menjadi syarat utamanya. Orang Toraja percaya, tedong
bonga akan menjadi kendaraan dan bekal menuju puya. Makin banyak tedong bonga, kedudukan arwah
Ayah di puya akan makin agung. Arwah Ayah bisa diangkat Deata menjadi To Membali Puang. Ia akan
sejajar dengan para leluhur. Dengan demikian, arwah Ayah akan melindungi dan mengabulkan doa-doa
kami. (dikutip dari cerpen “Rambu Solo”)"

Tanpa harus lama membaca cerpen ini kita pasti dapat dengan mudah melihat nilai apa yang
terkandung pada kutipan cerpen tersebut. Iya, nilai budaya kental sekali dalam kutipan cerpen tersebut.
Hal itu terlihat dari kutipan “Telah menjadi tradisi agar upacara Rambu Solo’ keturunan tana’ bulaan
diselenggarakan secara besar-besaran bagaikan pesta. Tedong bonga yang berharga ratusan juta,
menjadi syarat utamanya. Orang Toraja percaya, tedong bonga akan menjadi kendaraan dan bekal
menuju puya”
Contoh Soal

Soal 1

Perhatikan kutipan cerpen di bawah ini!

Es di gelas itu sudah mencair, membaur dengan kopi yang kupesan lebih dari satu jam lalu. Seiring
dengan membaurnya kedua cairan itu, aku masih saja menatap ke luar jendela, kala hujan masih saja
turun membasahi bumi. Mendinginkan udara malam yang tak berbintang itu.

Latar waktu, suasana, dan tempat dalam kutipan cerpen tersebut adalah …

Malam hari, hujan, dan restoran.

Malam hari, sendu, dan kedai kopi.

Sore hari, hujan, dan kedai kopi.

Petang hari, sepi, dan kedai kopi.

Malam hari, haru, dan kedai kopi.

Jawaban : B

Pembahasan :

Latar waktu malam kita dapat temukan pada kutipan “Mendinginkan udara malam yang tak
berbintang itu.” Latar suasana sendu tersirat dari kutipan “malam yang tak berbintang itu”. Ada kesan
sendu (perasaan sedih) dari kalimat tersebut. Tambahan pula, kutipan “aku masih saja menatap ke luar
jendela” kalimat ini menunjukkan kesedihan seseorang yang Mungkin sedang menanti seseorang yang
tak kunjung datang. Latar tempat kedai kopi kita dapat ketahui dari kutipan “…kopi yang kupesan lebih
dari satu jam lalu”. Dengan demikian, jawaban yang tepat B.

Itulah tadi contoh analisis untuk menemukan unsur ekstrinsik pada cerpen. Jangan lupa untuk
terus berlatih sendiri ataupun dengan guru ya Squad. Jika kamu masih memerlukan bimbingan, kalian
bisa mencari guru privat yang sesuai dengan kriteria kalian di ruangles. Selamat belajar!

Anda mungkin juga menyukai