Anda di halaman 1dari 7

TAMAN

Taman punya kita berdua


tak lebar luas, kecil saja
satu tak kehilangan yang lain dalamnya
Bagi kau dan aku cukuplah
Taman kembangnya tak berpuluh warna
Padang rumputnya tak berbanding permadani
halus lembut dipijak kaki.
Bagi kita itu bukan halangan.
Karena
dalam taman punya berdua
Kau kembang, aku kumbang
aku kumbang, kau kembang.
Kecil penuh surya taman kita
tempat merenggut dari dunia dan nusia
1. Bunyi
Dalam Taman terdapat asonansi a yang dominan khususnya terdapat pada baris pertama
hingga kelima:
Taman punya kita berdua

tak lebar luas, kecil saja


satu tak kehilangan yang lain dalamnya
Bagi kau dan aku cukuplah
Taman kembangnya tak berpuluh warna
Aliterasi bunyi liquida; l juga ikut memperindah puisi ini terdapat pada:
tak lebar luas, kecil saja
satu tak kehilangan yang lain dalamnya
Juga terdapat aliterasi d tiga kali berturut-turut terdapat baris terakhir:
dari dunia dan nusia
sedangkan dalam bait 11 penggunaan bunyi sengau yang dipadu-kan dengan asonansi
menghasilkan bunyi yang merdu (efoni):
Kau kembang, aku kumbang
Hal ini memperkuat bahwa puisi ini menggambarkan suasana yang ceria.
2. Irama
Irama yang terdapat dalam Taman ini adalah dengan membuat perulangan:
Kau kembang, aku kumbang
aku kumbang, kau kembang.
Irama yang berbentuk ritme juga terbentuk karena adanya pengkombinasian yang selaras dan
cocok: lebar luas (baris 2), halus lembut (baris 7); selain itu, ritme juga dibentuk dengan adanya

pemendekan (pemenggalan) kata dari kata manusia menjadi nusia. Dengan adanya irama ini,
jelas puisi lebih terdengar merdu dan mudah untuk dibaca.
3. Kata
3.1 Kosa Kata
Pemilihan kata yang digunakan dalam Taman merupakan bahasa yang umum
digunakan dalam kehidupan sehari-hari sehingga hal ini dapat memberi efek realistis, mudah
diterima dan lebih mudah dicerna oleh pembaca.
3.2 Pemilihan Kata (diksi)
Mengapa Chairil memilih kata punya dalam baris pertama, bukan menggunakan kata
milik? jika menggunakan milik
Taman milik kita berdua
tidak ada unsur satu kesatuan yang saling memiliki, karena yang memiliki hanya kita, kita yang
memiliki taman. Sedangkan jika menggunkan kata punya akan menjadi lebih menyatu antara
taman dengan kita, karena selain berarti kita yang mempunyai taman namun juga taman
yang punya (memiliki) kita berdua.
Pemilihan kata padang rumput padahl sudah dikatan bahwa tamannya kecil saja tapi
mengapa digunakan kata padang yang dimana hal ini secara tidak langsung menunjukkan
tempat yang luas. Hal ini kaena Sang Binatang Jalang ingin menunjukkan rumput yang
dimaksud adalah rumput hiasan yang merupakan bagian dari tamannya, bukan rumput liar
pengganggu (gulma).

3.3 Makna Denotasi dan Konotasi


Dalam puisi, sebuah kata tidak hanay mengandung aspek denotasi saja namun juga ada
aspek konotasi yang asosiasi-asosiasi yang keluar dari denotasinya.
Taman: adalah suatu tempat yang indah yang dihiasi dengan tumbuhan, namun dalam hal
ini mempunyai makna konotasi sebagai rumah.
Tak kehilangan: saling melengkapi, antara yang satu dengan yang lain saling melengkapi
antar penghuni didalamnya.
Kembangnya tak berpuluh warna: hiasan/perabotan tidak banyak.
Kau Kembang: kembang disini tidak lagi berarti hiasan namun berarti Istri karena
dilanjutkan dengan kata selanjutanya;
Aku Kumbang: kumbang disini bisa berarti suami, jelas jika bahwa kembang adalah sang
wanita dan kumbang adalah sang pria yang saling membutuhkan.
Penuh Surya: penuh dengan cahaya yang berarti penuh dengan keceriaan.
Merenggut: meninggalkan.
3. 4 Gaya Bahasa (Majas)

Metafora:
Kau kembang, aku kumbang
aku kumbang, kau kembang
dalam sajak itu, Kau disamakan dengan kembang (bunga) sedangkan aku disamakan
dengan kumbang.

Sinekdoke totem pro parte:

Kecil penuh surya taman kita


Yang dimaksud dengan surya sebenarnya hanyalah cahayanya saja, bukan surya atau
mataharinya yang memenuhi rumah.

Metonimia:
Tempat merenggut dari dunia dan nusia
Dunia dan manusia diartikan sebagai kesibukan yang harus dijalani.

3.5 Pencitraan

Citra penglihatan
tak lebar luas, kecil saja
Taman kembangnya tak berpuluh warna

Citra perabaan:
Halus lembut dipijak kaki

5. Parafrase
Taman punya kita berdua/
(meskipun) tak lebar (juga tak) luas, (cukup) kecil saja/
(yang) satu tak (mungkin) kehilangan (yang) lain (jika ada di) dalamnya//
Bagi kau dan aku cukuplah (taman ini)/
Taman (yang) kembangnya tak berpuluh warna/
(walaupun) padang rumputnya tak berbanding (dengan) permadani

(yang) halus (dan) lembut (ketika) dipijak kaki./


Bagi kita (berdua) itu (semua) bukan halangan//
Karena/
(di) dalam taman (ke-)punya(-an kita) berdua/
(di situ) Kau (jadi) kembang, (sedangkan) aku (jadi) kumbang(-nya)/
aku (jadi) kumbang, (dan) kau (jadi) kembang(-nya)//
(meskipun ) kecil (namun) penuh (cahaya) surya (yang menyinari) taman kita/
tempat (untuk) merenggut (diri kita) dari dunia dan (ma)nusia.//
sebuah rumah (taman) yang kecil, namun didalamnya saling memiliki. Taman itu sudah
cukup untuk berdua (kau dan aku) meskipun hiasannya tidak banyak, meskipun tidak ada
permadani yang halus dan lembut tidak menjadi halangan karena mereka (kau dan aku) sudah
saling menyayangi seperti kumbang dan kembang, sehingga meskipun rumahya kecil namun
menjadi tempat yang penuh akan kebahagian dan bisa menjadi tempat untuk istirahat/
6. Tema
Tema untuk puisi Taman karya Chairil Anwar ini adalah kesederhanaan.
Tak perlu bermewah-mewah (kembangnya tak berpuluh warna// rumputnya tak berbanding
permadani//) namun sudah bisa hidup bahagia (penuh surya taman kita//)
7. Amanat
Amanat yang ingin disampaikan oleh Chairil Anwar adalah, jika ingin bahagia tidak harus
memiliki rumah (materi) yang serba mewah. Meskipun dengan kehidupan yang sedehana asalkan
disitu disertai dengan kasih sayang maka sudah cukup untuk menciptakan suatu kehidupan yang
membahagian.
8. Feeling penyair

Penyair menginginkan kehidupan yang sederhana saja dan tidak setuju dan berharap bisa
menjalani kehidupan yang sederhana dan bahagia itu dengan Kau.

Anda mungkin juga menyukai